Anda di halaman 1dari 8

FRIEDRICH FRÖBEL

Friedrich Wilhelm August Froebel, (21 April 1782 – 21 Juni 1852)

Oleh: Imam Sutrisno, NIM: 21110244030

PENDAHULUAN
Pendidik Jerman Friedrich Froebel secara signifikan mengembangkan filosofi Idealis pendidikan anak
usia dini dan mendirikan taman kanak-kanak, sebuah sekolah untuk anak-anak berusia empat dan lima
tahun yang ditemukan di seluruh dunia. “Bermain adalah ekspresi tertinggi dari perkembangan manusia
pada masa kanak-kanak, karena bermain adalah ekspresi bebas dari apa yang ada dalam jiwa anak”.
Friedrich Froebel, dijuluki sebagai ayahnya Taman Kanak-kanak.

Friedrich Frobel yang dilahirkan di Oberweissbach, Saalfeld-Rudolstadt, Thuringia, Jerman merupakan


anak bungsu dari 6 bersudara. Ayahnya, Johann Jacob Frobel, seorang pendeta protestan yang melayani
6 desa di wilayahnya. Ibunya meninggal pada saat ia berumur sembilan bulan. Dia adalah murid dari
Rousseau dan Pestalozzi yang banyak mempelajari pendidikan anak prasekolah. Ia menciptakan istilah
"taman kanak-kanak", dan memfokuskan aktivitasnya untuk mendorong perkembangan alami anak-
anak kecil melalui aktivitas dan bermain.

Froebel dapat dikatakan sebagai “Rasul hak anak untuk mengembangkan kekayaan yang terdapat dalam
masa kanak-kanak”. Bagaimana ia meletakkan dasar-dasar yang terinci mempersiapkan anak pra
sekolah (di bawah 6 tahun sekarang) memasuki dunia pendidikan yang sesungguhnya.

Banyak sekali pemikiran dan metode –metode pendidikan anak pra sekolah yang ditawarkan Froebel,
masih dipakai hingga saat ini, misalnya seperti urutan pemakaian kotak-kotak pemberian (gifts),
bernyanyi dengan menggerakkan anggota badan, kerajinan tangan dll. Walaupun sudah tidak sama
persis tetapi urutan cara berpikir dan konsepnya masih sama.

RIWAYAT HIDUP
21 April 1782 — Friedrich Wilhelm August Froebel dilahirkan di Oberweissbach, Jerman sebagai anak
bungsu dari enam bersaudara. Ayahnya seorang pendeta protestan bernama Johann Jacob Froebel dan
ibunya bernama Jacobine Eleonore Friederike meninggal saat Froebel masih berusia 9 bulan.

1786 — Ketika Friedrich berusia empat tahun, ayahnya menikah lagi. Merasa diabaikan oleh ibu tiri
dan ayahnya, Froebel mengalami masa kecil yang sangat tidak bahagia. Atas desakan ayahnya, ia
menghadiri sekolah dasar perempuan di Oberweissbach.
1792 — Paman dari pihak ibunya yang bernama Johann Cristoph Hoffmann yang melayani di Stadt-
Ilm, mengambil Frobel muda yang baru berusia sepuluh tahun dan memeliharanya selama 5 tahun.
Bersama pamannya Froebel muda merasakan kasih dan penghargaan sebagai seorang anak.
1797 — Pada musim panas tahun 1797, Froebel pindah ke Hirschberg dekat perbatasan ke Bavaria dan
beliau belajar tentang perhutanan, penilaian, land surveying serta geometri. Pada usia 15 tahun, Froebel,
yang mencintai alam, menjadi murid seorang rimbawan.
1799 — Froebel memutuskan untuk meninggalkan magang, belajar matematika dan botani di
Universitas Jena.
10 Februari 1802 — Ayah Froebel, Pastor Johann Jacob Froebel meninggal, pada saat itu Froebel
berusia 20 tahun mulai bekerja sebagai pegawai perhutanan (forester).

1804 — Froebel sempat belajar arsitektur di Universitas Frankfurt. Studinya memberinya rasa
perspektif artistik dan simetri yang kemudian dia transfer ke desain hadiah dan pekerjaan taman kanak-
kanak. Sepanjang karirnya, Froebel berpindah-pindah antara minatnya di alam dan pendidikan.

1805 — Froebel mulai mengajar di sekolah Musterschule (sekolah menengah) di Frankfurt, milik
Anton Gruner di mana dia belajar tentang ide-ide Johann Heinrich Pestalozzi. Anton Gruener, kepala
sekolah dari Sekolah Model Frankfurt Pestalozzian, mempekerjakan Froebel sebagai guru. Untuk
mempersiapkannya sebagai guru, Gruner mengatur agar Froebel, yang sekarang berusia dua puluh tiga
tahun, mengikuti kursus singkat dengan Johann Henrich Pestalozzi di Yverdon. Froebel percaya bahwa
penghormatan Pestalozzi terhadap martabat anak-anak dan penciptaan lingkungan belajar yang aman
secara emosional adalah elemen pendidikan yang sangat penting yang ingin ia masukkan ke dalam
pengajarannya sendiri. Dia juga tertarik dengan bentuk, nomor, dan pelajaran nama Pestalozzi, yang
akan menjadi dasar untuk desain hadiah taman kanak-kanaknya nanti.
1806 — Dia kemudian bekerja dengan Pestalozzi di Swiss, di mana ide-idenya dikembangkan lebih
lanjut. Dari tahun 1806, Fröbel menjadi guru tetap untuk tiga putra keluarga bangsawan Frankfurt. Dia
tinggal selama 2 tahun bersama ketiga anaknya dari tahun 1808 hingga 1810 di institut Pestalozzi di
Yverdon-les-Bains di Swiss.
1807 — Ia menuliskan sebuah surat kepada abangnya, ia menjelaskan tentang cita-citanya untuk
membangun sebuah sekolah: "Not to be announced with trumpet tongue to the world, but to winfor
itself in a small circle, perhaps only among the parents whose children should be entrusted to his care,
the name of a happy family institution"
1808 ~ 1810 — Di institut Pestalozzi di Yverdon-les-Bains, Swiss selain mengajar dia juga mempelajari
dan menghayati hal-hal yang diamatinya di sana, antara lain : lingkungan sekolah yang lebih toleran,
menekankan pada alam, serta objek-objek pelajaran.
1813 ~ 1814 — Froebel bergabung dengan pasukan sukarela bagi angkatan bersenjata Prusia di Ludzow
dan berteman dengan dua orang pemuda yaitu Wilhelm Middendorf, seorang teolog dan pendidik, dan
Heinrich Langethal, juga seorang pendidik. Mereka kemudian menjadi sahabat dan rekan yang
mendukungnya dalam dunia Pendidikan.
1816 ~ 1817 — Froebel mendirikan Universal German Educational Institute (Institut Pendidikan
Jerman Universal) di Griesheim. Dia memindahkan institut ke Keilhau pada tahun 1817 di mana
lembaga itu berfungsi sampai tahun 1829.
1818 — Froebel menikah dengan Henrietta Wilhelmine Hoffmeister (1780-1839), yang membantunya
sampai kematiannya.
1826 — Ia menerbitkan bukunya yang pertama yang berjudul “The Education Of Man” dan
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris tahun 1885. Ia juga menciptakan 500 kotak kubus kayu
(bongkah yang mempunyai 6 permukaan, yg setiap satunya berbentuk segi empat sama) yang kemudian
dipakainya dalam pendidikan taman kanak-kanak.
1831 ~ 1835 — Frobel Kembali lagi tinggal di Swiss dan mendirikan sebuah lembaga pendidikan di
Wartensee (Lucerne). Kemudian pada tahun 1833 ia memindahkan lembaga ini ke Willisau.
1835 ~ 1836 — ia memimpin panti asuhan di Burgdorf (Berne) Swiss, di mana ia juga menerbitkan
majalah Grundzüge der Menschenerziehung (Fitur Pendidikan Manusia). Pada tahun 1836 muncul
karyanya Erneuerung des Lebens erfordert das neue Jahr 1836 (Tahun Baru 1836 Menyerukan
Pembaruan Hidup).
1837 — Dia kembali ke Jerman. Setelah tinggal sebentar di Berlin, Frobel pindah ke Blankenburg dan
mendedikasikan dirinya hampir secara eksklusif untuk pendidikan anak prasekolah dan mulai
memproduksi bahan bermain di Bad Blankenburg. Dia mendirikan sebuah lembaga Pendidikan anak
usia dini seperti daycare, bermain dan kegiatan untuk anak-anak kecil di Bad Blankenburg. Ia mebuat
konsep tentang kotak kubus, permainan-permainan, lagu-lagu, cerita, kerajinan tangan, sebagai sarana
belajar bagi anak-anak.
28 Juni 1840 — Frobel membuka sekolah taman kanak-kanak yang pertama – ditandai dengan adanya
sebidang tanah di lingkungan sekolah yang dipakai sebagai tempat anak-anak bercocok tanam dan
memelihara tanaman.
1847 — Frobel membuka 7 sekolah Taman Kanak-kanak di Jerman
1848 — Terdapat 40 buah sekolah taman kanak-kanak dibuka di seluruh Jerman
1849 — Dimulai adanya pelatihan bagi guru taman kanak-kanak
21 Juni 1852 — Froebel meninggal dunia

DASAR ILMU JIWA


Menurut Froebel Dasar Ilmu Jiwa ini tidak memiliki Batasan umur dan dia hanya memakai tiga tahap
yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, dan pada masa tanggung. Hal itu dikatakan Froebel karena
perkembangan menurut Froebel terjadi bukan karena umur tetapi apabila seorang anak sudah dapat
memenuhi kebutuhannya baik itu sebagai anak maupun sebagai orang dewasa. Alasan lain Froebel tidak
memakai batas-batas umur tertentu adalah setiap tahap yang diberikan Froebel mempunyai ciri khas
tertentu.

1. TAHAP BAYI (MASA KETERGANTUNGAN)

Pada bagian ini Froebel menamakannya sebagai tahap “pendahuluan” bagian “dasar pendidikan. Pada
tahap ini orang tua dituntut untuk aktif dan orang tua harus memperhatikan bayi sebelum bayi
menunjukkan tindakan atau gerakan seperti menangis. Hal itu perlu dilakukan untuk sang bayi agar
terjadi kesatuan baru yaitu pertumbuhan batin dimana sang bayi akan menghormati orang yang ada
disekitarnya. Pada tahap perkembangan ini bayi juga dinamakan Saugling yaitu menghisap, maksudnya
pada tahap ini bayi menangkap keanekaragaman dari sekitarnya. Oleh karena itu, orang di sekitar bayi
tersebut mampu mengembangkan lingkungan yang sehat, aman, menarik, dan murni. Selain itu, Froebel
juga sangat menekankan bahwa setiap gerakan bayi haruslah diperhatikan mulai dari bayi tersebut
tersenyum, sedang diam, dan juga saat bayi tersebut ada dalam pangkuan ibu.

2. MASA KANAK-KANAK (MASA PERMULAAN PENDIDIKAN)

Froebel mengatakan bahwa tahap ini merupakan masa permulaan pendidikan karena pada tahap ini
anak sudah mulai bisa mengucapkan kata benda. Namun, kata yang pertama yang diucapkan anak
tersebut biasanya sedikit salah dan merupakan kewajiban orang tua atau pendampingnya untuk
memperbaiki perkataan tersebut dengan mengucapkan kata yang disebutkan anak tersebut dengan
benar. Selain pengucapan, Froebel juga menekankan mengenai bermain dan menarik hubungan antara
bermain dengan pengalaman pendidikan. Menurut Froebel, bermain merupakan proses
dimana perkembangan kepribadian sedang terjadi. Oleh karena itu, ruang gerak anak tidak boleh
dibatasi karena apabila kegiatan seorang anak dibatasi maka itu sama dengan mengikat nalar anaknya
karena ia tidak bebas untuk menjelajahi lingkungannya. Masa kanak-kanak ini berakhir apabila seorang
anak sudah mempunyai pengalaman lahiriah dan menjadikannya sebagai pengalaman batiniah.

3. MASA ANAK TANGGUNG (MASA UNTUK BELAJAR)

Dalam bagian ini, anak sudah mulai mendapat pendidikan secara formal dan sistematis baik itu di
bawah bimbingan guru maupun di bawah bimbingan orang tua. Titik beratnya ialah usaha untuk
memperoleh pengetahuan tentang hal-hal yang lahiriah, khas, dan khusus. Dalam tahap ini, Froebel
juga menekankan bahwa anak mempunyai kecenderungan untuk mengerjakan sesuatu dan dalam
mengerjakan sesuatu alangkah baiknya jika orang tua memperhatikan apa yang dikerjakan anak dan
memberikan dukungan dan apabila pekerjaan tersebut selesai maka orang tua selayaknya memuji
perkerjaan anak tersebut. Dalam tahap ini juga anak sudah mulai berhubungan dengan orang-orang di
sekitarnya. Sebagai contoh orang-orang di sekitarnya menyadari bahwa anak ini mempunyai sifat yang
buruk. Namun, menurut Froebel sifat buruk yang muncul dari anak ini disebabkan oleh lingkungannya.
Menurut Froebel, seorang anak menjadi nakal karena di lingkungannya ia tidak diperlakukan dengan
baik.

ASAS-ASAS PENDIDIKAN

Melalui pengalamannya sebagai guru sekolah dasar selama bertahun-tahun, Froebel mengemukakan
beberapa asas yang dianggap bermakna untuk pelbagai tahap pendidikan.

Froebel mendasarkan pandangannya tentang pendidikan atas dua dasar, yaitu dasar telogi dan
dasar psikologi. Ia beranggapan bahwa manusia terdiri dari dua unsur tersebut. Froebel mengatakan
bahwa apabila pendidikan terlalu menekankan salah satu sisi baik itu sisi rohani maupun sisi kecerdasan
maka akan timpang atau berat sebelah. Oleh karena itu, Fröbel berpendapat bahwa pendidikan itu
haruslah menekankan kedua sisi tersebut.

DASAR TEOLOGI

Froebel memberikan pandangan teologinya bukan berdasarkan Alkitab sehingga dia tidak bisa
dikatakan sepenuhnya teolog. Ia mendasarkan pandangan teologinya pada alam. Froebel menekankan
hubungan antara kutub kecerdasan dan kutub alam. Menurut dia, alam senantiasa berupaya atau
berubah untuk mencapai kecerdasannya atau alam terus menerus mengalami perubahan atau
perkembangan untuk menuju ke bentuk sempurna. Selain itu, Froebel juga mengatakan bahwa alam itu
menggambarkan Allah atau bisa dikatakan bahwa roh Allah diserap oleh setiap ciptaan-Nya.

AJARAN TENTANG ALLAH ( Allah adalah Kesatuan Asli )

Dalam bagian ini, Froebel menjelaskan mengenai sebuah hukum yang bersifat hidup dan berkuasa.
Hukum ini pastilah merupakan hukum yang bersifat universal. Hukum yang bersifat universal ini pasti
mempunyai dasar yang merupakan kesatuan yang berada dimana-mana. Kesatuan tersebut adalah
Allah. Segala sesuatu yang datang dari kesatuan itu ataupun yang mempunyai asal dari dalam itu adalah
Allah. Oleh karena itu, segala sesuatu itu harus menyatakan Allah, baik melalui inti lahiriahnya maupun
yang tidak kekal, karena berbuat demikian merupakan maksud utama maupun panggilan hidup.

Pada bagian ajaran tentang Allah sebagai Kesatuan dan implikasinya untuk pendidikan, Froebel
membagi dimensi pendidikan dalam tiga bagian yang tersirat dalam tulisannya yaitu arti pendidikan,
ilmu pengetahuan, ilmu pendidikan, teori pendidikan, dan praktik pendidikan. Menurut Froebel,
pendidikan terdiri dari pelayanan yang mengantar manusia (yakni seorang yang cerdas, yang berpikir
dan yang semakin sadar akan dirinya) sedemikian rupa supaya hukum batin dari kesatuan ilahi itu dapat
dihayati dan diamalkan secara murni, tidak bercacat dan bebas. Pendidikan yang dimaksudkan itu akan
memperlengkapi manusia dengan semua peralatan dan sarana yang ia perlukan untuk mencapai tujuan
mulia tersebut.

Melalui definisi tersebut maka Fröbel menyimpulkan bahwa pendidikan merupakan proses yang
membimbing dan memperlengkapi seseorang harus bersifat rohani dan tidak hanya bersifat intelektual
saja. Segala pengetahuan yang didapat oleh manusia juga hendaknya membantu manusia tersebut untuk
memahami dirinya sebagai jati diri dari pengejawantahan Allah dan pengetahuan tersebut hendaknya
diiringi dengan penelitian yang membantu diri dari orang tersebut. Ketika seseorang sudah mulai
berpikir bagaimana ia mendapatkan ilmu pengetahuan maka ia sudah mulai terlibat dalam ilmu
pendidikan. Ilmu pendidikan juga mencakup orang berefleksi atas arti kehidupannya dan untuk
membantu orang tersebut untuk mencari tahu caranya atau petunjuk-petunjuk yang berasal dari ilmu
pengetahuan tersebut itulah teori pendidikan.

Berdasarkan isi setiap rumusan ini terdapat tiga keuntungan yaitu Fröbel mempelopori penggunaan
istilah yang memperkaya kemampuan orang untuk memikirkan dan membicarakan pendidikan secara
terperinci, pokok teologi atau iman pribadi yang dianut para pemikir yang sudah kita pelajari tentu saja
memengaruhi pandangan terhadap pendidikan, tetapi hanya Froebel sajalah yang dengan sengaja
memberikan gambaran pedagogis yang tersirat dalam pandangan teologisnya, dan yang terakhir Froebel
yakin bahwa karena jati diri ilahinya, maka setiap orang berhak dan wajib melibatkan diri dalam
pemikiran yang berpotensi menghasilkan kehidupan yang paling bermutu, yaitu kehidupan yang
mencerminkan Kesatuan Ilahi dalam dirinya.

Dalam bagian ini, Froebel juga memberikan tanggapan mengenai agama. Menurut Froebel, agama
adalah usaha insani untuk menyadarkan diri akan perasaan bahwa pada asalnya manusia bersatu dengan
Allah sebagai dasar atau pendorong untuk mengamalkan kesatuan itu dalam semua keadaan dan
hubungannya. Froebel mengatakan bahwa agama akan terus mengalami perubahan dan perkembangan.
Hal ini dikatakannya berdasarkan pengalamannya ketika belajar mengenai alam dan juga ketika ia
melihat tumbuhan. Selain itu, Froebel juga mengatakan bahwa pendidikan agama itu diperlukan untuk
memperlancar perasaan seseorang mengenai kesatuannya akan Allah dan bahwa ia berasal dari Allah.
Namun, pendidikan agama ini tidak akan berjalan lancar apabila anak tersebut tidak mempunyai agama.
Oleh karena itu, orang tua seharusnya dari kecil memberikan pengetahuan kepada anak mengenai
agama agar anak tersebut dapat memenuhi jati diri sebagai makhluk ilahi yang mencari kesatuan dengan
Allah.

FILOSOFI TAMAN KANAK-KANAK FROEBEL

Froebel membentuk filosofi pendidikannya selama gelombang pasang Idealisme filosofis Jerman yang
ditandai oleh karya Johann Gottfried Herder (1744–1803), Immanuel Kant (1724–1804), dan Georg
Wilhelm Hegel (1770–1831). Dalam Education of Man (1826), Froebel mengartikulasikan tema-tema
idealis berikut:

1) Semua keberadaan berasal dari dan bersama Tuhan;


2) Manusia memiliki esensi spiritual yang melekat yaitu kekuatan hidup yang menghidupkan yang
menyebabkan perkembangan;
3) Semua makhluk dan gagasan adalah bagian yang saling berhubungan dari alam semesta yang
agung, teratur, dan sistematis.

Froebel mendasarkan karyanya pada prinsip-prinsip ini, menyatakan bahwa setiap anak saat lahir
memiliki esensi spiritual internal - kekuatan hidup - yang berusaha dieksternalkan melalui aktivitas diri.
Lebih lanjut, perkembangan anak mengikuti doktrin pembentukan awal, penyingkapan apa yang hadir
secara laten dalam diri individu. Taman kanak-kanak adalah lingkungan pendidikan khusus di mana
perkembangan aktif diri ini terjadi. Karunia taman kanak-kanak, pekerjaan, dan kegiatan sosial dan
budaya, terutama bermain, mempromosikan aktualisasi diri ini.

Froebel yakin bahwa fokus utama taman kanak-kanak harus pada bermain-proses di mana dia percaya
anak-anak mengekspresikan pikiran, kebutuhan, dan keinginan terdalam mereka. Penekanan Froebel
pada permainan kontras dengan pandangan tradisional yang lazim selama abad kesembilan belas bahwa
bermain, suatu bentuk kemalasan dan ketidakteraturan, merupakan elemen yang tidak layak dari
kehidupan manusia.

Bagi Froebel, bermain memfasilitasi proses rekapitulasi budaya anak, peniruan kegiatan vokasional
orang dewasa, dan sosialisasi. Dia percaya umat manusia, dalam sejarah kolektifnya, telah melewati
masa-masa besar perkembangan budaya yang menambah dan menyempurnakan budayanya. Menurut
teori rekapitulasi budaya Froebel, setiap individu manusia mengulangi zaman budaya umum dalam
perkembangannya sendiri.

Dengan bermain, anak-anak bersosialisasi dan meniru kegiatan sosial dan ekonomi orang dewasa saat
mereka secara bertahap dibawa ke dunia kehidupan kelompok yang lebih besar. Taman kanak-kanak
menyediakan lingkungan yang mendorong anak-anak untuk berinteraksi dengan anak-anak lain di
bawah bimbingan seorang guru yang penuh kasiih.

KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK

Froebel mengembangkan serangkaian hadiah dan pekerjaan untuk digunakan di taman kanak-kanak.
Mewakili apa yang diidentifikasi Froebel sebagai bentuk dasar, hadiah tersebut memiliki penampilan
fisik yang sebenarnya dan juga makna simbolis yang tersembunyi. Mereka harus merangsang anak
untuk membawa konsep dasar yang mereka wakili ke kesadaran mental. Hadiah Froebel adalah item
berikut:

a. Enam bola lembut berwarna


b. Sebuah bola kayu, kubus, dan silinder
c. Sebuah kubus besar dibagi menjadi delapan kubus kecil
d. Sebuah kubus besar dibagi menjadi delapan blok persegi panjang
e. Sebuah kubus besar dibagi menjadi dua puluh satu kubus utuh, enam setengah, dan dua belas
kubus seperempat
f. Sebuah kubus besar dibagi menjadi delapan belas persegi panjang: tiga dibagi memanjang; tiga
dibagi luasnya
g. Tablet segi empat dan segitiga yang digunakan untuk mengatur angka
h. Tongkat untuk menguraikan gambar· Cincin kawat utuh dan setengah untuk membuat gambar
garis
i. Berbagai bahan untuk menggambar, melubangi, menyulam, memotong kertas, menenun atau
mengepang, melipat kertas, membuat model, dan menjalin

Sebagai rangkaian, hadiah dimulai dengan bola atau lingkaran sederhana yang tidak dibedakan dan
dipindahkan ke objek yang lebih kompleks. Mengikuti prinsip idealis dari sintesis lawan, silinder
Froebel mewakili integrasi bola dan kubus. Berbagai kubus dan subdivisinya adalah blok bangunan
yang dapat digunakan anak-anak untuk membuat desain geometris dan arsitektur. Dengan
menggunakan tongkat dan cincin untuk menjiplak desain di atas kertas, anak-anak melatih otot-otot
kecil tangan, mengoordinasikan gerakan tangan dan mata, dan mengambil langkah pertama menuju
menggambar dan kemudian menulis.

Pekerjaan itu adalah barang-barang seperti kertas, pensil, kayu, pasir, tanah liat, jerami, dan tongkat
untuk digunakan dalam kegiatan konstruktif. Kegiatan TK termasuk permainan, lagu, dan cerita yang
dirancang untuk membantu perkembangan sensorik dan fisik serta sosialisasi. Froebel menerbitkan
Mutter-und-Kose-lieder, (Lagu, permainan, dan cerita Ibu), kumpulan lagu TK, pada tahun 1843.

Rujukan :
1. Froebel, F. (1826) Pada Pendidikan Manusia (Die Nenschenerziehung), Keilhau / Leipzig:
Wienbrach
2. Friedrich Froebel 1826 Die Nenschenerziehung, hal. 2
3. “Friedrich W.A. Froebel, Pendiri Taman Kanak-kanak”, dalam Boehlke, Robert. R; Sejarah
Perkembangan Pikiran dan Praktik Pendidikan Agama Kristen. (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1997). Hal. 272-367
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Friedrich_Fröbel
5. https://www.encyclopedia.com/education/encyclopedias-almanacs-transcripts-and-maps/froebel-
friedrich-1782-1852
6. https://app.emaze.com/@AOFFLQQIW#7
7. https://en.wikipedia.org/wiki/Friedrich_Fr%C3%B6bel

Anda mungkin juga menyukai