Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI SINGAPURA


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Mata Kuliah Studi
Islam Asia Tenggara

OLEH :

Nur Sofa Ulfiatul Islamiyah

NIM. 12020121433

LOKAL B

DOSEN PEMBIMBING :

MARDIANA, M.A.

JURUSAN HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam
tidak lupa pula kami ucapkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah dan
perkembangan Islam di Singapura ” ini tepat pada waktunya.
Adapaun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Mardiana, M.A. pada mata kuliah Islam Asia Tenggara. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai Kemandirian Belajar bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Melalui tulisan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini, terutama . Ibu Mardiana, M.A.
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Islam Asia Tenggara ini.
Sebagai penulis, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
baik dari penyusunan makalah hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca mengenai
makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Pekanbaru, 1 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Perkembangan Islam pada Masa Kesultanan Singapura.........................................3
B. Perkembangan Islam pada Periode Penjajahan.......................................................5
C. Perkembangan Islam Setelah Kemerdekaan Hingga Sekarang...............................9
BAB III PENUTUP........................................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Singapura merupakan salah satu negara asia tenggara yang menganut agama
islam walau pun tidak secara menyeluruh. Singapura adalah negara kota yang
kecil dengan luas 620 Km. Bahasa resmi dari Singapura adalah bahasa Inggris.
Singapura berdiri pada tanggal 9 Agustus 1965 atau keluar dari Negara federasi
Malaysia. Negara ini menganut paham “Secular Moderen” dimana pemerintah
bersikap netral terhadap semua agama dan ras. Karna itulah Singapura memiliki
penduduk dari berbagai ras dan penganut berbagai agama. Singapura adalah
sebuah Negara Republik dengan system pemerintahan parlementer.Dalam UUD
Negara ini terdiri dari Eksekutuf, Legislatif dan Yudikatif.Presiden adalah sebagai
kepala Negara, tetapi tidak memiliki kekuatan politik.Sedangkan perdana Menteri
adalah pemimpin cabinet dan adminitrasi pemerintahan sehingga otomatis
kekuatan politik di pegang penuh oleh perdana Mentri.
Memiliki penduduk dari berbagai ras dan penganut berbagai
agama.Penduduknya berjumlah 4.425.720 jiwa.Hampir 77 persen warga
singapura adalah China, dengan minoritas suku Melayu, yaitu 14 persen dari
seluruh total.Berikutnya di susul oleh India, Pakistan dan Arab. Penduduk
muslimnya hanya berjumlah 15% dari jumlah seluruh penduduk, yang mana 13,9
% diantara memeluk Islam itu adalah etnis Melayu, dan lainnya berasal dari
Pakistan, India, dan Arab. Sisanya terdiri dari 61% penganut Budha, Taoism, dan
Kong Hu Cu, 14,6% Kristen, 4% Hindu, dan lain-lain sisanya. Sebagian besar
etnis Melayu menganut mazhab Sunni, muslim yang berasal dari timur tenggah
dan Afrika menganut mazhab Maliki, Muslim India dan Turki menganut mazhab
Hanafi, sementara Muslim Saudi Arabia menganut mazhab Hanbali.
Singapura dikelilingi oleh negara Muslim terbesar, Malaysia dan Indonesia,
Singapura selalu sensitif dalam mengelola hubungan etnis dan
agamanya.Pemerintahan memperlihatkan reputasi yang sangat baik dalam

