Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah filsafat sudah cukup dikenal sejak zaman dahulu. Meski begitu,
untuk mulai mendefinisikannya ternyata bukan perkara mudah, bilah
dilihat dari arti katanya, filsafat berasal dari dua kata
yunani philo dan shopia. Philo berarti cinta, sedangkan shopia berarti
bijaksana. Dengan demikian philoshopia berarti cinta terhadap
kebijaksanaan, namun untuk membuka pemahaman lebih lanjut tentang
filsafat, ada baiknya dimulai dengan mengutik pertanyaan Suryasumantri
yang membedakan antara pengetahuan (ilmu) dengan filsafat.
Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu, kepastian dimulai dari rasa
ragu-ragu, dan filsafat di mulai dari keduanya. Selanjutnya, Suryasumantri
mengutik pertanyaan Will Duranp yang mengumpamakan filsafat sebagai
pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri
(mewakili ilmu pengetahuan).
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat filsafat, agama, etika, dan nilai itu?
2. Apa hubungan antara agama, etika, dan nilai ?
3. Apa persamaan dan perbedaan antara hukum dan etika ?
4. Bagaimana paradigma manusia utuh itu ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat filsafat, agama, etika dan nilai.
2. Untuk mengetahui hubungan antara agama, etika, dan nilai.
3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara hukum dan etika.
4. Untuk mengetahui paradigma manusia utuh.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
reflektif menangkap makna hakiki keseluruhan yang ada. Abdulkadir
Muhammad menjelaskan pendapat dengan melihat unsur-unsurnya
sebagai berikut:
b. Hakikat Agama
A berarti tidak, gam berarti pergi, dan a berarti bersifat atau keadaan.
Jadi istilah agama berarti: bersifat tidak pergi, tetap lestari, kekal dan
tidak berubah. Dengan demikian agama adalah pegangan atau
pedoman bagi manusia untuk mencapai hidup kekal.
4
terhadap ketetapan Illahi tersebut-kepada kebaikan hidup didunia dan
kebaikan hidup di akhirat.
2. Kitab suci yang dituliskan oleh Nabi berdasarkan wahyu langsung dari
Tuhan.
5
c. Hakikat Etika
a. Etika sebagai praksis, sama dengan moral atau moralitas yang berararti
adat istiadat, kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku
dalam kelompok atau masyarakat.
b. Etika sebagai ilmu atau tata susila adalah pemikiran atau penilaian
moral. Etika sebagai pemikiran moral bisa saja mencapai taraf ilmiah
bila proses penalaran terhadap moralitas tersebut bersifat kritis,
metodis, dan sistematis. Dalam taraf ini ilmu etika dapat saja mencoba
merumuskan suatu teori, konsep, asas atau prinsip-prinsip tentang
prilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik, mengapa perilaku
tersebut dianggap baik atau tidak baik, mengapa menjadi baik itu
sangat bermanfaat, dan sebagainya.
d. Hakikat Nilai
6
c. Gugus-gugus nilai ini membentuk semacam hierarki dari yang terendah
sampai dengan yang tertinggi.
Jelas sekali bahwa antara agama dan etika tidak dapat dipisahkan.
Tidak ada agama yang tidak mengajarkan etika/moralitas. Kualitas
keimanan (spiritualitas) seseorang ditentukan bukan saja oleh kualitas
peribadatan (kualitas hubungan manusia dengan manusia lain dalam
masyarakat dan dengan alam). Dapat dikatakan bahwa nilai ibadah
menjadi sia-sia tanpa dilandasi oleh nilai-nilai moral.
No Hukum Etika
7
1. Persamaan: Sama-sama mengatur perilaku manusia
2. Perbedaan :
A. Sumber hukum : Sumber etika:
Negara, pemerintahan Masyarakat
B. Sifat pengaturan : Sifat pengaturan:
Tertulis berupa undang- Ada yang lisan (berupa adat
undang, peraturan kebiasaan) dan yang tertulis berupa
pemerintah, dan kode etik
Sebagainya
C. Objek yang di atur : Obek yang di atur:
Bersifat lahiriah (misalnya Bersifat rohaniah, misalnya : prilaku
hukum warisan, hukum etis (bersikap jujur dan tidak menipu
agraria, hukum tata juga bertanggung jawab) dan prilaku
negara) dan rohaniah tidak etis (korupsi, mencuri, dan
(misalnya hukum pidana) berzina)
8
tertentu, sementara tuntutan tersebut sangat banyak dan beragam. Ezra
(2006) mengatakan bahwa karakter adalah cilture untuk sebuah
kesuksesan yang langgeng dan tahan uji. Lilik Agung mendefinisikan
karakter sebagai kompetensi yang harus dimiliki seseorang berkaitan
dengan kinerja terbaik agar ia mampu menghadapi tantangan
realita/kenyataan yang selalu berubah dan mampu meraih kesuksesan
yang bersifat langgeng.
