Anda di halaman 1dari 7

Nama : dr.

Yeni Tri Puspitaningrum


NDH : 25
Kelompok :4
Angkatan : 36

TUGAS REFLEKSI AKTUALISASI


NILAI-NILAI BerAKHLAK DI INSTANSI

Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26 Agustus
2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan
bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN
menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan Core
Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa).
Pada tanggal 27 Juli 2021, Presiden Joko Widodo meluncurkan Core Values dan Employer
Branding ASN tersebut, yang bertepatan dengan Hari Jadi Kementerian PANRB ke-62. Core Values
ASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.
Core Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN
serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena tugas
pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN, sangatlah penting untuk
memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai nilai-nilai BerAKHLAK ini dalam pelaksanaan
tugasnya.

Refleksi Aktualisasi Nilai-Nilai Berakhlak

1. Berorientasi Pelayanan
Untuk menciptakan instansi yang berorientasi pelayanan maka diperlukan beberapa aspek yang
merupakan indikator dari nilai dasar berorientasi pelayanan antara lain yaitu memahami dan
memenuhi kebutuhan masyarakat, ramah cekatan solutif dan dapat diandalkan, melakukan
perbaikan tiada henti. Aktualisasi nilai berorientasi pelayanan di Puskesmas Sukorejo dapat
dilihat dari hal-hal sebagai berikut:
a. Menciptakan inovasi pelayanan public yang sampai mendapat perhatian khusus dari
pemerintah daerah karena sangat inovatif yaitu ada beberapa macam seperati inovasi
Baby Star, Mertua sayang menantu, Kader FE yang pernah diajukan maju lomba inovasi
pelayanan public. Sudah berjalan baik tapi masih berusaha untuk selalu menjalankan
inovasi ini terus menerus bukan hanya untuk kepentingan lomba.
b. Melayani pasien dengan ramah dan cekatan, tetapi karena kendala fasilitas yang ada
kadang waktu pelayanan agak lama (misal printernya harus pinjam ke ruangan lain,
masalah alat laboratorium yang serba manual jadi menunggu lama untuk hasil
laboratorium).
c. Pegawai mulai berbenah untuk menaati jam datang dan jam pulang, tetapi tetap masih
ada beberapa pegawai yang belum menaatinya karena tidak ada fasilitas finger print.
Kedepannya semoga bisa menerapkan adanya finger print agar absensi berjalan secara
obyektif.
d. Adanya survey kepuasan masyarakat yang rutin dilakukan sebagai bahan koreksi demi
menciptakan pelayanan yang sesuai kebutuhan masyarakat.
e. Menindaklanjuti hasil survey jika ada kekurangan dengan melakukan perbaikan.
Sebagian bisa terealisasi tetapi karena puskesmas kecil, agak terkendala biaya.
f. Mendekatkan pelayanan ke sekitar wilayah kerja di puskesmas, agar lebih dapat
dijangkau masyarakat seperti adanya pustu, polindes, ponkesdes dan poskesdes yang
tersebar di desa wilayah kerja puskesmas. Hal ini sudah berjalan baik dan peran pustu,
polindes, poskesdes sangat baik.
g. Tetap berusaha melengkapi fasilitas yang ada di puskesmas seperti sedang
mengusahakan alat pemeriksaan USG, alat kelengkapan laboratorium meskipun
terkendala biaya.

Untuk mata pelatihan berorientasi pelayanan ini sudah dijalankan dengan baik, Adapun
hal-hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan nilai ini antara lain:
• Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk membangun pelayanan yang
berkualitas;
• Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan masyarakat;
• Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan di dalam penyelenggaraan pelayanan
publik;
• Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta menindaklanjuti pengaduan
masyarakat;
• Pengembangan kompetensi SDM, jaminan keamanan dan keselamatan kerja, fleksibilitas
kerja, penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan sarana prasarana; dan
• Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja penyelenggara
pelayanan publik.
2. Akuntabel
Poin-point penting pada nilai akuntabel adalah melaksanakan tugas dengan penuh tanggung
jawab, jujur, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi, tidak menyalahgunakan kewenangan
jabatan, menggunakan barang dan kekayaan milik negara secara efektif dan bertanggung jawab.
Di Puskesmas Sukorejo nilai kompeten ini direfleksikan dengan :
a. Tidak menyalahgunakan barang inventaris yang ada di kantor seperti menggunakan
printer untuk mencetak keperluan pribadi.
b. Mematikan alat elektronik (lampu, kipas dsb) apabila tidak digunakan. Sudah berjalan
dengan baik. Pegawai sadar untuk menjaga barang-barang inventaris yang ada di
puskesmas.
c. Pegawai berkomitmen tidak melakukan tindak korupsi, tetapi belum sampai pada tahap
lolos pembangunan zona integritas tapi masih berproses menuju kesana.
Rekomendasinya untuk segera menyelesaikan tahapan-tahapan untuk bisa lolos
pembangunan zona integritas di wilayah kerja.
d. Pegawai berkomitmen untuk tidak sembarangan menerbitkan surat ijin sakit atau surat
sehat untuk keperluan tertentu. Pada mulanya ada beberapa yang melakukan hal ini
tetapi disiasati dengan keharusan menyimpan arsip surat, jadi perlahan sudah mulai
diminimalisir kejadian penyalahgunaan wewenang.
e. Melaksanakan tugas sesuai SK kepala puskesmas dengan bertanggungjawab.
Untuk meningkatkan mata pelatihan akuntable ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan antara
lain:
• Menentukan tujuan yang ingin dicapai dan tanggungjawab yang harus dilakukan.
• Melakukan perencanaan atas apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan. Cara ini
dapat dilakukan melalui identifikasi program atau kebijakan yang perlu dilakukan,
siapa yang bertanggungjawab, kapan akan dilaksanakannya dan biaya yang
dibutuhkan.
• Melakukan implementasi dan memantau kemajuan yang sudah dicapai, untuk
mengetahui hambatan dari impelementasi kebijakan atau program yang telah
dilakukan.
• Memberikan laporan hasil secara lengkap, mudah dipahami dan tepat waktu. sebagai
wujud untuk menjalankan akuntabilitas dalam menyediakan dokumentasi dengan
komunikasi yang benar serta mudah dipahami.
• Melakukan evaluasi hasil dan menyediakan masukan atau feedback untuk memperbaiki
kinerja yang telah dilakukan melalui kegiatan- kegiatan yang bersifat korektif.
3. Kompeten
Sebagai ASN dituntut untuk kompeten dalam menjalankan pekerjaannya. Point-point utama
pada nilai kompeten ini yaitu meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah, membantu orang lain belajar, mengerjakan tugas dengan kualitas terbaik. Di
Puskesmas Sukorejo nilai kompeten ini direfleksikan dengan :
a. Semua pegawai tenaga kesehatan mempunyai bukti tertulis berupa sertifikat
kompetensi, jadi memang sudah diakui. Hal ini sudah terjaga sampai saat ini karena
sertifikat kompetensi adalah kewajiban.
b. Pegawai puskesmas rutin mengikuti diklat, seminar atau workshop untuk
meningkatkan kompetensi baik yang dikoordinasi dari instansi maupun mandiri.
c. Jika ada permasalahan di puskesmas yang masih belum terlalu ahli, mengadakan studi
banding ke puskesmas lain yang lebih mumpuni. Tapi kadang karena terkendala biaya
jadi tidak dapat dilakukan. Rekomendasi mungkin bisa dengan menyisihkan biaya
khusus untuk studi banding atau untuk pelatihan.
Untuk meningkatkan nilai Kompeten ini bisa diterapkan dengan:
• Belajar/sharing Bersama Teman/jejaring, selain akan menjadi motivasi belajar dan
penyemangat, teman akan membantu saat menemukan kesulitan.
• Mencari sumber pembelajaran lain dengan memanfaatkan sumber keahlian para
pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja atau
tempat lain.
4. Harmonis
Terciptanya suasana harmonis di lingkungan kerja tentunya akan menciptakan suasana yang
nyaman sehingga suasana kerja lebih kondusif untuk semua pegawai. Point-point nilai
harmonis antara lain menghargai setiap orang apapun latar belakamgnya, suka menolong orang
lain, membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Di Puskesmas Sukorejo nilai harmonis ini direfleksikan dengan :
a. Terciptanya lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif, lingkungan bersih dan
nyaman dipandang. Hal ini sudah tercipta dengan baik, kedepannya jika ada gesekan
antar pegawai harapannya bisa diselesaikan dengan baik.
b. Sesama pegawai saling bersikap ramah satu sama lain. Hal ini juga sudah berjalan
dengan baik.
c. Sesama pegawai bahu membahu bekerja sama mengerjakan suatu project missal
persiapan akreditasi, perencanaan BLUD, kegiatan vaksinasi masal yang bukan cuma
dihandel petugas vaksin, tapi semua komponen pegawai juga turun langsung. Karena
bekerja di kantor yang sama, mempunyai tujuan yang sama, maka jika ada beban juga
ditanggung bersama.
d. Meskipun pegawai beragam suku dan agama tetapi saling menghormati dan
menghargai. Hal ini juga bukan merupakan sesuatu yang sulit untuk menjaga toleransi
antar umat beragama. Pegawai dapat bekerja berdampingan dengan baik.

untuk meningkatkan aktualisasi nilai harmonis di puskesmas antara lain:


• Membuat tempat kerja yang berenergi. Sebagian besar karyawan atau orang dalam
organisasi menghabiskan separuh hidupnya di tempat kerja. Untuk itu tempat kerja
harus dibuat sedemikian rupa agar karyawan tetap senang dan nyaman saat bekerja.
• Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi.
• Berbagi kebahagiaan bersama seluruh rekan kerja.

5. Loyal
Nilai BerAKHLAK loyal point-point utama yang bisa dijalankan yaitu memegang teguh
ideologi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan pemerintahan yang sah, menjaga nama baik sesama
ASN, pimpinan, instansi dan negara, menjaga rahasia jabatan dan negara.
Di Puskesmas Sukorejo nilai loyal ini direfleksikan dengan :
a. Sigap menjalankan perintah Kepala Puskesmas dengan penuh tanggung jawab. Hal ini
sudah dilakukan oleh pegawai, namun kadang-kadang masih ada beberapa pegawai
yang menunggu komando dulu baru bergerak.
b. Bersedia dihubungi 24 jam jika ada problem yang membutuhkan bantuan. Karena
terkadang permintaan laporan bisa diminta sewaktu-waktu.
c. Jika ada hari libur cuti bersama bersedia melakukan piket yang bergilir. Untuk hal ini
biasanya sudah memahami karena kami bekerja di pusat kesehatan maka tidak ada hari
libur, dan selalu dikoordinasikan dengan rekan lain agar porsinya sama rata antar
pegawai.
d. Dengan senang hati mengikuti kegiatan-kegiatan hari khusus seperti upacara
kemerdekaan dan ikut memeriahkan hari jadi kabupaten, hari kesehatan nasional dsb.
e. Sebisa mungkin menjaga sikap dari perbuatan tercela demi nama baik diri sendiri dan
instansi.
Rekomendasi hal-hal yang bisa dilakukan untuk lebih meningkatkan nilai loyal pegawai antara
lain adalah:
• Setiap pegawai dapat mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam pekerjaan
sehari-hari dan kehidupan sehari-hari.
• Setiap pegawai berusaha untuk menerapkan nilai-nilai bela negara dalam kehidupan
sehari-hari.
6. Adaptif
Point-point adaptif yang bisa diterapkan antara lain cepat menyesuaikan diri menghadapi
perubahan, terus berinovasi menghadapi perubahan dan bertindak proaktif.
Di Puskesmas Sukorejo nilai adaptif ini direfleksikan dengan :
a. Dalam era covid pegawai puskesmas melakukan perubahan-perubahan sedemikian
rupa sehingga bisa mengurangi resiko infeksi seperti memakai alat pelindung diri,
menerapkan SOP dan alur pelayanan yang dimodifikasi selama pandemic covid. Untuk
hal ini sudah dijalankan dengan baik. Dan untuk menghadapi hal-hal lain karena
puskesmas sebagai pusat pelayanan public tentunya akan selalu melakukan penyesuian
tergantung situasi dan kondisi.
b. Berusaha belajar teknologi di era digital karena semua laporan program-program di
puskesmas saat ini nmengarah ke IT, tetapi ini tidak dibarengi dengan keinginan
pegawai-pegawai yang senior untuk belajar juga, jadi biasanya dilimpahkan ke yang
masih muda. Seharusnya umur bukan jadi penghalang untuk mempelajari hal baru,
meskipun memang teknologi tidak mudah dipelajari tetapi jika ada keinginan pasti
dapat menguasai teknologi dengan baik.
c. Bersiap menerima tugas-tugas lain meskipun di luar tupoksi, karena memang di
puskesmas banyak program-program yang harus dijalankan dan SDMnya tidak
sebanyak program-programnya. Semua pegawai sudah mengetahui hal ini dan mau
untuk belajar memahami tugas-tugas yang dibebankan kepada masing-masing dengan
