Anda di halaman 1dari 3

ANNISA SAVIRA NURULITA

07 / XII MIPA 4

SINDROM KLINEFELTER

I. Pendahuluan
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Sindrom Klinefelter, kita
akan mencari tahu apa yang menjadi sebab terjadinya Sindrom Klinefelter.
Diketahui Sindrom Klinefelter dapat terjadi karena adanya mutasi kromosom.
Salah satu contoh tipe mutasi jumlah kromosom yaitu Aneusomi yang
merupakan perubahan jumlah kromosom. Penyebabnya adalah anafase lag atau
peristiwa tidak melekatnya beneng-benang spindel ke sentromer dan non
disjunction (gagal berpisah). Aneusomi pada manusia dapat menyebabkan
terjadinya Sindrom Klinefelter. Apa itu Sindrom Klinefelter? Mari kita bahas
lebih lanjut.

II. Pembahasan
Sindrom Klinefelter adalah kelainan genetik yang disebabkan oleh
adanya salinan kromosom X tambahan. Penderita Sindrom Klinefelter berjenis
kelamin laki-laki, namun testisnya tidak berkembang (testicular disgenesis)
sehingga aspermia dan tidak dapat memiliki keturunan (gynaecomastis).
Akibatnya, laki-laki yang dilahirkan dengan kondisi ini akan memiliki beberapa
karakteristik perempuan.

Kromosom seks akan menentukan jenis kelamin seseorang. Normalnya, laki-


laki memiliki 46 kromosom dengan kromosom seks XY, sedangkan perempuan
memiliki 46 kromosom dengan kromosom seks XX.
Saat mengalami Sindrom Klinifelter, seorang laki-laki bisa memiliki kromosom
47 XXY, 48 XXXY, atau 49 XXXXY.
Ciri-ciri sindrom klinefelter pada laki-laki:
 Jumlah sperma rendah, bahkan bisa tidak memiliki sperma.
 Testis dan penis kecil.
 Gairah seksual rendah.
 Tubuh lebih tinggi dari usianya.
 Kepadatan tulang yang rendah (osteoporosis)
 Rambut di wajah dan tubuh berkurang.
 Jaringan payudara membesar (ginekomastia)
 Lemak perut meningkat.
Kelainan ini terjadi selama masa perkembangan janin di dalam kandungan.
Semakin banyak jumlah salinan kromosom X tambahan, umumnya akan
semakin berat gangguan kesehatan yang terjadi. Belum diketahui penyebab
pasti dari Sindrom Klinifelter. Namun, salah satu faktor yang diduga bisa
meningkatkan risiko terjadinya kelainan genetik ini adalah usia ibu yang sudah
cukup tua saat hamil.

III. Penutup

Hingga saat ini, belum ditemukan metode atau obat khusus untuk
mengobati Sindrom Klinefelter. Pengobatan bertujuan untuk meringankan
gejala Sindrom Klinefelter sekaligus meningkatkan kualitas hidup penderitanya.
Selain itu diperlukan dukungan dari keluarga dan orang terdekat untuk
membantu mengatasi kesulitan bersosialisasi dan kesulitan belajar yang dialami
oleh penderita Sindrom Klinifelter. Jika penderita mengalami gangguan pada
emosi, konsultasi dengan psikolog juga dapat dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai