Inspirasi IPA - SMP - 31012017
Inspirasi IPA - SMP - 31012017
MATA PELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................................................3
C. Ruang Lingkup.................................................................................................................4
D. Sasaran / Penggunaan Pedoman........................................................................................4
BAB II KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM............5
A. Rasional............................................................................................................................5
B. Tujuan ..............................................................................................................................6
C. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam di SMP/ MTs...................................................6
BAB III DESAIN PEMBELAJARAN......................................................................................8
A. Kerangka Pembelajaran....................................................................................................8
B. Pendekatan Pembelajaran.................................................................................................9
C. Model-model Pembelajaran............................................................................................10
D. Langkah-langkah Pemilihan Model................................................................................31
E. Rancangan Pembelajaran................................................................................................32
BAB IV PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
..................................................................................................................................................37
A. Strategi Penilaian............................................................................................................37
B. Teknik dan Instrumen Penilaian.....................................................................................37
C. Perumusan Indikator.......................................................................................................56
D. Pelaksanaan Penilaian.....................................................................................................58
E. Pengolahan Hasil Penilaian.............................................................................................60
F. Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian............................................................65
G. Kriteria Kenaikan Kelas..................................................................................................67
BAB V MEDIA DAN SUMBER BELAJAR..........................................................................68
A. Media Pembelajaran........................................................................................................68
B. Sumber Belajar dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam......................................72
BAB VI GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21
..................................................................................................................................................75
A. Profil Guru Ilmu Pengetahuan Alam dalam Pembelajaran Abad 21..............................75
2
B. Peran Guru Ilmu Pengetahuan Alam dalam Pembelajaran Abad 21..............................75
BAB VII PENUTUP................................................................................................................77
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tema pengembangan Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui
penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam rangka
mewujudkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif maka dalam
Standar Proses dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis siswa. Pembelajaran diarahkan untuk mendorong siswa mencari tahu
dari berbagai sumber pengamatan, mampu merumuskan masalah (menanya) bukan
hanya menyelesaikan masalah. Di samping itu pembelajaran diarahkan untuk melatih
siswa berpikir analitis (pengambilan keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin)
serta mampu bekerjasama dan berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah.
Sehubungan dengan itu, Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan ilmiah
dalam pembelajaran dan penilaian autentik yang menggunakan prinsip penilaian
bagian dari pembelajaran. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), perlu
diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry
learning). Untuk mendorong kemampuan siswa agar menghasilkan karya kontekstual,
baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis penyelesain masalah (problem based
learning) dan pembelajaran berbasis projek (project based learning).
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir berkaitan
dengan pola pembelajaran, yaitu: (1) berpusat pada siswa; (2) pembelajaran interaktif
(interaktif guru-siswa-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya); (3)
pembelajaran dirancang secara jejaring (siswa dapat menimba ilmu dari siapa saja dan
dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); (4)
pembelajaran bersifat aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin
diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan ilmiah); (5) belajar kelompok
(berbasis tim); (6) pembelajaran berbasis multimedia; (7) pembelajaran berbasis
kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang
dimiliki setiap siswa; (8) pola pembelajaran menjadi pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam jamak (multidisciplines); dan (9) pembelajaran kritis.
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: (1)
mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa
ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
(2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
3
terencana dimana siswa menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; (3) mengembangkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di
sekolah dan masyarakat; (4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk
mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; (5) kompetensi
dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam
kompetensi dasar mata pelajaran; (6) kompetensi inti kelas menjadi unsur
pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi
dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi inti; (7)
kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diberikan sejak SD hingga SMA.
Pada jenjang SD kelas I, II, dan III muatan Ilmu Pengetahuan Alam diintegrasikan
pada kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia, di kelas IV, V, dan VI Ilmu
Pengetahuan Alam menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri tetapi
pembelajarannya menerapkan pembelajaran tematik terpadu. Mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di SMP menerapkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
terpadu. Keterpaduan ini ditunjukkan dalam kompetensi dasar yang sudah
memadukan konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam dari bidang Biologi, Fisika,
Kimia, dan Ilmu Pengetahuan Alam Bumi dan Antariksa. Di tingkat SMA barulah
Ilmu Pengetahuan Alam disajikan sebagai mata pelajaran yang spesifik yang terbagi
dalam mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi. Pada penjelasan pasal 77I bagian
(e) PP Nomor 32 Tahun 2013 sebagai penyempurnaan dari PP Nomor 19 tahun 2005
dinyatakan bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam, antara lain, Fisika, Biologi, dan
Kimia dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan analisis siswa terhadap lingkungan alam dan sekitarnya.
Pada kurikulum 2013, khususnya untuk tingkat SMP, terdapat beberapa
perubahan pada pembelajaran Ilmu Alam, diantaranya adalah konsep pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam terpadu (integrative science). Konsep keterpaduan ini
ditunjukkan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yakni dalam
satu KD sudah memadukan konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam dari bidang
Biologi, Fisika, Kimia, serta Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA).
Perubahan ini tentu saja berdampak pada proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam. Untuk itu diperlukan Buku Pedoman Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
sehingga pembelajaran dapat berorientasi pada kemampuan aplikatif, pengembangan
kemampuan berpikir, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli, serta
bertanggungjawab terhadap lingkungan sosial dan alam. Ilmu Pengetahuan Alam juga
ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan
berbagai keunggulan wilayah nusantara.
Siswa dapat memeroleh pengalaman langsung melalui pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, sehingga siswa dapat menerima, menyimpan, mengolah
informasi, membangun dan menerapkan konsep yang telah dipelajari, serta terlatih
4
untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh
(holistik), bermakna, autentik dan aktif.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan menekankan pada keterampilan
proses, memanfaatkan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai konteks.
Metode belajar dapat menggunakan eksperimen, demonstrasi, ceramah, dan atau
metode-metode lainnya yang memperkuat pemahaman konsep dan menumbuh
kembangkan sikap dan keterampilan. Langkah-langkah atau sintaks sesuai model
pembelajaran yang dipilih dan dioperasionalkan melalui pendekatan ilmiah. Hal ini
sejalan dengan Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses.
Adanya penyempurnaan konsep kurikulum dan tataran implementasinya,
maka dibutuhkan penyusunan Pedoman Guru Mata Pelajaran Kimia. Pedoman ini
diharapkan dapat membantu guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
B. Tujuan
Secara umum penyusunan buku pedoman guru mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam bertujuan untuk membantu guru dan stakeholder lainnya dalam
memahami dan mengimplementasikan Kurikulum 2013.
Secara khusus, tujuan penyusunan buku pedoman guru mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam menjadi acuan bagi guru dalam:
C. Ruang Lingkup
Secara umum pedoman mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam terdiri atas:
pendahuluan, karakteristik pembelajaran, desain pembelajaran, penilaian, media dan
sumber belajar, serta peran guru Ilmu Pengetahuan Alam dalam pembelajaran abad
21.
5
6
BAB II
KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
A. Rasional
Ilmu Pengetahuan Alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip
saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri
dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam diarahkan
untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memeroleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Ilmu Pengetahuan Alam diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan manusia melalui penyelesaian masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Penerapan Ilmu Pengetahuan Alam perlu dilakukan secara
bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri (scientific inquiry) untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta
mengomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu,
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung melalui pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah
dengan menggunakan pendekatan ilmiah.
Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam tersebut sesuai dengan pandangan
Trowbridge dan Bybee (1990) yang menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan suatu proses dan metode (methods and processes) serta produk-produk
(body of scientific knowledge), juga nilai-nilai (values). Ilmu Pengetahuan Alam
sebagai body of scientific knowledge, adalah hasil interpretasi/deskripsi tentang dunia
kealaman (natural world). Hal ini sesungguhnya sama dengan elemen produk dari
Ilmu Pengetahuan Alam. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengembangan body
of scientific knowledge (Hyllegard dan Morrow, 1996).
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry
methods) meliputi cara berpikir, bernalar, merumuskan masalah, melakukan
percobaan dan pengamatan, menganalisis data, dan menyimpulkan untuk memeroleh
produk-produk Ilmu Pengetahuan Alam. Sikap ilmiah yang dikembangkan dalam
Ilmu Pengetahuan Alam antara lain: rasa ingin tahu, keseimbangan antara sikap
terbuka dan tidak mudah percaya, jujur, disiplin, bertanggung jawab, tekun, hati-hati,
teliti, peduli, mudah bekerja sama, toleran, santun, responsif dan proaktif. Dengan
demikian, Ilmu Pengetahuan Alam dapat dipandang sebagai cara berpikir untuk
memahami alam, sebagai cara untuk melakukan penyelidikan, dan sebagai kumpulan
pengetahuan.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SMP/MTs dipandang bukan hanya
untuk mentransformasikan ilmu (transfer of science), tetapi juga untuk membangun
kemampuan berpikir tingkat tinggi (analitis, sintesis, kritis, kreatif, dan inovatif)
melalui pengalaman kerja ilmiah. Pengetahuan, keterampilan, kemampuan berpikir,
dan kemampuan bersikap dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam akan membekali
siswa untuk hidup di masyarakat, maupun untuk studi lanjut terkait dengan
karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam sebagai landasan berbagai ilmu dasar dan
7
terapan. Selain itu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat digunakan sebagai
wahana untuk memahami alam, untuk membangun sikap dan nilai, serta untuk
meningkatkan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
B. Tujuan
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bertujuan agar siswa memiliki
kompetensi:
1. menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya pikir kritis, kreatif,
inovatif, dan kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan, berdasarkan potensi
proses dan produk sains
2. memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil pembelajaran sains
melalui bidang Ilmu Pengetahuan Alam
3. memahami produk atau cara yang masuk akal dengan produk atau cara yang
tidak bersesuaian dengan prinsip-prinsip sains;
4. mengambil keputusan di antara berbagai pilihan berdasarkan pertimbangan
ilmiah
5. menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, terutama memilih di
antara cara-cara yang telah dikenal manusia berdasarkan pertimbangan ilmiah
6. mengenali dan menghargai peran sains dalam memecahkan permasalahan
lingkungan hidup
7. memahami dampak dari perkembangan sains terhadap perkembangan teknologi,
kehidupan, dan lingkungan.
8
5. Bumi dan Antariksa
Meliputi struktur bumi, tata surya, gerak edar bumi dan bulan.
6. Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
Pemanasan GlobalTeknologi Ramah Lingkungan, Tanah
9
BAB III
DESAIN PEMBELAJARAN
A. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik, siswa dengan
siswa, siswa dengan orang-orang di lingkungannya, dan siswa dengan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas dengan
karakteristik: interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, kontekstual, dan
kolaboratif. Pembelajaran berbasis aktvitas ini memberikan ruang yang cukup bagi siswa
untuk mengembangkan kreativitas, prakarsa, dan kemandirian yang sesuai dengan
potensi, bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Proses ini
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Pembelajaran berbasis aktivitas menggunakan pendekatan ilmiah dan/atau beberapa
pendekatan lain sesuai dengan karakteristik kompetensi mata pelajaran kimia.
Dalam konteks ini, pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan
pembangunan karakter setiap siswa sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang
berlangsung di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Proses tersebut memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan
yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan,
dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat,
berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.
Siswa adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk aktif mencari, mengolah,
mengonstruksi, dan menggunakan pengetahuan, norma/sikap, dan keterampilan dalam
kehidupan. Untuk itu pembelajaran harus memberi kesempatan yang seluas-luasnya
kepada siswa untuk mengonstruksi pengetahuan dalam proses perkembangan kognitifnya,
membangun norma/sikap positif, dan membentuk keterampilan yang sesuai dengan
kebutuhan dirinya dan masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut, siswa didorong untuk
bekerja menyelesaikan masalah, membiasakan hidup dengan norma-norma positif dan
selalu melatih diri untuk penguatan keterampilan sebagai kecakapan hidup masa depan.
Kecakapan dimaksud adalah berpikir kritis, kecakapan dalam menyelesaikan masalah,
kecakapan berkomunikasi, kecakapan berkolaborasi, serta kreatif dan inovatif.
Pembelajaran kompetensi pengetahuan dan keterampilan dilaksanakan secara
langsung. Pembelajaran kompetensi sikap dilaksanakan secara tidak langsung. Proses
pembelajaran langsung merupakan proses pembelajaran yang mengembangkan
kompetsensi pengetahuan dan keterampilan siswa melalui interaksi langsung dengan
sumber belajar. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect. Proses pembelajaran
tidak langsung merupakan perolehan pengalaman belajar melalui keteladanan,
pembiasaan, ekosistem dan budaya sekolah. Pembelajaran tidak langsung menghasilkan
perubahan sikap berupa nurturant effect.
B. Prinsip
Prinsip pembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut.
10
1. siswa difasilitasi untuk mencari tahu
2. siswa belajar dari berbagai sumber belajar
3. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah
4. pembelajaran berbasis kompetensi
5. pembelajaran terpadu
6. pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran
multi dimensi
7. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif
8. peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan
soft-skills
9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai
pembelajar sepanjang hayat
10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso
sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani)
11. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat
12. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran
13. pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa
14. suasana belajar menyenangkan dan menantang
B. Pendekatan Pembelajaran
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan saintifik dan mencakup tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, ranah sikap
dimaksudkan agar siswa tahu tentang ‘mengapa’. Ranah keterampilan dimaksudkan agar
siswa tahu tentang ‘bagaimana’. Sedangkan, ranah pengetahuan dimaksudkan agar siswa
tahu tentang ‘apa’. Hasil akhirnya adalah pencapaian kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang seimbang dari sisi soft skills dan hard skills untuk menjadi
insan yang produktif, kreatif, dan inovatif, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Sikap
Produktif
Kreatif
11
Prinsip pembelajaran di atas menjadi dasar lima pengalaman belajar pokok yaitu:
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, menekankan pada penerapan keterampilan proses
saat mengimplemen-tasikan lima pengalaman belajar tersebut.
Langkah
Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Pembelajaran
Mengamati Mengamati dengan indra Perhatian pada waktu mengamati
(observing) (membaca, mendengar, suatu objek/membaca suatu
menyimak, melihat, tulisan/ mendengar suatu
menonton, dan penjelasan, catatan yang dibuat
sebagainya) dengan atau tentang yang diamati, kesabaran,
tanpa alat waktu
(on task) yang digunakan untuk
mengamati
Menanya Membuat dan mengajukan Jenis, kualitas, dan jumlah
(questioning) pertanyaan, tanya jawab, pertanyaan yang diajukan siswa
berdiskusi tentang informasi (pertanyaan
yang belum dipahami, faktual, konseptual,
informasi prosedural, dan hipotetik)
12
Langkah
Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Pembelajaran
tambahan yang ingin
diketahui, atau sebagai
klarifikasi
Mengumpulkan Mengeksplorasi, mencoba, jumlah dan kualitas sumber yang
informasi berdiskusi, dikaji/digunakan,
(experimenting) mendemonstrasi-kan, meniru kelengkapan informasi, validitas
bentuk/gerak, informasi yang
melakukan percobaan, dikumpulkan, dan
membaca sumber lain selain instrumen/alat yang
buku teks, mengumpulkan digunakan untuk
data dari narasumber melalui mengumpulkan data.
angket, wawancara, dan
memodifikasi/
menambahi/mengembangkan
Menalar/ Mengolah informasi yang mengembangkan
Mengasosiasi sudah dikumpulkan, interpretasi, argumentasi
(associating) menganalisis data dalam dan kesimpulan mengenai
bentuk membuat kategori, keterkaitan informasi dari dua
mengasosiasi atau meng- fakta/konsep, inter- pretasi
hubungkan argumentasi
fenomena/informasi yang dan kesimpulan mengenai keter-
terkait dalam rangka kaitan lebih dari dua
menemukan suatu pola, dan fakta/konsep/teori,
menyimpulkan. mensintesis dan
argumentasi serta
kesimpulan keterkaitan
antarberbagai jenis fakta-fakta/
konsep/teori/penda-pat;
mengembangkan
interpretasi, struktur
baru,argumentasi, dan
kesimpulan yang menunjukkan
hubungan fakta/ konsep/teori dari
dua sumber atau lebih yang tidak
bertentangan;
mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi dan kesimpulan dari
konsep/teori/penda-pat yang
berbeda dari berbagai jenis
sumber.
Mengomunika Menyajikan laporan dalam menyajikan hasil kajian (dari
sikan (commu- bentuk bagan, diagram, atau mengamati sampai menalar)
nicating) grafik; menyusun laporan dalam bentuk tulisan, grafis,
tertulis; dan menyajikan media elektronik, multi media
laporan meliputi proses, hasil, dan lain-lain
dan kesimpulan secara lisan
14
Sub Indikator Keterampilan Proses Ilmu
No Indikator
Pengetahuan Alam
7. Merencanakan Menentukan alat/ bahan/ sumber yang akan
percobaan digunakan
Menentukan variabel/ faktor penentu
Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dan
dicatat
Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa
langkah kerja
8. Menggunakan alat/ Meggunakan alat/ bahan
bahan Mengetahui alasan mengapa
menggunakan alat/ bahan
Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan
9. Menerapkan konsep Menggunakan konsep yang telah
dipelajari dalam situasi baru
Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi
10. Berkomunikasi Mengubah bentuk penyajian
Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau
pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram
Menyusun dan menyampaikan laporan secara
sistematis
Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
Membaca grafik atau tabel atau diagram
Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu
masalah atau suatu peristiwa
15
dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.
Guru memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan mengembangkan suasana
belajar yang memberi kesempatan siswa untuk menemukan, menerapkan ide-ide mereka
sendiri, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk
belajar. Guru mengembangkan kesempatan belajar kepada siswa untuk meniti anak
tangga yang membawa siswa kepemahaman yang lebih tinggi, yang semula dilakukan
dengan bantuan guru tetapi semakin lama semakin mandiri.
Di dalam pembelajaran, siswa mengonstruksi pengetahuan bagi dirinya. Bagi
siswa, pengetahuan yang dimilikinya bersifat dinamis, berkembang dari sederhana
menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di sekitarnya menuju ruang lingkup
yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit menuju abstrak.
Guru menyediakan pengalaman belajar bagi siswa untuk melakukan berbagai
kegiatan yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi yang dimiliki mereka
menjadi kompetensi yang ditetapkan dalam dokumen kurikulum atau lebih. Pengalaman
belajar tersebut semakin lama semakin meningkat menjadi kebiasaan belajar mandiri
dan konsisten sebagai salah satu dasar untuk belajar sepanjang hayat.
D. Model-model Pembelajaran
Sesuai dengan Permendikbud tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah, kegiatan pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ranah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh melalui pendekatan ilmiah dan
diperkuat dengan penerapan pembelajaran berbasis penyingkapan/ penelitian
(discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
penyelesaian masalah (project based learning).
Bagian ini lebih fokus pada pembahasan secara praktis mengenai karakteristik
model pembelajaran discovery/inquiry learning, problem based learning dan project
based learning serta teknik memilih sebuah model pembelajaran yang sesuai dengan
tuntutan kompetensi dan karakteristik siswa.
1. Discovery Learning
Model pembelajaran Discovery Learning mengarahkan siswa untuk memahami konsep,
arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan. Penemuan konsep tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa didorong
untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dan dilanjutkan dengan mencari
informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau mengkonstruksi apa yang mereka
ketahui dan pahami dalam suatu bentuk akhir. Hal tersebut terjadi bila siswa terlibat,
terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan
prinsip. Discovery dilakukan melalaui melakukan percobaan, klasifikasi, pengukuran,
prediksi, penentuan dan inferring. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan
discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating conceps and principles
inthe mind.
16
kelas adalah sebagai berikut.
1) Perencanaan
a) Menentukan tujuan pembelajaran
b) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,
minat, gaya belajar, dan sebagainya)
c) Memilih materi pelajaran
d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara
induktif (dari contoh-contoh generalisasi)
e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-
contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa
f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks,
dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik
sampai ke simbolik
g) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
b. Pelaksanaan
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas, ada
beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran,
secara umum sebagai berikut.
1) Stimulation (stimulasi/ pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak
memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki
sendiri. Disamping itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran
dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas
belajar lainnya yang mengarah pada persiapan penyelesaian masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi
interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa
untuk melakukan eksplorasi. Dalam hal memberikan stimulasi dapat
menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal
yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang Guru harus
menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar
tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai.
17
belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan
dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak
disengaja siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang
telah dimiliki.
5) Verification (pembuktian)
Pada tahap ini siswa memeriksa secara cermat untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan
alternatif, dihubungkan dengan hasil data yang telah diolah.
Verifikasi bertujuan agar proses belajar berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui
contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil
pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau
hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek,
apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
18
terhadap besaran-besaran besaran-besaran dalam fisika dengan
pada diri, makhluk hidup, dan tepat.
lingkungan fisik dengan Mengomunikasikan hasil pengukuran
menggunakan satuan tak baku terhadap besaran-besaran pada diri,
dan satuan baku. makhluk hidup, dan lingkungan fisik
dengan menggunakan satuan tak baku
dan satuan baku.
a. Pendahuluan:
Guru menyampaikan:
1) salam dan menanyakan kabar siswa, mengabsen dst
2) materi pelajaran dan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti
Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
1) Siswa diminta untuk mengamati alat ukur panjang, massa, waktu
2) Siswa mengamati guru dalam memodelkan cara pengukuran massa,
panjang dan waktu dengan menunjuk salah seorang siswa.
3) Siswa mendiskusikan hasil pengukuran dari pemodelan tersebut.
4) Bagaimana mengukur massa, panjang dan waktu benda-benda yag ada
di sekitar menggunakan alat-alat tersebut dengan tepat?
Hasil
No. Nama Siswa Taksiran
Pengukuran
1. A 30 cm 20 cm
2. B 35 cm 28 cm
3. C 25 cm 28 cm
19
waktu lamanya percobaan. Kemudian hasil percobaan diisikan ke
dalam tabel.
Data processing (pengolahan data)
1) Secara kelompok, perserta didik mengolah data dari hasil taksiran dan
pengukuran panjang, massa dan waktu.
2) Secara kelompok berdiskusi, mengapa taksiran tidak tepat?
Verification (pembuktian)
1) Secara kelompok membuktikan kembali hasil pengukuran.
2) Secara kelompok membuat tabel hasil verifikasi.
Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
1) Masing-masing kelompok membuat analisis dan simpulan untuk hasil
diskusinya.
2) Secara kelompok membuat kesimpulan tentang cara yang paling tepat
mengukur panjang, massa suatu benda dan waktu yang digunakan.
c. Penutup
1) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi kelas.
2) Guru membimbing untuk membuat pertanyaan atau tes secara lisan
untuk mengetahui apakah siswa sudah bisa menyarap pelajaran pada
hari tersebut.
3) Guru member tugas (PR) berkaitan dengan materi pelajaran yang baru
saja dibahas.
4) Guru mengimpormasikan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan yang akan datang
21
timeline untuk menyelesaikan projek, (2) membuat deadline penyelesaian
projek, (3) membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, (4)
membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan
dengan projek, dan (5) meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan)
tentang pemilihan suatu cara.
Peran guru
- Merencanakan dan mendesain pembelajaran
- Membuat strategi pembelajaran
- Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan
siswa
- Mencari keunikan siswa
- Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam
penilaian
- Membuat portofolio pekerjaan siswa
Peran Siswa
- Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir:
- Melakukan riset sederhana
- Mempelajari ide dan konsep baru
- Belajar mengatur waktu dengan baik
- Melakukan kegiatan belajar sendiri/ kelompok
- Menerapkan hasil belajar lewat tindakan
- Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey, pengamatan,
22
dll)
1. Pendahuluan
a. Siswa disajikan masalah-
masalah, antara lain (boleh memilih):
Lihat Box: Projek pemecahan masalah, cara ekonomis membeli
minuman.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
2. Kegiatan Inti
Menyusun perencanaan projek (Design a Plan for the Project)
a. Secara berkelompok, siswa diminta menyimak tugas-tugas
penyelesaian masalah tersebut
b. Secara kelompok memilih salah satu tugas yang akan diselesaikan
c. Secara kelompok mendiskusikan pemecahan masalah
d. Secara kelompok mendiskusikan bentuk laporan
Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
a. Projek ini diselesaikan dalam waktu 3 jam pelajaran, jadi siswa harus
mampu menyelesaikan sampai laporan dan presentasi selama 3 jam
pelajaran (120 menit).
b. Secara kelompok, siswa mendiskusikan pembagian waktu untuk:
1) Penentuan masalah
2) Penyidikan untuk penemuan solusi dari masalah.
23
3) Pengumpulan data
4) Pembuktian kebenaran
5) Menyimpulkan
6) Penulisan laporan
Memonitor siswa dan kemajuan projek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
a. Secara kelompok melakukan tugas projek
b. Guru berkeliling memeriksa kerja siswa.
c. Guru melakukan monitoring terhadap aktivita siswa selama
melakukan projek, barangkali ada yang mengalami kesulitan.
d. Guru membuat rubrik monitoring untuk merekam keseluruhan
aktivitas siswa.
Menguji hasil (Assess the Outcome)
a. Guru memberikan umpan balik tentang pemahaman pemecahan
masalah yang dicari pemecahannya.
b. Secara kelompok, siswa memberikan jawaban-jawaban dari umpan
yang diperikan oleh guru
Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
a. Siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya
selama menyelesaikan projek.
b. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka
memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,
c. Siswa menghasilkan suatu temuan baru (new inquiry) untuk
menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama
pembelajaran.
d. Secra kelompok membuat kesimpulan
e. Membuat laporan
f. Mempresentasikan hasil diskusi atau laporannya
g. Memamerkan kepada kelompok lain
Tabel 3.4 Peran Guru, Siswa dan Masalah dalam Pembelajaran Berbasis
Masalah
Siswa sebagai problem Masalah sebagai awal
Guru sebagai pelatih
solver tantangan dan motivasi
24
- bertanya tentang - Mengidentikasi - Menarik untuk
pemikiran (Asking about masalah. dipecahkan.
thinking). - Mendiskusikan masalah - Menantang untuk
- Memonitor pembelajaran yang teridentifikasi. dipecahkan
probbing (menantang - Merencanakan strategi - Menumbuhkan
siswa untuk berfikir). pemecahan masalah. kreatifitas, dan
- Menjaga agar siswa - Melakukan pemecahan inovasi.
terlibat. masalah.
- Mengatur dinamika - Mengevaluasi hasil
kelompok. pemecahan masalah.
- Menjaga berlangsungnya
proses.
25
aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat
penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan
oleh siswa dan juga oleh guru. Selain itu, dijelaskan juga bagaimana guru akan
mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan
motivasi agar siswa dapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan.
Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:
a) Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi
baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah
penting dan bagaimana menjadi siswa yang mandiri,
b) Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban
mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks berpotensi
memunculkan banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan,
c) Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk
mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai
pembimbing yang siap membantu, namun siswa harus berusaha untuk bekerja
mandiri atau dengan temannya, dan
d) Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk menyatakan
ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan. Tidak ada ide yang akan
ditertawakan oleh guru atau teman sekelas. Semua siswa diberi peluang untuk
menyumbang kepada penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.
Setelah siswa diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok
belajar selanjutnya guru dan siswa menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik,
tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini
adalah mengupayakan agar semua siswa aktif terlibat dalam sejumlah kegiatan
penyelidikan dan yang dapat menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan
tersebut.
26
mengumpulkan data dan melakukan percobaan (mental maupun aktual) sampai
mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah
agar siswa mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun
ide mereka sendiri. Guru membantu siswa untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan ia seharusnya mengajukan
pertanyaan pada siswa untuk berifikir tentang masalah dan ragam informasi yang
dibutuhkan untuk sampai pada penyelesain masalah yang dapat dipertahankan.
27
pada diri, makhluk hidup, tepat.
dan lingkungan fisik dengan Mengomunikasikan hasil pengukuran
menggunakan satuan tak terhadap besaran-besaran pada diri,
baku dan satuan baku makhluk hidup, dan lingkungan fisik
dengan menggunakan satuan tak baku
dan satuan baku.
28
TAHAPAN PERILAKU GURU
Membimbing Secara kelompok mencatat hasil kerja kelompok.
penyelidikan Setelah itu secara kelompok juga ditugaskan untuk
individu dan mengukur volume balok, kubus menggunakan penggaris,
kelompok dan volume air menggunakan gelas ukur juga
mempelajari konsentrasi larutan.
(Tujuan kegiatan ini Mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah kepada peserta didk).
Tahapan 5 Penutup
Tidak ada model pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran yang
lain. Setiap model dapat digunakan sesuai dengan spesifikasi tujuan, rasional yang
mendasari, tahapan pembelajaran, dan sistem pengelolaan dan pengaturan
lingkungan yang diberikan pada manualnya. Oleh karena itu, guru hendaknya
menguasai dan dapat menerapkan berbagai model pembelajaran agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran.
29
model-model pembelajaran yang telah ada, guru dapat mengembangkan/
menciptakan model pembelajaran sendiri.
Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari KI-
4. Pada keterampilan abstrak dapat dipilih discovery learning dan problem based
learning, sedangkan pada keterampilan konkrit dapat dipilih project based
learning.
30
1. Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan.
2. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
3. Memperhatikan perbedaan individu siswa. RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan
kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,
norma, nilai, dan/atau lingkungan siswa.
4. Berpusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada siswa untuk
mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat
belajar, menggunakan berbagai pendekatan/model.
5. Berbasis konteks. Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai
sumber belajar.
6. Berorientasi kekinian. Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini.
7. Mengembangkan kemandirian belajar. Pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk
belajar secara mandiri.
8. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran. RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. Pembelajaran
pengayaan dan remedi dilakukan setelah evaluasi terhadap hasil belajar siswa dilakukan.
9. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan. RPP
disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD, indikator
pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan
sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman budaya.
10. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
31
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah :
A. Kompetensi Inti (KI)
KI-1
KI-2
KI-3:
KI-4:
KD pada KI4 …
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran (Disajikan materi pokok)
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (...JP)
Indikator: …
[indikator yang dirujuk untuk pembelajaran pertemuan pertama]
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
[disajikan garis besar alur berpikir pembelajaran secara
lengkap, materi rinci pembelajaran dimuat pada
Lampiran Materi Pembelajaran Pertemuan 1]
c. Kegiatan Penutup
2. Pertemuan Kedua: (...JP)
32
Indikator: …
[inddikator yang dirujuk untuk pembelajaran pertemuan kedua]
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
[disajikan garis besar alur berpikir pembelajaran secara
lengkap, materi rinci pembelajaran dimuat pada
Lampiran Materi Pembelajaran Pertemuan 2]
c. Kegiatan Penutup
3. Pertemuan seterusnya.
F. Teknik penilaian
[disajikan nama Teknik Penilaian, instrumen lengkap
penilaiansetiap pertemuan dimuat dalam Lampiran
Instrumen Penilaian Pertemuan 1, Lampiran Instrumen
Penilaian Pertemuan 2, dan seterusnya tergantung pada
banyak pertemuan]
G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat
2. Bahan
3. Sumber Belajar
Lampiran-larmpiran:
1. Pengkajian silabus untuk menentukan keluasan, kedalaman, dan urutan materi serta
aktivitas dalam pembelajaran.
2. Perumusan indikator pencapaian setiap KD
3. Penentuan materi Pembelajaran.
4. Penjabaran Kegiatan Pembelajaran berupa kegiatan-kegiatan siswa untuk mencapai
kompetensi yang dibelajarkan
5. Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan sesuai kebutuhan.
6. Penentuan penilaian, mencakup kompetensi yang akan dinilai, instrumen penilaian, cara
melaksanakan penilaian, pengolahan data, serta pelaporannya.
33
7. Menentukan pendukung pembelajaran (media, alat, bahan dan sumber belajar sesuai
dengan langkah-langkah kegiatan dan kompetensi yang akan dicapai oleh siswa.
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
a. Kegiatan guru bersama peserta melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan dan memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
dan
b. Kegiatan guru bersama siswa merencanakan pembelajaran pada pertemuan berikut..
Proses pembelajaran memerlukan daya dukung berupa ketersediaan narasumber, sarana dan
prasarana pembelajaran yang bervariasi dan mendukung pencapaian kompetensi. Pihak-
pihak yang terlibat dalam pembelajaran antara lain: siswa, pendidik, tenaga kependidikan,
kepala sekolah, Dinas Pendidikan atau kantor Kementerian Agama provinsi dan
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya, dan dukungan partisipasi orang tua,
masyarakat, dan dunia usaha atau dunia industri.
34
BAB IV
PENILAIAN HASIL BELAJAR
A. Strategi Penilaian
Penilaian Hasil Belajar adalah proses pengumpulan informasi/ bukti tentang capaian
pembelajaran siswa dalam ranah sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan
keterampilan dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan/ atau setelah
proses belajar suatu kompetensi, satu semester, satu tahun untuk suatu muatan/ mata
pelajaran, dan untuk penyelesaian pendidikan pada suatu satuan pendidikan.
a. Observasi
Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa lembar observasi dalam
bentuk jurnal. Jurnal berisi kolom catatan perilaku yang diisi oleh guru mata
pelajaran, wali kelas, dan guru BK berdasarkan pengamatan dari perilaku
siswa yang muncul secara alami selama satu semester. Perilaku siswa yang
dicatat di dalam jurnal pada dasarnya adalah perilaku yang sangat baik
dan/atau kurang baik yang berkaitan dengan indikator dari sikap spiritual dan
sikap sosial. Setiap catatan memuat deskripsi perilaku yang dilengkapi dengan
waktu dan tempat teramatinya perilaku. Catatan tersebut disusun berdasarkan
waktu kejadian.
Apabila seorang siswa pernah memiliki catatan sikap yang kurang baik, jika
pada kesempatan lain siswa tersebut telah menunjukkan perkembangan sikap
(menuju atau konsisten) baik pada aspek atau indikator sikap yang dimaksud,
maka di dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap siswa tersebut telah (menuju
atau konsisten) baik atau bahkan sangat baik. Dengan demikian, yang dicatat
dalam jurnal tidak terbatas pada sikap kurang baik dan sangat baik, tetapi juga
setiap perkembangan sikap menuju sikap yang diharapkan.
Berdasarkan kumpulan catatan tersebut guru membuat deskripsi penilaian
sikap untuk satu semester. Berikut ini contoh lembar observasi selama satu
semester. Sekolah/guru dapat menggunakan lembar observasi dengan format
lain, misalnya dengan menambahkan kolom saran tindak lanjut.
Nama : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….
36
2 26/08/15 Rumonang Berbohong ketika Kejujuran
ditanya alasan tidak
masuk sekolah di ruang
guru.
3 25/09/15 Bahtiar Menyerahkan dompet Kejujuran
yang ditemukannya di
halaman sekolah
kepada Satpam sekolah.
4 07/09/15 Dadang Tidak menyerahkan Tanggung
“surat ijin tidak masuk jawab
sekolah” dari
orangtuanya kepada
guru.
5 25/10/15 Ani Terlambat mengikuti Kedisiplinan
upacara di sekolah.
6 08/12/15 Burhan Mempengaruhi teman Kedisiplinan
untuk tidak masuk
sekolah.
7 15/12/15 Dinda Memungut sampah Kebersihan
yang berserakan di
halam sekolah.
8 17/12/15 Dinda Mengkoordinir teman- Kepedulian
teman sekelasnya
mengumpulkan bantuan
untuk korban bencana
alam.
Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi
BUTIR-BUTIR PERNYATAAN SIKAP POSITIF YANG DIHARAPKAN
dengan kolom YA dan TIDAK atau dengan Likert Scale. Satu lembar
penilaian diri dapat digunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial
sekaligus. Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 menyajikan contoh lembar penilaian diri
tersebut.
Nama : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….
37
Petunjuk: Berilah tanda centang(√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas.
2 Saya sholat lima waktu tepat waktu.
3 Saya tidak mengganggu teman saya yang Bergama
lain berdoa sesuai agamanya.
4 Saya berani mengakui kesalahansaya.
5 Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu.
6 Saya berani menerima resiko atas tindakan yang
saya lakukan.
7 Saya mengembalikan barang yang saya pinjam.
8 Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan.
9 Saya melakukan praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan.
10 Saya datang ke sekolah tepat waktu.
... ...
Nama : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….
Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom 1 (tidak pernah), 2 (kadang-
kadang), 3 (sering), atau 4 (selalu) sesuai dengan keadaan kalian yang
sebenarnya.
No. Pernyataan 1 2 3 4
1 Saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas.
2 Saya sholat lima waktu tepat waktu.
3 Saya tidak mengganggu teman saya yang
Bergama lain berdoa sesuai agamanya.
4 Saya berani mengakui kesalahansaya.
5 Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu.
6 Saya berani menerima resiko atas tindakan yang
saya lakukan.
7 Saya mengembalikan barang yang saya pinjam.
8 Saya meminta maaf jika saya melakukan
kesalahan.
9 Saya melakukan praktikum sesuai dengan
langkah yang ditetapkan.
10 Saya datang ke sekolah tepat waktu.
... ...
38
Hasil penilaian diri perlu ditindaklanjuti oleh guru dengan melakukan fasilitasi
terhadap siswa yang belum menunjukkan sikap yang diharapkan
c. Penilaian Antarteman
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh seorang
siswa (penilai) terhadap siswa yang lain terkait dengan sikap/ perilaku siswa
yang dinilai. Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antarteman dapat
digunakan sebagai data konfirmasi. Selain itu penilaian antarteman juga dapat
digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang
rasa, dan saling menghargai.
Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi
BUTIR-BUTIR PERNYATAAN SIKAP POSITIF YANG DIHARAPKAN
dengan kolom YA dan TIDAK atau dengan Likert Scale. Satu lembar
penilaian diri dapat digunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial
sekaligus. Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 menyajikan contoh lembar penilaian
antarteman tersebut.
Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai
dengan keadaan kalian yang sebenarnya.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Teman saya selalu berdoa sebelum melakukan
aktivitas.
2 Teman saya sholat lima waktu tepat waktu.
3 Teman saya tidak mengganggu teman saya yang
beragama lain berdoa sesuai agamanya
4 Teman saya tidak menyontek dalam mengerjakan
ujian/ulangan.
5 Teman saya tidak melakukan plagiat
(mengambil/menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas.
6 Teman saya mengemukakan perasaan terhadap sesuatu
apa adanya.
7 Teman saya melaporkan data atau informasi apa
adanya.
8 ……..
39
Tabel 4.5. Contoh Lembar Penilaian Antarteman (Likert Scale)
Nama : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….
Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom 1 (tidak pernah), 2 (kadang-
kadang), 3 (sering), atau 4 (selalu) sesuai dengan keadaan tem an kalian yang
sebenarnya.
No. Pernyataan 1 2 3 4
1 Teman saya selalu berdoa sebelum melakukan
aktivitas.
2 Teman saya sholat lima waktu tepat waktu.
3 Teman saya tidak mengganggu teman saya yang
Bergama lain berdoa sesuai agamanya.
4 Teman saya tidak menyontek dalam mengerjakan
ujian/ulangan.
5 Teman saya tidak menjiplak/ mengambil/ menyalin
karya orang lain tanpa menyebutkan sumber dalam
mengerjakan setiap tugas.
6 Teman saya mengemukakan perasaan terhadap
sesuatu apa adanya.
7 Teman saya melaporkan data atau informasi apa
adanya.
... ...
2. Penilaian Pengetahuan
40
Tabel 4.6. Teknik Penilaian Pengetahuan
1) Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara tertulis
berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
Instrumen tes tertulis dikembangkan atau disiapkan dengan mengikuti
langkah-langkah berikut:
41
(c) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.
(d) Menyusun pedoman penskoran.
Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat
disediakan kunci jawaban. Untuk soal uraian disediakan kunci/model
jawaban dan rubrik.
42
a. Panjang
b. Massa
c. Waktu
d. Kuat arus
e. Jumlah zat
f. Kekuatan cahaya
2) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan
dan siswa merespon pertanyaan tersebut secara lisan. Selain bertujuan
mengecek penguasaan pengetahuan untuk perbaikan pembelajaran, tes
lisan dapat menumbuhkan sikap berani berpendapat, percaya diri, dan
kemampuan berkomunikasi secara efektif. Dengan demikian, tes lisan
dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tes lisan juga
dapat digunakan untuk melihat ketertarikan siswa terhadap pengetahuan
yang diajarkan dan motivasi siswa dalam belajar.
43
selama proses pembelajaran (assessment for learning). Tugas dapat
dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai karakteristik
tugas yang diberikan. Berikut ini contoh kisi-kisi tugas (Tabel 4.9), contoh
tugas, dan contoh pedoman penskorannya (Tabel 4.10) untuk mengukur
pencapaian pengetahuan.
Contoh tugas:
Tuliskan penyebab terjadinya banjir di Jakarta dan bagaimana cara-cara
pencegahannya secara rinci!
44
tertentu. Ada beberapa tipe portofolio antara lain portofolio
dokumentasi, portofolio proses, dan portofolio pameran. Guru dapat
memilih tipe portofolio yang sesuai dengan tujuannya. Untuk SMP,
tipe portofolio yang utama untuk penilaian pengetahuan adalah
portofolio pameran, yaitu merupakan kumpulan sampel pekerjaan
terbaik dari KD pada KI-3, terutama pekerjaan-pekerjaan dari tugas-
tugas dan ulangan harian tertulis yang diberikan kepada siswa.
Portofolio setiap siswa disimpan dalam suatu folder (map) dan diberi
tanggal pengumpulan oleh guru. Portofolio dapat disimpan dalam
bentuk cetakan dan/ atau elektronik. Pada akhir suatu semester
kumpulan sampel pekerjaan tersebut digunakan sebagai sebagian bahan
untuk mendeskripsikan pencapaian pengetahuan secara deskriptif.
Portofolio pengetahuan tidak diskor lagi dengan angka.
Berikut adalah contoh ketentuan dalam penilaian portofolio untuk
pengetahuan:
1) Pekerjaan asli siswa;
2) Pekerjaan yang dimasukkan dalam portofolio disepakati oleh siswa
dan guru;
3) Guru menjaga kerahasiaan portofolio;
4) Guru dan siswa mempunyai rasa memiliki terhadap dokumen
portofolio;
5) Pekerjaan yang dikumpulkan sesuai dengan KD. Setiap
pembelajaran KD dari KI-3 berakhir, pekerjaan terbaik dari KD
tersebut (bila ada) dimasukkan ke dalam portofolio.
3. Penilaian Keterampilan
a. Pengertian Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan untuk melakukan tugas
tertentu di dalam berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik,
antara lain penilaian kinerja, penilaian projek, dan penilaian portofolio. Teknik
penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD
pada KI-4.
45
Diagram 2. Teknik Penilaian Keterampilan
i) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah penilaian untuk mengukur capaian
pembelajaran yang berupa keterampilan proses dan/ atau hasil
(produk). Dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian
kinerja adalah kualitas proses mengerjakan/ melakukan suatu tugas
atau kulaitas produknya atau kedua-duanya. Contoh keterampilan
proses adalah keterampilan melakukan tugas/tindakan dengan
menggunakan alat dan/ atau bahan dengan prosedur kerja kerja
tertentu, sementara produk adalah sesuatu (bisanya barang) yang
dihasilkan dari penyelesaian sebuah tugas.
Contoh penilaian kinerja yang menekankan aspek proses adalah
berpidato, membaca karya sastra, menggunakan peralatan
laboratorium sesuai keperluan, memainkan alat musik, bermain
bola, bermain tenis, berenang, koreografi, dan dansa. Contoh
penilaian kinerja yang mengutamakan aspek produk adalah
membuat gambar grafik, menyusun karangan, dan menyulam.
Contoh penilaian kinerja yang mempertimbangkan baik proses
maupun produk adalah memasak nasi goreng dan memanggang roti.
Langkah-langkah umum penilaian kinerja adalah:
a) menyusun kisi-kisi;
b) mengembangkan/ menyusun tugas yang dilengkapi dengan
langkah-langkah, bahan, dan alat;
c) menyusun rubrik penskoran dengan memperhatikan aspek-aspek
yang perlu dinilai;
d) melaksanakan penilaian dengan mengamati siswa selama proses
penyelesaian tugas dan/ atau menilai produk akhirnya
berdasarkan rubrik;
e) mengolah hasil penilaian dan melakukan tindak lanjut.
46
Melakukan asam dan menentukan
penyelidikan basa larutan asam
untuk dan basa
menentukan sifat menggunakan
larutan yang ada indikator
di lingkungan kertas lakmus.
sekitar
menggunakan
indikator buatan
maupun alami.
Tabel
T
47
aspek satu dan lainnya yang dinilai dengan memperhatikan
karakteristik KD atau keterampilan yang dinilai. Pada contoh di
atas, keterampilan proses (penyiapan bahan dan alat + pelaksanaan
uji asam/ basa) diberi bobot lebih tinggi dibandingkan produknya
(laporan).
N Indikator Rubrik
o
1. Menyiapkan alat 2 = Menyiapkan seluruh alat dan bahan
dan bahan yang diperlukan.
1 = Menyiapakan sebagian alat dan
bahan yang diperlukan.
0 = Tidak menyiapkan alat bahan
Melakukan uji 4 = Melakukan empat langkah kerja
2. asam/ basa dengan tepat.
3 = Melakukan tiga langkah kerja
dengan tepat.
2 = Melakukan dua langkah kerja
dengan tepat.
1 = Melakukan satu langkah kerja
dengan tepat.
0 = Tidak melakukan langkah kerja.
Langkah kerja:
1. Mengambil larutan uji yang akan
ditentukan jenis asam/basanya dengan
pipet
2. Meneteskan larutan pada kertas
lakmus yang ditaruh di atas pelat tetes
3. Mengamati perubahan warna pada
kertas lakmus
4. Mencatat perubahan warna pada
kertas lakmus
48
ii) Penilaian Projek
Penilaian projek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui
penyelesaian suatu tugas dalam periode/waktu tertentu. Penilaian
projek dapat dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa KD
dalam satu atau beberapa mata pelajaran.Tugas tersebut berupa
rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta
pelaporan.
Pada penilaian projek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu:
1) Pengelolaan
Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi, dan
mengelola waktu pengumpulan data, serta penulisan laporan.
2) Relevansi
Topik, data, dan produk sesuai dengan KD.
3) Keaslian
Produk (misalnya laporan) yang dihasilkan siswa merupakan
hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru
berupa petunjuk dan dukungan terhadap projek siswa.
4) Inovasi dan kreativitas
Hasil projek siswa terdapat unsur-unsur kebaruan dan
menemukan sesuatu yang berbeda dari biasanya.
Berikut ini contoh kisi-kisi (Tabel 4.15), tugas, dan rubrik (Tabel
4.16) penilaian projek.
49
4. Memberikan label
poster sesuai dengan
konsep sel.
5. Menyusun laporan
pembuatan poster sel
dan bagian-
bagiannya
Projek:
Skor
No Aspek yang dinilai
0 1 2 3 4
1 Kemampuan merencanakan
2 Kemampuan menggambar sel secara
tepat berdasarkan hasil pengamatan
pada mikroskop
3 Kemampuan menggambar sel
berdasarkan referensi dan memberikan
label bagian-bagian sel
4 Kemampuan menjelaskan fungsi
bagian sel melalui presentasi
5 Poster (Produk)
Skor Maksimum 16 (3+3+4+3+3)
Catatan:
Guru dapat menetapkan bobot yang berbeda-beda antara aspek satu
dan lainnya pada penskoran (sebagaimana contoh rubrik penskoran
di atas) dengan memperhatikan karakteristik KD atau keterampilan
yang dinilai.
50
No Indikator Rubrik
0 = Tidak ada perencanaan
2. Kemampuan 2 = Menggambar dan memberi label
menggambar sel secara secara tepat sesuai yang dilihat di
tepat berdasarkan hasil dalam mikroskop.
pengamatan pada 1 = Menggambar dengan tepat tetapi
mikroskop salah dalam memberikan label atau
sebaliknya.
0 = Gambar dan label tidak tepat.
3. Kemampuan 4 = Menggambar dan memberi label
menggambar sel dari bagian-bagian sel secara tepat
berdasarkan referensi dan lengkap.
dan memberikan label 3 = Menggambar dan memberi label
bagian-bagiansel. dari bagian-bagian sel secara tepat
tetapi tidak lengkap.
2 = Menggambar dengan tepat tetapi
keliru dalam pemberian label dari
bagian-bagian sel.
1 = Menggambar dan memberi label
bagian-bagian sel dengan tidak
tepat.
0 = Tidakadagambar.
4. Kemampuan 4 = Menjelaskan bagian-bagian sel
menjelaskan fungsi secara tepat, lengkap, dan runtut.
bagian sel melalui 3 = Menjelaskan bagian-bagian sel
presentasi. secara tepat, lengkap,tetapi kurang
runtut.
2 = Menjelaskan bagian-bagian sel
secara tepat tetapi kurang lengkap
dan kurang runtut.
1 = Menjelaskan bagian-bagian sel
secara kurang tepat, kurang
lengkap, dan kurang runtut.
0 = Tidak melakukan presentasi.
5. Poster (Produk) 3 = Poster menarik, informatif, dan
merepresentasikan bentuk serta
ukuran sel dan bagian-bagiannya
secara tepat.
2 = Poster kurang menarik, kurang
informatif, tetapi
merepresentasikan bentuk serta
ukuran sel dan bagian-bagiannya
secara tepat.
1 = Poster kurang menarik, kurang
informatif, dan kurang
merepresentasikan bentuk serta
ukuran sel dan bagian-bagiannya
secara tepat.
0 = Tidak ada poster.
51
iii) Penilaian Portofolio
Seperti pada penilaian pengetahuan, portofolio untuk penilaian
keterampilan merupakan kumpulan sampel karya terbaik dari KD
pada KI-4. Portofolio setiap siswa disimpan dalam suatu folder
(map) dan diberi tanggal pengumpulan oleh guru. Portofolio dapat
disimpan dalam bentuk cetakan dan/ atau elektronik. Pada akhir
suatu semester kumpulan sampel karya tersebut digunakan sebagai
sebagian bahan untuk mendeskripsikan pencapaian keterampilan
secara deskriptif. Portofolio keterampilan tidak diskor lagi dengan
angka.
C. Perumusan Indikator
a. Pengetahuan
Indikator kompetensi pengetahuan diturunkan dari KD pada KI-3 dengan
menggunakan kata kerja operasional.
b. Keterampilan
Indikator pencapaian keterampilan dirumuskan dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, antara lain: menghitung,
merancang, membuat sketsa, memperagakan, menulis laporan, menceritakan
kembali, mempraktikkan, mendemonstrasikan, dan menyajikan.
D. Pelaksanaan Penilaian
52
a. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan hasil belajar
siswa. Penilaian tersebut dilakukan selama kegiatan belajar mengajar (KBM)
sedang berlangsung, penilaian harian (PH), penilaian tengah semester (PTS),
dan penilaian akhir semester (PAS). Selama KBM berlangsung, penilaian
dapat dilakukan dengan pertanyaan insidental yang disampaikan secara lisan
dan penugasan. Baik pertanyaan lisan maupun penugasan selama KBM
berlangsung diberikan untuk mengecek pemahaman siswa dan/atau untuk
membantu siswa memperoleh pengetahuan. Sementara itu, penilaian harian
dapat dilakukan dengan tes tertulis dan/atau penugasan. Sampel pekerjaan
siswa dari ter tertulis dan/atau penugasan dikumpulkan dalam portofolio.
Cakupan penilaian harian (PH) meliputi satu KD atau lebih, sedangkan
cakupan penugasan disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar.
Penilaian tengah semester (PTS) dan PAS pada umumnya dilakukan melalui
tes tertulis. Penilaian tengah semester (PTS) merupakan kegiatan penilaian
yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar mata
pelajaran setelah kegiatan pembelajaran berlangsung 8-9 minggu. Cakupan
PTS meliputi seluruh KD pada periode tersebut. Penilaian akhir semester
(PAS) merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian KD mata pelajaran di akhir semester. Cakupan PAS meliputi
seluruh KD pada satu semester.
b. Penilaian Keterampilan
1) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dilakukan berdasarkan tuntutan KD, dan dapat dilakukan
untuk satu atau beberapa KD. Beberapa langkah dalam melaksanakan
penilaian kinerja meliputi:
a. memberikan tugas secara rinci;
b. menjelaskan aspek dan rubrik penilaian;
c. melaksanakan penilaian sebelum, selama, dan setelah siswa
melakukan tugas;
d. mendokumentasikan hasil penilaian.
2) Penilaian projek
Penilaian projek dilakukan untuk satu atau beberapa KD pada satu mata
pelajaran atau lintas mata pelajaran. Beberapa langkah dalam
melaksanakan penilaian projek:
a) memberikan tugas secara rinci;
b) menjelaskan aspek dan rubrik penilaian;
c) melaksanakan penilaian yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan
pelaporan;
d) mendokumentasikan hasil penilaian.
3) Penilaian portofolio
53
Penilaian portofolio pada keterampilan dilakukan untuk mengetahui
perkembangan dan mendeskripsikan capaian keterampilan dalam satu
semester. Beberapa langkah dalam melaksanakan penilaian portofolio:
a) mendokumentasikan sampel karya terbaik dari setiap KD pada KI-4
baik hasil dari kerja individu maupun kelompok (hasil kerja kelompok
dapat dikopi/ diduplikasi/ difoto untuk masing-masing anggota
kelompok);
b) mendeskripsikan keterampilan siswa berdasarkan portofolio secara
keseluruhan;
c) memberikan umpan balik kepada siswa untuk peningkatan capaian
kompetensi.
a. Nilai Pengetahuan
Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian, penilaian tengah
semester, dan penilaian akhir semester yang dilakukan dengan beberapa
teknik penilaian. Penulisan capaian pengetahuan pada rapor menggunakan
angka pada skala 0 – 100 dan deskripsi.
Penilaian pengetahuan yang dilakukan dalam satu semester dapat
digambarkan dalam skema berikut:
54
sedikit, penilaian harian dapat dilakukan setelah pembelajaran lebih dari
satu KD.
Pada contoh di atas (Tabel 4.19), HPTS dan HPAS dimasukkan ke dalam
tabel pengolahan nilai akhir semester secara gelondongan, tanpa memilah-
milah nilai per KD berdasarkan nilai HPTS dan HPAS. Guru dapat
memilah-milah nilai per KD hasil PTS dan PAS sebelum memasukkan ke
dalam tabel pengolahan nilai akhir semester.
55
Nilai Akhir Ani sebesar 79,45 selanjutnya dibulatkan menjadi 79 dan diberi
predikat dengan ketentuan:
Sangat Baik (A) : 86-100
Baik (B) : 71-85
Cukup (C) : 56-70
Kurang (D) : ≤ 55
Selain nilai dalam bentuk angka dan predikat, dalam rapor dituliskan
deskripsi capaian pengetahuan untuk setiap mata pelajaran. Berikut adalah
rambu-rambu rumusan deskripsi capaian pengetahuan dalam rapor.
a. Deskripsi pengetahuan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi
dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. HINDARI frasa yang
bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ...
atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ....
b. Deskripsi berisi beberapa pengetahuan yang sangat baik dan/atau baik
dikuasai oleh siswa dan yang penguasaannya belum optimal.
c. Deskripsi capaian pengetahuan didasarkan pada bukti-bukti pekerjaan
siswa yang didokumentasikan dalam portofolio pengetahuan. Apabila
KD tertentu tidak memiliki pekerjaan yang dimasukkan ke dalam
portofolio, deskripsi KD tersebut didasarkan pada skor angka yang
dicapai.
b. Nilai Keterampilan
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan
produk), projek, dan portofolio. Hasil penilaian dengan teknik kinerja dan
projek dirata-rata untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap
mata pelajaran. Seperti pada pengetahuan, penulisan capaian keterampilan
pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100 dan deskripsi.
Penilaian keterampilan dalam satu semester dapat digambarkan dengan
skema berikut:
Keterangan:
Kin = Kinerja
Pro = Projek
Por = Portofolio
56
Penilaian dalam satu semester yang dilakukan sebagaimana disajikan pada
Diagram 4 di atas dapat menghasilkan skor seperti dituangkan dalam Tabel
4.20
Catatan:
1. Penilaian KD 4.2 dilakukan 2 (dua) kali dengan teknik teknik yang
sama, yaitu kinerja. Oleh karena itu skor akhir KD 4.2 adalah skor
optimum. Penilaian untuk KD 4.4 dilakukan 2 (dua) kali tetapi dengan
teknik yang berbeda, yaitu produk dan projek. Oleh karenanya skor
akhir KD 4.4 adalah rata-rata dari skor yang diperoleh melalui teknik
yang berbeda tersebut.
2. KD 4.3 dan KD 4.4 dinilai melalui penilaian projek – 2 (dua) KD dinilai
bersama-sama dengan projek. Nilai yang diperoleh untuk kedua KD
tersebut sama (dalam contoh di atas 87).
3. Nilai akhir semester diperoleh berdasarkan rata-rata skor akhir
keseluruhan KD keterampilan yang dibulatkan ke bilangan bulat
terdekat.
4. Nilai akhir semester diberi predikat dengan ketentuan:
Sangat Baik (A) : 86-100
Baik (B) : 71-85
Cukup (C) : 56-70
Kurang (D) : ≤ 55
Selain nilai dalam bentuk angka dan predikat, dalam rapor dituliskan
deskripsi capaian keterampilan untuk setiap mata pelajaran. Berikut adalah
rambu-rambu rumusan deskripsi capaian keterampilan.
1. Deskripsi keterampilan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi
dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. HINDARI frasa yang
bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ...
57
atau ... namun masih perlu peningkatan dalam hal ....
2. Deskripsi berisi beberapa keterampilan yang sangat baik dan/atau baik
dikuasai oleh siswa dan yang penguasaannya mulai meningkat.
3. Deskripsi capaian keterampilan didasarkan pada bukti-bukti karya siswa
yang didokumentasikan dalam portofolio keterampilan. Apabila KD
tertentu tidak memiliki karya yang dimasukkan ke dalam portofolio,
deskripsi KD tersebut didasarkan pada skor angka yang dicapai.
Portofolio tidak dinilai (lagi) dalam bentuk angka.
58
KKM berdasarkan hasil PTS dan PAS umumnya tidak diberi pengayaan.
Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulang-kali
sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya
tidak diakhiri dengan penilaian.
b. Rapor
Penilaian oleh guru digunakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi
siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan bahan
penyusunan laporan hasil belajar (rapor) siswa.
Hasil penilaian oleh guru meliputi pencapaian siswa pada ranah sikap (sikap
spiritual dan sikap sosial), pengetahuan, dan keterampilan. Nilai sikap dalam
rapor berupa deskripsi dalam rumusan kalimat singkat yang bersifat
memotivasi, sedangkan. Nilai pengetahuan dan keterampilan dilaporkan
dalam bentuk bilangan bulat (skala 0 – 100), predikat, dan deskripsi singkat.
59
BAB V
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Belajar merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa serta antar siswa itu
sendiri. Dalam proses komunikasi diperlukan media agar proses komunikasi tersebut
berlangsung secara efektif. Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan
siswa untuk belajar. Sementara menurut Permendikbud tentang Standar Proses
dinyatakan bahwa “Media pembelajaran adalah alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran”.
A. Media Pembelajaran
Media pembelajaran harus dirancang, disusun, dibuat, dan disiapkan sedemikian rupa
oleh guru sehingga dapat digunakan secara efektif dan efisien sesuai dengan fungsinya.
Oleh karena itulah, media yang digunakan dalam suatu proses pembelajaran merupakan
suatu karya dan digolongkan sebagai “teknologi dalam pembelajaran”. Berikut beberapa
jenis media dalam pembelajaran.
60
MEDIA
PROJECTED NON
PROJECTED
Slide Papan Tulid
Projector Papan magnet
(OHP) Papan panel
Micro Papan temepl
Projector Papan paku
Film Flip chart
Projector Diorama
LCD dll
Projector
dll
Dari sekian jenis media pembelajaran, pada dasarnya jenis media yang tergolong
“Alat Bantu” hampir tidak menunjukkan perbedaan untuk semua mata pelajaran. Selain
yang umum digunakan dalam pembelajaran, dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam digunakan berbagai alat bantu charta dan gambar seperti mikroskop, jangka
sorong, torso, tabel periodik unsur, tabel kereaktifan unsur, serta gambar bahan dan
peralatan Ilmu Pengetahuan Alam. Jenis media “Alat Peraga” memiliki karakter yang
berbeda untuk setiap mata pelajaran. Berikut disajikan contoh media “Alat Peraga” untuk
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
61
Tabel 5.1. Contoh media pembelajaran
a. Benda Asli
Dalam pembelajaran biologi, media belajar alami (asli) adalah semua objek
organisme yang diamati (hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme) dalam kondisi
alaminya termasuk pembuatan preparat segar. Dalam mempelajari objek dan
fenomena Biologi, idealnya guru juga melakukan kegiatan membimbing siswa
untuk pengamatan alam secara langsung.
b. Benda Tiruan
Disamping media belajar alami (asli), media lain yang khas dalam mata pelajaran
biologi dapat dikategorikan sebagai media artifisial (tiruan). Media belajar
biologi artifisial antara lain: charta, torso, dan preparat awetan.
62
e. Multimedia
Dewasa ini multimedia sebagai media belajar sangat membantu para guru dalam
kegiatan pembelajaran. Beberapa multimedia pembelajaran biologi dapat diakses
melalui internet maupun menggunakan CD pembelajaran yang banyak
diperdagangkan di toko-toko buku.
a. Benda Asli
Dalam mempelajari objek dan fenomena fisika, idealnya guru membimbing siswa
untuk mengpengamatan alam secara langsung, misalnya fenomena terjadinya
pelangi, proses yang terjadi pada pembangkit listrik tenaga air. Contoh lain benda
asli sebagai alat peraga fisika adalah berbagai jenis logam yang terdapat pada set
kubus materi dalam KIT Mekanika. Adakalanya dalam mengpengamatan benda
asli, menjumpai kendala berupa tidak terdapatnya objek tersebut di sekitar
lingkungan sekolah, atau benda tersebut terlalu kecil, terlalu besar, dan terlalu
jauh untuk diamati langsung. Untukitu guru perlu menyiapkan alat peraga lain
sebagai tiruan dan pemodelan dari benda asli tersebut.
b. Benda Tiruan
Untuk mempermudah siswa dalam mempelajari objek dan fenomena fisika, guru
dapat menggunakan alat yang biasanya sudah tersedia secara terpadu dalam KIT
Fisika. KIT Fisika yang tersedia di laboratorium sekolah biasanya terdiri atas KIT
mekanika, listrik magnet, optik, dan hidrostatika dan panas. Komponen atau alat-
alat dalam KIT tersebut dapat digunakan untuk kegiatan praktikum siswa.
Misalnya tiruan katrol untuk praktikum pesawat sederhana terdapat pada KIT
mekanika. tiruan transformator (trafo) terdapat pada KIT listrik magnet.
c. Model
Dalam pembelajaran fisika ada kalanya perlu menggunakan model sebagai media
pembelajaran untuk memperjelas konsep maupun proses yang terjadi. Contoh alat
peraga “model” dalam pembelajaran fisika diantaranya:
d. Alat Ukur
63
Dalam mempelajari objek dan fenomena fisika, sering digunakan alat ukur untuk
merepresentasikan secara kuantitatif obyek dan fenomenan yang diamati.
Berbagai alat ukur yang digunakan pembelajaran fisika diantaranya, penggaris,
jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca pegas, neraca empat lengan,
termometer, basicmeter, multitester, osiloskop, gelas ukur, hidrometer, stopwatch,
barometer, manometer, dan higrometer.
64
rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya.
2. Orang (people), yakni orang yang ahli dalam profesi tertentu baik berdasarakan
pengalaman atau pendidikan formal. Pada dasarnya setiap orang bisa berperan sebagai
sumber belajar, namun secara umum dapat dibagi dua kelompok, yakni (a) orang yang
didesain khusus sebagai sumber belajar utama yang dididik secara profesional, seperti
guru, instruktur, konselor, widyaiswara, dan lain-lain; dan (b) orang yang memiliki
profesi selain tenaga yang berada di lingkungan pendidikan, seperti dokter, atlet,
pengacara, arsitek, dan sebagainya.
3. Bahan (Materials), yakni suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan
pembelajaran, seperti buku paket, alat peraga, transparansi, film, slides, dan
sebagainya.
4. Alat (Device), yakni benda-benda yang berbentuk fisik yang sering disebut dengan
perangkat keras, yang berfungsi untuk menyajikan bahan pembelajaran, seperti
komputer, radio, televisi, VCD/DVD, dan sebagainya.
5. Teknik (Technic), yakni cara atau prosedur yang diguakan orang dalam memberikan
pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran, seperti ceramah, diskusi, seminar,
simulasi, permainan, dan sejenisnya.
6. Latar (Setting), yakni lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun yang berada
di luar sekolah, baik yang sengaja dirancang ataupun yang tidak secara khusus
disiapkan untuk pembelajaran, seperti ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman,
kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.
Berikut beberapa contoh sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam.
65
Blog tentang konsep dasar fisika yang dapat digunakan untuk pembelajaran fisika
tingkat dasar. Berisi artikel dalam berbagai kategori.
http://aktifisika.wordpress.com/
Budak Fisika
Blog belajar fisika. Berisi simulasi, soal, percobaan video, sejarah, tokoh fisika.
http://budakfisika.blogspot.com/
Fisik@net
Referensi ilmu fisika online. Menyediakan informasi buku, artikel, kamus istilah,
dan daftar tokoh berprestasi. http://www.fisikanet.lipi.go.id/ Fisika Asyik
Tempat belajar fisika. Berisi profil, berita ILMU PENGETAHUAN ALAM, kamus
ILMU PENGETAHUAN ALAM, tanya-jawab dan download publikasi.
http://www.fisikaasyik.com/
Kucing Fisika
Situs belajar berbagai ilmu fisika sehari-hari. Berisi berbagai artikel,
percobaan fisika, foto dan video. http://kucingfisika.com/
3. Beberapa Sumber Belajar dalam Pembelajaran Kimia
Sumber belajar dalam pembelajaran kimia dapat berupa buku teks mata pelajaran,
majalah, koran, berita di televisi dan radio, situs internet, pendapat narasumber, serta
lingkungan fisik, dan alam.
66
BAB VI
GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21
1. Fasilitator
Peran guru sebagai fasilitator adalah menciptakan pengalaman belajar agar siswa
leluasa berinteraksi dengan berbagai sumber belajar dalam membangun
konsep/pengetahuan. Peran ini mensyaratkan penguasaan guru yang kuat terhadap
konsep–konsep Ilmu Pengetahuan Alam yang dibelajarkan. Guru juga harus menguasai
berbagai strategi dan model pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Evaluator
Prinsip penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning), dalam pembelajaran
(assessment in learning) dan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran (assessment
for learning), harus dipahami oleh guru dalam menjalankan perannya. Guru harus
melaksanakan penilaian secara komprehensif sehingga utuh dalam menilai keberhasilan
belajar siswa. Penilaian harus meliputi proses dan produk belajar, yang meliputi ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
67
3. Motivator
Peran guru sebagai motivator pembelajaran diwujudkan dalam bentuk membangkitkan
semangat belajar siswa. Pandangan siswa yang menganggap Ilmu Pengetahuan Alam
sebagai mata pelajaran yang sulit, dan banyak hapalan harus dapat dikikis dengan
memberikan wawasan yang lebih sesuai.
4. Komunikator
Sebagai komunikator, pada prinsipnya guru harus mampu berkomunikasi dengan baik.
Dalam hal ini, mitra komunikasi utamanya adalah siswa. Selain itu rekan sejawat,
pimpinan sekolah, orang tua dan anggota masyarakat lainnya.
5. Pengembang
Guru sebagai pengembang artinya guru harus memiliki kemampuan mengembangkan
hal-hal yang berkaitan dengan profesi guru, misal pengembangan media, model dan
strategi pembelajaran. Pengembangan tersebut dapat dilakukan misalnya
mengembangkan media berbasis flash, pengembangan alat peraga interaktif,
pengembangan pembelajaran berbasis web. Pola pengembagan media, alat peraga, dan
pembelajaran dapat dilakukan dengan melakukan penelitian dan pengembangan
(research and development/R&D) dan dilanjutkan dengan melakukan penelitian
tindakan kelas (classroom action research).
BAB VII
PENUTUP
Panduan ini hanya petunjuk, jangan membatasi kreativitas guru sesuai kondisi, situasi
sekolah dan siswa. Hal yang harus selalu menjadi patokan bagi guru adalah tujuan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan standar kelulusan. Melalui pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam siswa harus disiapkan agar melek Ilmu Pengetahuan Alam, bersikap dan
bertindak ilmiah, mengetahui dan dapat melakukan kerja ilmiah atau membangun
pengetahuan melalui penyelidikannya sendiri (tentu sesuai dengan tahapan usianya bisa
diawali dengan penyelidikan yang dipandu ditahap awal).
68