Anda di halaman 1dari 1

Pada saat itu, pak Prabu dengn keras sudah menolaknya hingga suasana saat itu, menjadi tegang.

"GAK ISOK HAM" kata pak Prabu menekan perkataanya kepada mas Ilham dengan ekspresi
yang tak terduga. 

"ngeten loh pak, ngapunten, kulo nyuwun tolong, kulo bakal jogo sikap ten mriki, mboten neko-
neko, tolong pak" (begini loh pak, maaf, saya minta tolong, saya akan menjaga sikan disini) 

(saya tidak akan aneh-aneh. tolong pak) ucap Ayu membantu kakanya, matanya terlihat
berlinangan air mata. Ia tidak pernah melihat Ayu sengotot ini sebelumnya. Terlihat mimik
wajah pak Prabu yang sebelumnya mengeras, kini melunak. 

Baca Juga: 5 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, KKN di Desa Penari Salip Dilan?

"piro sing KKN ngko dek?" (berapa yang KKN nanti dek?) 

Dengan semangat Ayu menjawab. "6 pak" 

Setelah proses negosiasi berhasil, dengan persetujuan pak Prabu dan tentu saja, masyarakat
sekitar, mereka resmi akan menjalankan KKN di desa tersebut. Disana ia juga sudah tahu proker
apa saja yang akan menjadi wacana mereka selama disan, salah satunya yaitu kamar mandi
dengan air sumur. 

Ia tahu, masyarakat mendapatkan akses air hanya dari sungai yang ada di desa tersebut. Jadi ini
menjadi ide mereka membuat  sumur agar lebih efisien. D isela-sela tengah mereka membuat
proker di desa tersebut. 

Saat keliling desa, Nur terdiam melihat sebuah batu yang di tutupi oleh kain merah.Di bawahnya,
ada sesajian lengkap dengan bau kemenyan. 

Baca Juga: Nessie Judge Tak Percaya KKN di Desa Penari Kisah Nyata, Netizen Nilai
Alasannya Masuk Akal?

Nur melihat di atas batu tersebut berdiri sosok hitam dengan mata tajam, menyala merah. Meski
hari siang bolong, Nur bisa melihat dengan jelas kulitnya yang di tutup oleh bulu. Selain itu ia
juga memiliki tanduk kerbau. Tak lama, mata mereka saling bertatapan satu sama lain, sebelum
Nur mengatakan pada Ayu, bahwa, mereka harus pulang. 

Anda mungkin juga menyukai