Zaman Prasejarah dapat dipilah menjadi : Zaman Batu Tua (Palaeolithikum), Zaman Batu Tengah
(Mesolithikum), Zaman Batu Muda (Neolithikum), Zaman Megalithikum (batu mega/besar).
Ditandai dengan timbulnya beberapa Kerajaan yakni : Kerajaan Kutai : Hindu (Kalimantan
Timur), Kerajaan Tarumanegara (Jawa Barat), Kerajaan Sriwijaya (Palembang,Sumatera),
Kerajaan Mataram/Yawadwipa. Zaman Majapahit : raja Hayam Wuruk (mahapatih : Gajah Mada)
hindu & budha berdampingan, bercirikan Keprabuan. Empu Prapanca : “Negarakertagama”
terdapat istilah Pancasila. Empu Tantular : “Sutasoma” sloka : Bhineka Tunggal Ika Tan Hana
Dharma Mangrua = walaupun berbeda,namun satu jua.
Kerajaan Islam di Indonesia antara lain, Samudera Pasai (abad XIII) : Malaka, runtuh tahun
1511, Aceh berkedudukan sebagai kerajaan islam abad XIV, kerajaan Demak (th 1500), kerajaan
Pajang, kerajaan Mataram,di bawah Sutowijoyo/Senopati.
Portugis masuk ke Ambon dan Ternate (1512), Mengusir portugis oleh VOC (Verenigde Oost
Indische Compagnie) 1602, Perlawanan oleh raja : Sultan Agung, Hasanudin,Iskandar Muda,dll,
VOC bubar (31-12-1799) oleh Belanda dibawah kekuasaan Prancis dengan membentuk Republik
Bataaf, Inggris menggantikan kekuasaan Belanda, Konvensi London (1814) mengembalikan
Indonesia kepada Belanda, Pemerintah Belanda yang baru disebut Nederlandsch Indie/Hindia
Belanda (1816-1942), terjadi perlawanan dari raja Diponogoro, Imam Bonjol, Panglima Polim,
Teuku Umar, Jelantik,dll. Sistem Tanam Paksa (cultuur stelsel), Hasil Perlawanan tanam paksa
yaitu, Agrarische Wet (1870) : hanya menyewakan tanah menurut UU, Agrarische Besluit (1870) :
tanah yang tidak dibuktikan hak milik pribadi adalah milik negara, open Deur Polotiek :terbuka
untuk investasi, thische Politiek (politik etis), irigasi, transmigrasi, edukasi dr Van Deventer.
Adanya penderitaan rakyat lahir dan bathin, hilangnya keakraban hubungan antara rakyat dan
raja, disintegrasi bangsa karena adanya politik adu domba, perlawanan para raja yang bersifat
lokal dan sporadis yang melahirkan pahlawan, tetapi gagal, masuknya agama islam dan kristen
secara damai, kebudayaan zaman purba tetap mendasari zaman madya walaupun mendapat
pengaruh agama islam dan kristen,masuknya modal asing, ada sedikit kemajuan di bidang
pendidikan, timbul kelas pengusaha dan sistem kerja upah.
Faktor Internal (penderitaan bangsa baik politik, ekonomi maupun sosial, gagalnya perjuangan
yang bersifat lokal, timbulnya kesadaran nasional kaum terpelajar)
Faktor Eksternal :kekalahan Rusia oleh jepang, pergerakan kebangsaan india oleh gandhi,
berdirinya Republik Filipina oleh jose rizal
Budi Otomo (20 Mei 1908), Sarekat Dagang Islam (1911), Indische Partij (1912), Partai Komunis
Indonesia (1920), Perhimpunan Indonesia (1922), Partai Nasional Indonesia (27-7-1927), GAPI
C. Penjajahan Jepang
3. Ir.Soekarno 1 Juni 1945, “Philosofische grondslag daripada Indonesia Merdeka (Lima Dasar
Negara yang disebut PANCASILA: kemudian pidato tersebut di bukukan dgn judul: “Lahirnya
Pancasila” Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia), Internasionalisme (peri kemanusiaan), Mufakat
(demokrasi), Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa
D. Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 6 Agustus 1945, kota Hiroshima di bom oleh Amerika Serikat. Hal ini menjadi
penyebab turunnya moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. 7 Agustus 1945, Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) berganti nama menjadi Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Tanggal 9 Agustus 1945, Soekarno, Hatta, dan
Radjiman Wedyodiningrat terbang ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi, Panglima Besar
Tentara Jepang di Asia Tenggara. Pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir (golongan muda)
mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu. Mereka ingin agar
Soekarno dan Mohammad Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun,
Bung Karno dan Bung Hatta menolak keinginan golongan pemuda ini. Mereka menolak bentuk
kemerdekaan yang diberikan Jepang sebagai hadiah. Tanggal 14 Agustus 1945, setiba Soekarno,
Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat di tanah air, Sutan Syahrir mendesak Soekarno untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan. Ia menganggap hasil pertemuan di Dalat merupakan tipu busuk
Jepang. Tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu. Pada tanggal 16 Agustus
1945, ada sekitar 15 pemuda menuntut Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan
melalui radio, namun ditolak olehnya. Kemudian, tiba saatnya pada tanggal 17 Agustus 1945,
Soekarno didampingi oleh Mohammad Hatta membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia di
sebuah rumah hibah dari Faradj Martak di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat.