Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KETRAMPILAN DASAR KEPERAWATAN


PEMERIKASAAN CT SCAN DAN FLUOROSKOPI MRI

Dosen Pengampu:
Icca Presillia S.kep,Ns.M.kep

Disusun oleh:

 Alfi Hilmiyah (212102112)


 Moch Fatkhur Rozzi (212102103)
 Anjelina Hidayatus Sholiha (212102106)

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MALANG


WIDYA CIPTA HUSADA 2021
Jl. Jendral Sudirman (Sidotopo), Dilem, Kec. Kepanjen, Malang, Jawa Timur 651
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt., yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya

Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penulis menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi di
antaranya, masih perlu pembelajaran lebih mendalam tentang pemeriksaan CT SCAN dan pemeriksaan
fluoroscopi MRI keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, dengan keterbukaan
hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Malang,16 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................................I
DAFTAR ISI...................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2
1.3 Penjelasan tentang Pemeriksaan CT Scan....................................................................2
1.4 Penjelasan Tentang Pemeriksaan Fluoroskopi MRI.....................................................4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penyakit Yang Mengunakan Pemeriksaan CT Scan..................................................................6
2.2 Penyakit Yang Mengunakan Pemeriksaan Fluoroskopi MRI....................................................8
2.3 Peran Perawat Dan Persiapan Pasien Sebelum Melakukan Pemeriksaan.................................9
A. Persiapan Pasien Pemeriksaan CT Scan............................................................................9
B. Persiapan Pasien Pemeriksaan Fluoroskopi MRI..............................................................9
C. Peran Perawat Saat Pemeriksaan CT scan........................................................................10
D .Peran Perawat Saat Pemeriksaan Fluoroskopi MRI.........................................................11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Penyakit pada bagian dalam tubuh manusia merupakan suatu hal yang tidak dapat dilihat secara
langsung. Contohnya untuk mengetahui dan mendiagnosa penyakit tumor pada otak manusia maka
bagian kepala diamati atau diteliti dengan alat medis seperti Computed Tomography (CT) scan atau
Magnetic Resonance Imaging (MRI). Computed Tomography (CT) scan dan Magnetic Resonance
Imaging (MRI) merupakan modalitas yang dapat membantu menegakkan diagnosis penyakit. MRI
lebih unggul dibandingkan dengan alat pencitra radiologi yang lain karena dapat menampilkan secara
detail anatomi suatu organ berdasarkan kemampuannya yaitu membuat potongan aksial, koronal,
sagital dan oblik tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh pasien sehingga sangat sesuai untuk
diagnostik jaringan lunak. Selain itu MRI tidak menggunakan sinar-x sehingga tidak ada
kekhawatiran timbulnya efek biologis, mutasi gen dan terjadinya keganasan akibat radiasi pengion
dikemudian hari dapat dihindarkan. Dengan menggunakan alat medis tersebut, maka dapat terbentuk
suatu citra yang disebut sebagai citra medis. Citra medis merupakan salah satu bagian penting dalam
dunia medis karena citra dapat digunakan untuk perencanaan dan mensimulasikan pembedahan,
perencanaan radioterapi, dan mengikuti perkembangan penyakit (McInerney, 1996). Citra medis yang
dianalisa bergantung kepada kemampuan dan pengalaman seorang dokter ahli serta membutuhkan
waktu yang lama (Patil,
D. D., & Deore, 2013). Untuk mempercepat proses analisa citra medis, dibutuhkan bantuan komputer
sehingga citra medis dapat dibagi perwilayah sehingga dapat dianalisa. Proses pembagian citra medis
dapat dilakukan menggunakan salah satu metode pengolahan citra yaitu segmentasi citra
Segmentasi citra merupakan salah satu bagian penting dari teknik pemrosesan citra untuk
membagi menjadi beberapa region yang homogenberdasarkan kriteria kemiripan tertentu dalam
menemukan karakteristik khusus yang dimiliki suatu citra. Oleh karena itu, segmentasi citra sangat
diperlukan pada proses pengenalan pola. Dalam penelitian ini digunakan segmentasi clustering. Pada
dasarnya clustering merupakan suatu metode untuk mencari dan data yang memiliki kemiripan
karakteristik (similarity) antara satu data dengan data yang lain. Ada dua jenis metode clustering yang
digunakan dalam pengelompokkan data, yaitu hierarchical clustering dan non-hierarchical clustering