1
pemerintahan.Singapura adalah sebuah masyarakat yang kaya, dan berfungsi
sebagai tranportasi utama dan offshore-finance hub bagi Asia Tenggara.
Dalam perjalanan sejarahnya, Sejarah islam di Singapura menjadi satu
diantara pusat Islam paling penting di Asia Tenggara. Hal itu disebabkan oleh
keunggulan sebagai pintu masuk bagi perdagangan Internasional antara Eropa,
Timur Tengah, Australia dan Timur Jauh.Selain sebagai transit perdagangan,
posisinya yang strategis juga telah memungkinkannya menjadi pusat Informasi
dan komunikasi dakwah Islam, baik pada masa kesultanan Malaka, masa kolonial,
sampai pada awal abad ke 20. Dengan demikian jelas lah bahwa Singapura
memiliki peranan penting dalam penyebaran islam dalam Asia Tenggara. Peran
penting tersebut perlahan–lahan berakhir ketika kekuasaan kolonial semakin
kokoh, dan terus berlanjut, ketika pada akhirnya Singapura memisahkan diri dari
negara federasi Malaysia dan menjadi negara repoblik yang merdeka pada tahun
1965, umat islam menjadi minoritas, selanjutnya komunitas Muslim yang
sebagian besar besar adalah bangsa melayu menepati kelas dua di bawah etnis
China.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di buat rumusan masalah :
1. Bagaimanakah Perkembangan Islam pada Masa Kesultanan Singapura ?
2. Bagaimanakah Perkembangan Islam pada Periode Penjajahan ?
3. Bagaimanakah Perkembangan Islam Setelah Kemerdekaan Hingga Sekarang ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui tentang Perkembangan Islam pada Masa Kesultanan
Singapura
2. Untuk mengetahui tentang Perkembangan Islam pada Periode Penjajahan
3. Untuk mengetahui tentang Perkembangan Islam Setelah Kemerdekaan Hingga
Sekarang

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Islam pada Masa Kesultanan Singapura


Pada abad ke-13 dan ke-14 M, atau sebelum itu pada masa Sriwijaya, Tumasik
telah menjadi kota perdagangan yang cukup besar di Seme-nanjung Malaya. Kota
ini juga disebut sebagai Kota Laut (Sea Town). Posisinya yang sangat strategis di
ujung Semenanjung Malaya, bukan hanya menjadikan Tumasik menggiurkan
untuk dikuasai, tetapi dengan sendirinya juga ia merupakan salah satu pelabuhan
penting di Asia Tenggara dalam jaringan perdagangan internasional masa itu.39
Para pedagang Muslim dari Arab dan Persia telah menempuh pelayaran sampai ke
Samudera India jauh sebelum masa itu, antara lain pada abad ke-8 M. Melalui
salah satu basis pelayaran mereka di Gujarat atau India, mereka meneruskan
perjalanan dagangnya sampai ke ke Guang-zhou1, Cina. Perkembangan pesat
perdagangan Muslim di kawasan Asia Tenggara semakin terlihat sejak abad ke-10
M.
Sebelum masa Islam, hegemoni perdagangan di sekitar selat Malaka, termasuk
Tumasik, dan kemudian Singapura, dipegang oleh Sriwijaya. Dalam “An Early
Age of Commerce in Southeast Asia”. Hubungan dagang Sriwijaya tidak terbatas
dengan para pedagang dari Timur Tengah, tetapi juga sampai ke Cina. Seperti
dijelas-kan dala kutipan di atas, hasil eskapasi (penggalian arkeologis) di pusat
kekuasaan Sriwijaya di Palembang ditemukan kerami-keramik Cina abad ke-9 M
dari Guang-dong. Kenyataan tersebut memperlihatkan jaringan perdagangan
Sriwijaya yang sangat luas. Pada saat itu, kontrol Sriwijaya atas wilayah-wilayah
ping-giran yang dikuasainya cukup ketat sehingga membuat kerajaan ini semakin
kaya dan sejahtera berkat perdagangan interna-sionalnya. Tumasik menjadi salah
satu pelabuhan yang dilalui para pedangan yang menyusuri Selat Malaka menuju
Cina. Tumasik, dengan demikian, tidak diragukan lagi telah disinggahi oleh para
pedagang Muslim, terutama dari Arab dan Persia yang menjalin hubungan dagang
dengan Sriwijaya.

1
Sefullah Asep, Tumasik : Sejarah Awal Islam di Singapura (1200-1511 M) Halaman 439

3
Di sepanjang jalur perdagangan ini, Tumasik yang berada di jalur Malaka-
Cina merupakan tempat strategis dan mengun-tungkan bagi para pedagang untuk
beristirahat, dan bahkan menempuh kehidupan baru. Pada abad ke-9 M, di setiap
pela-buhan di sepanjang rute perdagangan dari Malaka ke Cina, hampir dapat
dipastikan ditemukan sekelompok kecil pedagang Islam. Ketika dominasi
Sriwijaya mulai lemah menjelang peng-hujung abad ke-13 M, hegemoni
perdagangan di Selat Malaka mulai pindah ke Kesultanan Malaka yang baru
tumbuh.
Pada abad ke-12 sampai dengan abad ke-14, Kedah dan Tumasik merupakan
pelabuhan-pelabuhan penting di Semenan-jung Malaya. Kedah pernah disebut
sebagai salah satu pusat aktivitas komersial pada abad ke-12 dan ke-13 M. Di
daerah ini ditemukan bukti-bukti arkeologis berupa candi-candi, gelas-gelas kaca
dari Timur Tengah, barang-barang pecah belah (glassware) dan manik-manik atau
tasbih (beads) import yang menghubung-kan situs ini dengan Cina, India, dan
Timur Tengah. Lonjakan aktivitas komensial di Semenanjung ini terus berlanjut
hingga akhir abad ke-13 M, dan pada abad ke-14 M, aktivitas per-dagagan yang
masih ada terkonsentrasi di Tumasik, ‘dalam fase yang sama sekali berbeda
terkait dengan pelabuhan pintu masuk bagi peradaban Semenanjung.
Sejak kemunculannya di Selat Malaka setidaknya sejak abad ke-14, Malaka
terus berkembang menjadi pusat perkembangan agama Islam di Asia Tenggara,
hingga mencapai puncak kejayaannya di masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah
(1459-1477). Untuk meperkuat armadanya, “Malaka banyak memiliki tentara
bayaran yang berasal dari Jawa. Selama tinggal di Malaka, para tentara ini
akhirnya memeluk Islam. Ketika mereka kembali ke Jawa, secara tidak langsung,
mereka telah membantu proses penyeberan Islam di tanah Jawa. Dari Malaka,
Islam kemudian tersebar hingga Jawa, Kalimantan Barat, Brunei, Sulu dan
Mindanau (Filipina Selatan).”
Posisi Tumasik sebagai salah satu pusat konsentrasi per-dagangan
internasional tersebut juga disebutkan oleh Geoff Wade. Ia mengatakan: “This
commercial boom was to dissipate in the peninsula at the end of the thirteenth
century, and the remaining tradewould concentrate in Temasek in the fourteenth

4
century, ‘in an entirely different phase of the entrepôt port civilization of the
Malay Peninsula’”. Para pedagang Muslim pada masa-masa ini cukup
mendominasi perdagangan di wilayah Semenanjung Malaya. Oleh karena itu,
masyarakat Semenanjung Malaya merasa bangga menjadi Muslim karena
memiliki keung-gulan, kekayaan, dan kekuatan. Fakta sejarah ini dan bukti-bukti
lain yang diuraikan di atas, kiranya dapat menjadi argumen kuat untuk
mengatakan, bahwa “Singapura” dulu, bukan saja merupakan salah satu pintu
masuk perdagangan internasional, tetapi juga pusat konsentrasi Muslim dan dapat
disebut “Tumasik Islam”. Akar sejaran ini sekaligus dapat menjelaskan, mengapa
Singapura pada abad ke-19 sampai awal abad ke-20 menjadi salat satu pusat
perkembangan intelektual Islam di Asia Teng-gara.

B. Perkembangan Islam pada Periode Penjajahan


Kejatuhan Malaka oleh serbuan Portugis pada tahun 1511 yang disertai oleh
mundurnya para sultan Malaka ke Selatan'Johof' merupakan awal kemunduran
dan kehancuran wilayah Singapura Selama 130 tahun kolonialisasi portugis di
Malaka yang tercatat 5ejak tahun 1511, kebijakan colonial tampak cenderung
mencegah Penyebaran Islam dan menghambat perkembangan dagang Muslim.
Meskipun demikian, portugis gagal dalam masalah ini, terutama karena Melayu
Muslim menerus berupaya melawan penduduk Portugis. Agaknya, perlawanan
yang gencar inilah yang menyebabkan Belanda ketika mengalahkan Portugis pada
tahun 1641 mentolerir para pengasa Melayu tradisional yang pada saat itu
terpecah belah akibat persaingan antar negeri.2
Selanjutnya, Singapura berada dibawah kekuasaan Inggris.Pendudukan
Inggris di Singapura tidak terlepas dari usaha Stamford Raffles, yang kemudian
diangkat sebagai bapak pendiri Singapura.Rafles berhasil menjadikan Singapura
sebagai pelabuhan bebas dan pasar Internasional di Asia Tenggara.Dalam merebut
Singapura dan merawat daerah jajahan yang masih muda ini Rafles banyak di
Bantu oleh Kolonel William Farquhar, yang menjabat residen Malaka sejak 1803-
1818.Pada tanggal 29 Januari 1819, misalnya Rafles dan Farquhar mendarat di

2
Suhaimi.H,Sejarah Islam Asia Tenggara.Pekanbaru,UNRI Press 2010 hlm 54

5
Mauara Sungai Singapura dan bertemu dengan Tumenggung Abdurrahman,
pemimpin Melayu saat itu, untuk menandatangani sebuah perundingan. Pada
tanggal 6 februari 1819, Tumenggung dan Sultan Husein dari Johor telah pula
menandatangani sebuah persetujuan pendirian basis dagang bagi East India
Comma Perjanjian berikutnya ditandatangani pada tahun 1824, yang berisi
pernyataan bahwa East India Company dan pewarisnya memiliki hak yang kekal
atas Singapura dan semua pulau-pulau dalam jarak 10 mil dari pantai Singapura.
Demikianlah pendudukan Inggris dimulai, suatu pendudukan yang berdampak
sangat besar bagi perkembangan Singapura selanjutnya, terutama bagi perjalanan
sejarah Islam dalam masyrakat Melayu. Apa yang dimulai tidak hanya dengan
campur tangan tak langsung, akan tetapi juga mengarah pada bentuk intervensi
lebih langsung di wilayah-Wilayah yang secara tradisional merupakan domain
(wilayah kekuasaan) sultan-sultan Melayu, temasuk Islam, Kendatipun kebijakan
Inggris lebih simpstik-bils dibandingkan dengan kebijakan Portugis dan Belanda-
namun peranan mereka tidak hanya sekedar memberi nasehat, akan tetapi nasehat
tersebut harux dilaksanakan.
Sejauh menyangkut perkembangan I slam di Singapura, beberapa kebijakan
Inggris berdampak cukup besar terhadap Islam_ Diantaranya adalah kebijakan
Inggris tentang masyarakat plurarlis (majemuk). Karena kepentingan-kepentingan
Inggris terhadap Wilyah jajahan baru tersebut, khususunya dalam pengadaan
tenaga kerja, maka dikeluarkan kebijakan <pintu terbuka”.Artinya demi
kelancaran'ekonomi Singapura, kolonial mendatangkan sejumlah tenaga kerja dari
cina dan India.Kebijakan tersebut menyebabkan pluralitas masyarakat yang terdiri
dari bukan saja etnis Melayu, tetapi juga etnis Cina dan India yang tidak
terintegrasi ke dalam maimtmm (arus utama) lingkungan pribumi.Sebagai
akibatnya, orang Cina, India dan Melayu membiarkan diri mereka berada
dikantongkantong etnis mereka sendiri, seperti tempat tinggal, jenis pekerjaan,
jenis pendidikan maupun agama.Imigrasi besar-besaran terutama keturunan Cina
yang didukung oleh Inggris telah membantu eksploitasi ekonomi di negeri
itu.Satu hal yang perlu dicatat disini adalah bahwa selain imigrasi dari etnis Cina

6
dan India, pihak colonial juga membawa para misionaris Kristen dari Inggris yang
berupaya untuk menarik minat kaum ptibumi masuk kedalam agama Kristen.
Imigrasi yang tidak di batasi ini selain membawa dampak pada aspek ekonomi
juga membawa dampak pada aspek politik. Bangsa Melayu muslim yang semula
menjadi mayoritas di Singapura sekitar tahun 1830-an akibat imigrasi besar-
besaran telah menjadi minoritas Dampak lebih jauh adalah semakin minimnya elit
muslim yang berkuasa. Ini menyebabkan posisi tawar-menawar kaum muslim
terhadap pemerintah menjadi lemah.
Masuknya Islam ke Singapura terkait dengan proses keda-tangan Islam di
Asia Tenggara. Tentang proses kedatangan Islam di Asia Tenggara, para ahli
sejarah berbeda pendapat mengenai kapan dan dari mana datangnya. Kajian
mengenai teori keda-tangan Islam di Asia Tenggara telah banyak dilakukan, baik
teori-teorinya mapun tinjauan kritis atas teori-teori tersebut. Oleh karena itu,
penjelasan mengenai hal ini disajikan secara ringkas berdasarkan salah satu
tinjauan yang pernah ada. 3Berikut ini teori Islamisasi di Asia Tenggara.
a. Teori pertama, “Teori Arab”, menyebutkan bahwa Islam datang ke Asia
Tenggara langsung dari Arab, tepatnya dari Hadramaut. Menurut teori ini,
Islam masuk ke Asia Tenggara sejak masa abad pertama Hijriah atau abad ke-
7 dan abad ke-8 Masehi. Proses masuknya Islam pada masa ini, ditandai
dengan dominasi pedagang Arab dalam perdagangan Barat-Timur. Teori ini
didukung dengan fakta dari sumber-sumber Cina yang menyebutkan bahwa
menjelang abad ke-7 M, ada seorang pedagang Arab yang menjadi pemimpin
pada sebuah pemukiman muslim Arab di pesisir pantai Sumatera.
Crawfurd mendukung teori ini, meskipun ia tetap memper-timbangkan adanya
peranan kaum Muslimin yang berasal dari pantai timur India, orang-orang
“Mohammedan” di India Timur. Sementara Kaijzer berpendapat bahwa Islam
di Asia Tenggara memang berasal dari Timur Tengah, tetapi lebih tepatnya
berasal dari Mesir, karena Muslim di Asia Tenggara khususnya di Nusantara
mayoritas bermazhab Syafi’i yang sama dengan Mesir. Niemann dan de
Hollander sedikit mere-visi pandagan Keijzer tersebut, dengan menyatakan

3
Sefullah Asep, Tumasik : Sejarah Awal Islam di Singapura (1200-1511 M) Halaman 431

7
bahwa sumber Islam di Nusantara berasal dari Hadramaut. Sedang-kan Veth
hanya menyebut “orang-orang Arab”, tanpa meng-ungkapkan lebih dalam
apakah dari Hadramaut, Mesir, atau India.
Teori ini juga dipegang kuat oleh Hamka, yang mengata-kan bahwa meskipun
terdapat peran Persia maupun India, tetapi Islam pertama kali masuk di Asia
Tenggara dibawa langsung oleh Muslim Arab. Begitu juga dengan Al-Attas
yang menegaskan bahwa Islam masuk Asia Tenggara dibawa langsung oleh
Muslim Arab. Hal ini dapat dibuktikan dengan apa yang disebutnya sebagai
“Teori umum tentang Islamisasi Nusantara”, yang harus didasarkan pada
sejarah literatur Islam.
Melayu-Indonesia dan sejarah Pandangan-Dunia Melayu sebagaimana yang
terlihat pada perubahan konsep dan istilah kunci dalam literatur Melayu-
Indonesia pada abad ke-10 sampai ke-11 M. Menurutnya, setelah Islam
datang, telah terjadi pergesaran Pandangan Dunia-Melayu. Begitu pula
sebelum abad ke-17 M, seluruh literatur Islam yang relevan tentang
keagamaan di Asia Tenggara, justru berasal dari nama-nama Arab, bukan dari
Muslim India. Bahkan nama-nama dan gelar-gelar yang dibawa oleh para
pembawa Islam ke Asia Tenggara adalah Muslim Arab-Persia.
b. Teori kedua, “Teori India” yang dikemukakan oleh beberapa ahli dari
Belanda, di antaranya Pijnappel (1872), yang mengatakan bahwa Islam di
Nusantara datang dari India, tepatnya Gujarat, sehingga teori ini lebih dikenal
dengan “Teori Gujarat”. Menurutnya, asal mula Islam menjalin kontak dengan
Asia Tenggara berangkat dari wilayah Gujarat dan Malabar. Berdasarkan
terjemahan Prancis tentang catatan perjalanan Sulaiman, Marco Polo, dan Ibnu
Batuta, ia menya-takan bahwa orang-orang Arab yang bermahzab Syafi’i,
setelah berimigrasi dan menetap di wilayah Gujarat dan Malabar di India,
kemudian membawa Islam ke Nusantara. Dalam pandangan Pijnappel, kontak
paling awal tersebut adalah melalui kontak perdagangan. Ia meyakini bahwa
melalui perdagangan sangat dimungkinkan terjadinya hubung-an antara Islam
dan Asia Tenggara, bahkan menurutnya istilah-istilah Persia dari India
digunakan dalam bahasa masyarakat di kota-kota pelabuhan.

8
Teori ini dipertegas oleh Snouck Hurgronje yang menga-takan bahwa ketika
komunitas Muslim Arab sudah mapan di beberapa kota di pelabuhan Anak
Benua India, maka mereka masuk ke wilayah Melayu-Nusantara sebagai
penyebar agama Islam pertama. Ia menyebut kota pelabuhan Dakka di India
Selatan sebagai pembawa Islam ke Nusantara. Setelah itu barulah orang-orang
Arab, terutama yang menisbahkan dirinya sebagai keturunan Nabi
Muhammad, yaitu dengan memakai gelar Sayyid dan Syarif, yang
menjalankan dan menyelesaikan proses dakwah Islam, baik sebagai ustaz
maupun sebagai Sultan. Morrison, pada 1951, memastikan India sebagai
tempat asal Islam di Nusantara. Pantai Koro-mandel disebutnya sebagai
tempat bertolaknya para pedagang Muslim menuju Nusantara
Perbedaan semacam ini selalu terjadi karena seringkali para ahli tersebut
melihatnya dari perspektif yang berbeda-beda atau dari jalur masuknya yang
berbeda. Ketika jalur perdagangan mengikuti jalur yang masuk ke Asia Tenggara
menyusuri pantai barat Aceh, yaitu melalui Barus, di Sumatera Utara sekarang,
maka jalur pelayaran berikutnya akan sampai ke Selat Sunda dan pantai selatan
Pulau Jawa. 4Akan tetapi jika jalur perdagangan ini memasuki Selat Malaka, maka
dapat dipastikan bahwa kapal-kapal dagang itu akan singgah di Tumasik sebelum
meneruskan pelayaran ke wilayah lain, khususnya yang menuju Cina. Jalur
pelayarannya menyusuri pantai timur Sumatera, melewati Malaka, Tumasik,
Banten, dan Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa. Oleh karena itu, tidak dapat pula
dipastikan kapan Islam masuk ke Singapura. Hanya saja, mengingat aktivitas
perdagang-an di Tumasik cukup ramai dan berdasarkan sumber di atas bahwa
Tumasik juga merupakan kota dagang yang besar pada saat itu, kuat dugaan
bahwa komunitas Muslim telah tumbuh di sana antara abad ke-8 dan ke-11 M.

