Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DASAR MANUSIA : NUTRISI


DI KHC PROBOLINGGO

NAMA : INDRI ANITA


NIM : 21101040

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
TAHUN 2021/2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian

Nutrisi berasal dari kata nutrients artinya bahan gizi. Nutrisi adalah proses

tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk

pembentukan, pemeliharaan dan penggantian sel tubuh. Nutrient adalah zat

organik dan anorganik dalam makanan yang diperlukan tubuh agar dapat

berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan, aktivitas, mencegah defisiensi,

memelihara kesehatan dan mencegah penyakit, memelihara fungsi tubuh,

kesehatan jaringan, dan suhu tubuh, meningkatkan kesembuhan, dan membentuk

kekebalan (Rahayu, 2016).

Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan

fungsinya. Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjnag kehidupan manusia.

Namun jumlah nutrisi yang diperlukan setiap orang berbeda sesuai dengan

karakteristiknya, seperti jenis kelamin, usia, aktivitas dan lain-lain. Kebutuhan

nutrisi merupakan kebutuhan terhadap proses pemasukan dan pengolahan zat

makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilakn energi dan digunakan dalam

aktivitas tubuh (Hidayat, 2012).

Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya memperhatikan jumlah yang

dikonsumsi, melainkan juga perlu memperhatikan zat gizi yang mesti dipenuhi.

Oleh karena itu makanan yang dikonsumsi harus mangandung nutrisi esensial

yang baik untuk tubuh. Jenis-jenis nutrisi esensial meliputi karbohidrat, protein,

lemak dan vitamin.


a. Karbohidrat

Fungsi utama karbohidrat ialah sebagai penyedia sumber tenaga

utama bagi tubuh yang berbentuk energi. 1 gram karbohidrat

menyediakan energi sebesar 4 kilokalori (Kal) bagi tubuh. Karbohidrat

berbentuk glukosa merupakan satu-satunya sumber energi bagi otak dan

saraf. Karbohidrat disimpan sebagai cadangan energi dalam tubuh

berbentuk glikogen yang disimpan dalam hati dan otot (Fikawati, dkk,

2017). Karbohidrat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu karbohidrat

sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana seperti

fruktosa, glukosa, dan laktosa, dapat dijumpai dalam buah-buahan, gula

dan susu, sedangkan karbohidrat kompleks dapat ditemukan dalam

sayuran berserat, gandum, nasi, sereal, dan lain sebagainya (Boyle&

Roth, 2010).

b. Protein

Protein merupakan komponen utama protoplasma di dalam sel,

selain ia dapat menjadi sumber energi juga berperan penting dalam

proses pertumbuhan. Protein berperan dalam pemeliharaan jaringan,

perubahan komposisi tubuh, serta proses regenerasi jaringan (Boyle &

Roth, 2010). Sumber protein daat ditemui pada hewan (hewani) dan

tanaman (nabati). Jenis pangan yang mengandung protein hewani yaitu

ayam, daging, ikan, telur dan susu, sedangkan protein nabati dapat

ditemui pada tahu, tempe, dan kaang-kacangan (Sutomo, 2010).


c. Lemak

Lemak merupakan zat gizi makro, yang mencakup asam lemak dan

trigliserida. Lemak adalah zat gizi yang padat energi (9 kkal per gram)

sehingga lemak penting untuk menjaga keseimbangan energi dan berat

badan. Lemak menyediakan medium untuk penyerapan vitamin-vitamin

larut lemak (vitamin A, D, E, K). Di dalam makanan, lemak berfungsi

sebagai pelezat makanan sehingga orang cenderung lebih menyukai

makanan berlemak. Tubuh manusia tidak dapat membuat asam lemak

omega-6 dan omega-3 sehingga asam lemak ini adalah zat yang esensial.

d. Vitamin

Menurut Sutomo (2013) vitamin merupakan zat pengatur yang

sangat dibutuhkan untuk proses metabolisme tubuh. Vitamin juga dapat

membantu proses rumbuh kembang pada balita.Vitamin merupakan

senyawa organik yang tidak bisa diproses dalam tubuh, sehingga untuk

menukupi kebutuhan tubuh, perlu mengkonsumsi makanan yang

mengandung vitamin. Vitamin dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

1. Vitamin yang larut dalam lemak :

a. Vitamin A

Vitamin A berperan dalam penglihatan, pertumbuhan, menjaga

kesehatan tubuh dari infeksi. Vitamin A dapat diperoleh dari

bahan makanan hewani seperti, hati sapi, hati ayam, telur, daging

dan susu, vitamin A juga bisa diperoleh dari bahan makanan


nabati seperti sayuran berwarna hijau, bayam, kangkung, wortel,

jeruk, ubi rambat.

b. Vitamin D

Vitamin D merupakan vitamin yang berperan dalam

pembentukan tulang dan gigi, dapat meningkatkan penyerapan

dan proses metabolisme fosfor dan kalsium dalam tubuh. Sumber

vitamin D yang paling murah dan mudah didapatkan yaitu sinar

matahari, sumber vitamin D lainnya yaitu keju, telur, susu, tahu,

tempe dan minyak ikan.

c. Vitamin E

Vitamin E merupakan antioksidan karena mampu melindungi

tubuh anak dari radikal bebas dan membantuk perkembangan

otak balita. Angka kecukupan vitamin E pada balita 1-3 tahun

adalah 6 mg perhari, sedangkan pada balita 4-6 tahun adalah 7

mg perhari.Sumber vitamin E dapat ditemukan pada minyak

sayur, kecambah, gandum, kiwi dan margarin.

d. Vitamin K

Vitamin K merupakan vitamin yang bisa digunakan dalam proses

pembekuan darah saat terjadi luka. Vitamin K juga berfungsi

dalam proses pembentukan tulang. Sumber vitamin K

dapatditemukan pada sayuran berwarna hijau dan berdaun

banyak, kacang polong, kol, kentang, tomat, daging, telur dan

susu.
2. Vitamin yang larut dalam air

a. Vitamin B Kompleks

Vitamin B kompleks merupakan gabungan dari beberapa jenis

vitamin B yang terdiri dari vitamin B1 (Thiamin), vitamin B2

(Riboflavin), vitamin B3 (Niasin), vitamin B5 (Asam Pantotenat),

vitamin B6 (Pridoksin), vitamin B9 (Asam Folat), vitamin B12

(Siano-kobalamin). Vitamin B kompleks berperan dalam proses

metabolisme energi sehingga dapat membantu pertumbuhan,

kesehatan saraf, dan mencegah terjadinya infeksi terutama pada

balita yang memiliki daya tahan tubuh lemah.

b. Vitamin C

Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan dan antibiotik,

membantu proses penyembuhan luka, meningkatkan daya tahan

tubuh, serta membantu dalam pembentukan tulang.

1.2. Kebutuhan Fisiologis Nutrisi

1.2.1 Tahap-tahap makanan diproses oleh tubuh

Menurut Rahayu & Harnanto, 2016 menjelaskan tahapan-tahapan

proses dicernanya makanan oleh tubuh dengan cara :

a. Mencerna

Proses memecah makanan oleh tubuh untuk pertumbuhan,

perkembangan, penyembuhan, dan pencegahan penyakit. Mencerna

meliputi proses mekanik dan kimia untuk mengubah makanan dalam

bentuk yang bisa dicerna. Proses mekanik meliputi mengunyah,


menelan, mencampur dan menggerakkan makanan ke lambung dan

duodenum. Dalam usus, makanan diaduk dan dicampur dengan enzim

pencernaan, dan diabsorbsi mukosa usus halus. Peristaltik membawa

makanan ke dalam kolon untuk disimpan sampai dikeluarkan dari tubuh.

Proses kimia mengubah komposisi makanan yang masuk. Karbohidrat,

lemak, dan protein harus dipecah secara kimia untuk diabsorbsi.

Pencernaan karbohidrat meliputi hidrolisis polisakarida (kecuali selulosa

dan fiber) menjadi disakarida oleh enzim amilase. Disakarida dihidrolisis

menjadi monosakarida oleh enzim sukrase, maltase, dan laktase yang

disekresi oleh usus halus.

Pencernaan lemak dilakukan oleh emulsi lemak yang difasilitasi

oleh empedu. Emulsi memecah lemak menjadi lemak yang lebih kecil

dan diurai menjadi solution. Enzim lipase pankreas menghidrolisis

lemak kecil menjadi asam lemak dan gliserol. Pencernaan protein

meliputi hidrolisis protein menjadi asam amino oleh enzim protease

(pepsin dari cairan gaster, tripsin, dan protease lain dari cairan pankreas,

dan peptidase dari cairan usus halus).

b. Absorbsi

Absorbsi adalah proses mencerna protein, lemak, karbohidrat,

vitamin, mineral, dan air yang secara aktif dan pasif dibawa melalui

mukosa usus halus ke darah atau sirkulasi limfatik. Asam amino,

monosakarida diabsorbsi ke aliran darah melalui kapiler usus halus.

Gliserol dan asam lemak diabsorbsi ke sistem limfatik melalui kapiler


limfatik di vili usus halus. Beberapa lemak netral yang diemulsi

diabsorbsi tanpa dicerna ke kapiler.

c. Metabolisme

Metabolisme adalah proses kimia kompleks yang terjadi di sel

yang digunakan untuk energi, untuk pertumbuhan dan perbaikan sel.

Katabolisme adalah proses memecah zat kompleks menjadi zat simpel

(misalnya, memecah jaringan), dan anabolisme adalah proses

mengubah zat sederhana menjadi sesuatu yang lebih kompleks

(misalnya, perbaikan jaringan).

Sel hepar merubah glukosa menjadi glikogen oleh insulin. Proses

anabolisme ini disebut glikogenesis. Glikogen disimpan di hepar dan

jaringan otot, kemudian diubah kembali menjadi glukose oleh proses

katabolisme yang disebut glikogenolisis. Simpanan glukose oleh

insulin dalam bentuk deposit lemak (jaringan adiposa). Jika glukosa

yang masuk sel tidak cukup untuk kebutuhan sel, glukoneogenesis

(bentuk glukosa dari protein dan lemak di hepar) terjadi. Proses

katabolisme menghasilkan energi 4 kcal/g. Lemak diubah menjadi

jaringan adiposa dan disimpan di deposit lemak tubuh. Simpanan

deposit lemak membuat sumber energi paling besar. Katabolisme

lemak menghidrolisis lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Asam

lemak diubah oleh reaksi kimia yang disebut ketogenesis menjadi

keton. Dalam jaringan sel, keton diubah oleh siklus asam sitras

menjadi energi, karbon dioksida, dan air. Gliserol diubah oleh


glukoneogenesis menjadi glukosa. Lemak menghasilkan energi 9

kcal/g. Anabolisme protein membangun jaringan, menghasilkan

antibodi, membentuk sel darah, dan memperbaiki jaringan. Protein

disimpan di hepar dan jaringan otot atau diubah menjadi lemak.

Katabolisme protein menghidrolisis protein sel menjadi asam amino

di jaringan sel. Asam amino dipecah menjadi amoniak dan ketoacid.

Proses ini terjadi di sel hepar untuk membentuk glukosa dan urea.

d. Ekskresi

Organ ekskretori (ginjal, kelenjar keringat, kulit, paru, dan

usus) mengeluarkan produk pembuangan dari tubuh. Air, toksin,

garam, dan nitrogen diekskresikan melalui ginjal, kulit, dan

kelenjar keringat. Karbon dioksida dan air diekskresikan melalui

paru. Pembuangan pencernaan diekskresikan melalui usus dan

rektum.

1.2.2 Kebutuhan Nutrisi Sesuai Tingkat Perkembangan Usia

Menurut Rahayu & Harnanto, 2016 :

a. Bayi (Umur 0-12 bulan)

Bayi sebelum usia 6 bulan, nutrisi yang pokok adalah air susu ibu (ASI

eksklusif). Kalori yang dibutuhkan sekitar 110-120 kalori/kg/hari.

Kebutuhan cairan sekitar 140-160 ml/kg/hari. Keuntungan pemberian

ASI adalah:

1) ASI merupakan nutrisi yang komplet.


2) ASI mengandung lactobacillus bifidus, berguna untuk menghambat

pertumbuhan mikroorganisme berbahaya dalam intestinal.

3) Protein (laktalbumin) lebih mudah dicerna bayi. Protein ASI tidak

dapat menyebabkan alergi.

4) Laktose dalam ASI lebih banyak dan lebih dapat meningkatkan

absorbsi kalsium dan mineral lain.

5) Mineral dalam ASI (calsium: pospor = 2 : 1) baik untuk bayi. Zat

besi ASI lebih mudah diabsorbsi.

6) Lipose ASI membantu bayi yang immatur dalam pencernaan lemak.

b. Masa Toddler (Umur 1-3 tahun) dan Pra Sekolah (Umur 3-5 Tahun)

Masa untuk mendidik pola, cara dan jenis makan yang benar. Kebiasaan

yang sebaiknya diajarkan pada usia ini antara lain:

1) penyediaan makanan dalam berbagai variasi;

2) membatasi makanan manis;

3) konsumsi diet yang seimbang;

4) penyajian waktu makan yang teratur.

Kebutuhan kalori pada masing-masing usia:

1) 1 tahun = 100 kcal / hari

2) 3 tahun = 300 -500 kcal / hari.

c. Anak Sekolah (Umur 6-12 tahun)

Tabel 1.1 Kebutuhan nutrisi anak umur 6-12 tahun


Usia Kalori Protein Cal Fe Vit Vit Vit
(Th) (Cal) (gr) (gr) (mg) A (u) B1 C
(mg) (mg)
5-6 1400 40 0,50 6 2500 0,6 25
7-9 1600 50 0,75 7 2500 0,6 25
10- 1900 60 0,75 8 2500 0,7 25
12
Sumber : Rahayu&Harnanto, 2016

d. Masa adolescents atau remaja (umur 13-21 tahun)

Lemak tubuh meningkat, mengakibatkan obesitas sehingga menimbulkan

stres terhadap body image yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan,

seperti anoreksia nervosa, bulimia.

e. Masa dewasa muda (umur 23-30 tahun)

Kebutuhan nutrisi pada dewasa muda digunakan untuk proses

pemeliharaan dan perbaikan tubuh, dan untuk mempertahankan keadaan

gizi lebih baik.

f. Masa dewasa (Umur 31-45 tahun)

Masa dewasa merupakan masa produktif khususnya terkait dengan

aktivitas fisik. Kebutuhan nutrisi pada masa dewasa ini dibedakan antara

tingkat pekerjaan ringan, sedang dan berat.

Tabel 1.2 Kebutuhan gizi orang dewasa berdasarkan tingkat pekerjaan


Keadaan pekerjaan
Unsur
Ringan Sedang Berat
gizi
Lk Pr Lk Pr Lk Pr
Kalori 2100 1750 2500 2100 3000 2500
Protein 60 55 65 65 70 70
Calsium 0,5 0,5 0,5 0,5 0,7 0,7
Ferum 8 10 8 8 10 8
Vit A 2500 2500 2500 2500 2500 2500
Vit B1 1 0,8 1,2 1 1,5 1,5
g. Dewasa tua (Usia 46 tahun ke atas)

Pada usia lanjut BMR berkurang 10–30%. Umumnya aktivitas

berkurang, maka akan banyak organ tubuh mengalami degeneratif,

organ pencernaan sudah mengalami kemunduran.


h. Wanita masa kehamilan dan menyusui

Untuk menghasilkan 1 liter ASI, ibu harus menyediakan kalori

sebanyak 350 kal, sedangkan ASI sendiri mengandung 750 kal, 12 gr

protein, 45 gr lemak, laktosa, vitamin dan lainnya. Kebutuhan kalori

bertambah kira-kira 40 kcal/kg BB (300 kcal/hari). Kebutuhan nutrisi

masa kehamilan mencakup protein, besi, calcium, zinc, vitamin A B C

D. Pada masa menyusui kebutuhan nutrisi lebih banyak dari pada saat

kehamilan (500-600 kcal/hari).

1.3. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi

a. Pengetahua

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat

mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh

kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesa;ahan dalam memahami

kebutuhan gizi.

b. Usia

Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan

cepat, hal ini sehubungan dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan

yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energi basal relative

konstan

c. Jenis Kelamin

Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar dibandingkan

dengan wanita. Pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kgBB/jam dan

pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.


d. Tinggi dan Berat Badan

Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh,

semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas

sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga semakin lebih besar.

e. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena

penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.

Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian tingi biasanya

mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan dengan

kondisi perekonomian rendah.

1.4. Masalah/Diagnosa Medis

Menurut NANDA (2018-2020) diagnosa yang mungkin muncul dalam

kebutuhan nutrisi adalah :

a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (00002)

b. Obesitas (00232)

c. Berat badan berlebih (00233)

d. Risiko Berat Badan Berlebih (00234)

1.5. Konsep Keperawatan

1.5.1 Pengkajian

a. Mengisi Identitas Klien

b. Anamnesa Pra Assesment

1. Keluhan utama yang dirasakan oleh klien.


2. Riwayat penyakit saat ini yang dialami oleh klien.

3. Riwayat penyakit terdahulu yang pernah dialami oleh klien.

4. Adakah riwayat penyakit keluarga.

5. Genogram klien.

c. Pengkajian Pola Aktivitas Sehari-hari

Nutrisi

a. Pola Makan

Diit khusus yang dilakukan klien saat ini. Jumlah kalori/hari. Adakah

makanan pantangan klien. Bagaimana nafsu makanan klien saat ini.

Frekuensi makan berapa kali sehari. Adakah keluhan/masalah makan

saat ini seperti mual. Muntah, sakit dimulut dan lain sebagainya.

b. Riwayat makan sebelum sakit :

c. Pemeriksaan Fisik Head To Toe

Dalam pemeriksaan fisik pada kasus kebutuhan nutrisi difokuskan

pada:

1. Pemeriksaan Umum (TTV Dasar)

2. Pemeriksaan Mulut dan Faring

3. Pemeriksaan Abdomen

4. Pemeriksaan antropometri

1.5.2 Diagnosa Keperawatan

Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi :

Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.


1.5.3 Kriteria Hasil dan Intervensi

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

1. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Status Nutrisi (1004) Monitor Nutrisi (1160)

nutrisi: kurang dari asuhan keperawatan Kode Indikator SA ST 1. Monitor kecenderungan turun dan
10040 Asupan Gizi 2 5
kebutuhan tubuh selama 2 x 24 jam 1 naiknya berat badan
10040 Asupan Makanan 2 5
(00002) masalah teratasi 2. Monitor lingkungan selama makan
2
10040 Rasio berat 2 5 3. Monitor mual dan muntah
5 badan/tinggi
badan 4. Monitor pertumbuhan dan
Keterangan :
perkembangan
1. Sangat menyimpang dari rentang
normal 5. Monitor kalori dan intake nutrisi
2. Banyak menyimpang dari rentang
normal
3. Cukup menyimpang dari rentang
normal
4. Sedikit menyimpang dari rentang
normal
5. Tidak menyimpang dari rentang
normal
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A Aziz. 2006 Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Jakarta:ECG.2005
Gloria et al .2015.Nursing Intervension Clasification(NIC): Mocomedia
Moorhead et al.2015.Nursing Outcome Clasification(NOC): Mocomedia
NANDA International.2015. Diagnosis keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Jakarta: EGC
Tarwoto &Wartonah. 2006.Kebutuhan Dasar Manusai dan Proses Keperawatan,
Jakarta: Salemba Medika
Price, Sylvia Anderson dan Loraine MW, Patofisiologi Vol. I Edisi 6, Jakarta :
EGC, 2009
Sudoyo WA, Setyo Hadi B, Alwi I, dkk. Ilmu Penyakit dalam Edisi Ke-5, Jakarta
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam 2009
Tamsuri A. 2010. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Koziar, (2010). Fundalmental Of Nursing Concepts and Process7. Jakarta: EGC.

1.5.1.

Anda mungkin juga menyukai