a. Kabupaten tidak memiliki wewenang untuk mengatur regulasi terkait pajak pemanfaatan air permukaan. Kewenangan berada di Provinsi Sulawesi Selatan. b. Kabupaten hanya memiliki wewenang untuk mengatur regulasi pemanfaatan Air Pengeboran. c. Berdasarkan PERDA NO 10 Tahun 2010 Tentang “Jenis Pajak Air Permukaan”, pemanfaatan air oleh PT BMS masuk dalam kategori Pabrik dan/atau Industri (Lampiran 1, Halaman 6). d. Metode perhitungan pajak terlampir (Lampiran 1, Halaman 9)
2. RTH Kawasan Industri
a. Kabupaten mengacu pada peraturan pusat dikarenakan kawasan industri adalah kewenangan pusat. b. Kabupaten hanya dapat melakukan kerjasama pada pelaksanaan pengelolaan RTH sebagai UPTD di Kab. Luwu c. Permen Perindustrian RI Nomor 40/M-IND/PER/6/2016 tentang PEDOMAN TEKNIS KAWASAN INDUSTRI menyebutkan bahwa kawasan industri dengan luas 20 - 500 Ha Wajib memiliki RTH Minimal 10% terlampir (Lampiran 2, Halaman 21)
3. Penggunaan Tenang Lokal dan Asing
a. Setelah berkoordinasi dengan Kabupaten Luwu, belum terdapat batasan penggunaan tenaga asing di Indonesia, dengan dalih kemajuan Teknologi yang belum diketahui oleh Masyarakat Indonesia. Sehingga, diperlukan Tenaga Kerja Asing untuk mempercepat proses pekerjaan konstruksi Smelter. b. Namun, diperlukan persyaratan khusus serta pengurusan di cakupan kementerian atau pejabat yang ditunjuk Negara, Tentang : 1. Pembuatan RPTKA (Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing) PP Nomor 34 Tahun 2021. 2. Halaman 3 BAB II Pasal 2 Ayat 2 “Jabatan tertentu dapat diduduki oleh Tenaga Kerja Asing apabila belum dapat diduduki oleh Tenaga Kerja Indonesia” 3. Sektor aturan khusus lainnya, terlampir (Lampiran 3)
Bua, 17 September 2021
Dibuat Oleh ----------------------- A Fahrul Syarif HRGA Site