Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Aulia Manda Pratiwi, S.Kep 5. Rahmadana Syafli, S.Kep
2114901001 2114901033
2. Muhammad Havisd P, S.Kep 6. Rosfika Ira Merliana, S.Kep
2114901026 2114901039
3. Jhody Okta Saputra, S.Kep 7. Sinta Gusmi Dahlia, S.Kep
2114901020 2114901045
4. Necha Dwitama, S.Kep 8. Vindia Gusti Vinanda, S.Kep
2114901028 2114901051

Pembimbing Akademik Pembimbing Akademik

(Ns. Tomi Jepisa,S.Kep) (Ns. Helmanis Suci, S.Kep)

Pembimbing Klinik

( )

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik / masalah : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Hari/Tanggal : Kamis / 02 Juni 2022
Tempat : Rumah Warga RT. 01 dan RT.06 RW.04 Lubuk Buaya, Padang
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Sasaran : Masyarakat RT. 01 dan RT.06 RW.04 Lubuk Buaya, Padang

A. Latar Belakang

Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk mengatasinya


dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia permasalah dalam kesehatan
lingkungan antara lain : Air Bersih, Pembuangan Kotoran/Tinja, Kesehatan Pemukiman,
Pembuangan Sampah, Serangga dan Binatang Pengganggu, Makanan dan Minuman,
Pencemaran Lingkungan (Simarmata,2019)

Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan
aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat (Depkes, 2008). Program pembinaan PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang dicanangkan pemerintah sudah berjalan sekitar 15
tahun, tetapi keberhasilannya masih jauh dari harapan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Tahun 2007 menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia yang mempraktekkan PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) baru mencapai 38,7%. Padahal Rencana Strategis (Restra)
Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 mencantumkan target 70% rumah tangga sudah
mempraktekkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) pada tahun 2014.

Masalah di atas sangat banyak faktor penyebabnya, salah satunya adalah kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya berprilaku hidup bersih dan sehat. Dasar Pemikiran
dilakukan penyuluhan tentang PHBS ini adalah karena faktor perilaku secara teoritis memiliki
andil 30 – 35 % terhadap derajat kesehatan, sedangkan dampak dari perilaku terhadap derajat
kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak
sehat menjadi sehat, salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
(Simarmata,2019)
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan ini masyarakat dapat memahami dan mengerti tentang
pentingnya kesehatan lingkungan dalam bentuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
2. Tujuan khusus

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan masyarakat mampu:

a. Mengetahui apa itu perilaku hidup bersih dan sehat.

b. Mengetahui tujuan perilaku hidup bersih dan sehat.

c. Masyarakat dapat menyadari tentang manfaat perilaku hidup bersih dan sehat.

d. Masyarakat dapat mengetahui ciri-ciri rumah sehat

e. Masyarakat dapat menyadari indicator perilaku hidup bersih dan sehat.

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pokok Bahasan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2. Sasaran dan target
Masyarakat RT. 01 dan RT.06 RW.04 Lubuk Buaya, Padang
3. Metode
Metode yang digunakan adalah:
a. Ceramah
b. Tanya jawab dan diskusi
4. Media dan Alat
• Infokus
• Leaflet
5. Waktu dan Tempat
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Kamis/ 02 Juni 2022
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Warga
6. Pengorganisasian
Pembimbing : 1. Ns.Tomi Jepisa, M.Kep
2. Ns. Helmanis Suci, M.Kep
Penyaji : Aulia Manda Pratiwi, S.Kep
Moderator : Muhammad Havisd P, S.Kep
Observer : Jhody Okta Saputra, S.Kep
Fasilitator : Necha Dwitama, S.Kep Vindia Gusti Vinanda, S.Kep
Rahmadana Syafli, S.Kep Rosfika Ira Merliana, S.Kep
Sinta Gusmi Dahlia, S.Kep
D. Tugas Pengorganisasian:
1. Moderator
Uraian Tugas:
a. Membuka dan menutup penyuluhan
b. Memperkenalkan Mahasiswa
c. Membuat kontrak waktu dan bahasa
d. Mengarahkan jalannya penyuluhan
e. Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan
f. Memimpin diskusi
g. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan
h. Menyimpulkan kegiatan
2. Penyaji
Uraian Tugas:
a. Menyajikan / menyampaikan materi penyuluhan
b. Menggali pengetahuan Lansia tentang materi penyuluhan
c. Menyimpulkan materi penyuluhan
3. Observer
Uraian Tugas:
a. Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
4. Fasilitator
Uraian Tugas:
a. Memotivasi dan memfasilitasi lansia untuk bertanya
b. Mengajak lansia untuk fokus pada materi yang disajikan
c. Meminimalkan gangguan dari luar yang menghambat lancarnya penyuluhan