belajar ke rekan lain.
d. Karena saat ini era digital begitu berkembang, mulai melakukan upaya pendekatan atau
promosi kesehatan melalui media sosial. Sudah dijalankan dengan baik, jadi ada
petugas yang mengelola media sosial agar promosi kesehatan melalui media sosial
berjalan secara kontinyu.
Untuk meningkatkan nilai adapatif ini setidaknya pegawai harus melakukan-hal-hal berikut ini:
• Hrus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir (personal mastery);
• Harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau gelombang yang
sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama (shared vision);
• Memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi ingin wujudkan
(mental model);
• Perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan- kegiatan untuk mewujudkan
visinya (team learning);
• Harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau bermental silo
7. Kolaboratif
Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-sekat birokrasi yang
mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan. Pendekatan WoG yang telah
berhasil diterapkan di beberapa negara lainnya diharapkan dapat juga terwujud di Indonesia.
Semua ASN Kementerian/Lembaga /Pemerintah Daerah kemudian akan bekerja dengan satu
tujuan yaitu kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Point-point pada Kolaboratif ini adalah
memberi kesempatan pada berbagai pihak untuk berkontibusi, terbuka dalam bekerjasama
untuk menghasilkan nilai tambah, dan menggerakkan pemanfaatan semua sumber daya untuk
kebaikan bersama. Di Puskesmas Sukorejo nilai kolaboratif ini direfleksikan dengan :
a. Dalam pelaksanaan vaksinasi melibatkan bantuan dan koordinasi dengan berbagai
pihak lintas sektor, desa, kecamatan, TNI, Polisi untuk membantu mensukseskan
vaksinasi covid. Koordinasinya memang agak kurang berjalan dengan baik, mungkin
lebih harus berusaha untuk memperbaiki komunikasi dengan lintas sector agar mereka
juga mau membantu tim kesehatan bersama-sama mensukseskan program pemerintah.
b. Dalam mengatasi pandemic covid untuk pemantauan pasien-pasien covid dan
kepentingan tracing juga melibatkan dari berbagai pihak dari desa, TNI, Polisi dan
kecamatan. Untuk meningkatkan hal ini memang harus menjalin komunikasi dengan
baik, sehingga masing-masing pihak sadar akan perannya masing-masing, tidak
sebelah tangan membebankan pada satu pihak.
c. Dalam segala aspek dan program-program di puskesmas juga harus selalu
berkoordinasi dengan pihak dinas kesehatan kabupaten. Sudah berjalan dengan baik,
karena puskesmas berada di bawah Dinas Kesehatan tentunya hubungan baik dan
kerjasama akan terus dipertahankan.
d. Saling berkoordinasi dengan puskesmas atau fasilitas kesehatan setempat apabila ada
kasus wabah penyakit sehingga bisa menekan perburukan.
Untuk meningkatkan aktualisasi nilai kolaboratif ini bisa dengan melakukan rekomendasi
sebagai berikut:
• Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi
• Face to face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-sungguh;
• Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing ownership dalam
proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;
• Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait
permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama
• Menetapkan outcome antara kedua belah pihak

Anda mungkin juga menyukai