Kelas : Tk 4b
Nim : 200604009
Mk : rekayasa perangkat lunak
~Pengembangan PL Profesional ~
Pengembangan perangkat lunak memiliki banyak metode untuk menguji sudah layak atau
tidaknya sebuah perangkat lunak dilepaskan ke pasaran. Salah satu metode yang sering
digunakan adalah metode white box dan black box (Rouf, 2012). Kedua metode ini memiliki
cara kerja yang berbeda sehingga hasil kesalahan yang muncul juga akan berbeda satu
sama lain. Kedua metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. White
box adalah bentuk pengujian dengan cara mengecekan perancangan dan juga program di
dalam perangkat lunak sedangkan pengujian black box dilakukan dengan hanya mengamati
hasil eksekusi program tanpa melihat isi dari program tersebut.
Langkah-langkah pengembangan perangkat lunak model waterfall :
~Etika RPL~
Rekayasa perangkat lunak atau biasa disingkat RPL adalah salah satu bidang profesi dan
juga mata pelajaran yang mempelajari tentang pengembangan perangkat-perangkat lunak
termasuk dalam hal pembuatannya, RPL merupakan sebuah perubahan yang terjadi pada
perangkat lunak guna melakukan pengembangan, pemeliharaan, dan pembangunan
kembali dengan menerapkan prinsip rekayasa sehingga memperoleh perangkat lunak yang
bisa bekerja secara lebih efisien dan efektif pada user nantinya.
Etika dalam pengembangan perangkat lunak
Kepercayaan pada etika rekayasa perangkat lunak kini telah menjadi bagian penting dari
budaya kontemporer. Misalnya, ahli radiologi untuk memverifikasi kebenaran kode yang
mengendalikan mesin X-ray yang menunjuk kearah kepala.
Institute of electrical and electronics engineers 610.12
Menurut IEEE, adalah sebuah studi dan aplikasi dengan menggunakan pendekatan
yang bersifat kuantifiabel, disiplin, dan sistematis kepada pengembangnya, memiliki
operasi dan pemeliharaan perangkat lunak yang merupakan aplikasi tinggi.
Sehingga tujuan dari rekayasa perangkat lunak ini adalah berikut.
Mengembangkan perangkat lunak
Mengembangkan perangkat lunak yang bisa berfungsi dan berguna bagi
penggunanya menjadi tujuan utama dari seseorang mempelajari RPL, tentunya
perangkat lunak harus memiliki fungsi dan kegunaan yang spesifik agar bisa
digunakan oleh penggunanya.
Memperbarui fungsi
Fungsi yang ada pada perangkat lunak terkadang membutuhkan pembaruan,
dikarenakan fungsi yang sudah ada sebelumnya mengalami pengurangan sehingga
berkurang juga fungsinya bekerja. Dengan mempelajari perangkat lunak secara
mendalam, perangkat lunak yang sudah ada bisa menjadi sebuah sistem yang lebih
baik kedepannya dan lebih berguna bagi pengguna.
Etika profesional dalam ranah rekayasa perangkat lunak secara umum para profesional
yang bergerak dalam bidang apapun memiliki kode etik dan tanggungjawab dalam
menjalankan aktivitas atau pekerjaannya masing-masing. Setiap bidang tentu saja memiliki
keunikan sesuai dengan karakteristik pekerjaannya. Seorang profesional komputasi pada
prinsipnya memiliki kewajiban etis bagi klien, atasan,profesional lainnya, dan masyarakat
dalam memenuhi tanggung jawab profesional.
Di Indonesia RPL sudah dipelajari sejak tingkat sekolah menengah kejuruan hingga ke
perguruan tinggi, di tingkat SMK terdapat jurusan tersendiri untuk mempelajari dan
menerapkan rekayasa perangkat lunak. Sedangkan pada perguruan tinggi biasanya
terdapat pada jurusan yang terkait dan perlu untuk memahami RPL seperti pada jurusan
komputer. Materi-materi yang dipelajari biasanya seperti bahasa pemrograman, desain
web, pengetahuan terkait undang-undang ITE dan HAKI, namun tergantung kepada
sekolah dan kurikulum pada tiap tahunnya.
Fritz Bauer
Ia mengartikan RPL sebagai pengembangan dan penggunaan prinsip rekayasa
dalam rangka memperoleh perangkat lunak yang bisa dipercaya dan bekerja secara
efisien dan dilakukan pada mesin nyata.