0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan12 halaman
Menopause adalah masa ketika wanita tidak lagi mengalami siklus menstruasi dan kemampuan bereproduksi. Secara normal ini terjadi pada usia 40-50 tahun akibat berkurangnya hormon estrogen dan progesteron. Masa ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik dan psikologis.
Menopause adalah masa ketika wanita tidak lagi mengalami siklus menstruasi dan kemampuan bereproduksi. Secara normal ini terjadi pada usia 40-50 tahun akibat berkurangnya hormon estrogen dan progesteron. Masa ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik dan psikologis.
Menopause adalah masa ketika wanita tidak lagi mengalami siklus menstruasi dan kemampuan bereproduksi. Secara normal ini terjadi pada usia 40-50 tahun akibat berkurangnya hormon estrogen dan progesteron. Masa ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik dan psikologis.
Menopause 2. Tujuan : a. Tujuan Umum Setelah mengikuti ceramah atau diskusi diharapkan para peserta dapat memahami dengan benar mengenai masa menopause dari salah satu solusinya menghadapinya. b. Tujuan Khusus Peserta Mampu : 1. Menjelaskan pengertian klimakterium dan menopause 2. Menjelaskan gejala dan keluhan pada masa klimakterium dan menopause 3. Menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap gejala-gejala klimakterium dan menopause 4. Menjelaskan perubahan-perubahan organik pada masa klimakterium dan menopause 5. Menjelaskan terapi menopause 3. Waktu : 60 menit 4. Pendekatan : Induktif 5. Metode : 6. Uraian Materi dan Sumber : a. Pengertian Klimakterium dan Menopause Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Menopause merupakan suatu proses peralihan dari masa produktif menuju perubahan secara perlahan-lahan ke masa non produktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen dan progesteron seiring dengan bertambahnya usia. b. Gejala dan Keluhan Masa Menopause Turunnya fungsi ovarium (sel telur) mengakibatkan hormon terutama estrogen dan progesteron sangat berkurang di dalam tubuh kita. Kekurangan hormon estrogen ini menyebabkan keluhan-keluhan: Keluhan Vasomotorik Keluhan Konstitusional Keluhan Psikiatstenik dan Neurotik Keluhan Lain-lain Akibat jangka panjang yang harus diperhatikan pada waktu menopause adalah osteoporosis (tulang keropos), penyakit jantung koroner, stroke, dan pikun. c. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Gejala-gejala Menopause Faktor Psikis Sosial Ekonomi Budaya dan Lingkungan Faktor Lain d. Perubahan-perubahan Organik pada Masa Klimakterium 1) Perubahan pada organ reproduksi Uterus (Kandungan) Tuba Falopi (Saluran Telur) Serviks (Mulut Rahim) Vagina (Liang Kemaluan) Dasar Pinggul Perineum dan Anus Vesica Urinaria (Kandung Kencing) Kelenjar Payudara 2) Perubahan di luar organ reproduksi Adipositas (penimbunan lemak) Hipertensi (tekanan darah tinggi) Hiperkolesterolnemia (kolesterol tinggi) Aterosklerosis (perkapuran dinding pembuluh darah) Virilisasi (pertunbuhan rambut-rambut halus) Osteoporosis (keropos tulang) e. Penatalaksanaan Gejala Menopause Berbagai keluhan fisik pada wanita yang mengalami menopause, dapat diatasi dengan pemberian obat yang bersifat mengganti hormon estrogen. Pemberian obat ini digunakan untuk memulihkan sel-sel yang mengalami kemunduran. Disamping itu juga bisa mengkonsumsi vitamin yang fungsinya memperlambat proses penuaan. Untuk pengatasaan ini perlu konsultasi dengan dokter yang berwenang. 1. Olahraga yang sesuai dengan usia tengah baya 2. Makanan yang baik 3. Melakukan hobi yang diminati 4. Tetaplah berkarya dan usahakan dapat memberikan manfaat bagi orang lain 5. Berpikirlah bahwa menopause itu sesuatu yang wajar 6. Terlibat dalam aktivitas-aktivitas keagamaan-sosial 7. Bersilaturahmi atau bertemu dengan teman yang mungkin mempunyai masalah yang sama 8. Komunikasikan masalah dengan suami 9. Dan yang paling penting adalah tingkatkan ibadah, dekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa 10. Terapi Sulih Hormon Sumber : http://www.e-psikologi.com/usia/270902.htm http://www.blogdokter.net/2008/03/10/tanda-gejala- menopause/ https://www.alomedika.com/efektivitas-terapi-sulih-hormon- pada-wanita-menopause 7. Media Poster Leaflet Materi penyuluhan Menopause 8. Kegiatan Penyuluhan
