Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fendi Enelson

NPM : 20100084

A. Proses PR

Salah satu fungsi PR adalah menjalin komunikasi dan relasi dengan publik-publik
organisasi,Dampak dari terwujudnya fungsi ini adalah pencapaian tujuam organisasi. Tujuan
organisasi itu dibantu pencapaiannya melalui kegiatan PR dengan meningkatkan,menjaga atau
meperbaiki prestise organisasi,mendekteksi dan menangani isu-isu yang berkembang, dan
megatassi kesalahapahaman dan prasangka. Komunikasi dan relasi antara publik dan organisasi
tidak selamanya baik

PR sebagai proses berkelanjutan akan terus berjalan lantaran lingkungan organisasi pun bergerak
secara dinamis sehingga organisasi perlu menanggapi dinamika lingkungan tersebut. Relasi
organisasi dengan publiknya dipengaruhi kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal
organisasi.
Secara skematis tahapan dalam proses PR yang bersifat siklikal
Menurut Lesly 1991:11-12 diperlukan pula tahapan – tahapan dalam proses Public Relation,
Gambar 1 : Tahapan – tahapan Public Relation Diolah dari Lesly 2004 : 3 Sumber : Yosal
Iriantara, 2004:12 Gambar diatas menunjukkan bagaimana proses PR berlangsung. Lesly
menjelaskan tahapan – tahapan dalam proses yang sifatnya siklis dan berkesinambungan
tersebut sebagai berikut :
1. Analisis iklim umum sikap dan relasi organisasi dengan lingkungannya. Setiap organisasi
pasti berfungsi dalam sebuah sistem, sehingga ada relasi saling ketergantungan antara
organisasi dan keseluruhan sistem. Itu sebabnya penting untuk bisa memahami pelbagai
kecenderungan di dalam sistem tersebut dan bagaimana dampak kecenderungan tersebut
terhadap analisis sikap dan relasi organisasi dengan lingkungannya umpan-balik, evaluasi, dan
penyesuaian menentukan sikap setiap kelompok dengan organisasi menjalankan kegiatan
terencana analisis opini rencana memperbaiki sikap kelompok analisis potensi masalah,
kebutuhan, dan peluang perumusan kebijakan organisasi, diantaranya sikap publik terhadap
organisasi dan tempat organisasi berada.
2. Menentukan sikap setiap kelompok. Bila sikap publik – publik organisasi sudah bisa diketahui
maka organisasi bisa menentukan apakah dalam sikap tersebut terdapat kesalahpahaman atau
kebijakan dan tindakan organisasi mana yang melahirkan opini yang tidak favouable .
3. Analisis kondisi opini. Analisis ini bisa jadi menunjukkan adanya ketidaksenangan di
kalangan publik. Analisis ini bisa membantu dalam menyusun rencana perbaikan opini yang
berkembang pada berbagai publik organisasi.
4. Antisipasi masalah- masalah potensial, kebutuhan, atau peluang. Analisis dan survei yang
dilakukan organisasi bisa memperkirakan apa yang mungkin berkembang pada sikap publik –
publik organisasi. Berdasarkan hal ini bisa disarankan atau disusun rencana tindakan yang
tepat;
5. Perumasan kebijakan. Analisis juga bisa menunjukkan kebijakan prganisasi yang mana yang
perlu diubah untuk memperbaiki sikap kelompok – kelompok tersebut terhadap perusahaan.
6. Perencanaan sarana guna memperbaiki sikap satu kelompok. Dengan memahami apa yang
dipikirkan publik terhadap organisasi dan klarifikasi kebijakan organisasi yang mempengaruhi
opini publik, maka tersedia dasar untuk melakukan tindakan dan menyusun program kegiatan
dalam mengatasi kesalahpahaman dengan mengembangkan iktikad baik good will.
7. Pelaksanaan kegiatan yang terencana. Pada tahap ini dijalankan kegiatan dengan
menggunakan sarana – sarana PR seperti publisitas, iklan, dan kegiatan karyawan.
8. Umpan-balik, evaluasi, dan penyempurnaan. Kondisi terus berubah dan Public Relation
berfungsi memberi sumbangan sekaligus dipengaruhi perubahan tersebut. Tindakan ini akan
membantu dalam menilai hasil dan mengembangkan serta menyempurnakan program –
program Publik Relation

B. Media Relation
Publisitas dan iklan sama-saa menggunakan media massa. Hanya beda sejauh pemasang iklan
bisa membayar,menarik,atau tidak menarik. Media relation diuraikan sebagai berhubungan
degan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media
terhadap organisasi.

Media relation berkenaan dengan media komunikasi agar komunikasi terhadap publik bisa
terpelihara maka diperlukan media relation mesti merespon kepentingan publik itu sendiri.
Komunikasi yang dikembangkan dalam praktik PR adalah komunikasi dua arah berarti
komunikasinya saling memberikan timbal balik/ feedback
Namun apa yang disampaikan publik bukan hanya feedback tapi juga ada beberapa pernyataan
aspirasi,harapan ataupun keinginan maupun kritik.

Di dalam media relation ada 3 hal yang saling berkaitan yaitu organisasi – media massa –
publik maka secara sederhana media relation dapat diartikan sebagai bagian ekesternal PR
yang berfungsi membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai
sarana komunikasi anatara organisasi dan publik.

C. Menulis dalam konteks PR


Menurut laswell ada 3 fungsi komunikasi di dalam masyarakat yatu pertama pengawasan
melalu komunikasi diinformasikan peluang dan ancaman dengan menalaah lingkungan kedua
mengorelasikan komponen yang ada hal ini penting karena kelangsungan satu masyarakat
akan banyak ditentukan oleh kemampuannya beradaptasi dengan lingkungannya. Ketiga
penerusan warisan sosial ini berkaitan dengan keharusan satu komunitas untuk bertahan yang
bergantung pada adanya nilai-nilai bersama.

Untuk menulis dalam konteks PR sendiri dibutuhkan kreativitas dalam mengebangkan


perangkat atau medium komunikasi yang kita gunakan untuk menyampaikan pesan tertulis.
Berdasarkan hal ini maka ada dua hal penting yakni pertama kreativtas dalam menulis
bagaiman cara kita mengeskplorasi penggunaan bahasa dan media kedua kreativitas dalam
menciptakan peristiwa yang mendorong orang utnuk menulis. Maka jika keduanya dipadukan
akan melahirkan banyak ide-ide.

D. PR Writing dan komponen komunikasi


Pada dasarnya komponen komunikasi itu meliputi komunikator,komunikan,pesan,media dan
efek dalam proses komunikasi sendiri bisa terjadi munculnya gangguan gangguan itu bisa
bersifat sistematis yakni gangguan yang terjadi saat informasi disandi ke dalam kata-kata

Untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya gangguan misalnya kita bisa mencermati tulisan
kita,gangguan semantis itu kita upayakan diminimalisirkan atau dihilagkan dengan cermat dan
tapat dalam memilih kata-kata
Namun masalahnya dalam setiap perencanaan atau pelaksanaan kegiatan ada selalu hal-hal
yang bisa kita kendalikan dan hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan. Artinya kita tidak bisa
mengontrol bagaimana pembaca menafsirkan pesan yang disampaikan,kita hanya bisa
memperngaruhi penafsiran itu dengan memilih kata yang tepat dan media yang tepat juga.

Anda mungkin juga menyukai