C. Perkembangan Islam Setelah Kemerdekaan Hingga Sekarang


Dalam perjalanan sejarahnya, dahulu singapura mempunyai peranan penting
dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara… Pom.strategis yang merupakan nilai
lebih Singapura menjadikannya sebagai transit bagi perdagangan dari berbagai

4
Nach, James. Malaysia dan Singapura dalam Lukisan. Terj. R. Soeparmo. Jakarta: Mutiara, 1976.

9
kawasan. Pad; Sisi lain, selain sebagai transit perdagangan letaknya yang strategis
5
ini juga telah memungkinkannya menjadi pusat informasi dan komunikasi
dakwah islam, baik pada masa kesultanan Malaka (sebelum kedatangan kolonial
Eropa), masa kolonial, sampai Pad: awal abad ke-20. Peran penting tersebut
segera berakhir tatkala Singapura memisahkan diri dari Negara federasi Malaysia;
umat Islam menjadi minoritas, selanjutnya komunitas muslim yyang sebagian
besar adalah bangsa melayu menempati posisi kelas dua dibawah etnis cina.
Singapura menjadi sebuah Negara Republik yang merdeka setelah melepaskan
diri dari Negara Malaysia pada tanggal 17 Agustus 1965. Saat ini, singapura
merupakan Negara paling maju diantara Negara-negara tetangganya di kawasan
Asia Tenggara, Namun demikian, islam relative tidak berkembang di Negara ini,
baik bila dibandingkan dengan sejarah massa lalunya (perkembangan Islam di
Singapura sebelum abad ke-20), maupun bila dibandingkan dengan
perkembangan Islam di Negara-negra lainnya di kawasan Asia Tenggara. Umat
Islam di Singapura seakan tidak terdengat suaranya dan relatif tidak terlihat
kifrahnya dalma wacana keislaman Asia Tenggara.
Saat ini, Singapura adalah negara kota. Penduduknya terdiri dari berbagai ras
dan penganut berbagai macam agama. Jumlah penduduknya 2,6 juta jiwa, dan dari
seluruh jumlah tersebut hanya 16% diantaranya memeluk agamam Islam, berasal
dari Pakistan, India, dan arah. Masyarakat Melayu muslim kebanyakan hidup
dengan standar ekonomi yang lebih rendah dibandingkan dengan saudara mereka
yang non-Muslim, apalagi jika dibandingkan dengan penduduk Singapura lainnya.
Di bawah sistem pendidikannya yang telah maju, kaum Melayu Muslim tetap saja
tertinggal dibidang pendidikan. Perkembangan Islam dalam berbagai fase sejarah
Singapura(Suhaimi, 2010)

5
Esposito, John L. The Oxford Encyclopedi of the Modern Islamic World. New York: Oxford
University Press, 1995.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Singapura adalah negara kota kecil dengan banyak etnis, dimana etnis paling
besar adalah etnis cina yang mendominasi semua kawasan singapura. Islam awal
sejarah Singapura sangatlah berkembang, dimana Singapura menjadi tempat
bertemunya para pedagang dari berbagai wilayah.
Dengan demikian islam sangat mudah di sebarkan di Singapura. Islam
menjadi mayoritas saat itu di semenajung melayu. Pada fase pertengahan atau fase
kolonialisme, Islam di Singapura menjadi minoritas, karna saat itu Inggris
membebaskan masyarakat dunia untuk berimigrasi di sana.
Tidak hanya itu Inggris juga membawa misioner khusus untuk pengkristenan
di Singapura. Walaupun Muslim masa kolonialisme menjadi minoritas, tapi pada
masa sekarang islam sudah mulai membaur lagi dengan kegiatan-kegiatan yang
ada di Singapura.

B. Saran
Penulis menyarankan agar pembaca dapat menyadari bahwa sangat penting
untuk mempelajari sejarah serta pembaca disarankan memahami dan meyakinkan
hati untuk dapat mengembangkan Islam.

11
DAFTAR PUSTAKA

Esposito, John L. The Oxford Encyclopedi of the Modern Islamic World. New
York: Oxford University Press, 1995.
Nach, James. Malaysia dan Singapura dalam Lukisan. Terj. R. Soeparmo. Jakarta:
Mutiara, 1976.
Sefullah Asep, Tumasik : Sejarah Awal Islam di Singapura (1200-1511 M)
Suhaimi.H,Sejarah Islam Asia Tenggara.Pekanbaru,UNRI Press 2010

12

Anda mungkin juga menyukai