No. Penyuluhan Waktu Peserta
(Menit) 1 Membuka penyuluhan dengan 3 Menjawab mengucap salam dan salam, melakukan perkenalan dengan memberikan para peserta pertanyaan 2 Penyajian materi yang ada 30 Memperhatikan tentang masa menopause 3 Melakukan diskusi atau tanya 10 Mengajukan jawab dengan peserta pertanyaan 4 Mengajukan hasil penyuluhan 5 Memberikan yang melibatkan peserta pendapat 5 Mengajukan pertanyaan 10 Menjawab kepada peserta sehubungan pertanyaan dengan materi yang disampaikan 6 Menutup penyuluhan dengan 2 Menjawab salam mengucap salam 9. Evaluasi Dilakukan dengan pertanyaan lisan sebagai berikut: 1. Jelaskan pengertian dari menopause? 2. Sebutkan gejala dan keluhan masa menopause 3. Apa itu Terapi Sulih Hormon? Kunci Jawaban 1. Menopause merupakan suatu proses peralihan dari masa produktif menuju perubahan secara perlahan-lahan ke masa non produktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen dan progesteron seiring dengan bertambahnya usia. 2. Gejala dan Keluhan Masa Menopause Turunnya fungsi ovarium (sel telur) mengakibatkan hormon terutama estrogen dan progesteron sangat berkurang di dalam tubuh kita. Kekurangan hormon estrogen ini menyebabkan keluhan- keluhan: Keluhan Vasomotorik Keluhan Konstitusional Keluhan Psikiatstenik dan Neurotik Keluhan Lain-lain 3. Terapi Sulih Hormon (TSH) merupakan pemberian hormon estrogen sintetis dosis kecil untuk mengurangi berbagai gejala menopause yang didasari oleh penurunan kadar estrogen dalam tubuh. Terapi sulih hormon dapat diberikan saat menjelang menopause (perimenopause) maupun pasca menopause. Terapi sulih hormon juga dapat digunakan untuk wanita yang mengalami menopause dini atau yang melakukan operasi pengangkatan ovarium (sebelum usia 45 tahun). Selain pemberian estrogen, dapat juga diberikan tambahan hormon progesteron. Tetapi pemberian hormon progesteron hanya boleh diberikan untuk wanita dengan kondisi rahim yang utuh untuk mengurangi risiko kanker endometrium. Lampiran Materi
MENOPAUSE
Perempuan mana yang ingin mengalami menopause? Peride di mana kaum
hawa berhenti menstruansi, kehilangan hormon keperepempuan dan berbagai macam kondisi tidak menyenangkan lainnya, ini membuat mereka berlomba- lomba menundanya dengan segala cara. Kini para “tukang obat” menawarkan berbagai cara untuk menunda atau bahkan menepis masa yang terbilang menakutkan tersebut. Yang terpopuler adalah terapi sulih hormon atau hormone replacement therapy (HRT). Kata menopause berasal dari dua kata Yunani yang berarti “Bulan” dan “Penghentian Sementara” yang secara linguistik lebih tepat disebut “Menocease”. Secara medis istilah menopause mengandung arti berhentinya masa menstruasi, bukan istirahat. Meski kata menopause hanya mengandung arti akhir masa menstruasi, walaupun demikian dalam penggunaan secara umum menopause mempunyai makna masa transisi atau masa peralihan, dari beberapa tahun sesudahnya. Hal itu disebabkan karena keluaran hormon dari ovarium (indung telur) berkurang, masa haid menjadi tidak teratur dan kemudian lenyap sama sekali. Dengan lenyapnya haid ini maka wanita sudah memasuki suatu masa peralihan yaitu masa menopause. Menopause merupakan suatu tahap dimana wanita tidak lagi mendapatkan siklus menstruasi yang menunjukkan berakhirnya kemampuan wanita untuk bereproduksi. Secara normal wanita akan mengalami menopause antara 40-50 tahun. Pada saat menopause, wanita akan mengalami perubahan-perubahan di dalam organ tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia. Usia dari hari ke hari akan terus berjalan dan setiap orang seiring dengan bertambahnya usia tidak akan lepas dari predikat tua. Dengan bertambahnya usia maka gerak-gerik, tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk tubuh mengalami suatu perubahan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa menopause merupakan suatu proses peralihan dari masa produktif menuju perubahan secara perlahan-lahan ke masa non produktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen dan progesteron seiring dengan bertambahnya usia. Sehubungan dengan terjadinya menopause