1
1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Menjelaskan Tentang Pemeriksaan MRI dan CT SCAN


2. Contoh Penyakit yang menggunakan Pemeriksaan MRI dan CT SCAN
3. Peran Perawat Dan Persiapan Pasien Sebelum Menggukan MRI dan CT SCAN

1.3. Penjelasan Tentang CT SCAN

CT scan atau computerized tomography scan adalah prosedur pemeriksaan medis yang menggunakan
kombinasi teknologi sinar-X dan sistem komputer khusus untuk menghasilkan gambar organ, tulang, dan
jaringan lunak di dalam tubuh.

CT-Scan merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi yang universal untuk
pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti kepala, tenggorokan, tulang, paru, hati, rongga perut. dan
pembuluh darah. Dengan melakukan CT-Scan diagnosa suatu penyakit akan lebih cepat ditegakkan
sehingga tindakan terapi yang optimal dapat segera dilakukan.

“Sesuai namanya Computerized Tomography, yaitu pemotretan diolah komputer dan dibuat
tomography itu artinya lapis demi lapis, jadi seluruh lapisan tubuh diperiksa lapis demi lapis. Jadi dengan
pemeriksaan CT-Scan ini, data yang diperoleh sangat banyak kemudian diolah oleh komputer sehingga
gambar atau image yang dihasilkan jauh lebih baik dan lebih detail”, demikian penjelasan Dr. Adji
Suroso, spesialis Radiologi RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”.

Kemajuan teknologi dibidang komputer juga memberikan daya dukung komputasi yang
memungkinkan rekonstruksi data citra secara real time. Saat ini pemanfaatan CT Scan digunakan di
berbagai aplikasi klinis, misalnya dibidang neurologi digunakan dalam pemeriksaan intra kranial,
dibidang onkologi dimanfaatkan untuk diagnostik, staging dan treatment planning di bidang radioterapi.
Selain itu, CT Scan juga dimanfaatkan untuk keperluan kardiologi, angiografi, virtualendoscopy dan
sebagai image guidance pada prosedur intervensional. Berbeda halnya dengan pemeriksaan radiografi
konvensional,dalam hal citra yang dihasilkan, CT Scan mampu memberikan informasi yang lebih lengkap
dibandingkan dengan hasil citra planar pada radiografi konvensional. Hal ini disebabkan CT Scan mampu
memproyeksikan anatomi tubuh dengan mudah, dan dapat membedakan antar jaringan atau organ, karena
saat ini pesawat CT Scan sudah dilengkapi dengan multi detektor yang mencapai 320 barisan detektor dan
wakturotasi yang

2
kurang dari 0,5 detik.Namun, salah satu kekurangan teknik pemeriksaan ini adalah dosis radiasi yang
diterima pasien jauh lebih besar dibandingkan dengan radiografi konvensional. Hal tersebut membuat CT
Scan menyumbang dosis radiasi yang sangat besar terhadap dosis kolektif medis.Pada 2 tahun 2010 di
Inggris, kontribusi dosis radiasi CT Scan terhadap dosis kolektif medis adalah sebesar 68% dari jumlah
pemeriksaan CTScan dan hanya 11% dari total jumlah pemeriksaan yang menggunakan sinar-X .
Salah satu pemeriksaan yang menggunakan CT Scan yaitu pemeriksaan CT Scan kepala. CT Scan
kepala merupakan pemeriksaan yang paling umum dilaksanakan di RSUP DR.M. Djamil Padang setelah
pemeriksaan CT Scan dada dan abdomen,khususnya pada kasus-kasus darurat. Trauma kepala merupakan
salah satu indikasi yang mendominasi dilaksanakannya pemeriksaan CT Scan kepala.Lokasi yang umum
terjadi cedera pada kepala adalah pada area wajah.
Sebagian besar cedera dikarenakan kecelakaan lalu lintas dan cedera berolah raga.Oleh karena itu
dalam kasus trauma, penilaian secara menyeluruh dan akurat dari cedera kepala menjadi wajib
dilakukan.Anatomi yang kompleks dari organorgan daerah kepala menyebabkan interpretasi secara
komprehensif sulit dilakukan dengan menggunakan radiografi konvensional sehingga hal ini
membutuhkan modalitas dengan kemampuan lebih meliputi penggambaran obyek yang tidak saling
superposisi dan kemampuan dalam melakukan manipulasi gambar seperti tiga dimensi maupun
kemampuan rekonstruksi.CT

3
1.4 Penjelasan tentang pemeriksaan Fluoroskopi MRI

Fluoroskopi merupakan pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menelisik lebih jauh organ
tubuh yang aktif bergerak seperti usus. Metode pencitraan ini juga dilakukan untuk mengambil
gambar atau video organ dalam tubuh di layar flouresen secara real time. Tujuan dilakukannya
fluoroskopi bermacam-macam. Di antaranya adalah untuk penetapan diagnosis penyakit, memeriksa
kondisi sebelum dan sesudah terapi pengobatan, atau untuk menunjang pelaksanaan operasi yang
berkaitan dengan saluran cerna, jantung, pembuluh darah, otot, saluran pernapasan, tulang,
persendian, paru-paru, serta hati.
Fluoroskopi terdiri dari sebuah tabung sinar-x, meja x-ray, dan layar fluoroscopic. Bahan
fluoroscent di layar itu terbuat dari tembaga seng cadmium sulfida yang memancarkan cahaya dalam
spektrum hijau-kuning (sehingga menimbulkan "layar hijau" sebagai sinonim untuk fluoroskopi
generasi awal). Sebuah lembaran kaca menutupi layar utama, sehingga ahli radiologi bisa menatap
langsung ke layar tanpa sinar x-ray menuju matanya. Layar fluoroscence begitu samar sehingga
pemeriksaan fluoroscopic dilakukan di ruangan gelap oleh seorang ahli radiologi yang matanya telah
beradaptasi dalam gelap dengan memakai kacamata merah untuk 20 - 30 menit sebelum
pemeriksaan.

Peringatan Fluoroskopi
Prosedur ini memancarkan radiasi. Paparan radiasi sinar-X yang dihasilkan fluoroskopi dapat
memengaruhi kondisi janin. Oleh karena itu, wanita hamil tidak disarankan untuk menjalani prosedur
ini. Bahkan, dianjurkan untuk menghindari ruang fluoroskopi saat prosedur ini berlangsung.

Pada pelaksanaannya, fluoroskopi kerap menggunakan kontras, misalnya barium. Zat ini
diberikan dengan tujuan untuk mempermudah dokter dalam mengamati kondisi organ, karena gambar
yang dihasilkan akan menjadi lebih jelas. Namun, bagi pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap
zat kontras, harus memberitahukan dokter sebelum fluoroskopi dimulai.
Penggunaan zat kontras, terutama melalui suntik intravena, harus dihindari pada pasien yang
memiliki kondisi:

 Gagal ginjal
 Gagal jantung
 Multiple myeloma

4
 Penyempitan katup jantung (terutama aorta)
 Diabetes
 Anemia sel sabit
Selain itu, bagi penderita atau yang memiliki riwayat gangguan ginjal, juga harus
menginformasikan kepada dokter perihal kondisi mereka, karena zat kontras dapat memengaruhi
fungsi ginjal.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Penyakit Yang Dapat menggunakan Pemeriksaan CT SCAN

CT scan adalah mesin pemindai berbentuk lingkaran yang besar, cukup untuk dimasuki orang
dewasa dengan posisi berbaring. Alat ini dapat digunakan untuk mendiagnosis dan memonitor beragam
kondisi kesehatan. Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan CT scan untuk kondisi tertentu, seperti:

 Memperoleh diagnosis kelainan otot dan tulang, seperti tumor atau keretakan pada tulang.
 Menentukan lokasi tumor, infeksi, atau bekuan darah.
 Memandu prosedur medis ketika melakukan operasi, biopsi, atau terapi radiasi.
 Mendeteksi dan memonitor kondisi dan penyakit tertentu, seperti kanker, sakit jantung, dan
tumor di organ tertentu seperti paru-paru dan hati.
 Mencari tahu cedera atau pendarahan internal.

Bagian tubuh yang dipindai CT scan


• Berikut adalah beberapa bagian tubuh yang sering diperiksa menggunakan CT scan:
• Kepala, untuk mendeteksi jaringan yang mati akibat stroke, tumor,
pengerasan jaringan, pendarahan, dan trauma kepala
• Paru-paru, untuk mendeteksi adanya luka, peradangan, infeksi, atau bahkan
kanker pada paru-paru
• Jantung, untuk menghasilkan gambar pembuluh darah arteri koroner
• Rongga perut dan panggul, untuk mendiagnosis penyakit pada organ-organ di
rongga perut dan panggul, seperti limpa, hati, pankreas, dan saluran empedu
• Tulang, untuk memindai kondisi patah tulang dan mengukur kepadatan mineral
tulang guna mendeteksi osteoporosis

Penggunaan CT scan kini juga makin banyak dimanfaatkan sebagai alat pemindaian kondisi kesehatan
tubuh atau penyakit serta sebagai langkah preventif. Misalnya CT scan pada usus besar bagi pasien yang
memiliki risiko tinggi terkena kanker usus besar atau pemindaian jantung secara lengkap pada pasien
dengan risiko tinggi penyakit jantung. CT scan perlu dilakukan pada orang-orang yang dicurigai
mengalami pendarahan internal akibat mengalami kecelakaan atau cedera, seperti benturan. CT scan

6
biasanya tidak dianjurkan untuk wanita hamil, kecuali dalam keadaan darurat karena ada
kemungkinan kecil sinar-X dapat membahayakan bayi.

Tahap Melakukan Ct-Scan Secara Umum

 Sebelum Pemindaian
Sebaiknya kenakan pakaian yang longgar dan nyaman karena kamu bisa memakainya selama
pemindaian. Cobalah untuk menghindari memakai perhiasan dan pakaian yang mengandung logam
(seperti ritsleting), karena ini harus dilepas.

Sebelum melakukan pemindaian, kamu akan diberi pewarna khusus yang disebut kontras untuk
membantu meningkatkan kualitas gambar. Ia dapat ditelan dalam bentuk minuman, dimasukkan ke dalam
dubur (enema), atau disuntikkan ke dalam pembuluh darah. Beri tahu radiografer jika kamu merasa cemas
atau sesak selama pemindaian.

Mereka dapat memberi kamu saran untuk membantu merasa tenang dan dapat mengatur agar kamu
mendapatkan obat penenang (obat untuk membantu kamu rileks) jika perlu. Sebelum pemindaian dimulai,
kamu diminta untuk melepas pakaian dan mengenakan gaun khusus. Kamu juga akan diminta untuk
melepaskan logam apa pun, seperti perhiasan, karena logam mengganggu peralatan pemindaian.

 Selama Pemindaian
Selama pemindaian, kamu biasanya akan berbaring telentang di tempat tidur datar yang masuk ke CT
Scan. Pemindai terdiri dari cincin yang berputar di sekitar bagian kecil tubuh saat kamu melewatinya.
Tidak seperti pemindaian MRI, pemindai tidak mengelilingi seluruh tubuh sekaligus, jadi kamu tidak
akan merasa sesak.

Radiografer akan mengoperasikan pemindai dari kamar sebelah. Saat pemindaian sedang berlangsung,
kamu akan dapat mendengar dan berbicara dengan mereka melalui interkom. Saat setiap pemindaian
dilakukan, kamu harus berbaring diam dan bernapas dengan normal. Ini memastikan bahwa gambar
pemindaian tidak kabur. Kamu juga diminta untuk menarik napas, menghembuskan napas, atau menahan
napas pada titik-titik tertentu. Pemindaian biasanya akan memakan waktu sekitar 10 hingga 20 menit.

 Setelah Pemindaian
Kamu seharusnya tidak mengalami efek samping dari CT scan dan biasanya dapat segera pulang
setelahnya. Kamu bisa makan dan minum, pergi bekerja dan mengemudi seperti biasa. Jika kontras
digunakan, kamu disarankan untuk menunggu di rumah sakit hingga satu jam untuk memastikan tidak
bereaksi. Kontras biasanya sama sekali tidak berbahaya dan akan keluar dari tubuh dalam urine.

 Selama proses CT scan dilakukan, Anda harus tetap berbaring dan tidak diperbolehkan bergerak.
 Anda mungkin akan diminta menahan napas selama proses pemindaian, karena setiap gerakan
tubuh, termasuk pernapasan, bisa memengaruhi kualitas gambar.

7
Hasil pemindaian biasanya tidak segera tersedia. Komputer perlu memproses informasi dari pemindaian,
yang kemudian akan dianalisis oleh ahli radiologi (spesialis dalam menafsirkan gambar tubuh). Setelah
menganalisis gambar, ahli radiologi akan menulis laporan dan mengirimkannya ke dokter yang merujuk
kamu untuk pemindaian sehingga mereka dapat mendiskusikan hasilnya dengan pasien. Ini biasanya
memakan waktu beberapa hari atau minggu.

CT scan cepat, tidak menyakitkan dan umumnya aman. Namun, ada risiko kecil jika kamu memiliki
reaksi alergi terhadap pewarna kontras yang digunakan dan saat kamu akan terkena radiasi sinar-X.
Jumlah radiasi yang dihadapi selama CT scan bervariasi, tergantung pada seberapa banyak tubuh yang
dipindai. Pemindai CT dirancang untuk memastikan kamu tidak terpapar tingkat tinggi yang tidak perlu.

Umumnya, jumlah radiasi yang dihadapi selama setiap pemindaian setara dengan antara beberapa bulan
dan beberapa tahun paparan radiasi alami dari lingkungan. Diperkirakan paparan radiasi selama CT scan
dapat sedikit meningkatkan peluang terkena kanker bertahun-tahun kemudian, meskipun risiko ini
dianggap sangat kecil (kurang dari 1 dalam 2.000).

2.2. Penyakit Yang Dapat menggunakan Pemeriksaan Fluoroscopi

Fluoroskopi dilakukan untuk menelisik lebih dalam kondisi organ tubuh secara langsung lewat

gambar atau video. Meski hampir sama dengan ct scan, gambar yang dihasilkan fluoroskopi hanya

memiliki satu dudut pandang.lewat hasil fluoroskopi, barulah dokter akan menetekan diagnosis penyakit.

Bukan hanya itu, hasil fluoroskopi juga digunakan untuk memeriksa kondisi pasien sebelum dan sesudah

tindakan terapi pegobatan.

Selain itu, pemeriksaan penunjang ini juga digunakan untuk tindakan operasi yang berkaitan dengan
saluran pernapasan dan pencernaan, serta pembuluh darah, otot, jantung, hingga paru-paru. Berikut bebera
jenis pemeriksaan dan penanganan yang membutuhkan tindakan fluoroskopi:

 Prosedur ortopedi. Hasil pemeriksaan fluoroskopi digunakan membantu mengamati kondisi patah
tulang sebelum operasi perbaikan tulang dilakukan, serta membantu dokter dalam memasang
implan tulang pada posisi yang tepat.

 Pemeriksaan gastrointestinal. Di sini dokter akan memberikan pewarna kontras. Tujuannya


adalah untuk memudahkan pengamatan lambung, usus kecil, kerongkongan, usus besar, anus,
hingga pankreas.

8
 Prosedur kardiovaskular. Hasil pemeriksaan fluoroskopi digunakan untuk membantu prosedur
tindakan pada jantung dan pembuluh darah. Misalnya, tindakan untuk menghilangkan plak yang
menghambat aliran darah, angiografi jantung, dan pemasangan ring pada pembuluh darah.

2.3 PERAN PERAWAT MASING” DAN PERSIAPAN PASIEN SEBELUM MELAKUKAN


PEMERIKSAAN CT SCAN

A. Persiapan Perawat pada Pasien Ct-Scan Otak

• Klien dan keluarga klien sebaiknya di berikan informasi mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan

• Inform concent

• Jelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan serta resiko-resiko yang timbul akibat pemeriksaan
tersebut, khususnya akibat pemakaian bahan kontras.

• Pasien di anjurkan untuk puasa .Pasien sebaiknya puasa minimal 6 – 8 jam sebelum pemeriksaan. Hal
ini bertujuan agar pasien pada saat pemeriksaan tidak mual sebagai akibat penyuntikan bahan kontras
secara intra vena.

B. Persiapan Perawat pada Pasien Ct-Scan Thorax


• Klien dan keluarga klien sebaiknya di berikan informasi mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan •
Inform concent

• Jelaskan tujuan tindakan kepada klien dan keluarga

• Pasien di anjurkan untuk puasa .Pasien sebaiknya puasa minimal 6 – 8 jam sebelum pemeriksaan. Hal
ini bertujuan agar pasien pada saat pemeriksaan tidak mual sebagai akibat penyuntikan bahan kontras
secara intra vena

. • injeksi dengan 50 cc bolus injeksi dan dengan 100 cc drip infus melalui kontras intravena. tumor.
Teknik injeksi secara Intra Vena

9
2 Persiapan Perawat pada Pasien Ct-Scan Abdomen

• Klien dan keluarga klien sebaiknya di berikan informasi mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan

• inform consent

• Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada klien

• Pasien meminum kontras :

• · Pasien minum kontras 300 cc 2 jam sebelum pemeriksaan.

• · Satu jam sebelum pemeriksaan pasien minum 200 cc yang kedua.

• · Ketika akan dilakukan pemeriksaan pasien minum bahan kontras ke tiga sebanyak 200 cc,
dimasukkan bahan kontras per anal sebanyak 500 cc.

• injeksi dengan 50 cc bolus injeksi dan dengan 100 cc drip infus melalui kontras intravena. tumor.
Teknik injeksi secara Intra Vena • Jenis media kontras : omnipaque, visipaque • Volume pemakaian : 2 –
3 mm/kg, maksimal 150 m • Injeksi rate : 1 – 3 mm/se.

C. Persiapan Pasien Sebelum CT Scan


Sebelum menjalani proses CT scan, persiapkanlah hal-hal berikut untuk mempermudah pemeriksaan:

 Mengenakan pakaian yang nyaman dan longgar


 Melakukan puasa selama beberapa jam sebelum prosedur CT scan
 Melepas benda-benda logam, seperti perhiasan, kacamata, gigi palsu, jepit rambut, jam tangan,
sabuk, dan bra yang dilengkapi kawat, agar tidak mengganggu hasil gambaran CT scan
 Membawa catatan tentang keluhan atau alergi tertentu yang dialami
 Membawa riwayat kesehatan medis
 Membawa catatan obat dan sumplemen yang dikonsumsi

Selama proses pemeriksaan CT scan, berikut adalah hal-hal yang perlu Anda ketahui:

 Anda akan diminta untuk mengganti baju dengan pakaian khusus yang disediakan pihak
rumah sakit.
 Anda bisa mulai berbaring telentang di atas meja CT scan menggunakan bantal dan tali untuk
membantu mempertahankan posisi badan yang benar dan tetap diam selama pemeriksaan.
 Meja akan bergerak secara otomatis dan perlahan melalui mesin saat pemindaian CT dilakukan.
 Jika Anda merasa tegang atau memiliki fobia berada di ruangan tertutup, sebaiknya bicarakan
terlebih dahulu pada petugas medis.
 Jika diperlukan Anda akan diberikan cairan kontras sebelum dilakukan CT scan untuk membantu
memperjelas gambar.

1
 Selama proses CT scan dilakukan, Anda harus tetap berbaring dan tidak diperbolehkan bergerak.
 Anda mungkin akan diminta menahan napas selama proses pemindaian, karena setiap gerakan
tubuh, termasuk pernapasan, bisa memengaruhi kualitas gambar.

D. PERSIAPAN PASIEN PEMERIKSAAN FLUOROSKOPI

Ada beberapa hal yang perlu di persiapkan sebelum menjalani pemeriksaan fluoroskopi, yaitu:

 Perbanyaklah asupan cairan.


 Lepaskan semua aksesori yang ada pada tubuhmu, seperti kalung, anting, gelang,
cincin, jam tangan, dan simpanlah pada tempat yang aman atau telah disiapkan.
 Kenakan pakaian khusus yang telah disiapkan oleh petugas.
 Kamu wajib berpuasa makan dan minum apabila pemeriksaan dilakukan pada area perut.

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN FLUOROSKOPI

• Klien dan keluarga klien sebaiknya di berikan informasi mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan

• Inform concent

• Jelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan serta resiko-resiko yang timbul akibat pemeriksaan
tersebut, khususnya akibat pemakaian bahan kontras.

1
BAB III

PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

Penyakit pada bagian dalam tubuh manusia merupakan suatu hal yang tidak dapat dilihat
secara langsung. CT scan atau computerized tomography scan adalah prosedur pemeriksaan
medis yang menggunakan kombinasi teknologi sinar-X dan sistem komputer khusus untuk
menghasilkan gambar organ, tulang, dan jaringan lunak di dalam tubuh. CT (Computed
Tomography)Scan merupakan modalitas imejing kesehatan yang cepat dan akurat dalam
memperlihatkan abnormalitas jaringan atau detail organ dalam tubuh manusia yang
diperiksa.CTScan merupakan pesawat sinar-X yang menggunakan metode pencitraan tomografi
dengan proses digital untuk membuat citra tiga dimensi organ internal tubuh dari akuisisi
sejumlah citra dua dimensi. Fluoroskopi merupakan pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk
menelisik lebih jauh organ tubuh yang aktif bergerak seperti usus

1
DAFTAR PUSTAKA

Restuningdyah, Novia Andansari Putri, and Emmy Amalia. "Pemeriksaan CT-SCAN Thorax Pada Kasus
Covid-19 di Provinsi Nusa Tenggara Barat." Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 3.1 (2020).
Sumarni, Titien, Bagus Abimanyu, and Dartini Dartini. "Prosedur Pemeriksaan CT Scan Abdomen Pada
Kasus Kolesistitis di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto." Jurnal Imejing
Diagnostik (JImeD) 1.2 (2015): 86-88.
Yueniwati, Yuyun. Prosedur Pemeriksaan Radiologi: Untuk Mendeteksi Kelainan dan Cedera Tulang
Belakang. Universitas Brawijaya Press, 2014.

Anda mungkin juga menyukai