Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 3

PERSPEKTIF PENDIDIKKAN SEKOLAH DASAR

NAMA : DIANTI YAHYA


NIM : 856231416
POKJAR : KUBUNG

1. Seperti yang telah kita ketahui bersama, selain terbatasnya tenaga guru, kendala proses
belajar-mengajar yang selama ini ditemukan adalah kurang memadainya sarana dan
prasarana penunjang yang ada. Bagi yang kebetulan mengajar di daerah yang secara
geografis terpencil, mungkin saat ini Anda merasakan bahwa apa yang disampaikan
merupakan kenyataan yang setiap hari Anda temukan.
Jelaskan pendapat Anda dengan permasalahan tersebut dan berikan solusi mengatasi
permasalahan tersebut? (point 20)
Penjelasan:
Menurut pendapat saya kurangnya sarana dan prasarana di setiap sekolah
menjadi masalah yang sangat penting. Kurangnya sarana dan prasarana ini membuat
pembelajaran di sekolah berjalan kurang optimal dan tidak mencapai tujuan yang
diinginkan. Untuk itu perlu adanya tindak lanjut dari pemerintah, sekolah, lembaga
pendidikan, maupun orangtua peserta didik. Menurut saya kondisi pendidikan di
Indonesia saat ini memang masih belum merata, terutama pada daerah-daerah seperti
desa yang terpencil, terpelosok maupun daerah yang identik dengan perekonomian
yang rendah.
Mayoritas penduduk yang tinggal di daerah ini mempunyai pola pikir yang
masih minim mengenai pendidikan, transportasi, komunikasi, dll. Sehingga bagi
penduduk yang tinggal di daerah ini merasa bahwasannya pendidikan merupakan suatu
hal yang mewah, karena pendidikan identik dengan mahalnya biaya yang dikeluarkan.
Selain itu, minimnya sarana dan prasarana juga menjadi salah satu faktor tidak
meratanya pendidikan di daerah. Hal ini bisa terjadi karena kemiskinan menjadi salah
satu penyebab tidak meratanya pendidikan di Indonesia dan faktor deskriminasi yang
mempengaruhi ketidakmerataan pendidikan.
Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Upaya yang pemerintah Menurut saya pemerintah harus meningkatkan anggaran
dana pendidikan dan juga bisa menanggung biaya pendidikan bagi warga yang
kurang mampu, baik untuk sekolah negeri maupun swasta. Pemerintah harus
memperhatikan sarana dan prasarana yang ada di daerah masing-masing apakah
ada kekurangan atau kerusakan. Pemerintah juga harus memperluas dan
memeratakan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan bagi masyarakat kurang
mampu, adapun strategi yang dapat dilakukan, yaitu pemantapan prioritas
pendidikan dasar sembilan tahun, pemberian beasiswa dengan sasaran yang
strategis, pemberian insentif kepada guru yang bertugas di wilayah terpencil,
pemantapan sistem pendidikan terpadu untuk anak yang memiliki kelainan, serta
meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam menunjang pendidikan yang
berkualitas.
2. Upaya Sekolah dan Orangtua Upaya yang bisa dilakukan yaitu seperti sekolah
pandai-pandai mengolah dana dan juga harus meminta dana kepada pemerintah
sesuai dengan keadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan di sekolah tersebut.
Jika ada kekurangan, guru juga meningkatkan kreativitasnya untuk mengajar
dengan alat seadanya. Untuk orangtua mungkin bisa memberikan sumbangan-
sumbangan yang dapat membantu proses belajar mengajar di sekolah dengan
membayar spp dan komite dengan tepat waktu.
3. Upaya lembaga pendidikan Menurut saya lembaga pendidikan disetiap daerah
harus mendata sekolah-sekolah yang ada disektitar untuk mengetahui sarana dan
prasarana yang kurang dan perlu ditambah atau diperbaiki lagi.
Kondisi nyata saat ini, pada umumnya pemerintah hanya mengoptimalkan
pendidikan yang ada di kota dan mengabaikan pendidikan yang berada di daerah
terpencil. Sehingga di daerah terpencil menimbulkan masalah kurangnya sarana
dan prasarana dalam hal pendidikan, contohnya tenaga pengajar yang menumpuk
di daerah perkotaan sedangkan di daerah terpencil minim akan tenaga pengajar.
Upayaupaya tersebut jika dilakukan dengan baik dan sesegera mungkin pasti
pemerataan sarana dan prasarana di sekolah akan terpenuh.
2. Ada beberapa alasan mengapa guru belum kompeten yaitu :
a. Waktu kuliah belum menguasai bahan pelajaran, sehingga yang menjadi guru bukan
lulusan yang terbaik
b. Beberapa guru mengajarkan bukan bidang yang dikuasainya. Misalnya guru Agama
mengajarkan Bahasa Inggris
c. Masih banyak guru yang mengajar hanya menggunakan model yang itu-itu saja,
karena kurang menguasai berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan anak
Jelaskan pendapat Anda dengan permasalahan tersebut dan berikan solusi mengatasi
permasalahan tersebut? (point 20)
Penjelasan:
Menurut pendapat saya kalau merujuk pada permasalahan diatas berarti
yang tergambar disana adalah kurang profesionalnya seorang guru dalam mengajar.
Dimana guru profesional adalah guru yang memiliki komponen tertentu sesuai dengan
persyaratan yang dituntut oleh profesi keguruan. Guru profesional senantiasa
menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam interaksi belajar
mengajar, serta senantiasa mengembangkan kemampuan secara berkelanjutan, baik
dalam segi ilmu yang dimilikinya maupun pengalamannya.
Adapun kriteria-kriteria guru profesional tersebut diantaranya:
1. Mempunyai akhlak dan budi pekerti yang luhur sehingga mampu memberikan
contoh yang baik pada anak didik.
2. Mempunyai kemampuan untuk mendidik dan mengajar anak didik dengan baik.
3. Menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam interaksi belajar
mengajar.
4. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai bidang tugas.
5. Menguasai berbagai adminitrasi kependidikan ( RPP, Silabus, Kurikulum, KKM,
dan sebagainya )
6. Mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi untuk mengabdikan ilmu yang
dimiliki pada peserta didik.