E. Setting Tempat

Keterangan:

= moderator

= presenter

= audience/peserta

= observer

= pembimbing

= fasilitator
F. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 3 Menit Pembukaan :

1. Memberi salam Menjawab salam

2. Memperkenalkan diri dan Mendengarkan dan


kelompok memperhatikan

3. Mengevaluasi validasi Mendengarkan

4. Memperkenalkan dosen dan Mendengarkan


pembimbing

5. Mengontrak waktu dan bahasa Mendengarkan

6. Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan

7. Menyebutkan materi/pokok
Mendengarkan
bahasan yang akan disampaikan

2. 20 Menit Pelaksanaan :

Menjelaskan materi penyuluhan


secara berurutan dan teratur.

Materi :

1. Menggali kemampuan audiens Menjawab


tentang pengertian perilaku hidup pertanyaan
bersih dan sehat.

2. Memberikan reinforcement
Mendengarkan
positif
3. Menjelaskan pengertian perilaku Mendengarkan
hidup bersih dan sehat.

Menjawab
4. Menggali kemampuan audiens
pertanyaan
tentang tujuan perilaku hidup
bersih dan sehat.

5. Memberikan reinforcement
Mendengarkan
positif

6. Menjelaskan tujuan perilaku


Mendengarkan
hidup bersih dan sehat.

7. Menggali kemampuan audiens Menjawab


tentang manfaat perilaku hidup pertanyaan
bersih dan sehat.

8. Memberikan reinforcement Mendengarkan


positif

9. Menjelaskan manfaat perilaku Mendengarkan


hidup bersih dan sehat.

10. Menggali kemampuan audiens Menjawab


tentang ciri-ciri rumah sehat pertanyaan

11. Memberikan reinforcement Mendengarkan


positif

12. Menjelaskan bagaimana ciri-ciri Mendengarkan


rumah sehat

13. Menggali kemampuan audiens Menjawab


tentang indicator perilaku hidup pertanyaan
bersih dan sehat.

14. Memberikan reinforcement Mendengarkan


positif

15. Menjelaskan bagaimana indicator Mendengarkan


perilaku hidup bersih dan sehat.

3. 4 Menit Sesi Tanya Jawab :


1. Memberikan kesempatan kepada Bertanya
audiens untuk bertanya
2. Menjawab pertanyaan Menyimak
3. Menyimpulkan inti penyuluhan Mendengarkan
4. Menyampaikan secara singkat Mendengarkan
materi penyuluhan
5. Memberi kesempatan klien untuk Menjawab
menjawab pertanyaan yang pertanyaan
dilontarkan
4. 3 Menit Penutup :
1. Mengevaluasi hasil dari Memperhatikan
penyuluhan
2. Menyimpulkan materi Memperhatikan
penyuluhan yang telah
disampaikan
3. Menyampaikan terima kasih atas Menjawab ucapan
perhatian dan waktu yang telah di terima kasih
berikan kepada peserta
4. Mengucapkan salam Menjawab salam
G. Materi (Terlampir)
H. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur.
1. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
2. Peran dan tugas mahasiswa/i sesuai dengan perencanaan
b. Evaluasi Proses
1. Audiens berperan aktif selama kegiatan berlangsung
2. Minimal 75% dari audiens yang hadir mengikuti acara penyuluhan sampai selesai
c. Evaluasi Hasil.
Setelah dilakukan kegiatan penuluhan Audiens mampu:
1. 75% audiens dapat menjelaskan pengertian perilaku hidup bersih dan sehat.
2. 75% audiens dapat menjelaskan tujuan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. 75% audiens dapat menjelaskan bagaimana manfaat perilaku hidup bersih dan sehat.
4. 75% audiens dapat menjelaskan ciri-ciri rumah sehat
5. 75% audiens dapat menjelaskan bagaimana indicator perilaku hidup bersih dan sehat.
Lampiran Materi
PERILAKU HIDUP SEHAT DAN BERSIH (PHBS)

A. Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar,
mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA,
Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM.
Sedangkan penyuluhan PHBS itu adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi),
bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok
dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan
(advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (enpowerment)
sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalah
sendiri, dalam tatanan rumah tangga.
Perilaku Hidup Berih Dan Sehat (PBHS) adalah sebagai wujud operasional promosi
kesehatan merupakan dalam upaya mengajak, mendorong kemandirian masyarakat
berperilaku hidup bersih dan sehat (Ekasari, 2008). Berdasarkan beberapa defenisi PHBS
adalah upaya untuk mewujudkan kesehatan anggota keluarga agar tahu, mau dan mampu
melaksakan perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh
sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik
diantaranya adalah: diare, demam berdarah, disentri, kolera, tiphus, cacingan, malaria,dll
B. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Masyarakat
Menurut (Notoadmojo,2018).Tujuan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat sebagai
berikut:
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat

b. Masyarakat mampu mencegah dan mangatasi masalah-masalah kesehatan yang


dihadapinya
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada untuk penyembuhan
penyakit dan peningkatan kesehatannya.

