Anda di halaman 1dari 2

Nama : SYAHID KADIR

Nim : 044229776
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

TUGAS 3

1. Jelaskan landasan filosofis Hak Asasi Manusia !


2. Menurur Wahidin (2015) bahwa HAM dibagi dalam 6 kelompok yaitu; (1)Hak asasi pribadi (2) Hak
asasi politik (30Hak asasi hukum (4) Hak asasi ekonomi (5)Hak asasi peradilan dan (6) hak asasi
budaya. Jelaskan makna Hak asasi pribadi dan hak asasi politik !
3. Jelaskan makna demokrasi sebagai sistem pemerintahan !
4. Bagaimana seharusnya pelaksanaan ideal demokrasi di Indonesia !

JAWAB :

1. Pancasila sebagai Landasan Filosofis HAM


Dalam pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di depan sidang Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), sila kemanusiaan tidak eksplisit
disebutkan. Tekanan pidato kala itu pada bentuk dan dasar negara bangsa (nationale
staat). Disebutkan lima prinsip sebagai dasar negara yakni, kebangsaan Indonesia,
internasionalisme atau perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial,
dan ketuhanan.
Prinsip perikemanusiaan diletakkan dalam kerangka internasionalisme dan diurutkan
setelah nasionalisme. Memang internasionalisme dan perikemanusiaan adalah dua hal
(entitas) berbeda, namun dalam konteks pidato itu keduanya bertalian erat dihubungkan
dengan prinsip kebangsaan. Bung Karno tidak menghendaki nasionalisme di Indonesia
berkembang menjadi chauvinisme, yang memilah-milah kemanusiaan berdasarkan ras,
etnik seperti slogan dictator
Dari pidato yang menandai lahirnya Pancasila, perikemanusiaan baru dipahami secara
abstrak dan fungsional mendasari hubungan Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di
dunia, dalam kerangka hubungan internasional. Dalam kursus-kursus yang disampaikan
Bung Karno tahun 1958, diterbitkan Departemen Penerangan dengan judul Pancasila
sebagai Dasar Negara, kembali diulangi pentingnya perikemanusiaan untuk
nasionalisme yang tidak chauvinistik. Artinya, kemanusiaan menjadi dasar nasionalisme,
sehingga tidak terjebak pada primordialisme dan egosentrik yang sempit. Ini artinya
bahwa dalam konteks sejarah, dapatlah dipahami bahwa problem kemanusiaan
sesunggunya bukanlah problem lokalitas dan nasional semata. Tetapi lebih dari itu,
kemanusiaan menjadi landasan membangun persaudaraan abadi. Jika kenyataan
sejarah tragedi kemanusiaan berbeda antar tiap daerah, tiap bangsa dan negara itu tidak
menjadi persoalan. Justru akan semakin baik jika pijakan lokalitas dari pengalaman
kemanusiaannya menjadi titik tolak untuk membebaskan manusia dari ketertindasan,
untuk mengangkat harkat manusia ke arah yang lebih bersifat universal.
2. Hak asasi pribadi (personal rights) antara lain hak mengemukakan pendapat, hak
memeluk agama, hak beribadah menurut agama masing-masing, dan hak kebebasan
berorganisasi atau berserikat.
Hak asasi politik (political rights) antara lain hak untuk diakui sebagai warga negara yang
sederajat, hak ikut serta dalam pemerintahan, hak memilih dan dipilih dalam pemilu, hak
mendirikan partai politik, serta hak mengajukan petisi dan kritik atau saran.

3. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memilki hak
setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung maupun melalui
perwakilan dalam perumusan, pengembangan dan pembuatan hukum. Demokrasi
menjadi banyak menjadi pilihan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara karena demokrasi selalu menutamakan keperluan rakyat dan selalu
bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah.

4. Sebagai bangsa demokratis, negara harus mengakomodasi aspirasi atau suara rakyat
(khususnya kaum minoritas) karena dalam sistem demokrasi rakyat memegang
kekuasaan penuh atas pemerintahan yang dijamin secara konstitusional. Oleh karena
itu, sebagai upaya menjalankan demokrasi yang bebas, adil, dan jujur, penentuan
pemimpin harus dilakukan melalui pemilihan umum yang melibatkan penuh asprirasi
rakyat, atau kata kuncinya adalah legitimasi. Dengan kata lain, legitimasi merupakan
salah satu tolok ukur apakah prinsip demokrasi dijalankan dengan sebaik-baiknya atau
tidak karena legitimasi merupakan representasi dari suara rakyat yang seharusnya
dijadikan referensi utama oleh negara dalam menentukan pemimpin. Musyawarah untuk
mencapai mufakat yang merupakan prinsip utama demokrasi juga harus dilakukan
secara bertanggung-jawab karena dengan cara inilah rakyat dapat menentukan harapan
bersama dengan tetap menjaga harmoni dan stabilitas sosial-politik. Selain itu, di lingkup
sosial, literasi masyarakat tentang prinsip dan hakikat demokrasi juga harus disuarakan.
Media massa dan negara melalui sektor pendidikan harus memberikan pendidikan politik
dan demokrasi yang baik supaya kebebasan berpendapat dapat diutarakan dengan
kritis, santun, dan bertanggungjawab. Satu hal yang terpenting dari penerapan
demokrasi yang kita jalankan harus bermuara pada kemanusiaan karena secara filosofis
prinsip demokrasi adalah merangkul dan mengakomodasi suara rakyat baik mayoritas
maupun minoritas demi terciptanya suatu masyarakat yang adil, makmur, dan beradab.

Anda mungkin juga menyukai