7. Tidak pernah berhenti untuk belajar dan mengembangkan kemampuannya.


8. Mengikuti diklat dan pelatihan untuk menambah wawasan dan pengalaman.
9. Aktif, kreatif, dan inovatif untuk mengembangkan pembelajaran dan selalu up to
date terhadap informasi atau masalah yang terjadi di sekitar.
10. Menguasai IPTEK (komputer, internet, blog, facebook, website, dsb).
11. Gemar membaca sebagai upaya untuk menggali dan menambah wawasan.
12. Tidak pernah berhenti untuk berkarya (membuat PTK, bahan ajar, artikel, dsb).
13. Mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan orangtua murid, teman sejawat dan
lingkungan sekitar dengan baik.
14. Aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi kependidikan (KKG, PGRI, Pramuka)
15. Mempunyai sikap cinta kasih, tulus dan ikhlas dalam mengajar.

Berbagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru telah ditempuh


oleh pemerintah, instansi pendidikan dan para guru tentunya. Adapun upaya untuk
meningkatkannya adalah sebagai berikut;
1. Menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi sesuai kualifikasi akademik.
Hal ini berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen bahwa guru untuk
mendapatkan kompetensi profesional harus melalui pendidikan profesi dan guru
juga dituntut untuk memiliki kualifikasi akademik minimal S-1 atau D4. Apalagi
pada saat sekarang ini, perkembangan dunia pendidikan dan sistem pendidikan
semakin meningkat. Dengan melanjutkan tingkat pendidikan diharapkan guru dapat
menambah pengetahuannya dan memperoleh informasi-informasi baru dalam
pendidikan sehingga guru tersebut mengetahui perkembangan ilmu pendidikan.
2. Melalui Program Sertifikasi Guru.
Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah melalui
sertifikasi dimana dalam sertifikasi tercermin adanya suatu uji kelayakan dan
kepatutan yang harus dijalani seseorang, terhadap kriteria-kriteria yang secara ideal
telah ditetapkan. Dengan adanya sertifikasi akan memacu semangat guru untuk
memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ilmu, dan profesionalisme dalam dunia
pendidikan.

3. Memberikan Diklat dan pelatihan bagi guru.


Diklat dan pelatihan merupakan salah satu teknik pembinaan untuk menambah
wawasan / pengetahuan guru. Kegiatan diklat dan pelatihan perlu dilaksanakan oleh
guru dengan diikuti usaha tindak lanjut untuk menerapkan hasil – hasil diklat dan
pelatihan.
4. Gerakan Guru Membaca ( G2M ).
Guru hendaknya mempunyai kesadaran akan pentingnya membaca untuk
mengembangkan wawasan dan pengetahuannya. Tidak lucu bukan kalau guru
menyuruh murid-muridnya rajin membaca sedangkan gurunya enggan untuk
membaca. Kita sebagai guru harus lebih serba tahu dibandingkan peserta didik.
Untuk itu perlu digalakkan Gerakan Guru Membaca. Dalam hal ini guru bisa
memanfatkan buku-buku atau media masa yang tersedia diperpustakaan, sekolah
ataupun toko buku, atau bisa juga dengan mengakses internet tentang hal-hal yang
berhubungan dengan spesialisasinya ataupun pengetahuan umum yang dapat
menambah wawasannya.
5. Melalui Organisasi KKG (Kelompok Kerja Guru).
Salah satu wadah atau tempat yang dapat digunakan untuk membina dan
meningkatkan profesional guru sekolah dasar di antaranya melalui KKG. KKG
adalah wadah kerja sama guru–guru dan sebagai tempat mendiskusikan masalah
yang berkaitan dengan kemampuan profesional, yaitu dalam hal merencanakan,
melaksanakan dan menilai kemajuan murid.
6. Senantiasa Produktif Dalam Menghasilkan Karya-Karya Di Bidang Pendidikan.
Guru hendaknya memiliki kesadaran untuk lebih banyak menulis, terutama
mengenai masalah-masalah pendidikan dan pengajaran. Hal ini termasuk salah satu
metode untuk dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menuangkan konsep-
konsep dan gagasan dalam bentuk tulisan. Setiap guru harus sadar dan mau melatih
diri jika ia benar.

3. Jika sekolah Anda akan melakukan evaluasi program pembelajaran secaralengkap,


komponen-komponen apa saja yang harus dinilai? Bagaimana cara menilai setiap
komponen tersebut? Bagaimana hasilnya dan tindak lanjut yang akan diberikan?
(point 20)
Penjelasan:
Dalam proses belajar mengajar, evaluasi tak hanya perlu dilakukan untuk
mengetahui hasil belajar. Evaluasi atau penilaian juga perlu dilakukan untuk menilai
proses pengajaran yang telah dilakukan oleh guru. Evaluasi untuk mengetahui hasil
belajar bisa digunakan untuk acuan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar
siswa, untuk penilaian pengajaran tentu juga dapat digunakan untuk mengetahui
kemajuan pengajaran serta mengetahui kekurangan dan kelemahan pengajaran yang
dilakukan oleh guru. Dengan demikian guru dapat memperbaiki sistem mengajar yang
dipakai olehnya sehingga kemampuan dan kualitas mengajar guru dapat menjadi
semakin baik dan semakin baik.
Penilaian dalam proses pengajaran ini sangat besar urgensinya demi
kelangsungan dan kemajuan bukan hanya dalam hal mengajar namun juga
dalam pembelajaran secara utuh. Evaluasi proses pengajaran juga harus dilakukan oleh
guru sendiri karena guru yang benar-benar mengerti segala hal tentang pengajaran yang
dilakukan, tentunya dengan memperhatikan dan mendengarkan pendapat dari pihak
lain juga semakin menyempurnakan penilaian terhadap pengajarannya. Lebih lanjut
lagi tindak lanjut terhadap evaluasi pengajaran yang dilakukan juga perlu
dipertimbangkan terutama mengenai revisi atau perbaikan sistem dan strategi mengajar
sehingga diperoleh cara dan gaya mengajar yang tepat.

