Anda di halaman 1dari 6

PEMIKIRAN GERAKAN DAN KEBIJAKAN

DAKWAH MASA MODERN AWAL

Irham Hanif Ab, Iesti Rosita Amalia, Muslimatun Fauziyah,


Azizain Isfahani, dan Nadiaturriza

Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah

UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri

Abstrak

Dakwah adalah segala aktivitas yang bertujuan untuk mengajak orang


(masyarakat) kepada kebaikan dan melarang kepada kejahatan, baik secara lisan,
tulisan, lukisan, maupun perbuatan dengan metode dan media yang sesuai dengan
prinsip islam dengan tujuan mencapai kebahagiaan manusia di dunia dan di
akhirat. Dengan seiring adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern
memasuki dunia islam, terutama sesudah pembukaan abad ke-19, yang dalam
sejarah islam dipandang sebagai permulaan periode modern. Sebagai halnya di
Barat, menurut Harun Nasution di dunia islam juga timbul pikiran dan gerakan
untuk menyesuaikan faham-faham keagamaan islam dengan perkembangan baru
yang ditimbulkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dengan adanya
kemajuan teknologi sehingga dakwah sudah dikemas dengan medium televise,
radio, surat kabar dan sebagainya sehingga memudahkan pendakwah untuk
berdakwah disemua media.

Kata kunci : Dakwah, Modern awal, Metode

A. PENDAHULUAN
Agama Islam merupakan agama yang sarat dengan tuntunan dan ajaran
mulia yang memberikan kemaslahatan kepada umat manusia. Salah satu tuntunan
dan ajaran agama Islam adalah mengenai dakwah. Dakwah adalah salah satu
bentuk aktifitas yang mulisa, ia menjadi kewajiban bagi setiap muslim, dengan
tujuan untuk memberikan informasi tentang Islam dan mengajak orang lain agar
bersedia melakukan tindakan-tindakan yang mencerminkan nilai-nilai Islam. 1
Dalam pengembangan ajaran Islam, dakwah merupakan unsur penting
yang bisa menyampaikan langsung pendidikan Islam kepada masyarakat muslim.
Konsep dakwah sudah diajarkan oleh Rasulullah Saw dan juga mengalami
berbagai perubahan sesuai dengan era perkembangan zaman, namun penyampaian
atau ajarannya tetap sama.

Esensi dakwah pada dasarnya dapat dipahami sebagai upaya untuk


menghimbau seseorang untuk masuk dan menjadikan seorang muslim secara
totalitas, bukan pemaksaan, propaganda penyesatan seperti berusaha menggiring
orang lain untuk mengerjakan sesuatu yang salah, ataupun kekerasan. Dengan
demikian, dakwah adalah sebuah iktiar dalam rangka sosialisasi ajaran Islam.2

Dan sisi lain dakwah adalah upaya setiap muslim untuk merealisasikan
fungsu kerisalahan dan fungsi kerahmatan. Fungsi kerisalhan berarti meneruskan
tugas Rasulullah Saw yang patut dijadikan tauladan dalam segala budi pekertinya
disetiap nafas zaman. Berkat jasa-jasa perjuangan dakwahnya menyebarkan
agama Islam benar-benar membawa tatanan dunia baru yang tentram dan damai.
Dakwah secara umum adalah upaya menyampaikan agama Islam kepada seluruh
umat manusia.

Jika merujuk pada Al-Qur’an salah satu kewajiban berdakwah tersebut


terdapat dalam satu surat Ali-Imran ayat 104, yang artinya: “ Dan hendaklah ada
di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah orang-orang yang beruntung” (QS. Ali-Imron:
104).

Pada ayat ke 104 surat Ali-Imran ini Allah memerintahkan orang yang
beriman untuk menempuh jalan yang lurus dan mengajak orang lain kejalan
kebajikan. Meskipun tidak semua anggota masyarakat dapat melaksanakan
dakwah, maka hendaklah ada diantara kamu yang melakukan dakwah. Ini telihat
pada kata minkum artinya sebagian, namun ada juga pendapat ulama kata
1
Toto, Jumantoro, Psikologi Dakwah Dengan Aspek-Aspek Kejiwaan yang Qur’ani, (Wonosobo: Amzah,
2001). hlm.Xiii

2
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta, 2006). hlm. 18.
makmum itu berarti kewajiban setiap muslim untuk melakukan dakwah sesuai
dengan kemampuannya masing-masing.3

Selanjutnya pada ayat tersebut menggunakan dua kata yang berbeda dalam
rangka perintah dakwah, yaitu yad’una artinya mengajak dan ya’muruna yakni
memerintah. Kemudian kata al-khair adalah kebijakan yang bersifat universal
yang diajarkan oleh AlQur’an dan Sunnag. Sedangkan al-ma’ruf adalah sesuatu
yang baik menurut pandangan masyarakat selama hal itu sejalan dengan al-khair.
Adapun kata al-mungkar adalah sesutu yang buruk dan bertentangan dengan nilai
illahi. 4

Untuk mengembangkan misi dakwah sebagai mana yang telah dijelaskan


diatas, maka diperlukan metode atau cara. Karena kesuksesan dakwah sakah
satunya sangat ditentukan oleh bagaimana dakwah itu dilaksanakan, sikap dan
cara penyampaian materi dakwah menjadi lebih penting dari materu dakwahnya.
Betapa pun sempurnanya materi, lengkapnya bahan dan aktualnya isu-isu yang
disajikan, tetapi bila disampaikan dengan cara yang tidak tepat akan menimbulkan
kesan yang tidak menggembirakan. Tetapi sebaliknya, walaupun matei
dakwahnya kurang sempurna, bahan sederhana dan isu-isu yang disampaikan
kurang aktual, namun disajikan dengan cara yang menarik dan menggugah maka
akan menimbulkan kesan yang menggembirakan. Terlebih lagi di era modern ini,
seseorang juru dakwag harus mampu memanfaatkan segala bentuk kecanggihan
teknologi untuk kepentingan penyebaran dakwah Islam diseluruh penjuru bumi
ini.

B. PEMBAHASAN

1.1 Strategi Dakwah di Era Modern


Setiap strategi menggunakan metode yang berbeda dan setiap metode
memerlukan teknik, yaitu cara yang lebih spesifik dan operasional.
Selanjutnya, setiap teknik memerlukan taktik, yaitu bentuk teknik yang lebih
spesifik (Mahmuddin, 2016). Strategi secara simultan membutuhkan metode,
3
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera hati, 2006).
hlm. 173

4
M.Quraish Shihab, ibid., hlm. 174.
teknik, sarana dan taktik yang diperlukan. Dakwah dapat berfungsi dengan
baik dan efektif, jika tugas-tugas dakwah dilaksanakan sesuai dengan rencana
dan pengaturan yang telah ditetapkan oleh pengambil kebijakan (Mahmuddin,
2016). Selanjutnya tugas dakwah dilaksanakan secara terencana dan
berkesinambungan. Kegiatan dakwah harus menggunakan strategi yang
mampu menjawab semua aspek kehidupan manusia, serta diperlukan untuk
mengatasi dan menetralisir gejolak sosial yang timbul. Pengaruh kehidupan
modern mendorong umat Islam untuk lebih agresif dalam mengikuti arus
perubahan, baik orang tua maupun remaja maupun anak-anak. Permasalahan
tersebut juga telah memasuki sistem dakwah yang sedang dikembangkan oleh
para ilmuwan da'i dan dakwah di Indonesia. Dakwah kontemporer adalah
dakwah yang menggunakan struktur teknologi modern dengan tiga indikator,
yaitu da'i menggunakan teknologi modern, materi dakwah kontemporer, dan
da'i menggunakan media kontemporer (Mahmuddin, 2016). Pola kehidupan
modern, banyak manusia yang terjebak dalam sentuhan teknologi yang
cenderung mengubah keimanan kepada Tuhan dan menuju kepada pendewaan
teknologi yang menyebabkan lemahnya keimanan. Dalam berdakwah,
diperlukan pengenalan yang akurat dan tepat tentang realitas kehidupan
manusia yang sedang dan benar-benar terjadi dalam hidup Anda. Semua
komponen dan aspek yang menentukan keberhasilan dakwah harus ditata
secara profesional dan disesuaikan dengan kondisi mad'u untuk menghasilkan
paket dakwah yang benar-benar mampu meningkatkan dan meningkatkan
semangat dan kesadaran yang tulus. dalam memperbaharui nilai-nilai ajaran
Islam. Strategi dakwah ditentukan oleh kondisi objektif komunikator (mad'u)
dan kondisi lingkungan pada saat proses itu berlangsung. Sementara itu, isi
atau substansi pesan ditentukan oleh relevansi atau kecukupan isi pesan
dengan kondisi subjektif mad'u, yaitu kebutuhan atau masalah mereka.
Relevansi antara isi pesan dakwah dengan kebutuhan tersebut harus dimaknai
sebagai kesopanan yang proporsional, dipahami sebagai pemecahan masalah
atau pemuasan kebutuhan yang tidak bersumber dari realisasi, tetapi yang
dapat mengarahkan atau mendekatkan objek. dari dakwah ke tujuan dakwah
itu sendiri, dan bukan sebaliknya.
Strategi dakwah ke depan harus memiliki beberapa agenda, antara lain:
1. Mendasarkan proses dakwah pada sisi kepentingan oleh masyarakat.
2. Mengintensifkan pola hubungan dan terlibatnya masyarakat.
3. Fasilitasi komunitas sehingga Anda dapat memecahkan masalah Anda dan
mencapai transformasi sosial yang Anda inginkan.
4. Melakukan dakwah sebagai sarana pendidikan dan pengembangan potensi
masyarakat.
Dai juga dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi dan
komunikasi dalam berdakwah sebagai salah satu strateginya, karena media
televisi dan kepentingan media memiliki pengaruh langsung yang sangat kuat
terhadap penggunanya (Puteh, 2000). Karena masyarakat saat ini tidak hanya
mengandalkan ulama sebagai satu-satunya sumber untuk memperoleh ilmu
agama. Internet mampu mengubah perilaku massa ke arah yang mereka
inginkan. Internet juga dapat menampung berbagai media dakwah lainnya,
seperti lisan, tulisan, audiovisual dan dakwah gambar. Selain strategi di atas,
keberhasilan dakwah dalam kehidupan modern juga didukung oleh kualitas
da'i yang kompeten. Da'i harus mempunyai komitmen mengesakan Tuhan
(tauhid), istiqamah dan jujur, berpandangan jernih, berpandangan keislaman,
memiliki kemampuan memadukan dakwah bi al-lisan dengan dakwah bi al-
hal, sesuai dengan perkataan dengan fakta, di atas semuanya adalah paham
dan sekte, berpikir strategis, memiliki kemampuan analisis interdisipliner,
tahu bagaimana berbicara sesuai dengan kemampuan masyarakat.

C. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Rahmat Semesta, 2006.

N. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah;Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,


Jakarta: Lentera hati, 2006.

Toto, Jumantoro, Psikologi Dakwah Dengan Aspek-Aspek Kejiwaan yang


Qur’ani, Wonosobo: Amzah, 2001

Alhidayatillah N. (2018). Dakwah Dinamis Di Era Modern (Pendekatan


Manajemen Dakwah). An-Nida’, 41(2), 265–276.

Syukur, H. M. A. (1997). Zuhud di Abad Modern. Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai