Anda di halaman 1dari 6

Prediksi pretest by predy

Sifat senyawa Organik

 Salah satu sifat senyawa organik yaitu jika senyawa organik dipanaskan akan mudah terurai
dan berubah strukturnya.
 Senyawa organik umumnya sukar larut dalam pelarut polar seperti air.
 Titik didih dan titik lebur senyawa organik relatif rendah.
 Jika dibakar, senyawa organik akan menghasilkan karbondioksida dan air.
 Karbon dioksida hasil pembakaran senyawa organik dapat mengeruhkan air kapur.
 Adapun stabil dalam pemanasan, titik didih dan titik lebur tinggi, serta di alam ditemukan
sebagai garam mineral adalah sifat-siat senyawa anorganik.

Kandungan senyawa organik

Pemanasan senyawa organik menghasilkan gas CO2 dan uap air (H2O). Keberadaan H2O dapat
diidentifikasi menggunakan kertas kobalt(II). Kertas kobalt(II) yang semula berwarna biru berubah
menjadi merah muda setelah ditetesi zat cair hasil pembakaran zat organik. Perubahan warna
tersebut menunjukkan bahwa zat cair tersebut adalah H2O. Jadi, dapat disimpulkan bahwa senyawa
organik mengandung unsur hidrogen dan oksigen.

Ciri senyawa organik

 Senyawa organik mempunyai ciri-ciri yaitu:


 Memiliki ciri senyawa berikatan kovalen,
 Mudah terurai,
 Senyawa memiliki rantai atom karbon,
 Senyawa umumnya mempunyai titik didih rendah,
 Senyawa tidak dapat bereaksi dengan senyawa polar namun dapat bereaksi dengan senyawa
nonpolar.

Distilasi atau penyulingan adalah salah satu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan ataupun kemudahan menguap (volatilitas) petunjuk. Dalam penyulingan, campuran zat
dididihkan sehingga menguap, serta uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam ukuran cairan.
Zat yang mempunyai titik didih lebih rendah akan menguap lebih dahulu.

Ada beberapa tahapan proses destilasi adalah sebagai berikut :

 Evaporasi atau memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan


 Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan komponen dengan titik didih
lebih rendah yang lebih mudah menguap komponen lain yang kurang volatil.
 Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih volatil.

Alat destilasi sederhana

Keterangan :

 Wadah air
 Labu distilasi
 Sambungan
 Termometer
 Kondensor
 Aliran masuk air dingin
 Aliran keluar air dingin
 Labu distilat
 Lubang udara
 Tempat keluarnya distilat
 Air pemanas
 Larutan zat
 Pemanas

Secara garis besar, komponen alat destilasi adalah sebagai berikut :

Tabung reaktor

Tabung reaktor berfungsi sebagai wadah atau tempat pamanasan bahan baku (oli bekas). Tabung
reaktor berbentuk silinder yang mempunyai tutup yang direkatkan dengan menggunakan baut
sehingga dapat dibuka dan ditutup.

Kondensor (Pendingin)

Kondensor berfungsi untuk mengubah seluruh gas menjadi fase cair. Air disirkulasikan kedalam
tabung condensor sebagai media pendingin.

Pipa penyalur

Pipa penyalur yang dibuat berbentuk spiral ini berfungsi untuk menghubungkan dan menyalurkan
gas dari tabung reaktor ke condenser.

Burner

Burner ini berfungsi sebagai media pemasan untuk mengasapkan bahan baku didalam tangki
pemanas yang bisa berupa kompor gas atau kompor minyak ataupun juga tungku menggunakan
batu bara, tetapi untuk lebih efisien dan mudah mendapatkan bahan bakar maka digunakan kompor
gas yang menggunakan bahan bakar LPG.

Macam- Macam Destilasi

Pada dasarnya distilasi menurut penggunaan uapnya dibagi menjadi dua cara, yaitu:

Destilasi menggunakan uap

Destilasi uap meggunakan panas sebagai sumber energi untuk proses distilasi dengan cara open
steam, dimana uap tersebut mengadakan kontak lansung di dalam sistem distilasi baik pada proses
batch maupun kontinyu. Pada umumnya distilasi dilakukan dengan penambahan komponen inert
seperti nitrogen, karbondioksida, flue, dan sebagainya.

Destilasi uap inert digunakan untuk proses-proses sebagai berikut:

Untuk memisahkan sejumlah kecil dari impuritas yang mudah menguap dari sejumlah bahan
masukan.

Untuk memisahkan dalam jumlah yang cukup besar pada bahan yang mempunyai titik didih tinggi.

Untuk mendapatkan titik didih dari suatu bahan dari sejumlah kecil impuritas yang mempunyai titik
didih lebih tinggi.
Destilasi menggunakan reboiler

Destilasi dengan menggunakan reboiler disebut dengan closed steam, dimana alat penukar panas
(reboiler) digunakan untuk memaksa kembalinya panas dan uap pada hasil bawah fraksinator.
Reboiler diletakkan pada bagian menara, hal ini membuat luas permukaan menjadi besar. Namun,
untuk membersihkannya harus menghentikan operasi distilasi. Reboiler dipanaskan oleh steam
pemanas.

Selanjutnya, ada beberapa macam destilasi diantaranya yaitu :

Distilasi Sederhana

Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan
salah satu komponen bersifat volatil. Destilasi sederhana juga merupakan Teknik pemisahan kimia
untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Jika
campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu.

Destilasi Fraksionisasi

Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu
larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran
dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan
tekanan rendah.

ondensasi dan ditampung.

Destilasi Uap

Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °c
atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °c
dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari
destilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing
senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut
dalam air di semua temperatur, tapi dapat didestilasi dengan air.

Destilasi Vakum

Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil, dengan
pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang
memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan
titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap
tidak dapat dikondensasioleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau
aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi ini.

Selain itu ada beberapa macam destilasi lainnya yaitu sebagai berikut :

Destilasi Normal
Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu hasilnya
ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni atau biasa dikatakan tidak
murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat
padat atau minyak.

Distilasi Bertingkat (Fraksionasi)

Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan. Pada dasarnya
sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang lebih banyak sehingga
mampu memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada
proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, karena melewati kondensor yang
banyak.

Distilasi Azeotrop

Teknik distilasi ini digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih
komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat
memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.

Refluks / Destruksi

Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi
jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik adalah “lambat” maka
campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik
pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan
jalan pemanasan dan jumlahnya selalu tetap reaksinya dapat dilakukan secara refluks.

Distilasi Kering

Distilasi kering adalah suatu metoda pemisahan zat-zat kimia. Dalam proses distilasi kering, bahan
padat dipanaskan sehingga menghasilkan produk-produk berupa cairan ataugas (yang dapat
berkondensasi menjadi padatan). Produk-produk tersebut disaring, dan pada saat yang bersamaan
mereka berkondensasi dan dikumpulkan. Distilasi kering biasanya membutuhkan suhu yang lebih
tinggi dibanding distilasi biasa. Prinsipnya memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap
dan cairnya. Contohnya untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bara.

Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)

Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun hanya uap
bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja metode ini adalah
membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan
masuk ketel yang berisi bahan baku.

ALKOHOL.

Berdasarkan letak gugus fungsinya, alkanol dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

 Alkanol primer, yaitu alkanol yang gugus fungsinya (–OH) terikat pada atom C primer
 Alkanol sekunder, yaitu alkanol yang gugus fungsinya (–OH) terikat pada atom C sekunder.
 Alkanol tersier, yaitu alkanol yang gugus fungsinya (–OH) terikat pada atom C .

Penggolongan senyawa hidrokarbon berdasarkan bentuk rantainya dibagi menjadi dua macam,
antara lain sebagai berikut.
1. Hidrokarbon Alifatik

Hidrokarbon alifatik adalah senyawa hidrokarbon dengan rantai terbuka. Senyawa hidrokarbon
alifatik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

 Hidrokarbon jenuh, yaitu hidrokarbon alifatik yang mengandung ikatan tunggal.


 Hidrokarbon tak jenuh, yaitu hidrokarbon alifatik yang mengandung ikatan rangkap, baik
rangkap dua (alkena) maupun rangkap tiga (alkuna).

2. Hidrokarbon Siklik

Hidrokarbon siklik adalah senyawa hidrokarbon dengan rantai tertutup (struktur cincin atau
melingkar). Senyawa hidrokarbon siklik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

 Hidrokarbon alisiklik, yaitu hidrokarbon yang tidak bersifat aromatik dan struktur cincin
atom-atomnya semua berikatan tunggal (jenuh).
 Hidrokarbon aromatik, yaitu hidrokarbon yang mempunyai sifat aromatik dan mengandung
cincin benzena.

Adapun penggolongan senyawa hidrokarbon berdasarkan jenis ikatannya dibagi menjadi tiga
macam, yaitu alkana (ikatan jenuh), alkena (ikatan tak jenuh), dan alkuna (ikatan tak jenuh). Berikut
penjelasannya.

1. Alkana

Alkana merupakan senyawa hidrokarbon dengan rantai atom C terbuka dan semua ikatannya
tunggal. Alkana termasuk kelompok senyawa yang kurang reaktif sehingga disebut parafin (daya
tampung kecil).

Rumus umum alkana adalah CnH2n+2 (n = 1, 2, 3, ...).

Sifat kimia alkana adalah sebagai berikut.

 Bersifat kurang reaktif.


 Pembakaran alkana dapat digunakan sebagai sumber energi.
 Mempunyai reaksi substitusi, yaitu reaksi penggantian atom, ion, atau gugus dengan atom,
ion, atau gugus lain.
 Mengalami reaksi eliminasi, yaitu reaksi pengubahan ikatan jenuh/tunggal menjadi tak
jenuh/rangkap.
2. Alkena

Alkena adalah senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan ikatan rangkap dua. Rumus umum alkena
adalah CnH2n (n = 1, 2, 3, ...).

Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya, alkena sedikit larut dalam air,
sedangkan alkana tidak larut. Sementara, sifat kimia alkena adalah sebagai berikut.

 Alkena mengalami oksidasi atau pembakaran yang menghasilkan CO2 dan H2O.
 Mempunyai reaksi adisi, yaitu reaksi pemutusan ikatan rangkap. Pada adisi alkena, ikatan
rangkap berubah menjadi ikatan tunggal.
 Mempunyai reaksi adisi halogen, yaitu pemutusan rantai rangkap alkena membentuk alkana
sehingga halogen akan menjadi cabangnya.
3. Alkuna

Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai satu ikatan rangkap tiga.

Rumus umum alkuna adalah CnH2n-2 (n = 1, 2, 3, ...).

Anda mungkin juga menyukai