Penulis Dalam kesempatan ini akan menulis bagaimana pentingnya Pancasila dengan analisa
instrument Filsafat ilmu. Walaupun sebenarnya di Dalam Pancasila itu sendiri ada terkandung Filsafat
ilmu itu sendiri. Sebagaimana diketahui bahwa Filsafat ilmu pada dasarnya adalah suatu telaah kritis
terhadap metode yang digunakan untuk mengkaji ilmu tertentu,, baik itu Secara empiris maupun
rasional.
Filsafat tidak hanya melakukan dan membangun teori-teori yang berbasis Manusia namun juga
tentang alam semesta, serta menyajikan Sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan, dan
tentunya hakas Filsafat adalah kritis terhadap segala hal yang Dapat disajikan Sebagai suatu landasan
bagi keyakinan dan tindakan.2
Manusia tidak bisa dilepaskan dari ilmu pengetahuan, namun meraih dan memiliki ilmu
pengetahuan harus melalui perjuanagan yang tidak pandang menyerah. Manusia dengan nalurinya ingin
tahu dan selalu akan mebuka sesuatu yang tidak jelas dan menyesatkan. Oleh karan itu Manusia harus
memiliki rasa ingin tahu, bersifat spekulatif, membuka cakrawala pengetahuan baru atau inovatif serta
mapu memberikan Nilai, dan bersifat tentative. 3 Bahkan lebih lanjut diungkapkan oleh Bahm bahwa,
bilamana kita mengungkapkan tentang ilmiah, maka baru dianggap berada di lefel ilmiah bilamana ada
komponen-komponen : sikap, metode, tindakan, kesimpulan dan implikasi. Sikap ilmiah inilah yang
harus dihadirkan untuk menyelesaikan problem kehidupan manusia.
Manusia hidup pasti dihadapkan kenyataan dunia yang penuh permasalahan dan dan prolematika
hidup. Nah Manusia tidak akan dibelenggu oleh permasalahan yang keseharian bahkan kedepan bisa
melilitnya dari permasalahan tersebut. Oleh karena itu Manusia meninggalkan dari belenggu
permasalahan dibutuhkan adanya usaha untuk ilmu Dalam arti memahami sifat Dasar berbagai hal
dengan jalan merumuskan hipotesis-hipotesis atau teori-teori tentang sifat-sifat dasar dan
apakah masih berlaku atau tidak. Disinilah pentingnya untk membangun siskap-sikap ilmiah itu.
Pengetahuan dan ilmu itu kalau tidak bermanfaat dan tidak ada sumbangan terhadap nusa dan
bangsa maka ilmu pengetahuan tersebut pastilah dipertanyakan keberadaannya. Apakah itu masih perlu
dipertahankan atau justru dilupakan saja karena tidak memberi sumbangan kepada manusia dan
permasalahan yang di hadapi nya.Sama halnya dengan Filsafat Ilmu ini, sejauhmana ia Sebagai ilmu
membantu memecahkan permaslahan-permaslahan yang di hadapai dan bahkan tengah dialami bangsa
ini. Seperti halnya dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah seharusnya filsafat ilmu
1
Penulis Dr. M. Arafah Sinjar M. Hum Dosen Filsafat Hukum UPN Veteran Jakarta.
2
Gie, The Liang, 1997, Pengantar Filsafat Ilmu, Penerbit Liberty,
Yogyakarta. Hal. 59
3
Bahm, Archie J, 1985, What is Science?, Alburque, Mexico, 1985, Hal 45
dengan dasar-dasar dan metode ilm 4iahnyamampu menyelesaikan persoalan kebangsaan yang sekarang
dihadapi oleh bangsa Indonesia. Salah satunya adalah lunturnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai
Pancasila sebagai pandangan hidup di dalam masyarakat. Lunturnya pemahaman dan penerapan
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia menyebabkan bangsa Indonesia banyak
ditimpa masalah-masalah besar, seperti praktek korupsi yang menggurita, dan bencana alam. Akibat
dari lunturnya pemahaman sebagian anak bangsa terhadap Nilai-nilai Pancasila sehingga jauh dari
implementasinya. Sehingga bangsa Indonesi ditimpa bencana. Mulai dari bencana kemanusiaan perilaku
manusia yang semakin jauh dari misi tujuan Pancasila, Seperti korupsi yang semakin bertumbuh
kembang mulai dari pusat sampai daerah. Demikian diungkapkan oleh Koento Wibisono menyatakan
bahwa sejak reformasi 1998, 5akibat praktek politik yang dilakukan oleh rezim Orde Baru menyebabkan
banyak orang menjadi pesimis, alergi, dan apatis dengan Pancasila. Bangsa Indonesia ini kadang juga
menyalahkan Pancasila, di mana semua kesalahan mengenai persoalan kebangsaan itu dijatuhkan pada
ideologi Pancasila. Padahal, jika dipikirkan kembali persoalannya bukan pada Pancasila, akan tetapi
Pancasila yang memiliki sumber pengetahuan dan nilainilai luhur sudah seharusnya dapat
diimplementasikan oleh Setiap masyarakat Indonesia. Akan tetapi, persoalan secara filosofis adalah
mengapa Pancasila itu sulit diterapkan di dalam diri bangsa Indonesia? Pancasila hanya menjadi sebuah
simbol dan tidak memiliki arti serta sumbangsih dalam menyelesaikan persoalan negara, persoalan yang
seharusnya diselesaikan secara bersama. Berdasarkan asumsi itu, persoalan mengenai lunturnya
pemahaman bangsa Indonesia mengenai Pancasila Sebagai pandangan hidup (way of life) menjadi tugas
dari disiplin filsafat
Mengapa Pancasila sulit difahami dan apa lagi diimplementasikan Dalam kehidupan sehar-hari.
Pancasila merupakan symbol yang tidak akan berubah dan bergerak kalau tidak ada upaya dari bangsa
Indonesia sendiri untuk bersama-sama menghidupkan inti misi dari Pancasila.
5
Wibisono Siswomihardjo, Koento, 1995, Peran Filsafat Dalam
Hidup Berbangsa, dalamAlex Lanur (ed), Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka: Problem
dan Tantanganya, Kanisius, Yogyakarta.
6
Edwin, Ferry, dkk, 2006, Prof. Notonagoro & Pancasila: Analisis
Tekstual & Kontekstual, UGM Press, Yogyakarta.
Persoalan tentang lunturnya pemahaman bangsa Indonesia mengenai Pancasila Sebagai
pandangan hidup (way of life) disinilah disiplin Filsafat ilmu berfungsi untuk mengkaji secara ilmiah
dengan mengedepankan sikap akademis dan intelektual yang tinggi, sehingga dapat diperoleh
pemecahan masalah Secara komprehensif. Filsafat ilmu Sebagai dasar ilmu pengetahuan harus mampu
mengembangkan Pancasila sebagai dasar-dasar ilmu pengetahuan yang sesungguhnya mempunyai nilai-
nilai luhur untuk mengatasi persoalan kehidupan manusia dengan menggunakan aspek ontologi,
epistemologi dan aksiologi.7
BARU…
sendiri.
102
7
Syahrul Kirom, Filsafat Ilmu dan Arah ...
117
Yogyakarta.
mana kaidah-kaidah ilmu pengetahuan itu dikatakan oleh Robert
dapat dilihat sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat asas
dapat ditentukan.
melakukan penerapan.
dengan ilmu yang lain, serta semakin kaburnya garis batas antara
103
sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (the great mother of the sciences).
demikian jelas bukan suatu cabang ilmu yang bebas dari praktek
104
Indonesia.
luhur, nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis.
zaman.
knowledge) yang dalam karya-karya berikutnya ditunjukkan segisegi ontologik, epistemologi, dan
aksiologinya sebagai raison d’etre
1995:126).
105
mengembangkan Pancasila.
budaya, sosial dan ekonomi. Ini berarti semua tingkah laku dan
106
Ketuhanan Yang Maha Esa, sila pertama ini meliputi dan menjiwai
Indonesia. Di dalam sila pertama ini kita harus percaya dan taqwa
orang lain.
dasarnya diliputi dan dijiwai oleh Sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa serta kemanusiaan yang adil dan
bagi seluruh rakyat Indonesia. Di dalam sila ketiga ini kita harus
107
mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat,
masyarakat Indonesia.
Koento Wibisono menyatakan bahwa untuk
yang ideal itu pasti dapat dicapai. Yang ketiga adalah loyalitas.
optimal. Selain itu, dalam ideologi terkandung juga adanya tiga sub
108
109
hakikat Pancasila, itu berarti adanya dasar yang kuat dan kekal
110
memberi porsi pantas bagi batas-batas pengertian, debat ilmiahfilosofis diyakini dapat menghantarkan
masyarakat Indonesia dan
2006:145).
nilai-nilai Pancasila.
filsafati.
111
ilmiah.
Oleh karena itu, pengembangan Pancasila secara terusmenerus melalui jalur keilmuan itu akan
berdampak signifikan.
112
Pancasila harus ditarik ke atas, pada tingkat ilmiah. Tugas ini harus
oleh komunal dan media didik yang perlu diangkat ke dalam diskusi
publik.
bernegara.
113
selalu melakukan korupsi yaitu dengan selalu menanamkan nilainilai Pancasila. Dengan memberikan
pengetahuan mengenai nilainilai Pancasila akan menambah pengalaman dan peresapan
dan hati-budi-nuraninya.
Saat ketiga unsur tersebut mulai bekerja sama dalam kesatuan yang
pikiran manusia.
114
kebangsaan saat ini dan mendatang untuk menyelesaikan masalahmasalah bidang sosial, politik,
ekonomi, dan budaya adalah dengan
Indonesia.
yaitu selalu dalam keadaan sedia untuk memenuhi wajib lahir dan
batin, lahir berasal dari luar misalnya dari pemerintah, batin dari diri
Kelima, mawas diri, yakni dengan selalu menilai diri sendiri apakah
(Kaelan, 1993:178).
115
kodrat manusia.
telah lama berakar serta hidup dalam hati nurani, sanubari, watak,
bangsa.
arti merupakan inti bersama dari pelbagai moral yang secara nyata
F. Penutup
ilmu di semua bidang disiplin pada jenjang S1, S2 dan S3. Filsafat
116
dapat diatasi dengan melakukan revitalisasi dan reaktualisasi nilainilai Pancasila. Dalam kerangka ini,
nilai-nilai Pancasila yang
G. Daftar Pustaka
Yogyakarta.
Wacana, Yogyakarta.
Yogyakarta.
Yogyakarta.
117
Yogyakarta.
Pancasila,Kanisius, Yogyakarta.
Yogyakarta.
Yogyakarta.
Yogyakarta.
Wibisono Siswomihardjo, Koento, 1995, Peran Filsafat Dalam