Anda di halaman 1dari 5

TATA KELOLA VAKSIN

400/ /
No. Dokumen : /SOP/TU
PK/I/2022
SOP
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : / /
Halaman : 1/4
UPTD PUSKESMAS Zakia Husna N., SKM,MKM
KARTINI NIP. 19790806 200502 2 001

1. Pengertian Menurut Wikipedia ensiklopedia bebas, Tata kelola (bahasa Inggris:


corporategovernance) adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan,
dan institusi yang memengaruhipengarahan, pengelolaan, serta
pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi.
Vaksin adalah bahan antigenic yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi organisme.
2. Tujuan 1. Sebagai acuan dalam pelayanan imunisasi bagi bayi, balita, dan anak
sekolah di Posyandu, Puskesmas, dan sekolah
2. Sebagai acuan dalam pengelolaan vaksin
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kartini tentang Pelayanan Vaksinasi nomor :

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor


HK.01.07/MENKES/4638/2021 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Vaksinasi dalam rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease
2019 (COVID-19)
5. Alat dan Bahan Alat :
1. Indikator suhu lemari Es
2. Dokumen pencatatan pengelolaan vaksin
3. APD Lengkap
Bahan :
1. Vaksin
2. Lemari es Khusus
3. Vaksin Carrier dengan Cold pack
4. Pengukur Suhu Lemari Es
6. Prosedur Penyimpanan vaksin:
1. Vaksin di simpan di lemari es pada suhu 20 -80C
2. Susunan dus vaksin dalam leamri es diberi jarak antara 2 jari untuk
pertukaran udara
3. Vaksin FS (Frezee Sensitive = DPT,HB,DT,TT) diletakkan jauh
dengan bagian paling dingin dalam lemari es (evaporator). Vaksin
HS (Heat Sensitive = Polio, Campak, BCG) diletakkan dekat dengan
evaporator.
4. Lemari es dibuka seminimal mungkin setiap harinya untuk menjaga
stabilitas suhu penyimpanan.
5. Suhu dipantau setiap hari (pagi dan sore) dan dicatat pada grafik
suhu lemari es
6. Melakukan pemeliharaan lemari es (harian, mingguan dan bulanan)

Prosedur Pengeluaran vaksin dan pelarut dari lemari es


1. Menententukan seberapa banyak vial vaksin yang dibutuhkan untuk
pelayanan sebelum membuka lemari es
2.  Mencatat suhu di dalam lemari es
3. Memiilih dan mengeluarkan vaksin sesuai ketentuan yang telah
ditetapkan untuk alat pemantau botol vaksin (VVM) dan tanggal
kedaluarsa
4.
Prosedur permintaan vaksin untuk pelayanan di klinik KIA, Posyandu,
dan unit terkait
1. Mengajukan permohonan resmi permintaan vaksin kepada petugas
pengelola vaksin Puskemas
2. Vaksin yang diminta harus sesuai dengan kebutuhan sasaran
3. Vaksin dibawa dengan menggunakan vaksin carrier atau cold box
yang diisi cool pack dengan jumlah yang sesuai

Prosedur permitaan vaksin dari Puskesmas ke DKK


1. Mengajukan permohonan resmi permintaan vaksin dari Puskesmas
ke Dinas Kesehatan Kota
2. Permintaan vaksin mempertimbangkan stok maksimum dan daya
tampung penyimpanan vaksin

Prosedur Penerimaan Vaksin dari DKK ke Puskesmas


1. Penerimaan vaksin dilakukan dengan cara diantar oleh DKK atau
diambil oleh puskesmas
2. Distribusi vaksin menggunakan cold box atau vaksin carrier yang
disertai dengan cool pack
3. Disertai dengan dokumen pengiriman berupa Surat Bukti Barang
Keluar (SBBK) dan Vaccine Arrival report (VAR)
4. Pada setiap cold box atau vaksin carrier disertai dengan indikator
pembekuan

Prosedur pemeriksaan keamanan vaksin


1. Memeriksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak ada, vaksin atau
pelarut tidak boleh digunakan.
2. Memeriksa alat pemantau botol vaksin (VVM)
3. Memeriksa tanggal kadaluarsa
4. Memeriksa alat pemantau suhu beku dalam lemari es. Jika indikator
menunjukkan adanya pembekuan atau diperkirakan vaksin yang
sensitif beku (vaksin-vaksin DTP, DT, TT,  HepB, DTP-HepB ) telah
membeku, sebaiknya dillakukan tes kocok.

Pemeliharaan cold chain atau sistem rantai dingin vaksin selama


pelaksanaan imunisasi
1. Selama pelayanan imunisasi, vaksin dan pelarut harus disimpan
dalam vaccine carrier dengan menggunakan cold pack, agar suhu
tetap terjaga pada temperature 20-80 C dan vaksin yang sensitive
terhadap pembekuan tidak beku
2. Hindari vaccine carrier yang berisi vaccine dari cahaya matahari
langsung
3. Sebelum sasaran datang vaksin dan pelarut harus tersimpan dalam
vaccine carrier yang tertutup rapat
4. Jangan membuka vaccine atau melarutkan vaccine bila belum ada
sasaran datang
5. Pada saat pelarutan, suhu pelarut dan vaksin harus sama
6. Petugas imunisasi tidak  diperbolehkan membuka vial baru sebelum
vial lama habis
7. Bila sasaran belum datang, vaksin yang sudah dilarutkan harus
dilindungi dari cahaya matahari dan suhu luar, seharusnya dengan
cara diletakkan di lubang busa yang terdapat diatas vaksin carrier
8.  Dalam setiap vaccine carrier sebaiknya terdapat empat cool pack
9. Bila vaksin yang sudah dilarutkan sudah habis, pelarutan selanjutnya
dilakukan bila telah ada anak yang hendak diimunisasi. 

Penyiapan tempat pelayanan imunisasi


a. Fasilitas pelayanan kesehatan
 Mudah diakses
 Tidak terkena langsung oleh sinar matahari, hujan atau debu;
 Cukup tenang
b. Tempat pelayanan imunisasi lapangan (outreach)
 Jika di dalam gedung maka harus cukup terang dan cukup ventilasi
 Jika di tempat terbuka dan di dalam cuaca yang panas, tempat harus
teduh.

7. Hal-hal yang harus -


diperhatikan
8. Unit terkait 1. Klinik MTBS
2. Klinik KIA/KB
3. Dinas Kesehatan
4. Posyandu

9 .Dokumen terkait

10.Rekaman Historis Perubahan


No. Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
NOTE:

BENTUK KERTAS : LEGAL

PAGE LAYOUT : KIRI : 3

KANAN : 2

TOP : 2,5

BOTTOM : 5,5

SPASI : 1,5

FONT : TIMES NEW ROWMAN : 12

Anda mungkin juga menyukai