Nim : 651420027
Kelas : A- ITP
Tugas : Mikrobiologi Umum
Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup yang berukuran sangat
kecil dan hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Mikroorganisme
ada yang tersusun atau satu sel (uniseluler) dan ada yang tersusun atas beberapa
sel (ultiseluler). Meskipun mikroorganisme uniseluler hanya terdiri dari satu sel,
mikroorganisme ini memiliki semua karakteristik organ kehidupan, yaitu
metabolisme, reproduksi, diferensiasi, komunikasi, pergerakan, dan berevolusi
Organisme yang termasuk dalam golongan mikroorganisme adalah bakteri,
archae, fungi (kapang dan khamir), protzoa, alga, mikroskopis, dan virus. Virus,
bakteri dan archaea termasuk dalam golongan prokariotik. Sedangkan fungi,
protozoa, alga mikroskopis termasuk kedalm golongan eukariotik.
Analisis kuantitatif adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui kadar
suatu zat. Analisis kuantitatif melibatkan penentuan berapa banyak zat tertentu
yang terkandung dalam sampel. Zat tertentu, biasanya dinyatakan sebagai
komponen atau analit, merupakan sebagian kecil atau sebagian besar sampel
yang dianalisis. Definisi lain dari analisis kuantitatif adalah analisis yang
dirancang untuk menentukan kandungan suatu senyawa dalam suatu bahan
atau campuran zat.
Ada beberapa cara untuk menghitung dan mengukur jumlah mikroorganisme
dalam suatu suspensi atau bahan (Plummer, 1987), yang dapat dibagi menjadi
beberapa kelompok.
Perhitungan jumlah sel
Perhitungan bakteri adalah metode untuk menghitung jumlah koloni bakteri
yang tumbuh pada media.
1. Hitungan mikroskopik
Metode hitungan mikroskopik terbagi 2 yaitu sebagai berikut :
1) Metode petroff-hauser, dalam metode ini hitungan mikroskopik dilakukan
dengan kotak-kotak skala, dimana dalam setiap ukuran skala seluas satu
mm² terdapat 25 buah kotak besar dengan luas 0,04 mm² , dan setiap kotak
besar terdiri dari 16 kotak-kotak kecil. Tinggi sampel yang terletak
diantara kaca benda dan kaca penutup adalah 0,02 mm². Jumlah sel dalam
beberapa kotak besar dapat dihitung, kemudian dihitung jumlah sel rata-
rata dalam kotak besar. Jumlah sel per ml sampel dapat dihitung sebagai
berikut:
Jumlah sel per ml sampel = jumlah sel perkotak besar x 25 kotak x 1/0,002
x 10³
Jumlah sel per ml sampel = jumlah sel perkotak besar x 25 x 50 x 10³
Jumlah sel per ml sampel = jumlah sel perkotak besar x 1,25 x 10⁶
Jika didapatkan jumlah mikroba yang mau dihitung 12 sel mikroba, maka
jumlah sel per sampel adalah 12 x 1,25 x 10⁶ = 1,5 x 10⁷sel/ml. Hitungan
mikroskopik merupakan metode yang cepat dan murah, tetapi mempunyai
kelemahan sebagai berikut:
a) Sel-sel mikroba yang telah mati tidak dapat dibedakan dari sel yang
hidup, oleh karena itu keduanya dapat terhitung.
b) Sel-sel yang berukuran kecil sukar dilihat dibawah mikroskop, sehingga
kalau tidak diteliti tidak akan terhitung.
c) Untuk mempertinggi ketelitian, jumlah sel di dalam suspense harus
cukup tinggi, minimal untuk bakteri 10⁶ sel/ml. Hal ini disebabkan
dalam setiap bidang pandang yang diamati harus terdapat sejumlah sel
yang dapat dihitung.
d) Tidak dapat digunakan untuk menghitung sel mikroba di dalam bahan
yang banyak mengandung ekstrak makanan, karena hal tersebut akan
mengganggu dalam perhitungan sel.
2) Metode Breed
Hitungan mikroskopik dengan metode breed sering digunakan untuk
menganalisis susu yang diperoleh dari sapi yang terkena suatu penyakit
infeksi yang menyerang kelenjar susu sapi, metode ini merupakan suatu
cara cepat yaitu dengan menghitung bakteri langsung dengan
menggunakan mikroskop. Tetapi metode breed memiliki kelemahan yaitu
tidak dapat menghitung bakteri pada susu yang dipasteorisasi karena
secara mikroskopik tidak dapat dibedakan antara sel-sel bakteri yang
masih hidup atau yang telah mati karena perlakuan pasteorisasi.
2. Hitungan cawan
Metode hitungan cawan sering digunakan pada uji angka lempeng.
Prinsip dari metode cawan adalah sel mikroba yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium agar, kemudian sel mikroba tersbut berkembang
biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan kemudian
dihitung tanpa mikroskop (Fardiaz, 1989)
Metode hitung cawan di bedakan atas dua cara, yaitu metode tuang (pour
plate) dan metode permukaan (surface/spread plate)
1) Metode sebar (spread plate)
Metode ini biasnya digunakan untuk memisahkan mikroorgansme
yang terkandung dalam volume sampel kecil, sehingga dapat
menghasilkan pembentukan koloni yang didistribusikan secara merata di
seluruh permukan. Selain itu, dapat mempermudah menghitung jumlah
koloni yang tumbuh. (Sanders, 2012).
2) Metode tuang (pour plate)
Metode ini sering digunakan untuk menghitung jumlah
mikroorganisme yang terdapat dalam sampel campuran, yang
ditambahkan ke media agar cair sebelum media memadat. Proses ini
menghasilkan koloni yang terbesar secara merata di seluruh medium
padat ( Sanders, 2012).
Pada perhitungan menggunakan metode cawan, diperlukan suatu
pengenceran agar jumlah koloni mikrobia yang ada pada cawan dapat
dihitung dan sesuai standar, yaitu berjumlah 30-300 per cawan.
Pengenceran dilakukan secara decimal untuk memudahkan perhitungan.
Perhitungan metode cawan menggunakan rumus sebagai berikut :
Faktor pengenceran = pengenceran x jumlah yamg ditumbuhkan
Jumlah koloni Standard Plate Count (SPC) = jumlah koloni x (Fardiaz,
1989)
3. MPN (Most Probable Number)
Metode MPN menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi.
Perhitungan MPN berdasarkan pada jumlah tabung tabung reaksi yang
positif, yakni yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan
waktu tertentu. Pengamatan tabung positif yang dapat dilihat dengan
timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung durham yang
diletakkan pada posisi terbalik, yaitu jasad renik yang membentuk gas.
Perhitungan massa sel secara langsung
Hitung massa sel secara langsung. Jika media pertumbuhan tidak mengganggu
pengukuran hidup atau mati, jumlah sel mikroba dapat dihitung. Perhitungan
massa sel terdapat 3 cara yaitu sebagai berikut :
1) Volumetri
2) Gravimetri
Volumetri dan volumetri merupakan metode analisi kuantitatif suatu zat
atau komponen yang telah diketahui dengan cara menimbang berat residu.
3) Turbidimetri (kekeruhan)
Pengukuran kekeruhan memerlukan berbagai alat untuk menentukan
banyaknya cahaya yang dihamburkan oleh suspensi sel. Partikel kecil
seperti bakteri dapat menghamburkan cahaya sesuai dengan jumlahnya.
Kekeruhan atau kerapatan optik suspensi sel secara langsung berhubungan
dengan kualitas sel atau jumlah sel.
Dalam perhitungan massa sel secara langsung, jumlah mikroorganisme
dapat dihitung jika medium pertumbuhanya tidak mengganggu pengukuran.
Metode volumetrik dan gravimetrik, pengukuran volume dan berat sel
dilakukan terlebih dahulu dengan menyaring mikroorganisme tersebut. Oleh
karena itu, bila substrat tempat tumbuhnya banyak mengandung padatan,
misalnya bahan pangan, sel mikroorganisme tidak dapat diukur dengan
menggunakan metode volumetrik maupun dengan turbidimetri.
Perhitungan massa sel secara tidak langsung
Perhitungan massa sel tidak langsung biasanya digunakan untuk mengamati
pertumbuhan sel selama fermentasi, di mana komponen substrat atau bahan
fermentasi dapat diamati dan diukur. Terdapat 3 cara perhitungan massa sel
secara tidak langsung yaitu :
1) Analisis komponen sel (protein, ADN, ATP, dan sebagainya).
2) Analisis produk katabolisme (metabolit primer dan sekunder, panas).
3) Analisis komposisi nutrisi (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino, mineral,
dan sebagainya).
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, S. (1989). Mikrobiologi Pangan, PAU Pangan dan Gizi, Institut