NIM : 19383022030 Prodi/ Kelas : PBS/ B UAS : Ekonomi moneter syari’ah
1. Menurut pendapat saya keterkaitannya terdapat pada suku bunga yang akan
berdampak pada inflasi, investasi, arus keuangan perbankan dan pergerakan terhadap mata uang. Akibatnya, suku bunga merupakan salah satu instrument yang digunakan bank sental untuk menstabilkan (menahan) laju inflasi. Peningkatan suku bunga secara tidak langsung akan mengurangi jumlah uang beredar di pasar karena masyarakat lebih cenderung untuk menabung dan mengurangi permintaan akan kredit. Pengurangan jumlah uang beredar juga menyebabkan nilai uang menjadi bertambah sehingga nilai barang dan jasa menjadi menurun dan laju inflasi dapat ditahan. Selain menahan laju inflasi, kenaikan suku bunga juga diharapakan dapat menciptakan stabilitas nilai tukar dan neraca pembayaran. Peningkatan suku bunga dalam negeri dapat menarik capital inflow sehingga nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menjadi menguat dan juga dapat mengatasi defisit transaksi berjalan. Dalam meminimalkan dampak dari guncangan ekonomi tersebut maka dibutuhkan kebijakan yang efektif dan efisian. Dalam hal ini, diharapkan kebijakan moneter dapat mengurangi guncangan negatif yang ditimbulkan oleh keadaan ekonomi global. Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian dari kebijakan ekonomi makro. Dalam prakteknya, kebijakan moneter ditujukan untuk menjaga stabilitas ekonomi makro yang terlihat dari: stabilitas harga (inflasi yang rendah), perkembangan output riil (pertumbuhan ekonomi yang tinggi) dan tersedianya lapangan pekerjaan. Dengan demikian, kebijakan moneter secara implisit mempunyai pengaruh terhadap sektor riil. Dalam mempengaruhi sektor riil, kebijakan moneter membutuhkan mekanisme transmisi tertentu dalam menghubungkan sektor moneter terhadap sektor riil. Dimana mekanisme transmisi kebijakan moneter merupakan proses yang di mulai oleh bank sentral atau otoritas moneter dengan menggunakan instrumen moneter yang berpengaruh terhadap PDB riil dan inflasi. Akibatnya, kebijakan moneter tersebut mempunyai pengaruh terhadap aktivitas ekonomi baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Mekanisme transmisi kebijakan moneter dilakukan oleh otoritas moneter atau bank sentral melalui instrumen kebijakan moneter kemudian akan berpengaruh kepada aktivitas ekonomi di sektor riil. 2. Yaitu di tempuh dengan kebijakan fiskal dan moneter, yang dalam hal ini menunjukkan bahwa telah ada sinergi dan koordinasi yang baik dalam kebijakan fiskal dan moneter di Tanah Air. Sinergi ekspansi moneter Bank Indonesia dengan akselerasi stimulus fiskal Pemerintah dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional terus diperkuat. Bank Indonesia melanjutkan komitmen untuk pendanaan APBN Tahun 2020 melalui pembelian SBN dari pasar perdana dalam rangka pelaksanaan UU No.2 Tahun 2020, baik berdasarkan mekanisme pasar maupun secara langsung, sebagai bagian upaya mendukung percepatan implementasi program PEN, dengan tetap menjaga stabilitas makro ekonomi. Sampai dengan 8 Oktober 2020, Bank Indonesia telah membeli SBN di pasar perdana melalui mekanisme pasar sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 16 April 2020, sebesar Rp60,18 triliun, termasuk dengan skema lelang utama, Greenshoe Option (GSO) dan Private Placement. Sementara itu, realisasi pendanaan dan pembagian beban untuk pendanaan Public Goods dalam APBN oleh Bank Indonesia melalui mekanisme pembelian SBN secara langsung sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 7 Juli 2020, berjumlah Rp229,68 triliun. Selain itu, Bank Indonesia juga telah merealisasikan pembagian beban dengan Pemerintah untuk pendanaan Non Public Goods-UMKM sebesar Rp90,88 triliun sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 7 Juli 2020. Dengan sinergi ini, Pemerintah dapat lebih memfokuskan pada upaya akselerasi realisasi APBN untuk mendorong pemulihan perekonomian nasional. Perkembangan tersebut membaik memasuki Oktober 2020 ditopang tekanan yang mulai mereda sejalan masih kompetitifnya imbal hasil SBN dibandingkan imbal hasil di negara-negara kawasan. Penurunan imbal hasil SBN 10 tahun pada Oktober juga sejalan dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang mayoritas mengalami penurunan. Perkembangan positif juga terjadi di pasar saham, tercermin dari IHSG yang meningkat 4,6% (mtm) sampai dengan 12 Oktober 2020 sejalan kinerja bursa saham di sebagian besar negara. Meski pada September 2020 bursa saham sempat tertekan dipengaruhi oleh sentiment.