pada lansia maka biasanya hal itu diikuti dengan berbagai gejolak atau perubahan yang meliputi aspek fisik maupun psikologis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan si lansia tersebut. Bagaimanakah Gejala-Gejala Menopause? Turunnya fungsi ovarium (sel telur) mengakibatkan hormon terutama estrogen dan progesteron sangat berkurang di dalam tubuh kita. Kekurangan hormon estrogen ini menyebabkan keluhan-keluhan: 1. Keluhan Vasomotorik Gejolak panas (Hot flashes) Vertigo Keringat banyak 2. Keluhan Konstitusional Berdebar-debar Migrain Nyeri otot dan pinggang Mudah tersinggung 3. Keluhan Psikiatstenik dan Neurotik Merasa tertekan Lelah psikis, lelah somatik Susah tidur Merasa ketakutan Konfik keluarga, gangguan di tempat kerja 4. Keluhan Lain-lain Saat waktu bersetubuh Gangguan haid Keputihan, gatal pada vagina Susah kencing Libido menurun Keropos tulang (Osteoporosis) Gangguan sirkulasi (Miocard infark) Kenaikan kolestrol, adepositas (Kegemukan; gangguan metabolisme KH) Keluhan-keluhan diatas tidak sama pada semua wanita. Hal ini disebabkan efek biologik di jaringan hormon estrogen melalui reseptor estrogen yang di dalam tubuh didapat reseptor estrogen alpha dan beta. Jumlah reseptor estrogen alpha dan beta yang tidak sama pada setiap wanita dan adanya reaksi individual akibat rendahnya estrogen menyebabkan gejala menopause yang berbeda. Umumnya gejolak panas, susah tidur, gelisah, gampang marah, pelupa, nyeri tulang belakang dirasakan pada hampir sebagian besar wanita menopause. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Gejala-Gejala Menopause 1. Faktor Psikis Perubahan-perubahan psikologis maupun fisik ini berhubungan dengan kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah, berkurangnya konsentrasi dan kemampuan akademik, timbulnya perubahan emosi seperti mudah tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan, rasa kesunyian, ketakutan keganasan, tidak sabar lagi dan lain-lain. Perubahan psikis ini berbeda-beda tergantung dari kemampuan si wanita unruk menyesuaikan diri. 2. Sosial Ekonomi Kesadaran sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan. Apapbila faktor-faktor di atas cukup baik, akan mengurangi beban fisiologis dan psikologis. Kesehatan akan faktor klimakterium sebagai faktor fisiologis. 3. Budaya dan Lingkungan Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan fase klimakterium dini. 4. Faktor Lain Wanita yang belum menikah, wanita karier baik yang sudah atau belum berumah tangga, menstruasi yang terlambat berpengaruh terhadap keluhan- keluhan klimakterium yang ringan. Perubahan-Perubahan Organik Pada Masa Klimakterium 1) Perubahan pada organ reproduksi Uterus (Kandungan) Uterus mengecil, selain disebabkan atrofi endometrium juga disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat intertesial. Serabut otot miometrium menebal, pembuluh darah miometrium menebal dan menonjol. Tuba Falopi (Saluran Telur) Lipatan-lipatan tuba menjadi leboh pendek, menipis dan mengkerut, endosalpingo menipis mendarat dan sillia menghilang. Serviks (Mulut Rahim) Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripta servikal menjadi atropik, kanalis servikalis memendek, sehingga menyerupai ukuran serviks fundus saat masa adolesen. Vagina (Liang Kemaluan) Terjadinya penipisan vagina menyebabkan hilangnya rugae, berkurangnya vaskularisasi, eslastistik yang berkurang, sekret vagina menjadi encer, indeks kario piknotik menurun. Ph vagina meningkat karena terhambatnya pertumbuhan hasil Donderlein yang menyebabkan glikogen seluler meningkat, sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Uretra ikut memendek dengan pengerutan vagina, sehingga meatus ekstranus melemah, timbul uretritis dan pembentukan karankula. Dasar Pinggul Kekuatan dan elestistik menghilang, karena atrofi dan lemahnya daya sokong disebabkan prolapsusu utero vaginal. Perineum dan Anus Lemak subcutan menghilang, atrofi otot sekitarnya menghilang yang menyebabkan tonus spincter melemah dan menghilang. Sering terjadi inkontinensia alvi vagina. Vesica Urinaria (Kandung Kencing) Tampak aktivitas kendali spincter dan detrusor hilang, sehingga sering kencing tanpa sadar. Kelenjar Payudara Diserapnya lemak subcutan, atrofi jaringan parenkim, lobulus menciut, stroma jaringat ikat fibrosa menebal. Puting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang, sehingga payudara menjadi datar dan mengendor. 2) Perubahan di luar organ reproduksi Adipositas (penimbunan lemak) Penyebaran lemak ditemukan pada tungkai atas, pinggul perut bawah dan lengan atas. Ditemukan 29% wanita klimakterium memperlihatkan kenaikkan berat badan yang sedikit dan 20% kenaikkan yang menyolok. Diduga ada hubungan dengan turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak. Hipertensi (tekanan darah tinggi) Adanya gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan darah baik sistole maupun diastole. Diketahui bahwa 2/3 penderita hipertensi esential primer adalah wanita antara 45-70 tahun yang diketahui permulaan peningkatan tensi paling banyak terjadi selama masa klimakterium. Peningkatan tekanan darah pada usia klimakterium terjadi secara bertahap, kemudian menetap dan lebih tinggi dari tensi sebelumnya. Hiperkolesterolnemia (kolesterol tinggi) Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan kolesterol. Peningkatan kadar kolestrol pada wanita terjadi 10-15 tahun lebih lambat pada laki-laki. Peningkatan kadar kolesterol yang merupakan faktor utama dalam penyebab arterosklerosis. Aterosklerosis (perkapuran dinding pembuluh darah) Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan meningkatnya faktor risiko terhadap terjadinya aterosklerosis. Khusunya mengenai sklerosis primer koroner dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali lebih sering setelah kadar estrogen menurun. Virilisasi (pertunbuhan rambut-rambut halus) Turunnya estrogen dalam darah adanya efek androgen menyebabkan tanda-tanda diferensiasi dari defeminisasi dab maskulinisasi. Hal ini berhubungan dengan ovarium sendiri membentuk estron yang bersifat androgen. Osteoporosis (keropos tulang) Dengan turunnya kadar estrogen, maka proses osteoblast yang berfungsi membentuk tulang baru terhambat dan fungsi osteoclast merusak tulang meningkat. Akibat tulang tua diserap dan dirusak osteoclast tetapi tidak dibentuk tulang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi osteoporosisi. Bagaimanakah Penatalaksanaan Gejala Menopause? Berbagai keluhan fisik pada wanita yang mengalami menopause, dapat diatasi dengan pemberian obat yang bersifat mengganti hormon estrogen. Pemberian obat ini digunakan untuk memulihkan sel-sell yang mengalami kemunduran. Disamping itu juga bisa mengkonsumsi vitamin yang fungsinya memperlambat proses penuaan. Untuk pengatasaan ini perlu konsultasi dengan dokter yang berwenang. 1. Olahraga yang sesuai dengan usia tengah baya. Dengan olahraga produksi endorphine dalam otak memningkat, kondisi ini dapat memelihara keceriaan dan kegembiraan, pengiriman oksigen ke otakpun meningkat, sehingga ketegangan otot dan berbagai gangguan fisik pun sirna. Olahraga teratur akan menyehatkan jantung dan tulang, mengatur berat badan, menyegarkan tubuh, dan memperbaiki suasana hati. Jarang berolahraga menyebabkan peredaran darah kurang lancar, otot lemah, napas pendek, masa tulang cepat berkurang. Hal ini menyebabkan rentan terhadap gangguan kardiovaskuler, darah tinggi, kegemukan, diabetes, nyeri tulang, osteoporosis dan depresi. 2. Makanan yang baik. Makanlah makanan yang rendah lemak. Banyak makan sayuran, buah, biji-bijian, vitamin, mineral dan serat dalam makanan itu akan membantu pencernaan dan metabolisme tubuh. 3. Melakukan hobi yang diminati. Hidup tanpa sesutau yang menyenangkan rasanya hambar, maka terlibat dengan aktivitas yang merupakan hobi dapat mengusir kebosanan dan mengatasi ketegangan-ketegangan dalam hidup termasuk krisis pada menopause. 4. Tetaplah berkarya dan usahakan dapat memberikan manfaat bagi orang lain Datangnya menopause tidak perlu dipandang sebagai penderitaan. Banyak peluang atau usaha yang dapat dijalani, yang dapat memberi pekerjaan bagi orang lain. Upaya ini dapat meningkatkan perasaan bahwa diri kita masih mampu memberi manfaat bagi orang lain. 5. Berpikirlah bahwa menopause itu sesuatu yang wajar. Jutaan wanita telah mengalami dan mereka tidak merasa terganggu. Bahkan sampai sekarang perempuan di desa tidak pernah merasa ada gangguan saat menopause. Disamping itu berpikirlah secara positif, apapun peristiwa yang dialami (termasuk menopause) bila dilihat dengan “kacamata” positif (khusnudzon) maka tidak akan berdampak negatif bagi kehidupan. 6. Terlibat dalam aktivitas-aktivitas keagamaan-sosial. Dengan memberikan apa yang dimiliki baik itu pengetahuan atau keterampilan pada orang lain, akan dapat mengurangi perasaan-perasaan negatif yang mungkin muncul. Keterlibatan dalam berbagai aktivitas juga dapat mempertebal kepercayaan diri dan meningkatkan citra diri yang mulai menurun. 7. Bersilaturahmi atau bertemu dengan teman yang mungkin mempunyai masalah yang sama. Disamping itu bersilaturahmi atau bertemu dengan teman yang mungkin mempunyai masalah yang sama, dapat berfungsi sebagai obat. Pertemuan yang memungkingkan untuk saling “berbagai rasa dan berbagai duka” sehingga beban itu tidak hanya dirasakan sendiri. 8. Komunikasikan masalah dengan suami. Berbagai perubahan maupun gangguan fisik-psikis-sosial yang dirasakn perlu diketahui suami. Pengertian, penerimaan dan dukungan dari usami sangat besar artinya bagi wanita yang mengalami menopause sehingga ketegangan yang muncul dapat dicegah. Lebih baik bila keterbukaan ini juga ditumbuhkan dalam keluarga secara keseluruhan, artinya anak-anak juga memberikan dukungan. 9. Dan yang paling penting adalah tingkatkan ibadah, dekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang akan memperkaya kehidupan rohani dan menyadari sepenuhnya bila tujuan hidup ini untuk mengabdi pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Yakinlah bahwa semua prosed kehidupan manusia sejak dalam kandungan, lahir, tumbuh dan meninggal itu semua sudah merupakan perwujudan dari ketentuan dunia, sebelum memasuki kehidupan akhirat yang kekal dan tidak berakhir. Pandanglah bahwa semua yang dialami sebagai kenikmatan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Menopause bukan akhir dari suatu kehidupan, bahkan merupakan saat yang tepat untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Kuasa 10. Terapi Sulih Hormon Pemberian terapi sulih hormon dapat diberikan secara sistemik (oral, transdermal, implan) maupun lokal (krim, pesarium). Preparat terapi sulih hormon yang tersedia dapat dalam bentuk estrogen saja, kombinasi estrogen dan progesteron, selective estrogen receptor modulator (SERM) dan gonadomimetik seperti Tibolon (mengandung estrogen, progesteron dan androgen). Terapi estrogen dosis rendah bisa diberikan setiap hari, sedangkan terapi kombinasi estrogen dan progesteron dapat diberikan setiap hari maupun secara siklik dimana progesteron dapat diberikan pada hari ke 10 sampai hari ke 14 setiap 4 minggu. Preparat terapi sulih hormon yang ada di Indonesia di antaranya estrogen terkonjugasi, estrogen terkonjugasi dan medroksiprogesteron asetat, dietilstilbestrol, estradiol, estradiol valerat, estradiol valerat dan siproteron asetat, estradiol dan didrogesteron, estradiol dan drospirenon, estradiol hemihidrat, estradiol hemihidrat dan norethisteron serta Tibolon Pemberian terapi sulih hormon diketahui efektif untuk mengurangi frekuensi dan keparahan keluhan gangguan vasomotor seperti hot flush pada wanita menopause dalam beberapa minggu setelah digunakan. Pemberian terapi sulih hormon dalam bentuk estrogen dosis rendah, kombinasi estrogen dan progesteron dan estrogen transdermal dibuktikan dapat mengurangi gejala tersebut. Terapi estrogen baik sistemik maupun lokal dapat menguragi gejala urogenital. Terapi estrogen dapat mengembalikan flora normal, menurunkan pH vagina, menebalkan serta merevaskularisasi lapisan vagina. Pemberian terapi estrogen secara lokal pada vagina dapat memperbaiki atrofi vagina tanpa menyebabkan efek proliferasi lapisan endometrium. Pemberian terapi estrogen secara transdermal dapat digunakan untuk wanita menopause yang memiliki keluhan sangat mengganggu dengan komplikasi diabetes melitus tipe 2, obesitas atau memiliki risiko kardiovaskuler tinggi, yang mana gejala tersebut tidak dapat berkurang dengan terapi non hormonal.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu