PROPOSAL
WILRAHMI IZAHRI
1814201015
FAKULTAS KESEHATAN
2021
KATA PENGANTAR
Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam rangka
bimbingan, arahan, dan dukungan dari berbagai pihak. Terutama kepada Ibu
Ns. Cory Febrina S, Kep ,M.Kes. selaku dosen pembimbing I yang telah
menyelesaikan Skripsi ini dan Ibu Ns. Silvia, M.Biomed selaku selaku dosen
1. Ibu Dr. Ns. Hj. Evi Hasnita, S.Pd, M.Kes, selaku Rektor Universitas Fort De
Kock Bukittinggi.
dan Pendidikan Ners Universitas Fort De Kock Bukittinggi yang telah banyak
4. Dosen dan Staf Prodi S1 Ilmu Pendidikan Ners Universitas Fort De Kock
Bukittinggi.
5. Teristimewa kedua orang tua dan keluarga tercinta atas dorongan moril dan
materil serta do’a yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
ini.
6. Serta semua sahabat dan rekan-rekan senasib seperjuangan yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi bantuannya baik secara
langsung maupun tidak langsung, serta dukungan semangat dan saran dalam
bapak/ibu dan rekan- rekan berikan menjadi amal ibadah dan mendapat
merasa masih ada yang belum sempurna baik dalam isi maupun dalam
penyajiannya. Untuk itu penulis selalu terbuka atas kritik dan saran yang
Wilrahmi Izahri
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata merupakan salah satu organ dalam tubuh manusia yang
mempunyai peran penting bagi manusia yaitu sebagai indera penglihatan dan
unsur estetis dalam tubuh untuk unsur kepercayaan diri. Hampir semua
belajar dan sebagainya. Mata membuat dapat membedakan gelap dan terang
penglihatan. Salah satu gangguan mata yang paling umum dialami adalah
kelelahan mata akibat penggunaan gadget yang terlalu sering. Efek buruk
penggunana gadget yang terlalu sering ini tidak hanya dialami oleh orang
dewasa, tapi juga anak-anak, apalagi gadget kini sudah menjadi mainan anak.
Lebih dari 90 persen anak-anak yang lulus sekolah di kota-kota besar Asia
mengalami miopia atau mata rabun. peningkatan tajam masalah ini karena
para siswa terlalu banyak belajar di sekolah dan di rumah. Saat senggang, para
siswa juga lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain komputer dan
Kelelahan mata atau astenopia, terjadi pada saat mata terlalu lelah
akibat digunakan terlalu lama atau terlalu intens. Penyebab umum keluhan
Udayana Udayana tahun 2015 kelelahan kelelahan mata dapat terjadi karena
otot siliar bekerja secara intens terutama saat penglihatan jarak dekat (NS &
gejala keluhan kelelahan mata setelah membaca atau melih atau melihat
40% sampai 90%, WHO juga menambahkan sebanyak 285 juta orang atau
distribusi sebesar 246 juta orang atau 65% dari populasi tersebut mengalami
anak Indonesia yang mengalami kelainan mata, dan gaya hidup yang tidak
survey yang dilakukan Startup asal inggris bahwa sebanyak 87% anak-anak
dibawah umur di Indonesia telah memiliki gadget hal ini melebihi angka
salah satu SMP di kota Bukittinggi yang memiliki siswa –siswi terbanyak
sebanyak 84% dan 16 % mengalami gejala kelelahan mata sedang. Hal ini bila
dibiarkan akan berdampak pada iritasi seperti mata berair, dan kelopak mata
berwarna merah, penglihatan rangkap, sakit kepala, ketajaman mata merosot,
juga dapat turun sewaktu-waktu terutama pada saat daya tahan tubuh
elastisitas pada mata. National Institute for Occupational Safety and Health
2008 juga menyarankan agar melakukan istirahat pada mata selama 15 menit
ketika pemakaian komputer atau laptop selama 2 jam atau melebihi dari batas
atau laptop dalam beraktifitas. (Intan Putri Arisandi1, Gamya Tri Utami2,
2012)
Salah satu terapi mata yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala
kelelahan mata yaitu dengan melakukan senam mata. Senam mata adalah
teknik yang digunakan supaya bola mata terbiasa lentur serta bergerak sesuai
dengan jangkauan mata, karena semakin lebar daya jangkau mata maka akan
tidak memakan waktu yang lama, tidak memerlukan tempat khusus, dan tidak
memakan biaya. Senam mata ini sebaiknya dilakukan secara rutin karena
membuat otot mata dan sekitarnya menjadi elastis dan kuat, serta
mempertajam penglihatan.
melakukan senam mata, maka kelelahan mata dapat berkurang dimana rata-
rata kelelahan mata sebelum dilakukan senam mata sebesar 19,97 dan
bahwa ada efek senam mata dalam mengurangi tingkat kelelahan mata.(Intan
B. Rumusan Masalah
Pada Anak dengan Addiksi Gadget di SMP N 7 Kota Bukittinggi tahun 2021?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum peneliti ingin mengetahui bagaimana terapi relaksasi mata pada
2. Tujuan Umum
D . Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
anak dalam mencegah kelelahan pada mata. Selanjutnya hal ini dapat
menjadi sumber informasi dalam pembelajaran yang tepat mengenai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelelahan Mata
1. Definisi
persepsi seperti sakit kepala, penglihatan kabur, mata kering, dan sensasi
gejala dengan jenis aktivitas yang dilakukan. Aktivitas jarak dekat seperti
otot (siliaris) mata yang dipaksa bekerja keras, terutama saat harus melihat
mata internal ditandai perasaan tegang dan sakit di dalam mata yang
Gejala kelelahan mata dibagi menjadi tiga yaitu gejala visual seperti
penglihatan rangkap, gejala ocular seperti nyeri pada ke dua mata dan
gejala referral seperti mual dan sakit kepala. Kelelahan mata dapat
Kelelahan mata dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal.
1) Faktor Internal..
b. Kelainan refraksi
2) Faktor External.
(Susanti, 2016).
2012)
dengan obyek pada kertas. Hal ini dikarenakan huruf atau obyek pada
kertas memiliki kontrast dan batas yang lebih baik dan secara signifikan
Obyek atau huruf pada layar gadget terdiri atas Pixel tidak memiliki
kontras yang baik terhadap latar belakangnya, karena bagian pusat obyek
memiliki intensitas cahaya yang lebih tinggi daripada bagian tepinya, jika
Karakter pada layar gadget ini mengakibatkan mata tidak dapat fokus
layar. Mata akan mencari fokus pada satu titik “fokus gelap” yang disebut
(Christine, 2020)
berkedip 3-6 kali per menit yang seharusnya 15-20 kali per menit.
Upaya preventif dinilai paling efektif saat ini baik dalam hal
dianggap
B. Addiksi Gadget
1. Definisi
membantu kebutuhan manusia agar lebih praktis dan mudah (Mayenti &
Sunita, 2018).
dan faktor eksternal. Faktor internal contohnya kontrol diri yang rendah, rasa
sosial karena pengaruh lingkungan anak; dan faktor eksternal yang bukan
berasal dari diri individu, terkait dengan paparan media tentang gadget dan
2. Dampak gadget
gadget memiliki dampak positif dan juga negatif. Dampak tersebut antara
lain adalah:
pemecahan masalah (dalam hal ini anak akan timbul sifat dasar
rasa ingin tahu akan suatu hal yang membuat anak akan muncul
kesadaran kebutuhan belajar dengan sendirinya tanpa perlu
dipaksa)
untuknya).
remaja adalah:
(3) Konformitas
1. Senam Mata
Senam mata adalah salah satu solusi yang fleksibel karena ini mudah
khusus, dan tidak memakan biaya. Senam mata ini disarankan dilakukan
keriput di sekitar mata, membuat otot mata serta area sekitarnya menjadi
Latihan gerak mata dapat membuat otot mata dan sekitarnya menjadi
elastis dan kuat, mengurangi ketegangan pada mata serta dapat mempertajam
Gucci dalam Age Erasers for Men, berpendapat bahwa latihan gerak mata
dan sejajar. Latihan gerak mata baik dilakukan pada anak sekolah yang
mengurangi atau menghilangkan penyakit mata, dan membuat otot mata dan
al., 2020)
Latihan ini menuntut kontraksi dari suatu otot dan persendian serta menolong
untuk membangun otot dan tenaga. Senam mata bisa dilakukan dalam posisi berdiri,
duduk, berbaring, maupun dalam kondis mata terpejam. Senam mata bisa dilakukan
oleh siapa saja yang ingin melatih matanya, dari usia anak-anak sampai orang tua,
lelaki maupun perempuan. Senam mata mempunyai banyak manfaat( Oei, G.D, 2006,
(pituitari).
Perawatan Mata
Menggunakan
Kacamata Melindungi Mat
Terapi Relaksasi
Mata 1. Melancarkan peredaran darah serta oksigen di seputar
mata
(Senam Mata)
2. Menimbulkan mata nyaman dan menghilangkan lelah
mata yang terlalu banyak bekerja.
BAB III
3. Membantu kulit sekitar mata menjadi terlihat kencang
dan segar.
Kerangka Konsep
4. Membantu menghilangkan sembab (bengkak) pada
area kantung mata.
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka konsep
: <29
Hariadi, Sehat
Harmoni Indonesia.
Malang: 2014
C. Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
keadaan secara objektif (Setiadi 2013). Dimana penelitian ini bertujuan untuk
(Notoatmodjo 2012)
pada
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
yang diteliti (Notoatmodjo 2012). Populasi pada penelitian ini adalah siswa-
2. Sampel
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi dan memenuhi kriteria inklusi
3. Memiliki gadget
3. Jumlah sampel
N
N=
1+N ¿ ¿
Keterangan :
n :Besar Sampel
N :Besar Populasi
50
n=
1+50 ¿ ¿
50
n=
1+50( 0,0025)
50
n=
1,125
n = 45
1) Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data
pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Dalam penelitian ini yang
yang telah disediakn oleh peneliti. Penyebaran angket ini dibagikan kepada
2) Data Sekunder
Data dan sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari
sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan.
E. Instrumen Penelitian
terasa (AT) ,terasa (T), dan sangat terasa (ST). Kriteria penghitungan
Pengkategorian hasil kuesioner dikatakan baik jika jumlah skor total >28
F. Etika penelitian
1. Informed Consent
2. Confidentiality
1. Pengumpulan Data
a) Data
kepada peneliti
e) Peneliti memeriksa kelengkapan lembar penelitian. Apabila ada
tersebut meliputi :
angka/bilangan.
responden yang dalam bentuk kode (angka atau huru) dimasukan ke dalam
program komputerisasi.
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
a. Analisis Univariat
b. Analisi Bivariat
0,05
value> 0,05.
DAFTAR PUSTAKA
Anwari, M. et al. (2018) ‘Latihan Gerak Mata Untuk Kesehatan Mata: Studi Kasus
Pada Keluarga Binaan Di Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten
Jember’, The Indonesian Journal of Health Science, p. 155. doi:
10.32528/ijhs.v0i0.1540.
Chandraswara, B. N. ; and Rifai, M. (2019) ‘Hubungan Antara Usia, Jarak
Penglihatan Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Kelelahan Mata Pada Pembatik Di
Industri Batik Tulis Srikuncoro Dusun Giriloyo Kabupaten Bantul’, Hubungan
Antara Usia, Jarak Penglihatan Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Kelelahan Mata
Pada Pembatik Di Industri Batik Tulis Srikuncoro Dusun Giriloyo Kabupaten Bantul,
6, pp. 1–10. Available at: http://eprints.uad.ac.id/id/eprint/14770.
Christine, R. N. (no date)
‘AktivitasPembelajaranJarakJauhdanPengaruhnyaPadaKesehatanMata’.
Devara, N., Artawan, C. A. and Wahyudi, A. T. (2012) ‘Perancangan Buku Panduan
Interaktif Cara Menjaga Kesehatan Mata Melalui Olahraga Senam Mata Untuk Anak
Usia 6 – 12 Tahun’.
Fadhillah, S. L. (2013) ‘Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Kelelahan
Mata pada Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank X Jakarta Tahun
2013’, Skripsi, p. 119. Available at:
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26520/1/SELISCA
LUTHFIANA FADHILLAH-FKIK.pdf.
Handalas (no date) ‘Mengatasi Computer Vision Syndhrome (CVS) dengan Senam
Mata’, pp. 1–12.
Intan Putri Arisandi1, Gamya Tri Utami2, R. N. (2012) ‘Efrktivitas senam mata pada
cvs’, Intan Putri Arisandi1, Gamya Tri Utami2, Riri Novayelinda3, 14(2–1 (52)), pp.
520–526.
K Naota, S., Afni, N. and Moonti, S. (2019) ‘Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Gejala Kelelahan Mata pada Operator Komputer di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Sulawesi Tengah’, Jurnal kolaboratif sains, 1(1), pp. 268–282.
Available at: garuda.ristekditi.go.id.
Kelelahan, G. et al. (2014) ‘FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN’, pp. 15–16.
Maisal, F. M. et al. (2020) ‘Efektivitas Senam Mata untuk Mengurangi Tingkat
Kelelahan Mata pada Pekerja Rambut Palsu’, Jurnal Ergonomi Indonesia (The
Indonesian Journal of Ergonomic), 6(1), p. 9. doi: 10.24843/jei.2020.v06.i01.p02.
Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, A. (2014) ‘Kelelahan mata’, (Chandra &
Kartadinata, 2018)., pp. 7–21.
Nurhidayah, I. (2021) ‘Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa’, 4, pp. 129–140.
Supriati, F. (2012) ‘Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Kelelahan Mata pada
Karyawan Bagian Administrasi di PT. Indonesia Power UBP Semarang’, Jurnal
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 1(2), p. 18791.
Wirgunatha, M. W. and Adiputra, L. M. I. S. H. (2019) ‘Prevalensi Dan Gambaran
Kelelahan Mata Pada Penjahit Garmen Di Kota Denpasar’, E - Jurnal Medika, 8(4),
pp. 1–8. Available at: https://onesearch.id/Record/IOS266.article-50009.
Standar Operasional Prosedur (SOP)