9
Kecerdasan
Covey
PQ Efisiensi (setiap sel menerima Psiko
energi/mkanan dengan tidak berlebihan etika
untuk mempertahankan hidup, tidak
mau menimbun makanan/energi)
IQ Kesadaran (kemampuan beradaptasi) Psiko
Keabadian (meneruskan pengetahuan etika
dan talenta kepada sel-sel generasi
berikutnya)
EQ Penerimaan (menerima kehadiran dan Sosio
ketergantungan dengan sel-sel lainnya) etika
Memberi (memberi/membantu integritas
sel-sel lainnya)
Pembentukan ikatan (kesadaran bahwa
keunikan/perbedaan fungsi setiap sel
tidaklah meniadakan kesamaan
identitas mereka)
SQ Maksud yang lebih tinggi (mengabdi Teo
kepada kepentingan tubuh/sesuatu etika
yang lebih besar, lebih luas, lebih tinggi,
serta tidak mementingkan diri sendiri)
Kesatuan (semua sel menyadari
kesatuan/kesamaan mereka)
Kreatifitas (menemukan cara-cara baru,
tidak berpegang pada perilaku lama)
Keberadaan (semua sel patuh pada
siklus hidup universal)
Karakter dan Paradigma Pribadi Utuh
10
terhadap empat kemampuan manusia, yaitu: tubuh (PQ), intelektual (IQ),
hati (EQ), dan jiwa/roh(SQ).
11
Olah pikir (brainware management) adalah suatu konsep dan
keterampilan untuk mengatur gelombang otak manusia yang paling sesuai
dengan aktivitasnya sehingga bisa mencapai hasil optimal (sentanu,
2007). Otak akan memancarkan gelombang sesuia dengan tingkat
keadaan pikiran/kejiwaan seseorang. Ada empat golongan gelombang
otak, yaitu:
Nama Ciri-ciri
Kognitif, analisis, logika, otak kiri, konsentrasi,
Beta (14 – 100 prasangka, pikiran sadar, aktif, cemas, was-was,
Hz) khawatir, stres, fight or flight, disease, cortisol,
norepinephrine
Khusyuk, relaksasi, meditatif, focus-alertness,
Alpha (8 – 13,9 superlearning, akses nurani bawah sadar, ikhlas,
Hz) nyaman, tenang, santai, istirahat, puas, segar, bahagia,
endorphine, serotonin
Sangat khusyuk, deep-meditation, problem solving,
Theta (4 – 7,9
mimpi, intuisi, nurani bawah sadar, ikhlas, kreatif,
Hz)
integratif, hening, imajunatif, catecholamines, AVP
Tidur lelap, non physical state, nurani bawah sadar
Delta(0,1 – 3,9
kolektif, tidak ada pikiran dan perasaan, cellular
Hz)
regeneration, HGH
12
Berdasarkan konsep yang dibahas sebelumnya dapat dibuat dua
model tentang hakikat keberadaan manusia, yaitu:
KARAKTER
KAYA/ TIDAK
NEGATIF
BAHAGIA
13
MAKANAN ENAK PQ SEHAT (FISIK)
OLAHRAGA
EGO TINGGI
IPTEK IQ TINGGI
EQ RENDAH
EQ DAN SQ TIDAK SOMBONG,
DIKEMBANGKAN GELISAH, BENCI
SQ RENDAH
TIDAK PERCAYA
TUHAN
KARAKTER NEGATIF
KEBAHAGIAAN
14
MAKANAN ENAK
OLAHRAGA PQ SEHAT (FISIK)
PSIKO ETIKA
IPTEK Berilmu, Sabar,
IQ TINGGI
Syukur
MEDITASI, ZIKIR,
RETRET EQ TINGGI SOSIO ETIKA
Silaturrahmi, Baik
Sangka, Amanah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
Filsafat adalah hasil pemikiran manusia yang menempati posisi
sebagai induk pengetahuan. Filsafat juga diartikan mencari sebuah
kebenaran, karakteristik utama berfikir filsafat adalah sifatnya yang
menyeluruh, sangat mendasar, dan spekulatif. Sifatnya menyeluruh
artinya mempertanyakan hahekat keberadaan, dan kebenaran tentang
keberadaan itu sendiri sebagai satu kesatuan secara keseluruhan, bukan
persektif dari bidang perbidang atau sepotong-sepotong. Sifatnya yang
mendasar berarti bahwa filsafat tidak begitu saja percaya bahwa ilmu itu
benar. Sifatnya yang spekulatif karena filsafat selalu ingin mencari jawab
bukan bukan saja pada suatu hal yang sudah diketahui, tetapi segalah
sesuatu belum diketahui. Agama adalah satu bentuk ketetapan ilahi yang
mengarahkan mereka yang berakal dengan pilihan mereka sendiri
terhadap ketetapan ilahi itu tersebut kepada kebaikan hidup didunia dan
kabahagian hidup di akhirat. Etika sama dengan moral. Moral berasal dari
kata latin: mos (bentuk tunggal), ataumores (bentuk jamak) yang berarti
adat istiadat, kebiasaan, kelakuan, watak, tabiat, akhalk, cara
hidup. Hukum, etika dan etiket merupakan istilah yang sangat berdekatan
dan mempunyai atri yang hampir sama walaupun terdapat juga
perbedaaan.
B. Saran
Dengan kita mempelajari filsafat, agama, etika, dan hukum, semoga
kita menjadi orang yang kritis, berpikir yang benar dalam berbagai hal,
dan semoga kita menjadi manusia yang bermoral dan berahlak mulia
untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada tuhan yang
maha Esa dan semoga kita dapat mencapai hakikat kehidupan yang
sesungguhnya yaitu surga.
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay & Rander, Barry. 2005. Etika bisnis dan profesi Edisi ke 7.
Jakarta: Salembat Embat.
16
Nuriasari, Selvia. 2012. Pengantar Bisnis Islami. Bandar Lampung: Ta’lim
Press.
Gee, The Liang Gee. 1991. Pengantar Filsafat Ilmu. Jakarta: Liberti.
17