Komponen atau hal-hal yang perlu dinilai dalam proses pengajaran


adalah:
1. Tujuan Pengajaran
Penilaian atau evaluasi terhadap tujuan pembelajaran ini terutama pada bagaimana
guru merumuskan tujuan pembelajaran yang sesuai. Tujuan pembelajaran meliputi
tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus (TIK) dimana perlu
dirumuskan berdasarka materi dan kompetensi-kompetensi yang hendak dipelajari
dan dicapai. Meliputi pula perumusan indikator-indikator yang lebih spesifik
dimana siswa harus mampu mencapainya. Perumusan tujuan pembelajaran ini
harus baik dan sesuai serta komponen dan proses pengajaran lain bisa mengacu
pada tujuan pembelajaran tersebut. Jadi proses pengajaran yang baik dapat dimulai
dari perumusan tujuan yang baik dan sesuai.
2. Bahan Ajar
Evaluasi bahan ajar ini dilakukan terhadap ketepatan pemilihan dan
penggunaan bahan ajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Kajian terhadap
bahan ajar ini sangat penting mengingat peserta didik memiliki kemampuan yang
berbeda-beda sehingga guru harus mampu menentukan bahan ajar yang sesuai
secara umum untuk diterapkan pada peserta didik yang akan diampu
3. Metode dan Media Pembelajaran
Seperti banyak diketahui bahwa metode dan media pembelajaran dipilih dan
digunakan mengacu pada tujuan pembelajaran serta sesuai dengan bahan ajar yang
dipakai. Peranan media pembelajaran adalah sebagai alat penyampai bahan ajar
serta memperjelas kandungan isis bahan pengajaran yang digunakan. Pemilihan
media dan metode pengajaran yang digunakan hendaknya tidak sembarangan, harus
mengikuti langkah-langkah yang sistematis dalam pemilihan media dan metode
pembelajaran. Penilaian media dan metode dapat dilihat dari ketepatan dengan
tujuan dan bahan ajar, kemampuan mengembangkan pembelajaran, kesesuaian
dengan karakteristik peserta didik, nilai praktis bagi guru dan siswa, alokasi waktu,
dan bagaimana peranannya terhadap hasil belajar siswa.
4. Sistem Penilaian
Evaluasi terhadap sistem penilaian diharapkan mampu menemukan model penilaian
yang tepat diterapkan. Beberapa hal yang harus dinilai terkait sistem penilaian ini
antara lain adalah jenis atau model penilaian, alat penilaian, prosedur penilaian,
penafsiran atau pemaknaan terhadap hasil penilaian, serta pemanfaatan terhadap
hasil penilaian yang telah didapat. Penilaian terhadap sistem evaluasi ini perlu
dilakukan secara detail bahkan perlu juga dilakukan analisis terhadap tiap item atau
soal dari alat pembelajaran yang digunakan sehingga guru pada masa mendatang
mampu menerapkan metode penilaian yang paling tepat dan paling akurat
digunakan untuk menilai hasil belajar siswa.
Evaluasi terhadap pengajaran yang dilakukan guru ini tidak hanya dilakukan
sekali atau dua kali saja namun tentu harus dilakukan secara terus menerus, bahkan
setiap selesai melakukan pengajaran sangat perlu dilakukan penilaian. Evaluasi pada
proses pengajaran yang dilakukan secara terus menerus dapat membuat pengajaran
guru semakin berkembang. Guru semakin mampu menerapkan sistem pengajaran yang
tepat antara pengajaran satu dengan proses pengajaran lainnya terutama sistem
pengajaran antar materi pembelajaran. Harapan yang hendak diperoleh dari evaluasi
terhadap komponen-komponen proses pengajaran ini tentunya adalah peningkatan hasil
belajar siswa, serta juga meningkatkan kualitas guru yang bermanfaat untuk
kesinambungan dan peningkatan jabatan guru dan profesi kependidikan yang diemban.

4. Komite Sekolah di SD tempat Anda mengajar memberikan bantuan seperangkat alat-


alat IPA untuk digunakan dalam pembelajaran. Setelah berlangsung selama satu
semester, Komite Sekolah ingin mengetahui apakah apakah alat-alat IPA yang
diberikan sudah digunakan secara efektif dan bagaimana dampaknya bagi proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa. Rancanglah secara singkat desain evaluasi
program yang akan dilaksanakan? (Desain evaluasi program minimal memuat:
Rumusan Masalah, Tujuan Penilaian, Model Penilaian, Responden/Sasaran Penilaian,
Teknik, Instrumen Pengumpul Data, serta Analisis Data) (point 20)
Penjelasan:
1. Rumusan Masalah
a. Apakah alat peraga sudah digunakan guru dalam pembelajaran?
b. Bagaimana dampak alat peraga pada proses pembelajaran?
c. Apakah hasil belajar IPA siswa apakah sudah meningkat?
2. Tujuan Penilaian
a. Untuk mengetahui apakah alat peraga yang diberikan komite sudah atau belum
di gunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
b. Untuk mengetahui dampak alat peraga IPA pada proses pembelajaran
c. Untuk mengetahui apakah nilai IPA siswa sudah meningkat
3. Model Penilaian
Model penilaian merupakan suatu konsep yang di gunakan sebagai
pedoman dalam melaksanakan kegiatan menafsirkan hasil belajar siswa.Pendidikan
karakter adalah suatu pendidikan di mana guru menanamkan serta mengembangkan
nilai-nilai karakter pada diri siswa untuk di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus
pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Konsep Pembelajaran Kooperatif
adalah menciptakan interaksi yang asah, asih dan asuh, sehingga tercipta
masyarakat belajar sehingga memungkinkan siswa untuk tidak hanya belajar dari
guru tetapi juga dari sesama siswa.
5. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning).
Perbedaannya terletak pada peran guru atau pendidik, bahwa media
pembelajaran dirancang untuk bisa digunakan oleh si belajar langsung tanpa
dibantu oleh guru atau pendidik. Sedangkan alat peraga membutuhkan guru atau
pendidik untuk penggunaannya karena bersifat alatbantu mengajar. Sehingga dapat
meningkatkan habil belajar yang maximal
6. Sasaran Penilaian
sasaran penilaian hasil belajar (kognitif, afektif, dan psikomotor)

7. Teknik penilaian
Bentuk instrument, tes tertulis dan pengamatan

8. Instrument pengumpulan data


Observasi, wawancara, tes, dan kuisioner

9. Analisis data
Dilakukan secara kuantitatif untuk mengetahui pencapaian siswa

5. Ilustrasi:
Pak Sidi adalah guru kelas 5 SD di Kota Pariaman. Pak Sidi punya bakat seni dan ingin
mengembangkan bakat seni muridnya. Sayang SD tempatnya mengajar tidak memiliki
alat-alat kesenian dan ruang untuk berkreasi atau ruang kesenian. Dengan persetujuan
kepala sekolah, Pak Sidi bekerjasama dengan berbagai sanggar seni yang ada di kota
Pariaman. Setiap hari Sabtu, anak-anak yang ingin belajar main tabuik atau yang ingin
belajar melukis atau menari dibawa kesanggar seni. Pada akhir semester, anak-anak ini
menunjukkan kebolehannya pada acara pembagian rapor yang dihadiri oleh orangtua
murid. Pertunjukkan tersebut sangat berkesan bagi orang tua murid, lebih-lebih bagi
orang tua yang anaknya ikut aktif dalam pertunjukkan.
Apa yang dapat Anda simak dari ilustrasi tersebut? Apa yang dilakukan oleh Pak Sidi
terhadap sumber daya yang ada di luar sekolah? Siapa saja yang dilibatkan dalam
kegiatan tersebut? Apakah kegiatan tersebut bermanfaat terhadap sekolah dan
lingkungannya? (point 20)
Penjelasan:
Apa yang dapat Anda simak dari ilustrasi tersebut?
Pak Sidi seorang guru Kelas 5 SD di Kota Pariaman. Pak Sidi ingim mengembangkan
bakat anaknya karena tempatnya mengajar tidak memiliki alat-alat kesenian dan ruang
untuk berkreasi atau ruang kesenian. Pak Sidi bekerjasama dengan berbagai sanggar
seni yang ada di kota Pariaman. Tujuannya untuk mengembangkan bakat siswanya
baik dalam melukis maupun menari. Sehingga pada akhir semester siswa menunjukan
kebolehanya kebolehannya pada acara pembagian rapor yang dihadiri oleh orang tua
murid.
Apa yang dilakukan oleh Pak Sidi terhadap sumber daya yang ada di luar
sekolah?
Yang dilakuakn Pak Sidi adalah setiap hari Sabtu, anak-anak yang ingin belajar main
tabuik atau yang ingin belajar melukis atau menari dibawa ke sanggar seni

Siapa saja yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut?

1) Pak Sidi
2) Siswa SD di Kota Pariaman
3) Kepala Sekolah
4) Pak Sidi bekerjasama dengan berbagai sanggar seni yang ada di kota Pariaman
5) Orang Tua Murid

Apakah kegiatan tersebut bermanfaat terhadap sekolah dan lingkungannya?

Menurut saya sangat bermanfaat, karena setiap anak yang mempunyai bakat seni
seperti melukis dan menari bisa melatih bakat mereka dengan didatangaknya berbagai
sanggar seni oleh Pak Sidi. Contohnya saja siswa dapat menunjukan kebolehanya
kebolehannya pada acara pembagian rapor yang dihadiri oleh orang tua murid.

SELAMAT BEKERJA

Anda mungkin juga menyukai