d. Masyarakat mampu mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat untuk


pencapaian PHBS di rumah tangga, seperti penyelenggaraan posyandu, jaminan
pemeliharaan kesehatan, tabungan ibu bersalin dan sosial ibu bersalin, ambulan desa,
kelompok
e. Pemakaian air dan pembersihan jamban.

C. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Menurut (Notoadmojo,2018).Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai
berikut:
a. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.

b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.

c. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat.

d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat dialihkan untuk pemenuhan gizi keluarga, biaya
pendidikan dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.

D. Ciri-Ciri Rumah Sehat


Ada 5 ciri-ciri rumah sehat menurut Notoadmodjo (2018) sebagai berikut:
a. Bahan bangunan
Bahan bangunan terbuat dari lantai ubin atau semen, dinding terbuat dari tembok, atap
rumah terbuat dari genteng atau seng.
b. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi yaitu untuk menjaga agar aliran udara
dalam rumah tersebut tetap segar, untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-
bakteri, untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap dalam kelembaban yang
optimum.
c. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu
banyak.
d. Luas bangunan rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas
lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya.
e. Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas yaitu penyediaan air bersih yang
cukup, pembuangan tinja, pembuangan air limbah, pembuangan sampah, fasilitas dapur,
ruang berkumpul keluarga.

E. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


PHBS adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat lingkungan agara tahu, mau
dan mampu mempraktekkan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan linkungan sehat.
Indikator PHBS di lingkungan masyarakat adalah (Depkes, 2018) :
a) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun
Menurut WHO (2005) dalam Depkes RI (2019), ada 2 teknik dalam melakukan cuci
tangan yaitu : (1) mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air, (2) mencuci tangan
dengan menggunakan larutan berbahan dasar alkohol. Langkah-langkah mencuci tangan
dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir yaitu:
- Basuh tangan dengan air
- Tuangkan sabun secukupnya
- Ratakan dengan kedua telapak tangan
- Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
- Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
- Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
- Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya
- Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan
sebaliknya
- Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan lakukan
sebaliknya
- Bilas kedua tangan dengan air
- Keringkan dengan handuk sekali pakai sampai benar-benar kering
- Gunakan handuk tersebut untuk menutup kran
- Kedua tangan telah aman
Fasilitas Penunjang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Penyediaan tempat cuci tangan di minimal satu tempat cuci tangan untuk dua kelas yang
dilengkapi dengan :
- Tersedianya air bersih yang mengalir
- Tersedianya sabun cair/ batang
- Tersedianya tisu / lap tangan
Menurut Depkes RI (2008), seluruh anggota masyarakat harus mencuci tangan
sebelum makan, sesudah buang air kecil/besar, sesudah beraktifitas atau setiap kali
tangan kotor dengan memakai sabun dan air bersih yang mengalir. Air bersih yang
mengalir akan membuang kuman-kuman yang ada pada tangan yang kotor, sedangkan
sabun selain membersihkan kotoran juga dapat membunuh kuman yang ada di tangan
sehingga tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman serta dapat mencegah terjadinya
penularan penyakit diare, demam tifoid, kecacingan, penyakit kulit, ISPA, dan flu
burung.

b) Mengkonsumsi jajanan sehat


Menurut Evayanti (2012), sekolah sebaiknya menyediakan warung sehat dengan
makanan yang mengandung gizi seimbang dan bervariasi sehingga membuat tubuh yang
mengkonsumsi makanan/jajanan tersebut menjadi sehat dan kuat sehingga angka
ketidakhadiran siswa menjadi menurun dan proses belajar berjalan dengan baik.
Pengelolaan kantin dan makanan sehat harus memperhatikan beberapa aspek yang
mengacu pada Keputusan Kementrian Kesehatan Nomor 1429/ Menkes/ SK/ XII/ 2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan yaitu :
- Makanan jajanan yang dijual harus dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup
- Makanan jajanan yang disajikan dalam kemasan harus dalam keadaan baik dan tidak
kadaluarsa
- Tempat penyimpanan makanan harus bersih dan memenuhi persyaratan kesehatan
- Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih yang mengalir atau dalam 2
wadah yang berbeda dan dengan menggunakan sabun
- Peralatan yang sudah bersih harus disimpan di tempat yang bebas pencemaran
- Peralatan yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan jajanan harus
sesuai dengan peruntukannya
- Dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk sekali pakai
- Penyaji makanan di sekolah harus selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci
tangan sebelum memasak dan dari toilet

c) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat


Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang memenuhi syarat
kesehatan (leher angsa dengan septictank, cemplung tertutup) dan terjaga kebersihannya.
Jamban yang sehat adalah yang tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau
kotoran, tidak dijamah oleh hewan, tidak mencemari tanah di sekitarnya, mudah
dibersihakan dan aman digunakan.
Penggunaan jamban yang bersih dan sehat setiap buang air besar dan buang air kecil
dapat menjaga lingkungan menjadi bersih , sehat serta tidak berbau. Penggunaan jamban
yang bersih dan sehat dapat juga mencegah terjadinya pencemaran air yang ada
dilingkungan serta juga dapat menghindari adanya lalat dan serangga yang dapat
menimbulkan berbagai penyakit seperti penyakit diare, demam tifoid, serta kecacingan
(Notoadmojo,2018).

d) Olahraga yang teratur dan terukur


Olahraga yang teratur dan terukur dapat memelihara kesehatan fisik dan mental
pada diri serta dapat meningkatkan kebugaran tubuh sehingga tidak mudah jatuh sakit.
Olahraga yang teratur dan terukur dapat dilakukan dilingkungan yang dilakukan secara
bersama-sama oleh masyarakat yang berada dilingkungan. Sarana atau tempat olahraga
tersedianya tempat berolahraga dan bermain bagi murid masyarakat. harus dalam
keadaan bersih, tidak becek dan tidak membahayakan. (Notoadmojo,2018).

e) Memberantas jentik nyamuk


Menurut Evayanti (2012), kegiatan ini dilakukan untuk memberantas penyakit
yang disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit demam berdarah. Memberantas
jentik nyamuk di lingkungan dilakukan dengan gerakan 3 M (menguras, menutup dan
mengubur) tempat-tempat penampungan air (bak mandi, drum, tempayan, ban bekas,
tempat air minum dan lain-lain) minimal seminggu sekali. Hasil yang di dapat dari
pemberantasan jentik nyamuk ini kemudia di sosialisasikan kepada seluruh warga.
Pengendalian jentik nyamuk
- Kepadatan jentik nyamuk Aedes Aegypti yang diamati melalui indeks container di
dalam lingkungan harus nol.
- Tersedianya poster tentang 3 M (menguras, menutup dan mengubur)

f) Tidak merokok
Timbulnya kebiasaan merokok diawali dari melihat orang sekitarnya merokok.
Merokok di lingkungan sangat tidak dianjurkan karena rokok mengandung zat berbahaya
yang dapat membahayakan kesehatan. Menurut Proverawati (2012), dalam satu batang
rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya seperti nikotin,
tar dan carbon monoksida (C0). Nikotin dapat menyebabkan ketagihan dan merusak
jantung serta aliran darah. Tar dapat menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker
sedangkan gas CO dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa
oksigen yang akan membuat sel-sel dalam tubuh akan mati.

g) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan


Kegiatan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan dilakukan dengan
tujuan untuk mengamati tingkat pertumbuhan masyarakat. Hasil pengukuran dan
penimbangan berat badan pada masyarakat tersebut dibandingkan dengan standar berat
badan dan tinggi badan yang telah ditetapkan sehingga diketahui pertumbuhan
masyarakatnya normal atau tidak normal (Evayanti, 2012).
h) Membuang sampah pada tempatnya
Menurut Evayanti (2012), masyarakat wajib membuang sampah pada tempat
sampah yang telah disediakan. Masyarakat diharapkan tahu dalam memilih jenis sampah
seperti sampah organik maupun sampah non organik. Sampah yang berserakan
dilingkungan dapat menimbulkalkan penyakit dan tidak indah dipandang oleh mata.
Fasilitas Tempat sampah
- Di setiap ruangan harus tersedia tempat sampah yang dilengkapi dengan tutup
- Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara (TPS) dari seluruh ruangan untuk
memudahkan pengangkutan atau pemusnahan sampah
- Peletakan tempat pembuangan/ pengumpulan sampah sementara dengan ruang kelas
berjarak minimal 10 m
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. 2021. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI

Simarmata, Geofani. 2019. Kebersihan Masyarajat. (Diakses pada 31 Januari 2020 Pukul
08.59

Notoadmojo.2018. Lingkungan Bersih dan Sehat. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai