Anda di halaman 1dari 68

z

INSPIRASI PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH
(SMP/MTs)

MATA PELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


JAKARTA, 2016

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................................................3
C. Ruang Lingkup.................................................................................................................4
D. Sasaran / Penggunaan Pedoman........................................................................................4
BAB II KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM............5
A. Rasional............................................................................................................................5
B. Tujuan ..............................................................................................................................6
C. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam di SMP/ MTs...................................................6
BAB III DESAIN PEMBELAJARAN......................................................................................8
A. Kerangka Pembelajaran....................................................................................................8
B. Pendekatan Pembelajaran.................................................................................................9
C. Model-model Pembelajaran............................................................................................10
D. Langkah-langkah Pemilihan Model................................................................................31
E. Rancangan Pembelajaran................................................................................................32
BAB IV PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
..................................................................................................................................................37
A. Strategi Penilaian............................................................................................................37
B. Teknik dan Instrumen Penilaian.....................................................................................37
C. Perumusan Indikator.......................................................................................................56
D. Pelaksanaan Penilaian.....................................................................................................58
E. Pengolahan Hasil Penilaian.............................................................................................60
F. Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian............................................................65
G. Kriteria Kenaikan Kelas..................................................................................................67
BAB V MEDIA DAN SUMBER BELAJAR..........................................................................68
A. Media Pembelajaran........................................................................................................68
B. Sumber Belajar dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam......................................72
BAB VI GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21
..................................................................................................................................................75
A. Profil Guru Ilmu Pengetahuan Alam dalam Pembelajaran Abad 21..............................75

2
B. Peran Guru Ilmu Pengetahuan Alam dalam Pembelajaran Abad 21..............................75
BAB VII PENUTUP................................................................................................................77

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tema pengembangan Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui
penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam rangka
mewujudkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif maka dalam
Standar Proses dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis siswa. Pembelajaran diarahkan untuk mendorong siswa mencari tahu
dari berbagai sumber pengamatan, mampu merumuskan masalah (menanya) bukan
hanya menyelesaikan masalah. Di samping itu pembelajaran diarahkan untuk melatih
siswa berpikir analitis (pengambilan keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin)
serta mampu bekerjasama dan berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah.
Sehubungan dengan itu, Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan ilmiah
dalam pembelajaran dan penilaian autentik yang menggunakan prinsip penilaian
bagian dari pembelajaran. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), perlu
diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry
learning). Untuk mendorong kemampuan siswa agar menghasilkan karya kontekstual,
baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis penyelesain masalah (problem based
learning) dan pembelajaran berbasis projek (project based learning).
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir berkaitan
dengan pola pembelajaran, yaitu: (1) berpusat pada siswa; (2) pembelajaran interaktif
(interaktif guru-siswa-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya); (3)
pembelajaran dirancang secara jejaring (siswa dapat menimba ilmu dari siapa saja dan
dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); (4)
pembelajaran bersifat aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin
diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan ilmiah); (5) belajar kelompok
(berbasis tim); (6) pembelajaran berbasis multimedia; (7) pembelajaran berbasis
kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang
dimiliki setiap siswa; (8) pola pembelajaran menjadi pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam jamak (multidisciplines); dan (9) pembelajaran kritis.
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: (1)
mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa
ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
(2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar

3
terencana dimana siswa menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; (3) mengembangkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di
sekolah dan masyarakat; (4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk
mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; (5) kompetensi
dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam
kompetensi dasar mata pelajaran; (6) kompetensi inti kelas menjadi unsur
pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi
dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi inti; (7)
kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diberikan sejak SD hingga SMA.
Pada jenjang SD kelas I, II, dan III muatan Ilmu Pengetahuan Alam diintegrasikan
pada kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia, di kelas IV, V, dan VI Ilmu
Pengetahuan Alam menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri tetapi
pembelajarannya menerapkan pembelajaran tematik terpadu. Mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di SMP menerapkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
terpadu. Keterpaduan ini ditunjukkan dalam kompetensi dasar yang sudah
memadukan konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam dari bidang Biologi, Fisika,
Kimia, dan Ilmu Pengetahuan Alam Bumi dan Antariksa. Di tingkat SMA barulah
Ilmu Pengetahuan Alam disajikan sebagai mata pelajaran yang spesifik yang terbagi
dalam mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi. Pada penjelasan pasal 77I bagian
(e) PP Nomor 32 Tahun 2013 sebagai penyempurnaan dari PP Nomor 19 tahun 2005
dinyatakan bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam, antara lain, Fisika, Biologi, dan
Kimia dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan analisis siswa terhadap lingkungan alam dan sekitarnya.
Pada kurikulum 2013, khususnya untuk tingkat SMP, terdapat beberapa
perubahan pada pembelajaran Ilmu Alam, diantaranya adalah konsep pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam terpadu (integrative science). Konsep keterpaduan ini
ditunjukkan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yakni dalam
satu KD sudah memadukan konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam dari bidang
Biologi, Fisika, Kimia, serta Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA).
Perubahan ini tentu saja berdampak pada proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam. Untuk itu diperlukan Buku Pedoman Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
sehingga pembelajaran dapat berorientasi pada kemampuan aplikatif, pengembangan
kemampuan berpikir, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli, serta
bertanggungjawab terhadap lingkungan sosial dan alam. Ilmu Pengetahuan Alam juga
ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan
berbagai keunggulan wilayah nusantara.
Siswa dapat memeroleh pengalaman langsung melalui pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, sehingga siswa dapat menerima, menyimpan, mengolah
informasi, membangun dan menerapkan konsep yang telah dipelajari, serta terlatih

4
untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh
(holistik), bermakna, autentik dan aktif.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan menekankan pada keterampilan
proses, memanfaatkan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai konteks.
Metode belajar dapat menggunakan eksperimen, demonstrasi, ceramah, dan atau
metode-metode lainnya yang memperkuat pemahaman konsep dan menumbuh
kembangkan sikap dan keterampilan. Langkah-langkah atau sintaks sesuai model
pembelajaran yang dipilih dan dioperasionalkan melalui pendekatan ilmiah. Hal ini
sejalan dengan Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses.
Adanya penyempurnaan konsep kurikulum dan tataran implementasinya,
maka dibutuhkan penyusunan Pedoman Guru Mata Pelajaran Kimia. Pedoman ini
diharapkan dapat membantu guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.

B. Tujuan
Secara umum penyusunan buku pedoman guru mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam bertujuan untuk membantu guru dan stakeholder lainnya dalam
memahami dan mengimplementasikan Kurikulum 2013.
Secara khusus, tujuan penyusunan buku pedoman guru mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam menjadi acuan bagi guru dalam:

1. menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)


2. melaksanakan pembelajaran dengan berbagai model, pendekatan, strategi, dan
metode pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
3. mengembangkan bentuk dan teknik penilaian pada pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam
4. memilih media dan sumber belajar; dan
5. mengembangkan kultur sekolah.

C. Ruang Lingkup
Secara umum pedoman mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam terdiri atas:
pendahuluan, karakteristik pembelajaran, desain pembelajaran, penilaian, media dan
sumber belajar, serta peran guru Ilmu Pengetahuan Alam dalam pembelajaran abad
21.

D. Sasaran/ Pengguna Pedoman


Sasaran Buku Pedoman Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ini meliputi:
1. Guru Ilmu Pengetahuan Alam secara individual atau kelompok guru Ilmu
Pengetahuan Alam;
2. Pimpinan satuan pendidikan;
3. Guru bimbingan konseling atau konselor sekolah; dan
4. Tenaga kependidikan (Tenaga Laboratorium dan pengawas).

5
6
BAB II
KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

A. Rasional
Ilmu Pengetahuan Alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip
saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri
dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam diarahkan
untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memeroleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Ilmu Pengetahuan Alam diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan manusia melalui penyelesaian masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Penerapan Ilmu Pengetahuan Alam perlu dilakukan secara
bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri (scientific inquiry) untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta
mengomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu,
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung melalui pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah
dengan menggunakan pendekatan ilmiah.
Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam tersebut sesuai dengan pandangan
Trowbridge dan Bybee (1990) yang menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan suatu proses dan metode (methods and processes) serta produk-produk
(body of scientific knowledge), juga nilai-nilai (values). Ilmu Pengetahuan Alam
sebagai body of scientific knowledge, adalah hasil interpretasi/deskripsi tentang dunia
kealaman (natural world). Hal ini sesungguhnya sama dengan elemen produk dari
Ilmu Pengetahuan Alam. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengembangan body
of scientific knowledge (Hyllegard dan Morrow, 1996).
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry
methods) meliputi cara berpikir, bernalar, merumuskan masalah, melakukan
percobaan dan pengamatan, menganalisis data, dan menyimpulkan untuk memeroleh
produk-produk Ilmu Pengetahuan Alam. Sikap ilmiah yang dikembangkan dalam
Ilmu Pengetahuan Alam antara lain: rasa ingin tahu, keseimbangan antara sikap
terbuka dan tidak mudah percaya, jujur, disiplin, bertanggung jawab, tekun, hati-hati,
teliti, peduli, mudah bekerja sama, toleran, santun, responsif dan proaktif. Dengan
demikian, Ilmu Pengetahuan Alam dapat dipandang sebagai cara berpikir untuk
memahami alam, sebagai cara untuk melakukan penyelidikan, dan sebagai kumpulan
pengetahuan.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SMP/MTs dipandang bukan hanya
untuk mentransformasikan ilmu (transfer of science), tetapi juga untuk membangun
kemampuan berpikir tingkat tinggi (analitis, sintesis, kritis, kreatif, dan inovatif)
melalui pengalaman kerja ilmiah. Pengetahuan, keterampilan, kemampuan berpikir,
dan kemampuan bersikap dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam akan membekali
siswa untuk hidup di masyarakat, maupun untuk studi lanjut terkait dengan
karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam sebagai landasan berbagai ilmu dasar dan

7
terapan. Selain itu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat digunakan sebagai
wahana untuk memahami alam, untuk membangun sikap dan nilai, serta untuk
meningkatkan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

B. Tujuan
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bertujuan agar siswa memiliki
kompetensi:
1. menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya pikir kritis, kreatif,
inovatif, dan kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan, berdasarkan potensi
proses dan produk sains
2. memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil pembelajaran sains
melalui bidang Ilmu Pengetahuan Alam
3. memahami produk atau cara yang masuk akal dengan produk atau cara yang
tidak bersesuaian dengan prinsip-prinsip sains;
4. mengambil keputusan di antara berbagai pilihan berdasarkan pertimbangan
ilmiah
5. menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, terutama memilih di
antara cara-cara yang telah dikenal manusia berdasarkan pertimbangan ilmiah
6. mengenali dan menghargai peran sains dalam memecahkan permasalahan
lingkungan hidup
7. memahami dampak dari perkembangan sains terhadap perkembangan teknologi,
kehidupan, dan lingkungan.

C. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam SMP/ MTs


Ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menekankan pada
pengamatan fenomena alam dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembahasan fenomena alam terkait dengan kompetensi produktif dan teknologi,
dengan perluasan pada konsep abstrak yang meliputi mahluk hidup dan proses
kehidupan, benda/ zat/ bahan dan sifat-sifatnya, energi dan perubahannya, bumi dan
antariksa, meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Kerja Ilmiah & Keselamatan Kerja
Merumuskan masalah, memprediksi, melakukan percobaan, mengumpulkan data
secara akurat, mengolah data secara sistematis, menarik kesimpulan,
mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan maupun tertulis.
2. Mahluk Hidup dan Sistem Kehidupan
Gejala alam, lingkungan dan perubahannya, tumbuhan, hewan, dan manusia
secara mikro.
3. Energi dan Perubahannya
Gerak dan Gaya Usaha (kerja) dan Pesawat Sederhana
Tekanan Gelombang dan Optik Kelistrikan dan Kemagnetan Teknologi ramah
lingkungan
4. Materi dan Perubahannya
Penggolongan dan Perubahan materi
Zat Aditif dan Adiktif
Partikel Mater

8
5. Bumi dan Antariksa
Meliputi struktur bumi, tata surya, gerak edar bumi dan bulan.
6. Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
Pemanasan GlobalTeknologi Ramah Lingkungan, Tanah

9
BAB III
DESAIN PEMBELAJARAN

A. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik, siswa dengan
siswa, siswa dengan orang-orang di lingkungannya, dan siswa dengan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas dengan
karakteristik: interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, kontekstual, dan
kolaboratif. Pembelajaran berbasis aktvitas ini memberikan ruang yang cukup bagi siswa
untuk mengembangkan kreativitas, prakarsa, dan kemandirian yang sesuai dengan
potensi, bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Proses ini
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Pembelajaran berbasis aktivitas menggunakan pendekatan ilmiah dan/atau beberapa
pendekatan lain sesuai dengan karakteristik kompetensi mata pelajaran kimia.
Dalam konteks ini, pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan
pembangunan karakter setiap siswa sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang
berlangsung di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Proses tersebut memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan
yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan,
dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat,
berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.
Siswa adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk aktif mencari, mengolah,
mengonstruksi, dan menggunakan pengetahuan, norma/sikap, dan keterampilan dalam
kehidupan. Untuk itu pembelajaran harus memberi kesempatan yang seluas-luasnya
kepada siswa untuk mengonstruksi pengetahuan dalam proses perkembangan kognitifnya,
membangun norma/sikap positif, dan membentuk keterampilan yang sesuai dengan
kebutuhan dirinya dan masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut, siswa didorong untuk
bekerja menyelesaikan masalah, membiasakan hidup dengan norma-norma positif dan
selalu melatih diri untuk penguatan keterampilan sebagai kecakapan hidup masa depan.
Kecakapan dimaksud adalah berpikir kritis, kecakapan dalam menyelesaikan masalah,
kecakapan berkomunikasi, kecakapan berkolaborasi, serta kreatif dan inovatif.
Pembelajaran kompetensi pengetahuan dan keterampilan dilaksanakan secara
langsung. Pembelajaran kompetensi sikap dilaksanakan secara tidak langsung. Proses
pembelajaran langsung merupakan proses pembelajaran yang mengembangkan
kompetsensi pengetahuan dan keterampilan siswa melalui interaksi langsung dengan
sumber belajar. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect. Proses pembelajaran
tidak langsung merupakan perolehan pengalaman belajar melalui keteladanan,
pembiasaan, ekosistem dan budaya sekolah. Pembelajaran tidak langsung menghasilkan
perubahan sikap berupa nurturant effect.

B. Prinsip
Prinsip pembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut.

10
1. siswa difasilitasi untuk mencari tahu
2. siswa belajar dari berbagai sumber belajar
3. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah
4. pembelajaran berbasis kompetensi
5. pembelajaran terpadu
6. pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran
multi dimensi
7. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif
8. peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan
soft-skills
9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai
pembelajar sepanjang hayat
10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso
sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani)
11. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat
12. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran
13. pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa
14. suasana belajar menyenangkan dan menantang

B. Pendekatan Pembelajaran
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan saintifik dan mencakup tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, ranah sikap
dimaksudkan agar siswa tahu tentang ‘mengapa’. Ranah keterampilan dimaksudkan agar
siswa tahu tentang ‘bagaimana’. Sedangkan, ranah pengetahuan dimaksudkan agar siswa
tahu tentang ‘apa’. Hasil akhirnya adalah pencapaian kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang seimbang dari sisi soft skills dan hard skills untuk menjadi
insan yang produktif, kreatif, dan inovatif, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.

Sikap

Produktif

Kreatif

Keterampilan Inovatif Pengetahuan

Gambar 1. Pengetahuan aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan

11
Prinsip pembelajaran di atas menjadi dasar lima pengalaman belajar pokok yaitu:
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, menekankan pada penerapan keterampilan proses
saat mengimplemen-tasikan lima pengalaman belajar tersebut.

1. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)


Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah atau
pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan ilmiah dapat menggunakan beberapa
strategi seperti pembelajaran kontekstual.

Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (direct instructional)


dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah pembelajaran
yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan
menggunakan pengetahuan siswa melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang
dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung siswa melakukan
kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasi, dan
mengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect).
Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant
effect). Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap
yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses
pengembangan moral dan perilaku, dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam
setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam
proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler baik yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat (luar sekolah) dalam
rangka mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan nilai dan sikap.
Pendekatan ilmiah meliputi lima pengalaman belajar sebagaimana tercantum dalam
tabel berikut.
Tabel 3.1. Deskripsi Langkah Pembelajaran*)

Langkah
Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Pembelajaran
Mengamati Mengamati dengan indra Perhatian pada waktu mengamati
(observing) (membaca, mendengar, suatu objek/membaca suatu
menyimak, melihat, tulisan/ mendengar suatu
menonton, dan penjelasan, catatan yang dibuat
sebagainya) dengan atau tentang yang diamati, kesabaran,
tanpa alat waktu
(on task) yang digunakan untuk
mengamati
Menanya Membuat dan mengajukan Jenis, kualitas, dan jumlah
(questioning) pertanyaan, tanya jawab, pertanyaan yang diajukan siswa
berdiskusi tentang informasi (pertanyaan
yang belum dipahami, faktual, konseptual,
informasi prosedural, dan hipotetik)

12
Langkah
Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Pembelajaran
tambahan yang ingin
diketahui, atau sebagai
klarifikasi
Mengumpulkan Mengeksplorasi, mencoba, jumlah dan kualitas sumber yang
informasi berdiskusi, dikaji/digunakan,
(experimenting) mendemonstrasi-kan, meniru kelengkapan informasi, validitas
bentuk/gerak, informasi yang
melakukan percobaan, dikumpulkan, dan
membaca sumber lain selain instrumen/alat yang
buku teks, mengumpulkan digunakan untuk
data dari narasumber melalui mengumpulkan data.
angket, wawancara, dan
memodifikasi/
menambahi/mengembangkan
Menalar/ Mengolah informasi yang mengembangkan
Mengasosiasi sudah dikumpulkan, interpretasi, argumentasi
(associating) menganalisis data dalam dan kesimpulan mengenai
bentuk membuat kategori, keterkaitan informasi dari dua
mengasosiasi atau meng- fakta/konsep, inter- pretasi
hubungkan argumentasi
fenomena/informasi yang dan kesimpulan mengenai keter-
terkait dalam rangka kaitan lebih dari dua
menemukan suatu pola, dan fakta/konsep/teori,
menyimpulkan. mensintesis dan
argumentasi serta
kesimpulan keterkaitan
antarberbagai jenis fakta-fakta/
konsep/teori/penda-pat;
mengembangkan
interpretasi, struktur
baru,argumentasi, dan
kesimpulan yang menunjukkan
hubungan fakta/ konsep/teori dari
dua sumber atau lebih yang tidak
bertentangan;
mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi dan kesimpulan dari
konsep/teori/penda-pat yang
berbeda dari berbagai jenis
sumber.
Mengomunika Menyajikan laporan dalam menyajikan hasil kajian (dari
sikan (commu- bentuk bagan, diagram, atau mengamati sampai menalar)
nicating) grafik; menyusun laporan dalam bentuk tulisan, grafis,
tertulis; dan menyajikan media elektronik, multi media
laporan meliputi proses, hasil, dan lain-lain
dan kesimpulan secara lisan

*) Dapat disesuaikan dengan kekhasan masing-masing mata pelajaran.

2. Pendekatan Keterampilan Proses


13
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik khusus dalam pendekatan
pembelajaran. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam lebih menekankan pada penerapan
keterampilan proses. Aspek-aspek pada pendekatan ilmiah (scientifi capproach)
terintegrasi pada pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah. Keterampilan
proses Ilmu Pengetahuan Alam merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan
para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Keterampilan yang dilatihkan ini
dikenal dengan keterampilan proses Ilmu Pengetahuan Alam. American Association for
the Advancement of Science (1970) mengklasifikasikannya menjadi keterampilan proses
dasar dan keterampilan proses terpadu. Indikator kedua keterampilan proses tersebut
dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2. Indikator Keterampilan Proses Dasar dan Terpadu

Keterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses Terpadu


Pengamatan Pengontrolan variabel
Pengukuran Intepretasi data
Menyimpulkan Perumusan hipotesa
Meramalkan Pendefinisian variabel secara
Menggolongkan operasional
Mengkomunikasikan Merancang dan melakukan percobaan

Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman


langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui pengalaman langsung seseorang
dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.

Tabel 3.3. Indikator dan Sub Indikator Keterampilan Proses Ilmu


Pengetahuan Alam

Sub Indikator Keterampilan Proses Ilmu


No Indikator
Pengetahuan Alam
1. Mengamati  Menggunakan sebanyak mungkin alat Indera
 Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan
2. Mengelompokkan/  Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
mengklasifikasikan  Mencari perbedaan, persamaan
 Mengontraskan ciri-ciri
 Membandingkan
 Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan
3. Menafsirkan  Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
 Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
 Menyimpulkan
4. Meramalkan  Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
 Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada
keadaan sebelum diamati
5. Mengajukan  Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana
pertanyaan  Bertanya untuk meminta penjelasan
 Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang
hipotesis
6. Merumuskan  Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan
hipotesis penjelasan dari satu kejadian
 Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak
atau melakukan cara penyelesain masalah

14
Sub Indikator Keterampilan Proses Ilmu
No Indikator
Pengetahuan Alam
7. Merencanakan  Menentukan alat/ bahan/ sumber yang akan
percobaan digunakan
 Menentukan variabel/ faktor penentu
 Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dan
dicatat
 Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa
langkah kerja
8. Menggunakan alat/  Meggunakan alat/ bahan
bahan  Mengetahui alasan mengapa
menggunakan alat/ bahan
 Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan
9. Menerapkan konsep  Menggunakan konsep yang telah
dipelajari dalam situasi baru
 Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi
10. Berkomunikasi  Mengubah bentuk penyajian
 Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau
pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram
 Menyusun dan menyampaikan laporan secara
sistematis
 Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
 Membaca grafik atau tabel atau diagram
 Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu
masalah atau suatu peristiwa

C. Strategi dan Metode Pembelajaran


Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan pemberian kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan potensi mereka, dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan bermasyarakat, serta
berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi siswa menjadi
kompetensi yang diharapkan.
Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana aksi/tindakan yang sesuai dengan
pendekatan yang telah dipilih dalam bentuk pola urutan langkah-langkah pembelajaran.
Tiap-tiap langkah dalam strategi pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai metode,
dan tiap metode dapat dilakukan dengan berbagai teknik.
Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah
ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau
kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan waktu ia hidup.
Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat
dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa. Siswa adalah subjek yang memiliki
kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan
pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang
diberikan kepada peserta didik untuk mengonstruksi pengetahuan dalam proses
kognitifnya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa
perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk

15
dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.
Guru memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan mengembangkan suasana
belajar yang memberi kesempatan siswa untuk menemukan, menerapkan ide-ide mereka
sendiri, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk
belajar. Guru mengembangkan kesempatan belajar kepada siswa untuk meniti anak
tangga yang membawa siswa kepemahaman yang lebih tinggi, yang semula dilakukan
dengan bantuan guru tetapi semakin lama semakin mandiri.
Di dalam pembelajaran, siswa mengonstruksi pengetahuan bagi dirinya. Bagi
siswa, pengetahuan yang dimilikinya bersifat dinamis, berkembang dari sederhana
menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di sekitarnya menuju ruang lingkup
yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit menuju abstrak.
Guru menyediakan pengalaman belajar bagi siswa untuk melakukan berbagai
kegiatan yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi yang dimiliki mereka
menjadi kompetensi yang ditetapkan dalam dokumen kurikulum atau lebih. Pengalaman
belajar tersebut semakin lama semakin meningkat menjadi kebiasaan belajar mandiri
dan konsisten sebagai salah satu dasar untuk belajar sepanjang hayat.

D. Model-model Pembelajaran
Sesuai dengan Permendikbud tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah, kegiatan pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ranah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh melalui pendekatan ilmiah dan
diperkuat dengan penerapan pembelajaran berbasis penyingkapan/ penelitian
(discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
penyelesaian masalah (project based learning).

Bagian ini lebih fokus pada pembahasan secara praktis mengenai karakteristik
model pembelajaran discovery/inquiry learning, problem based learning dan project
based learning serta teknik memilih sebuah model pembelajaran yang sesuai dengan
tuntutan kompetensi dan karakteristik siswa.

1. Discovery Learning
Model pembelajaran Discovery Learning mengarahkan siswa untuk memahami konsep,
arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan. Penemuan konsep tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa didorong
untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dan dilanjutkan dengan mencari
informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau mengkonstruksi apa yang mereka
ketahui dan pahami dalam suatu bentuk akhir. Hal tersebut terjadi bila siswa terlibat,
terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan
prinsip. Discovery dilakukan melalaui melakukan percobaan, klasifikasi, pengukuran,
prediksi, penentuan dan inferring. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan
discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating conceps and principles
inthe mind.

Penggunaan Discovery Learning, ingin mengubah kondisi belajar yang pasif


menjadi aktif dan kreatif, pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented, dan
mengubah modus ekspository siswa hanya menerima informasi dari guru ke modus
Discovery siswa menemukan informasi sendiri.
a. Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran
Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di

16
kelas adalah sebagai berikut.
1) Perencanaan
a) Menentukan tujuan pembelajaran
b) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,
minat, gaya belajar, dan sebagainya)
c) Memilih materi pelajaran
d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara
induktif (dari contoh-contoh generalisasi)
e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-
contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa
f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks,
dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik
sampai ke simbolik
g) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
b. Pelaksanaan
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas, ada
beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran,
secara umum sebagai berikut.
1) Stimulation (stimulasi/ pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak
memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki
sendiri. Disamping itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran
dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas
belajar lainnya yang mengarah pada persiapan penyelesaian masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi
interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa
untuk melakukan eksplorasi. Dalam hal memberikan stimulasi dapat
menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal
yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang Guru harus
menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar
tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai.

2) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)


Setelah melakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,
kemudian pilih salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). Memberikan
kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisa
permasasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna
dalam membangun pemahaman siswa agar terbiasa untuk
menemukan masalah.

3) Data collection (pengumpulan data)


Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan
benar tidaknya hipotesis, dengan memberi kesempatan siswa
mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur,
mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji
coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa

17
belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan
dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak
disengaja siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang
telah dimiliki.

4) Data processing (pengolahan data)


Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi
yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, pengamatan,
dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan,
wawancara, pengamatan, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara
tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Data
processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang
berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari
generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru
tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat
pembuktian secara logis.

5) Verification (pembuktian)
Pada tahap ini siswa memeriksa secara cermat untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan
alternatif, dihubungkan dengan hasil data yang telah diolah.
Verifikasi bertujuan agar proses belajar berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui
contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil
pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau
hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek,
apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

6) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)


Tahap generalisasi adalah proses menarik kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau
masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

Berikut contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan model


Discovery Learning pada materi Besaran Pokok serta Pengukurannya:

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1. Memahami konsep  Mendeskripsikan konsep pengukuran
pengukuran berbagai berbagai besaran yang ada pada diri,
besaran yang ada pada diri, makluk hidup dan lingkungan
makhluk hidup, dan  Mengidentifikasi jenis-jenis besaran
lingkungan fisik sekitar dalam fisika
sebagai bagian dari observasi,  Memberi contoh besaran-besaran dalam
serta pentingnya perumusan fisika
satuan terstandar (baku)  Menjelaskan pentingnya perumusan
dalam pengukuran satuan terstandar (baku)
4.1 Menyajikan hasil pengukuran  Mempresentasikan cara mengukur

18
terhadap besaran-besaran besaran-besaran dalam fisika dengan
pada diri, makhluk hidup, dan tepat.
lingkungan fisik dengan  Mengomunikasikan hasil pengukuran
menggunakan satuan tak baku terhadap besaran-besaran pada diri,
dan satuan baku. makhluk hidup, dan lingkungan fisik
dengan menggunakan satuan tak baku
dan satuan baku.

B. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Pendahuluan:
Guru menyampaikan:
1) salam dan menanyakan kabar siswa, mengabsen dst
2) materi pelajaran dan tujuan pembelajaran

Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)


1) Guru meminta siswa untuk menaksir panjang sebuah meja masing-
masing di kelas.
2) Guru menanyakan “samakah taksiran dengan pengukuran yang tepat’?
Mengapa demikian?
3) Bagaimana caranya agar dapat mengukur baik panjang, massa, dan
waktu dengan tepat?

b. Kegiatan Inti
Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
1) Siswa diminta untuk mengamati alat ukur panjang, massa, waktu
2) Siswa mengamati guru dalam memodelkan cara pengukuran massa,
panjang dan waktu dengan menunjuk salah seorang siswa.
3) Siswa mendiskusikan hasil pengukuran dari pemodelan tersebut.
4) Bagaimana mengukur massa, panjang dan waktu benda-benda yag ada
di sekitar menggunakan alat-alat tersebut dengan tepat?

Data collection (pengumpulan data)


1) Guru meminta siswa duduk dalam kelompok, kemudian meminta
membuktikan taksiran dengan pengukuran menggunakan alat ukur.
2) Secara berkelompok, siswa melakukan kegiatan “Menaksir dan
Mengukur” dan “Pengukuran Massa”, panjang serta mengukur waktu.
Contoh: taksiran panjang

Hasil
No. Nama Siswa Taksiran
Pengukuran
1. A 30 cm 20 cm
2. B 35 cm 28 cm
3. C 25 cm 28 cm

3) Secara kelompok, siswa diajak keluar kelas (boleh ke taman, halaman


sekolah) untuk menimbang batu, jangkrik, kelinci dst, mengukur
panjang kaki jangkrik, panjang telinga kelinci, dst, serta mengukur

19
waktu lamanya percobaan. Kemudian hasil percobaan diisikan ke
dalam tabel.
Data processing (pengolahan data)
1) Secara kelompok, perserta didik mengolah data dari hasil taksiran dan
pengukuran panjang, massa dan waktu.
2) Secara kelompok berdiskusi, mengapa taksiran tidak tepat?
Verification (pembuktian)
1) Secara kelompok membuktikan kembali hasil pengukuran.
2) Secara kelompok membuat tabel hasil verifikasi.
Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
1) Masing-masing kelompok membuat analisis dan simpulan untuk hasil
diskusinya.
2) Secara kelompok membuat kesimpulan tentang cara yang paling tepat
mengukur panjang, massa suatu benda dan waktu yang digunakan.

c. Penutup
1) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi kelas.
2) Guru membimbing untuk membuat pertanyaan atau tes secara lisan
untuk mengetahui apakah siswa sudah bisa menyarap pelajaran pada
hari tersebut.
3) Guru member tugas (PR) berkaitan dengan materi pelajaran yang baru
saja dibahas.
4) Guru mengimpormasikan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan yang akan datang

2. Project Based Learning


Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning/ PjBL) adalah model
pembelajaran yang menggunakan projek/kegiatan sebagai inti pembelajaran.
Siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis
Projek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pembelajaran
Berbasis Projek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek
yang diperlukan siswa dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.

Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan


penuntun (a guiding question) dan membimbing siswa dalam sebuah projek
kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam
kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung siswa dapat
melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah
disiplin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam
tentang sebuah topik dunia nyata.

Mengingat bahwa masing-masing siswa memiliki gaya belajar yang berbeda,


maka Pembelajaran Berbasis Projek memberikan kesempatan kepada para
siswa untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara
yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan percobaan secara kolaboratif.
Pembelajaran Berbasis Projek memiliki karakteristik sebagai berikut:
i) siswa membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,
20
ii) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada siswa,
iii) siswa mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan,
iv) siswa secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,
v) proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,
vi) siswa secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan,
vii) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif,
viii) situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan

Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Projek sebaiknya sebagai


fasilitator, pelatih, penasehat, dan perantara untuk mendapatkan hasil yang
optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi, dan inovasi dari siswa.

Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Projek dapat dijelaskan


dengan diagram sebagai berikut.

Diagram 1. Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis


Projek

Penjelasan langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Projek sebagai berikut:


 Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang
dapat memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas.
Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik yang
diangkat relevan untuk para siswa.

 Mendesain Perencanaan Projek (Design a Plan for the Project)


Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan
demikian, siswa diharapkan akan merasa “memiliki” atas projek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat
dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian projek.
 Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan projek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat

21
timeline untuk menyelesaikan projek, (2) membuat deadline penyelesaian
projek, (3) membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, (4)
membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan
dengan projek, dan (5) meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan)
tentang pemilihan suatu cara.

 Memonitor siswa dan kemajuan projek (Monitor the Students and


theProgress of the Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
siswa selama menyelesaikan projek. Monitoring dilakukan dengan cara
menfasilitasi siswa pada setiap roses. Dengan kata lain guru berperan
menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses
monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan
aktivitas yang penting.

 Menguji Hasil (Assess the Outcome)


Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai
siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

 Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)


Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil projek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa
diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama
menyelesaikan projek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam
rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada
akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Peran guru dan siswa dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Projek


sebagai berikut.

 Peran guru
- Merencanakan dan mendesain pembelajaran
- Membuat strategi pembelajaran
- Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan
siswa
- Mencari keunikan siswa
- Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam
penilaian
- Membuat portofolio pekerjaan siswa

 Peran Siswa
- Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir:
- Melakukan riset sederhana
- Mempelajari ide dan konsep baru
- Belajar mengatur waktu dengan baik
- Melakukan kegiatan belajar sendiri/ kelompok
- Menerapkan hasil belajar lewat tindakan
- Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey, pengamatan,

22
dll)

Berikut contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan model


Project Based Learning pada materi Besaran Pokok serta Pengukurannya :

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1. Memahami konsep pengukuran  Mendeskripsikan konsep pengukuran
berbagai besaran yang ada pada berbagai besaran yang ada pada diri,
diri, makhluk hidup, dan makluk hidup dan lingkungan
lingkungan fisik sekitar sebagai  Mengidentifikasi jenis-jenis besaran
bagian dari observasi, serta dalam fisika
pentingnya perumusan satuan  Memberi contoh besaran-besaran
terstandar (baku) dalam dalam fisika
pengukuran  Menjelaskan pentingnya perumusan
satuan terstandar (baku)
4.1 Menyajikan hasil pengukuran  Mempresentasikan cara mengukur
terhadap besaran-besaran pada besaran-besaran dalam fisika dengan
diri, makhluk hidup, dan tepat.
lingkungan fisik dengan  Mengomunikasikan hasil pengukuran
terhadap besaran-besaran pada diri,
menggunakan satuan tak baku
makhluk hidup, dan lingkungan fisik
dan satuan baku dengan menggunakan satuan tak baku
dan satuan baku.

B. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan
a. Siswa disajikan masalah-
masalah, antara lain (boleh memilih):
Lihat Box: Projek pemecahan masalah, cara ekonomis membeli
minuman.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai

2. Kegiatan Inti
Menyusun perencanaan projek (Design a Plan for the Project)
a. Secara berkelompok, siswa diminta menyimak tugas-tugas
penyelesaian masalah tersebut
b. Secara kelompok memilih salah satu tugas yang akan diselesaikan
c. Secara kelompok mendiskusikan pemecahan masalah
d. Secara kelompok mendiskusikan bentuk laporan
Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
a. Projek ini diselesaikan dalam waktu 3 jam pelajaran, jadi siswa harus
mampu menyelesaikan sampai laporan dan presentasi selama 3 jam
pelajaran (120 menit).
b. Secara kelompok, siswa mendiskusikan pembagian waktu untuk:
1) Penentuan masalah
2) Penyidikan untuk penemuan solusi dari masalah.

23
3) Pengumpulan data
4) Pembuktian kebenaran
5) Menyimpulkan
6) Penulisan laporan
Memonitor siswa dan kemajuan projek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
a. Secara kelompok melakukan tugas projek
b. Guru berkeliling memeriksa kerja siswa.
c. Guru melakukan monitoring terhadap aktivita siswa selama
melakukan projek, barangkali ada yang mengalami kesulitan.
d. Guru membuat rubrik monitoring untuk merekam keseluruhan
aktivitas siswa.
Menguji hasil (Assess the Outcome)
a. Guru memberikan umpan balik tentang pemahaman pemecahan
masalah yang dicari pemecahannya.
b. Secara kelompok, siswa memberikan jawaban-jawaban dari umpan
yang diperikan oleh guru
Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
a. Siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya
selama menyelesaikan projek.
b. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka
memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,
c. Siswa menghasilkan suatu temuan baru (new inquiry) untuk
menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama
pembelajaran.
d. Secra kelompok membuat kesimpulan
e. Membuat laporan
f. Mempresentasikan hasil diskusi atau laporannya
g. Memamerkan kepada kelompok lain

3. Penutup (10 menit)


Guru melakukan refleksi terhadap cara pemecahan masalah yang
dilakukan siswa.

3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)


Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang
menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa
h) (bersifat kontekstual) sehingga merangsang siswa untuk belajar.
Problem Based Learning menantang siswa untuk “belajar bagaimana
belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan
dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat siswa
pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
Masalah diberikan kepada siswa, sebelum siswa mempelajari konsep atau
materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.

Tabel 3.4 Peran Guru, Siswa dan Masalah dalam Pembelajaran Berbasis
Masalah
Siswa sebagai problem Masalah sebagai awal
Guru sebagai pelatih
solver tantangan dan motivasi

24
- bertanya tentang - Mengidentikasi - Menarik untuk
pemikiran (Asking about masalah. dipecahkan.
thinking). - Mendiskusikan masalah - Menantang untuk
- Memonitor pembelajaran yang teridentifikasi. dipecahkan
probbing (menantang - Merencanakan strategi - Menumbuhkan
siswa untuk berfikir). pemecahan masalah. kreatifitas, dan
- Menjaga agar siswa - Melakukan pemecahan inovasi.
terlibat. masalah.
- Mengatur dinamika - Mengevaluasi hasil
kelompok. pemecahan masalah.
- Menjaga berlangsungnya
proses.

Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada siswa. Siswa harus dapat


menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dari mana informasi dapat
diperoleh, dan di bawah bimbingan guru. Tujuan dan hasil dari model
pembelajaran berbasis masalah ini adalah untuk mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi, mendorong kerjasama dalam
menyelesaikan tugas, melibatkan siswa dalam penyelidikan permasalahan
pilihan sendiri yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan
menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannnya
tentang fenomena tersebut.

a. Langkah-langkah Implementasi Problem Based Learning


Langkah-langkah dalam menerapkan Problem Based Learning di kelas
dan perilaku guru dalam setiap tahapannya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5 Tahapan-tahapan Model PBL

Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru


Tahapan 1:  Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan alat
Orientasi siswa kepada dan bahan yang dibutuhkan, dan memotivasi siswa
masalah untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang
dipilih.
Tahapan 2: Membantu siswa mendefinisikan dan
Mengorganisasikan siswa mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
Tahapan 3: Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
Membimbing penyelidikan yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
individu dan kelompok mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Tahapan 4: Membantu siswa dalam merencanakan dan
Mengembangkan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan,
menyajikan hasil model, dan berbagi tugas dengan teman.
penyelesaian masalah
Tahapan 5: Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
Menganalisa dan dipelajari dan meminta kelompok
mengevaluasi proses mempresentasikan hasil kerja.
penyelesaian masalah

Tahapan 1: Mengorientasikan siswa pada masalah

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-

25
aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat
penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan
oleh siswa dan juga oleh guru. Selain itu, dijelaskan juga bagaimana guru akan
mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan
motivasi agar siswa dapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan.
Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:
a) Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi
baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah
penting dan bagaimana menjadi siswa yang mandiri,
b) Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban
mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks berpotensi
memunculkan banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan,
c) Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk
mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai
pembimbing yang siap membantu, namun siswa harus berusaha untuk bekerja
mandiri atau dengan temannya, dan
d) Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk menyatakan
ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan. Tidak ada ide yang akan
ditertawakan oleh guru atau teman sekelas. Semua siswa diberi peluang untuk
menyumbang kepada penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.

Tahapan 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Disamping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran


PBL juga mendorong siswa belajar berkolaborasi.
Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan berbagi
antaranggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan
membentuk kelompok-kelompok siswa dimana masing-masing kelompok akan
memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip pengelompokan
siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini seperti:
kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang
efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan
mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan
dinamika kelompok selama pembelajaran.

Setelah siswa diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok
belajar selanjutnya guru dan siswa menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik,
tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini
adalah mengupayakan agar semua siswa aktif terlibat dalam sejumlah kegiatan
penyelidikan dan yang dapat menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan
tersebut.

Tahapan 3: Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok

Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan


memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu
melibatkan karakter yang identik, yakni mengumpulkan data dan melakukan
percobaan, berhipotesis dan memberikan penjelasan, serta memberikan
penyelesain masalah.

Mengumpulkan data dan melakukan percobaan merupakan aspek yang sangat


penting dari metode ilmiah. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk

26
mengumpulkan data dan melakukan percobaan (mental maupun aktual) sampai
mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah
agar siswa mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun
ide mereka sendiri. Guru membantu siswa untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan ia seharusnya mengajukan
pertanyaan pada siswa untuk berifikir tentang masalah dan ragam informasi yang
dibutuhkan untuk sampai pada penyelesain masalah yang dapat dipertahankan.

Setelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang


fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan
penjelasan dalam bentuk hipotesis, penjelesaian, dan pemecahan. Selama
pengajaran pada fase ini, guru mendorong siswa untuk menyampikan semua ide-
idenya dan menerima secara penuh ide tersebut. Guru juga harus mengajukan
pertanyaan yang membuat siswa berpikir tentang kelayakan hipotesis dan solusi
yang mereka buat serta tentang kualitas informasi yang dikumpulkan.
Tahapan 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan memamerkannya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya) dan
pameran. Artifak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape
(menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model
(perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), program
komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artifak sangat
dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya adalah memamerkan
hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik
jika dalam pemeran ini melibatkan siswa, guru, orang tua, dan lainnya yang dapat
menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
Tahapan 5: Analisis dan evaluasi proses penyelesain masalah
Tahapan akhir dalam PBL bertujuan untuk membantu siswa menganalisis dan
mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan
intelektual yang mereka gunakan. Selama tahap ini guru meminta siswa untuk
merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses
kegiatan belajarnya.

Berikut contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan model Problem


Based Learning pada materi Besaran Pokok serta Pengukurannya :

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1. Memahami konsep  Mendeskripsikan konsep pengukuran
pengukuran berbagai besaran berbagai besaran yang ada pada diri,
yang ada pada diri, makhluk makluk hidup dan lingkungan
hidup, dan lingkungan fisik  Mengidentifikasi jenis-jenis besaran
sekitar sebagai bagian dari dalam fisika
observasi, serta pentingnya  Memberi contoh besaran-besaran dalam
perumusan satuan terstandar fisika
(baku) dalam pengukuran  Menjelaskan pentingnya perumusan
satuan terstandar (baku)
4.1 Menyajikan hasil pengukuran  Mempresentasikan cara mengukur
terhadap besaran-besaran besaran-besaran dalam fisika dengan

27
pada diri, makhluk hidup, tepat.
dan lingkungan fisik dengan  Mengomunikasikan hasil pengukuran
menggunakan satuan tak terhadap besaran-besaran pada diri,
baku dan satuan baku makhluk hidup, dan lingkungan fisik
dengan menggunakan satuan tak baku
dan satuan baku.

B. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

TAHAPAN PERILAKU GURU


Tahapan 1 Pendahuluan:
 Menjelaskan tujuan pembelajaran, membahas tentang
Orientasi siswa besaran turunan
kepada masalah  Menjelaskan logistik yg dibutuhkan, yaitu: kertas
millimeter, daun mangga, pensil, penjepit kertas, gelas
ukur, penggaris.
 Guru menunjukkan selehai daun yang didalamnya ada
lubang bekas dimakan ulat, kemudian guru menanyakan
“berapa luas bagian daun yang dimakan ulat”?

Tahapan 2 Kegiatan Inti:

Mengorganisasik  Guru memperkenalkan tentang pengukuran luas, dengan


an siswa cara meminta salah seorang siswa mengukur panjang
ruang kelas dan lebar ruang kelas, kemudian hasil
pengukuran panjang dan lebar ruang kelas dikalikan
itulah luas ruang kelas.
 Secara kelompok, guru memberikan kesempatan untuk
bertanya, dengan cara dIlmu Pengetahuan Alamncing
dengan pertanyaan: kalau panjang dan lebar dikalikan
akan menghasilkan luas, apa satuan luas?
 Guru memberikan umpan balik satuan luas (panjang x
lebar), maka satuan luas: m x m = m2.
 Guru menhinfokan bahwa luas termasuk besaran
turunan
 Guru memancing pertanyaan, kalau luas termasuk
besaran turunan, lalu apa sebenarnya besaran turunan
tersebut?
 Diarahkan oleh guru, Secara kelompok, siswa memberi
jawaban bahwa besaran turunan adalah besaran yang
satuannya diturunkan dari besaran pokok.
 Guru memberi umpan balik kembali, pernahkan
mendengar besaran volume? Sambil memperlihatkan
gelas ukur dan balok… sampai menemukan bahwa
selain besaran pokok ada besaran turunan, contohnya
antara lain: volume, konsentrasi larutan dsb.
(Kegiatan ini membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut)

Tahapan 3  Secara kelompok, siswa diminta mengerjakan


“Mengukur Luas daun”

28
TAHAPAN PERILAKU GURU
Membimbing  Secara kelompok mencatat hasil kerja kelompok.
penyelidikan  Setelah itu secara kelompok juga ditugaskan untuk
individu dan mengukur volume balok, kubus menggunakan penggaris,
kelompok dan volume air menggunakan gelas ukur juga
mempelajari konsentrasi larutan.
(Tujuan kegiatan ini Mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah kepada peserta didk).

Tahapan 4  Secara kelompok menganalisis data untuk menyusun


laporan
Mengembang kan  Secara kelompok menyimpulkan dari hasil percobaan
dan menyajikan  Secara kelompok, siswa membuat laporan
hasil karya  Secara mempresentasikan hasil percobaan.
 Kelompok lain menyimak dan member masukan.
(Kegiatan ini Membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan
berbagi tugas dengan teman)

Tahapan 5 Penutup

Menganalisa dan Menganalisi, Evaluasi dan Mengembangkan


mengevaluasi Guru mengadakan refleksi tentang:
proses  Menganalisis hasil percobaan, yaitu mengukur luas,
pemecahan satuan luas.
 Metode atau cara mengukur luas daun
masalah
 Guru mengembangkan bahwa luas termasuk besaran
turunan,
 Semua besaran yang tidak termasuk besaran pokok
adalah termasuk besaran turunan.

C. Langkah-langkah Pemilihan Model

Tidak ada model pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran yang
lain. Setiap model dapat digunakan sesuai dengan spesifikasi tujuan, rasional yang
mendasari, tahapan pembelajaran, dan sistem pengelolaan dan pengaturan
lingkungan yang diberikan pada manualnya. Oleh karena itu, guru hendaknya
menguasai dan dapat menerapkan berbagai model pembelajaran agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran.

Memilih model pembelajaran dimulai dari menganalisis karakteristik tujuan yang


akan dicapai, materi, siswa, lingkungan belajar (alat-alat, sarana dan prasarana,
sumber belajar), serta kemampuan guru dalam sistem pengelolaan dan pengaturan
lingkungan. Selanjutnya guru memilih model yang dapat mengakomodasi
karakteristik-karakteristik tersebut.
Tidak semua karakteristik yang ada sesuai dengan spesifikasi model. Dalam hal
ini guru hendaklah memilih karakteristik terpenting yang harus diakomodasi, atau
menggunakan dua model secara bersamaan. Di samping itu, dengan mempelajari

29
model-model pembelajaran yang telah ada, guru dapat mengembangkan/
menciptakan model pembelajaran sendiri.

Pemilihan model pembelajaran (discovery learning, project based learning, atau


problem based learning) sebagai pelaksanaan pendekatan ilmiah, pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Pemilihan
model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut.

Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori faktual,


konseptual, dan prosedural. Pada pengetahuan faktual dan konsepetual dapat
dipilih discovery learning, sedangkan pada pengetahuan prosedural dapat dipilih
project based learning dan problem based learning.

Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari KI-
4. Pada keterampilan abstrak dapat dipilih discovery learning dan problem based
learning, sedangkan pada keterampilan konkrit dapat dipilih project based
learning.

Pemilihan ketiga model tersebut mempertimbangkan sikap yang dikembangkan,


baik sikap religius (KI-1) maupun sikap sosial (KI-2). Berikut contoh matrik
pemilihan model yang dapat digunakan sesuai dengan dimensi pengetahuan dan
keterampilan.

Tabel 3.6 Pemilihan Model sesuai Dimensi Pengetahuan dan Keterampilan

Dimensi Dimensi Keterampilan


Pengetahuan Abstrak Konkrit
Faktual Discovery Learning Discovery Learning
Konseptual Discovery Learning Discovery Learning
Discovery Learning Project Based Lerning
Prosedural
Problem Based Learning Problem Based Learning
Discovery Learning Discovery Learning
Metakognitif Project Based Lerning Project Based Lerning
Problem Based Learning Problem Based Learning

D. Implentasi dalam Pembelajaran

Mekanisme pelaksanaan pembelajaran mencakup perencanaan, pelaksanaan (termasuk


didalamnya kegiatan evaluasi), dan pertimbangan daya dukung. Tahap pertama, perencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau
berkelompok di sekolah/madrasah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala
sekolah/madrasah. Pengembangan RPP dapat juga dilakukan oleh guru secara berkelompok
antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh dinas
pendidikan atau kantor kementerian agama setempat.

Prinsip penyusunan RPP adalah sebagai berikut:

30
1. Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan.
2. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
3. Memperhatikan perbedaan individu siswa. RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan
kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,
norma, nilai, dan/atau lingkungan siswa.
4. Berpusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada siswa untuk
mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat
belajar, menggunakan berbagai pendekatan/model.
5. Berbasis konteks. Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai
sumber belajar.
6. Berorientasi kekinian. Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini.
7. Mengembangkan kemandirian belajar. Pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk
belajar secara mandiri.
8. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran. RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. Pembelajaran
pengayaan dan remedi dilakukan setelah evaluasi terhadap hasil belajar siswa dilakukan.
9. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan. RPP
disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD, indikator
pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan
sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman budaya.
10. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Komponen minimal RPP memuat:


1. Identitas sekolah/madrasah (nama sekolah), mata pelajaran atau tema (nama mata
pelajaran atau judul tema), kelas/semester (kelas dan semester yang akan dibelajarkan),
dan alokasi waktu (prakiraan durasi waktu untuk menyelesaikan kompetensi dan materi
yang akan dibelajarkan);
2. Kompetensi Inti;
3. Kompetensi Dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
4. Tujuan Pembelajaran
5. Materi pembelajaran (mengacu pada silabus);
6. Kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup (skenario kegiatan menggunakan pendekatan keilmuan dengan model-model
dan metode sesuai dengan kebutuhan pencapaian KD);
7. Penilaian, mencakup kompetensi yang akan dinilai, instrumen penilaian, cara
melaksanakan penilaian, pengolahan data, serta pelaporannya.
8. Pendukung pembelajaran, meliputi: media, alat, bahan, dan sumber belajar.

Contoh format RPP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

31
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah :

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam


Kelas/Semester :
Alokasi Waktu :

A. Kompetensi Inti (KI)
KI-1
KI-2
KI-3:
KI-4:

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator


KD pada KI 3 …

KD pada KI4 …

C. Tujuan Pembelajaran 
D. Materi Pembelajaran (Disajikan materi pokok)
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (...JP)
Indikator: …
[indikator yang dirujuk untuk pembelajaran pertemuan pertama]
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
[disajikan garis besar alur berpikir pembelajaran secara
lengkap, materi rinci pembelajaran dimuat pada
Lampiran Materi Pembelajaran Pertemuan 1]
c. Kegiatan Penutup

2. Pertemuan Kedua: (...JP)

32
Indikator: …
[inddikator yang dirujuk untuk pembelajaran pertemuan kedua]
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
[disajikan garis besar alur berpikir pembelajaran secara
lengkap, materi rinci pembelajaran dimuat pada
Lampiran Materi Pembelajaran Pertemuan 2]
c. Kegiatan Penutup
3. Pertemuan seterusnya.
F. Teknik penilaian
[disajikan nama Teknik Penilaian, instrumen lengkap
penilaiansetiap pertemuan dimuat dalam Lampiran
Instrumen Penilaian Pertemuan 1, Lampiran Instrumen
Penilaian Pertemuan 2, dan seterusnya tergantung pada
banyak pertemuan]
G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat
2. Bahan
3. Sumber Belajar

Lampiran-larmpiran:

1. Materi Pembelajaran Pertemuan 1


2. Instrumen Penilaian Pertemuan 1
3. Materi Pembelajaran Pertemuan 2
4. Instrumen Penilaian Pertemuan 2
5. Dan seterusnya tergantung banyak pertemuan.

Langkah Penyusunan RPP

1. Pengkajian silabus untuk menentukan keluasan, kedalaman, dan urutan materi serta
aktivitas dalam pembelajaran.
2. Perumusan indikator pencapaian setiap KD
3. Penentuan materi Pembelajaran.
4. Penjabaran Kegiatan Pembelajaran berupa kegiatan-kegiatan siswa untuk mencapai
kompetensi yang dibelajarkan
5. Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan sesuai kebutuhan.
6. Penentuan penilaian, mencakup kompetensi yang akan dinilai, instrumen penilaian, cara
melaksanakan penilaian, pengolahan data, serta pelaporannya.

33
7. Menentukan pendukung pembelajaran (media, alat, bahan dan sumber belajar sesuai
dengan langkah-langkah kegiatan dan kompetensi yang akan dicapai oleh siswa.

Tahap pelaksanaan pembelajaran meliputi:

1. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan;


b. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya
berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan;
c. menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari;
d. menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan; dan
e. menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang


dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis siswa.

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup mencakup:

a. Kegiatan guru bersama peserta melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan dan memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
dan
b. Kegiatan guru bersama siswa merencanakan pembelajaran pada pertemuan berikut..

Proses pembelajaran memerlukan daya dukung berupa ketersediaan narasumber, sarana dan
prasarana pembelajaran yang bervariasi dan mendukung pencapaian kompetensi. Pihak-
pihak yang terlibat dalam pembelajaran antara lain: siswa, pendidik, tenaga kependidikan,
kepala sekolah, Dinas Pendidikan atau kantor Kementerian Agama provinsi dan
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya, dan dukungan partisipasi orang tua,
masyarakat, dan dunia usaha atau dunia industri.

34
BAB IV
PENILAIAN HASIL BELAJAR

A. Strategi Penilaian
Penilaian Hasil Belajar adalah proses pengumpulan informasi/ bukti tentang capaian
pembelajaran siswa dalam ranah sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan
keterampilan dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan/ atau setelah
proses belajar suatu kompetensi, satu semester, satu tahun untuk suatu muatan/ mata
pelajaran, dan untuk penyelesaian pendidikan pada suatu satuan pendidikan.

Kurikulum 2013 mempersyaratkan penggunaan penilaian autentik (authentic


assesment). Secara paradigmatik penilaian autentik memerlukan perwujudan
pembelajaran autentik (authentic instruction) dan belajar autentik (authentic
learning). Hal ini diyakini bahwa penilaian autentik lebih mampu memberikan
informasi kemampuan siswa secara holistik dan valid.

Penilaian autentik merupakan pendekatan, prosedur, dan instrumen penilaian proses


dan capaian pembelajaran siswa dalam penerapan sikap (spiritual dan sosial),
pengetahuan, dan keterampilan yang diperolehnya dalam bentuk pemberian tugas
perilaku nyata atau perilaku dengan tingkat kemiripan dengan dunia nyata di sekolah
dan di luar sekolah, misalnya menyelidiki kadar asam asetat dalam cuka dapur.
Berikut ini merupakan hal-hal mendasar pada penilaian autentik.
1. Penilaian menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran
1. Mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah
2. Menggunakan berbagai cara dan kriteria
3. Holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap)
4. Siswa membangun responnya sendiri, bukan sekadar memilih dari yang tersedia
5. Tugas merupakan tantangan yang ada atau yang mirip dihadapi dalam dunia nyata
6. Tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar [banyak/semua
jawaban benar]

B. Teknik dan Instrumen Penilaian


Kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik untuk menilai kemajuan belajar siswa
yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Teknik dan instrumen yang
dapat digunakan untuk menilai kompetensi pada aspek sikap, keterampilan, dan
pengetahuan sebagai berikut.

1. Penilaian Kompetensi Sikap


Penilaian sikap diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar pada
KI-1 dan KI-2. Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik
pengamatan oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam
pelajaran), guru bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama siswa di luar
jam pelajaran) yang ditulis dalam buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal).
Jurnal berisi catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertentu
(incidental record), dan informasi lain yang valid dan relevan. Jurnal tidak hanya
didasarkan pada apa yang dilihat langsung oleh guru, wali kelas, dan guru BK,
tetapi juga informasi lain yang relevan dan valid yang diterima dari berbagai
sumber. Selain itu, penilaian diri dan penilaian antar teman dapat dilakukan
dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter siswa, yang hasilnya dapat
35
dijadikan sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh
pendidik.

Diagram 1 Skema Penilaian Sikap

a. Observasi
Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa lembar observasi dalam
bentuk jurnal. Jurnal berisi kolom catatan perilaku yang diisi oleh guru mata
pelajaran, wali kelas, dan guru BK berdasarkan pengamatan dari perilaku
siswa yang muncul secara alami selama satu semester. Perilaku siswa yang
dicatat di dalam jurnal pada dasarnya adalah perilaku yang sangat baik
dan/atau kurang baik yang berkaitan dengan indikator dari sikap spiritual dan
sikap sosial. Setiap catatan memuat deskripsi perilaku yang dilengkapi dengan
waktu dan tempat teramatinya perilaku. Catatan tersebut disusun berdasarkan
waktu kejadian.
Apabila seorang siswa pernah memiliki catatan sikap yang kurang baik, jika
pada kesempatan lain siswa tersebut telah menunjukkan perkembangan sikap
(menuju atau konsisten) baik pada aspek atau indikator sikap yang dimaksud,
maka di dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap siswa tersebut telah (menuju
atau konsisten) baik atau bahkan sangat baik. Dengan demikian, yang dicatat
dalam jurnal tidak terbatas pada sikap kurang baik dan sangat baik, tetapi juga
setiap perkembangan sikap menuju sikap yang diharapkan.
Berdasarkan kumpulan catatan tersebut guru membuat deskripsi penilaian
sikap untuk satu semester. Berikut ini contoh lembar observasi selama satu
semester. Sekolah/guru dapat menggunakan lembar observasi dengan format
lain, misalnya dengan menambahkan kolom saran tindak lanjut.

Tabel 4.1 Contoh Jurnal Perkembangan Sikap

Nama : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….

No Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap


1 12/07/15 Andreas Menolong orang lanjut Kepedulian
usia untuk
menyeberang jalan di
depan sekolah.

36
2 26/08/15 Rumonang Berbohong ketika Kejujuran
ditanya alasan tidak
masuk sekolah di ruang
guru.
3 25/09/15 Bahtiar Menyerahkan dompet Kejujuran
yang ditemukannya di
halaman sekolah
kepada Satpam sekolah.
4 07/09/15 Dadang Tidak menyerahkan Tanggung
“surat ijin tidak masuk jawab
sekolah” dari
orangtuanya kepada
guru.
5 25/10/15 Ani Terlambat mengikuti Kedisiplinan
upacara di sekolah.
6 08/12/15 Burhan Mempengaruhi teman Kedisiplinan
untuk tidak masuk
sekolah.
7 15/12/15 Dinda Memungut sampah Kebersihan
yang berserakan di
halam sekolah.
8 17/12/15 Dinda Mengkoordinir teman- Kepedulian
teman sekelasnya
mengumpulkan bantuan
untuk korban bencana
alam.

b. Penilaian diri (self assessment)


Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian terhadap diri
sendiri (siswa) dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sikapnya
dalam berperilaku. Hasil penilaian diri siswa dapat digunakan sebagai data
konfirmasi perkembangan sikap siswa. Selain itu penilaian diri siswa juga
dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan meningkatkan
kemampuan refleksi atau mawas diri.

Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi
BUTIR-BUTIR PERNYATAAN SIKAP POSITIF YANG DIHARAPKAN
dengan kolom YA dan TIDAK atau dengan Likert Scale. Satu lembar
penilaian diri dapat digunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial
sekaligus. Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 menyajikan contoh lembar penilaian diri
tersebut.

Tabel 4.2 Contoh Lembar Penilaian Diri Siswa

Nama : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….

37
Petunjuk: Berilah tanda centang(√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.

No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas.
2 Saya sholat lima waktu tepat waktu.
3 Saya tidak mengganggu teman saya yang Bergama
lain berdoa sesuai agamanya.
4 Saya berani mengakui kesalahansaya.
5 Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu.
6 Saya berani menerima resiko atas tindakan yang
saya lakukan.
7 Saya mengembalikan barang yang saya pinjam.
8 Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan.
9 Saya melakukan praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan.
10 Saya datang ke sekolah tepat waktu.
... ...

Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir


sikap yang dinilai.

Tabel 4.3.Contoh Lembar Penilaian Diri Siswa (Likert Scale)

Nama : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….

Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom 1 (tidak pernah), 2 (kadang-
kadang), 3 (sering), atau 4 (selalu) sesuai dengan keadaan kalian yang
sebenarnya.

No. Pernyataan 1 2 3 4
1 Saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas.
2 Saya sholat lima waktu tepat waktu.
3 Saya tidak mengganggu teman saya yang
Bergama lain berdoa sesuai agamanya.
4 Saya berani mengakui kesalahansaya.
5 Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu.
6 Saya berani menerima resiko atas tindakan yang
saya lakukan.
7 Saya mengembalikan barang yang saya pinjam.
8 Saya meminta maaf jika saya melakukan
kesalahan.
9 Saya melakukan praktikum sesuai dengan
langkah yang ditetapkan.
10 Saya datang ke sekolah tepat waktu.
... ...

38
Hasil penilaian diri perlu ditindaklanjuti oleh guru dengan melakukan fasilitasi
terhadap siswa yang belum menunjukkan sikap yang diharapkan

c. Penilaian Antarteman
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh seorang
siswa (penilai) terhadap siswa yang lain terkait dengan sikap/ perilaku siswa
yang dinilai. Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antarteman dapat
digunakan sebagai data konfirmasi. Selain itu penilaian antarteman juga dapat
digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang
rasa, dan saling menghargai.

Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi
BUTIR-BUTIR PERNYATAAN SIKAP POSITIF YANG DIHARAPKAN
dengan kolom YA dan TIDAK atau dengan Likert Scale. Satu lembar
penilaian diri dapat digunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial
sekaligus. Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 menyajikan contoh lembar penilaian
antarteman tersebut.

Tabel 4.4. Contoh Format Penilaian Antarteman

Nama teman yang dinilai : ………………………………….


Nama penilai : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….

Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai
dengan keadaan kalian yang sebenarnya.

No Pernyataan Ya Tidak
1 Teman saya selalu berdoa sebelum melakukan
aktivitas.
2 Teman saya sholat lima waktu tepat waktu.
3 Teman saya tidak mengganggu teman saya yang
beragama lain berdoa sesuai agamanya
4 Teman saya tidak menyontek dalam mengerjakan
ujian/ulangan.
5 Teman saya tidak melakukan plagiat
(mengambil/menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas.
6 Teman saya mengemukakan perasaan terhadap sesuatu
apa adanya.
7 Teman saya melaporkan data atau informasi apa
adanya.
8 ……..

Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir


sikap yang dinilai.

39
Tabel 4.5. Contoh Lembar Penilaian Antarteman (Likert Scale)

Nama : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….

Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom 1 (tidak pernah), 2 (kadang-
kadang), 3 (sering), atau 4 (selalu) sesuai dengan keadaan tem an kalian yang
sebenarnya.
No. Pernyataan 1 2 3 4
1 Teman saya selalu berdoa sebelum melakukan
aktivitas.
2 Teman saya sholat lima waktu tepat waktu.
3 Teman saya tidak mengganggu teman saya yang
Bergama lain berdoa sesuai agamanya.
4 Teman saya tidak menyontek dalam mengerjakan
ujian/ulangan.
5 Teman saya tidak menjiplak/ mengambil/ menyalin
karya orang lain tanpa menyebutkan sumber dalam
mengerjakan setiap tugas.
6 Teman saya mengemukakan perasaan terhadap
sesuatu apa adanya.
7 Teman saya melaporkan data atau informasi apa
adanya.
... ...

2. Penilaian Pengetahuan

a. Pengertian Penilaian Pengetahuan


Penilaian pengetahuan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
penguasaan siswa yang meliputi pengetahuan faktual, konseptual, maupun
prosedural serta kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi. Penilaian
pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Guru memilih teknik
penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai.
Penilaian dimulai dengan perencanaan yang dilakukan pada saat menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai


KBM/ KKM, juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
penguasaan pengetahuan siswa dalam proses pembelajaran (diagnostic). Hasil
penilaian digunakan memberi umpan balik (feedback) kepada siswa dan guru
untuk perbaikan mutu pembelajaran. Hasil penilaian pengetahuan yang
dilakukan selama dan setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk
angka dengan rentang 0-100.

b. Teknik Penilaian Pengetahuan


Teknik penilaian pengetahuan yang biasa digunakan antara lain tes tertulis, tes
lisan, penugasan, dan portofolio, yang penggunaannya disesuaikan dengan
karakteristik masing-masing KD.

40
Tabel 4.6. Teknik Penilaian Pengetahuan

Teknik Bentuk Instrumen Tujuan


Tes Tertulis Benar-Salah, Menjodohkan, Mengetahui penguasaan
Pilihan Ganda, Isian/ pengetahuan siswa untuk
Melengkapi, Uraian perbaikan proses pembelajaran
dan/atau pengambilan nilai
Tes Lisan Tanya jawab Mengecek pemahaman siswa
untuk perbaikan proses
pembelajaran
Penugasan Tugas yang dilakukan Memfasilitasi penguasaan
secara individu maupun pengetahuan (bila diberikan
kelompok selama proses pembelajaran) atau
mengetahui penguasaan
pengetahuan (bila diberikan pada
akhir pembelajaran)
Portofolio Sampel pekerjaan siswa Sebagai (sebagian) bahan guru
terbaik yang diperoleh dari mendeskripsikan capaian
penugasan dan tes tertulis pengetahuan di akhir semester

Berikut disajikan uraian dari masing-masing teknik penilaian pengetahuan


tersebut

1) Tes Tertulis

Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara tertulis
berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
Instrumen tes tertulis dikembangkan atau disiapkan dengan mengikuti
langkah-langkah berikut:

(a) Menetapkan tujuan tes.


Langkah pertama yang dilakukan adalah menetapkan tujuan
penilaian, apakah untuk keperluan mengetahui capaian pembelajaran
ataukah untuk memperbaiki proses pembelajaran, atau untuk kedua-
duanya. Tujuan penilaian harian (PH) berbeda dengan tujuan
penilaian tengah semester (PTS), dan tujuan untuk penilaian akhir
semester (PAS). Sementara penilaian harian biasanya
diselenggarakan untuk mengetahui capaian pembelajaran ataukah
untuk memperbaiki proses pembelajaran, PTS dan PAS umumnya
untuk mengetahui capaian pembelajaran.

(b) Menyusun kisi-kisi


Kisi-kisi merupakan spesifikasi yang memuat kriteria soal yang akan
ditulis yang meliputi antara lain KD yang akan diukur, materi,
indikator soal, bentuk soal, dan jumlah soal. Kisi-kisi disusun untuk
memastikan butir-butir soal mewakili apa yang seharusnya diukur
secara proporsional. Pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
dengan kecakapan berfikir tingkat rendah hingga tinggi akan
terwakili secara memadai.

41
(c) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.
(d) Menyusun pedoman penskoran.
Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat
disediakan kunci jawaban. Untuk soal uraian disediakan kunci/model
jawaban dan rubrik.

Berikut ini contoh kisi-kisi (Tabel 4.7.), soal dan pedoman


penskorannya (Tabel 4.8.).

Tabel 4.7 Contoh Kisi-Kisi Tes Tertulis

Nama Sekolah : …………………………


Kelas/Semester : VII / 2
Tahun Pelajaran : ………………………
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kompetensi Indikator Bentuk Jml
No Materi
Dasar Soal Soal Soal
1 KD 3.1. Objek Ilmu Mengidentifi Uraian 1
Menerapkan Pengetahuan Alam kasi jenis-
konsep dan pengamatannya jenis besaran
pengukuran  Pengukuran pokok dalam
berbagai  Besaran Pokok fisika
besaran yang dan turunan
ada pada diri  Satuan baku dan
sendiri, tak baku
makhluk hidup
lain, dan ... ... ... ...
benda-benda di ... ... ... ...
sekitar serta ... ... ... ...
pentingnya ... ... ... ...
penggunaan
satuan standar
(baku) dalam
pengukuran

3.2 ... ... ... ... ...


... ... ... ... ...

Contoh butir soal:

Tuliskan 2 besaran dalam fisika berikut contohnya ?

Tabel 4.8.Contoh Pedoman Penskoran Soal Uraian

No. Soal Kunci Jawaban Skor


1 Dua besaran dalam Fisika:
a. Besaran Pokok 2
b. Besaran turunan
Contoh Besaran Pokok 3

42
a. Panjang
b. Massa
c. Waktu
d. Kuat arus
e. Jumlah zat
f. Kekuatan cahaya

Contoh Besaran Turunan


a. Volume
b. Luas
c. Kecepatan
3
d. Kosentrasi larutan
e. Massa jenis
f. Berat
g. Cepat Rambat
Skor Maksimum 8
2 ............................................................. ...
............................................................. ...
Skor Maksimum ...
... ............................................................. ...
............................................................. ...
Skor Maksimum ...
Total Skor Maksimum ...

2) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan
dan siswa merespon pertanyaan tersebut secara lisan. Selain bertujuan
mengecek penguasaan pengetahuan untuk perbaikan pembelajaran, tes
lisan dapat menumbuhkan sikap berani berpendapat, percaya diri, dan
kemampuan berkomunikasi secara efektif. Dengan demikian, tes lisan
dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tes lisan juga
dapat digunakan untuk melihat ketertarikan siswa terhadap pengetahuan
yang diajarkan dan motivasi siswa dalam belajar.

Contoh pertanyaan pada tes lisan:


1. Mengapa dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam perlu ada
pengamatan yang cermat?
2. Mengapa diperlukan alat ukur yang akurat untuk mengukur panjang,
massa benda?
3. Jelaskan bagaimana cara mengukur luas sebuah daun?
3) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswa untuk mengukur
dan/atau memfasilitasi siswa memperoleh atau meningkatkan
pengetahuan. Penugasan untuk mengukur pengetahuan dapat dilakukan
setelah proses pembelajaran (assessment of learning). Sedangkan
penugasan untuk meningkatkan pengetahuan diberikan sebelum dan/atau

43
selama proses pembelajaran (assessment for learning). Tugas dapat
dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai karakteristik
tugas yang diberikan. Berikut ini contoh kisi-kisi tugas (Tabel 4.9), contoh
tugas, dan contoh pedoman penskorannya (Tabel 4.10) untuk mengukur
pencapaian pengetahuan.

Tabel 4.9 Contoh Kisi-Kisi Tugas

Nama Sekolah : ………………………….


Kelas/Semester : ………………………….
Tahun pelajaran : ………………………….
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

No. Kompetensi Materi Indikator Teknik


Dasar Penilaian
1. KD Makhluk Hidup Siswa dapat Penugasan
Pengetahuan dan Lingkungan menjelaskan
Menganalisis  Interaksi penyebab terjadi
interaksi antara antara banjir di Jakarta
makhluk hidup makhluk dan menjelaskan
dan hidup dan cara
lingkungannya lingkungan pencegahannya
serta dinamika secara rinci.
populasi akibat
interaksi
tersebut

Contoh tugas:
Tuliskan penyebab terjadinya banjir di Jakarta dan bagaimana cara-cara
pencegahannya secara rinci!

Tabel 4.10 Contoh Pedoman Penskoran Tugas

No. Aspek yang dinilai Skor Skor


1. Menjelaskan penyebab terjadinya banjir secara umum 0-2
2. Menjelaskan secara tepat sebab-sebab terjadinya banjir 0-3
di Jakarta
3. Menjelaskan cara pencegahannya dengan tepat 0-3
4. Keruntutan bahasa 0-2
Skor Maksimum 10

Contoh tugas di atas dapat dimodifikasi menjadi tugas untuk memfasilitasi


siswa memperoleh pengetahuan, misalnya menjadi:
Cari informasi di internet, buku siswa, dan buku referensi yang relevan di
perpustakaan mengenai penyebab banjir di Indonesia dan di jakarta
4) Portofolio
Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang bersifat reflektif-integratif yang
menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode

44
tertentu. Ada beberapa tipe portofolio antara lain portofolio
dokumentasi, portofolio proses, dan portofolio pameran. Guru dapat
memilih tipe portofolio yang sesuai dengan tujuannya. Untuk SMP,
tipe portofolio yang utama untuk penilaian pengetahuan adalah
portofolio pameran, yaitu merupakan kumpulan sampel pekerjaan
terbaik dari KD pada KI-3, terutama pekerjaan-pekerjaan dari tugas-
tugas dan ulangan harian tertulis yang diberikan kepada siswa.
Portofolio setiap siswa disimpan dalam suatu folder (map) dan diberi
tanggal pengumpulan oleh guru. Portofolio dapat disimpan dalam
bentuk cetakan dan/ atau elektronik. Pada akhir suatu semester
kumpulan sampel pekerjaan tersebut digunakan sebagai sebagian bahan
untuk mendeskripsikan pencapaian pengetahuan secara deskriptif.
Portofolio pengetahuan tidak diskor lagi dengan angka.
Berikut adalah contoh ketentuan dalam penilaian portofolio untuk
pengetahuan:
1) Pekerjaan asli siswa;
2) Pekerjaan yang dimasukkan dalam portofolio disepakati oleh siswa
dan guru;
3) Guru menjaga kerahasiaan portofolio;
4) Guru dan siswa mempunyai rasa memiliki terhadap dokumen
portofolio;
5) Pekerjaan yang dikumpulkan sesuai dengan KD. Setiap
pembelajaran KD dari KI-3 berakhir, pekerjaan terbaik dari KD
tersebut (bila ada) dimasukkan ke dalam portofolio.

3. Penilaian Keterampilan
a. Pengertian Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan untuk melakukan tugas
tertentu di dalam berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik,
antara lain penilaian kinerja, penilaian projek, dan penilaian portofolio. Teknik
penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD
pada KI-4.

b. Teknik Penilaian Keterampilan


Teknik penilaian keterampilan dapat digambarkan pada skema berikut.

45
Diagram 2. Teknik Penilaian Keterampilan

Berikut disajikan uraian singkat mengenai teknik-teknik penilaian


keterampilan tersebut yang mencakup pengertian, langkah-langkah, dan
contoh instrumen dan rubrik penilaian.

i) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah penilaian untuk mengukur capaian
pembelajaran yang berupa keterampilan proses dan/ atau hasil
(produk). Dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian
kinerja adalah kualitas proses mengerjakan/ melakukan suatu tugas
atau kulaitas produknya atau kedua-duanya. Contoh keterampilan
proses adalah keterampilan melakukan tugas/tindakan dengan
menggunakan alat dan/ atau bahan dengan prosedur kerja kerja
tertentu, sementara produk adalah sesuatu (bisanya barang) yang
dihasilkan dari penyelesaian sebuah tugas.
Contoh penilaian kinerja yang menekankan aspek proses adalah
berpidato, membaca karya sastra, menggunakan peralatan
laboratorium sesuai keperluan, memainkan alat musik, bermain
bola, bermain tenis, berenang, koreografi, dan dansa. Contoh
penilaian kinerja yang mengutamakan aspek produk adalah
membuat gambar grafik, menyusun karangan, dan menyulam.
Contoh penilaian kinerja yang mempertimbangkan baik proses
maupun produk adalah memasak nasi goreng dan memanggang roti.
Langkah-langkah umum penilaian kinerja adalah:
a) menyusun kisi-kisi;
b) mengembangkan/ menyusun tugas yang dilengkapi dengan
langkah-langkah, bahan, dan alat;
c) menyusun rubrik penskoran dengan memperhatikan aspek-aspek
yang perlu dinilai;
d) melaksanakan penilaian dengan mengamati siswa selama proses
penyelesaian tugas dan/ atau menilai produk akhirnya
berdasarkan rubrik;
e) mengolah hasil penilaian dan melakukan tindak lanjut.

Berikut ini contoh kisi-kisi penilaian kinerja (Tabel 4.11), soal/


tugas, pedoman penskoran (Tabel 4.12), dan rubrik penilaian kinerja
(Tabel 4.13).

Tabel 4.12 Contoh Kisi-kisi Penilaian Kinerja

Nama Sekolah : …………………………..


Kelas/Semester : …………………………..
Tahun pelajaran : …………………………..
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

No Kompetensi Materi Indikator Teknik


. Dasar Penilaian
1. KD Keterampilan Larutan Siswa dapat Kinerja

46
Melakukan asam dan menentukan
penyelidikan basa larutan asam
untuk dan basa
menentukan sifat menggunakan
larutan yang ada indikator
di lingkungan kertas lakmus.
sekitar
menggunakan
indikator buatan
maupun alami.

Contoh tugas penilaian kinerja:


a. Lakukanlah uji asam basa terhadap delapan bahan yang tersedia!
b. Ikuti langkah-langkah percobaan sesuai prosedur!

Alat dan Bahan:


Alat Bahan
1. Pelat tetes 1. Air jeruk
2. Pengaduk 2. Cuka
3. Kertas lakmus merah dan biru 3. Asam Klorida
4. Pipet 4. Air sabun
5. Obat maag cair
6. Kapur sirih
7. Garam
8. Air

Tabel
T

Tabel 4.13 Contoh Rubrik Penskoran Penilaian Kinerja


Skor
No Aspek yang dinilai
0 1 2 3 4
1 Menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan.
2 Melakukan uji asam/basa.
3 Membuat laporan.
Jumlah
Skor Maksimum 9 (3+4+2)

Pada contoh penilaian kinerja dengan di atas, penilaian diberikan


dengan memperhatikan baik aspek proses maupun produk.
Sebagaimana terlihat pada rubrik penilaian (Tabel 4.13), ada 3 (tiga)
butir aspek yang dinilai, yaitu keterampilan siswa dalam
menyiapkan alat dan bahan (proses), keterampilan siswa dalam
melakukan uji asam/ basa (proses), dan kualitas laporan (produk).
Guru dapat menetapkan bobot penskoran yang berbeda-beda antara

47
aspek satu dan lainnya yang dinilai dengan memperhatikan
karakteristik KD atau keterampilan yang dinilai. Pada contoh di
atas, keterampilan proses (penyiapan bahan dan alat + pelaksanaan
uji asam/ basa) diberi bobot lebih tinggi dibandingkan produknya
(laporan).

Tabel 4.14 Contoh Rubrik Penilaian Kinerja

N Indikator Rubrik
o
1. Menyiapkan alat 2 = Menyiapkan seluruh alat dan bahan
dan bahan yang diperlukan.
1 = Menyiapakan sebagian alat dan
bahan yang diperlukan.
0 = Tidak menyiapkan alat bahan
Melakukan uji 4 = Melakukan empat langkah kerja
2. asam/ basa dengan tepat.
3 = Melakukan tiga langkah kerja
dengan tepat.
2 = Melakukan dua langkah kerja
dengan tepat.
1 = Melakukan satu langkah kerja
dengan tepat.
0 = Tidak melakukan langkah kerja.
Langkah kerja:
1. Mengambil larutan uji yang akan
ditentukan jenis asam/basanya dengan
pipet
2. Meneteskan larutan pada kertas
lakmus yang ditaruh di atas pelat tetes
3. Mengamati perubahan warna pada
kertas lakmus
4. Mencatat perubahan warna pada
kertas lakmus

3 Membuat laporan 3 = Memenuhi 3 kriteria


2 = Memenuhi 2 kriteria
1 = Memenuhi 1 kriteria
0 = Tidak memenuhi kriteria
Kriteria laporan:
1. Memenuhi sistematika laporan (judul,
tujuan, alat dan bahan, prosedur, data
pengamatan, pembahasan,
kesimpulan)
2. Data, pembahasan, dan kesimpulan
benar
3. Komunikatif

48
ii) Penilaian Projek
Penilaian projek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui
penyelesaian suatu tugas dalam periode/waktu tertentu. Penilaian
projek dapat dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa KD
dalam satu atau beberapa mata pelajaran.Tugas tersebut berupa
rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta
pelaporan.
Pada penilaian projek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu:
1) Pengelolaan
Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi, dan
mengelola waktu pengumpulan data, serta penulisan laporan.
2) Relevansi
Topik, data, dan produk sesuai dengan KD.
3) Keaslian
Produk (misalnya laporan) yang dihasilkan siswa merupakan
hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru
berupa petunjuk dan dukungan terhadap projek siswa.
4) Inovasi dan kreativitas
Hasil projek siswa terdapat unsur-unsur kebaruan dan
menemukan sesuatu yang berbeda dari biasanya.

Berikut ini contoh kisi-kisi (Tabel 4.15), tugas, dan rubrik (Tabel
4.16) penilaian projek.

Tabel 4.15 Contoh Kisi-kisi Penilaian Projek

Nama Sekolah : …………………………..


Kelas/Semester : …………………………..
Tahun pelajaran : …………………………..
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

No. Kompetensi Materi Indikator Teknik


Dasar Penilaian
1 KD Sel Siswa dapat: Projek
Keterampilan 1. Merencanakan
Membuat dan pembuatan poster sel
menyajikan dan bagian-
poster tentang bagiannya
sel dan 2. Merancang poster sel
bagian- dan bagian-
bagiannya. bagiannya
3. Menyusun dan
mengatur warna
poster sel dan
bagian-bagiannya.

49
4. Memberikan label
poster sesuai dengan
konsep sel.
5. Menyusun laporan
pembuatan poster sel
dan bagian-
bagiannya

Projek:

Buatlah poster sel tumbuhan atau hewan tertentu dengan menggunakan


kertas karton, pensil warna atau benda kecil di sekitarmu dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Tentukan sel hewan atau tumbuhan yang akan dibuat posternya;
2. Dapatkan preparat sel hewan/tumbuhan yang telah dipilih;
3. Amati sel tersebut dengan menggunakan mikroskop;
4. Gambar bentuk bagian-bagian sel sesuai bentuk dan warnanya
sebagaimana terlihat di dalam mikroskop dan lengkapi rinciannya
berdasarkan gambar sel yang ditemukan pada buku referensi;
5. Tunjukkan bagian-bagian sel dan tuliskan namanya;
6. Tuliskan fungsi bagian-bagian sel pada gambar dengan menggunakan
warnayang berbeda;
7. Laporkan hasilnya secara lisan dan pajang poster kalian.

Tabel 4.16 Contoh Rubrik Penskoran Projek

Skor
No Aspek yang dinilai
0 1 2 3 4
1 Kemampuan merencanakan
2 Kemampuan menggambar sel secara
tepat berdasarkan hasil pengamatan
pada mikroskop
3 Kemampuan menggambar sel
berdasarkan referensi dan memberikan
label bagian-bagian sel
4 Kemampuan menjelaskan fungsi
bagian sel melalui presentasi
5 Poster (Produk)
Skor Maksimum 16 (3+3+4+3+3)

Catatan:
Guru dapat menetapkan bobot yang berbeda-beda antara aspek satu
dan lainnya pada penskoran (sebagaimana contoh rubrik penskoran
di atas) dengan memperhatikan karakteristik KD atau keterampilan
yang dinilai.

Tabel 4.17 Contoh Rubrik Penilaian Kinerja


No Indikator Rubrik
1. Kemampuan 2 = Perencanaan lengkap (bahan,cara
Perencanaan kerja,hasil) dan rinci
1 = Perencanaan kurang lengkap

50
No Indikator Rubrik
0 = Tidak ada perencanaan
2. Kemampuan 2 = Menggambar dan memberi label
menggambar sel secara secara tepat sesuai yang dilihat di
tepat berdasarkan hasil dalam mikroskop.
pengamatan pada 1 = Menggambar dengan tepat tetapi
mikroskop salah dalam memberikan label atau
sebaliknya.
0 = Gambar dan label tidak tepat.
3. Kemampuan 4 = Menggambar dan memberi label
menggambar sel dari bagian-bagian sel secara tepat
berdasarkan referensi dan lengkap.
dan memberikan label 3 = Menggambar dan memberi label
bagian-bagiansel. dari bagian-bagian sel secara tepat
tetapi tidak lengkap.
2 = Menggambar dengan tepat tetapi
keliru dalam pemberian label dari
bagian-bagian sel.
1 = Menggambar dan memberi label
bagian-bagian sel dengan tidak
tepat.
0 = Tidakadagambar.
4. Kemampuan 4 = Menjelaskan bagian-bagian sel
menjelaskan fungsi secara tepat, lengkap, dan runtut.
bagian sel melalui 3 = Menjelaskan bagian-bagian sel
presentasi. secara tepat, lengkap,tetapi kurang
runtut.
2 = Menjelaskan bagian-bagian sel
secara tepat tetapi kurang lengkap
dan kurang runtut.
1 = Menjelaskan bagian-bagian sel
secara kurang tepat, kurang
lengkap, dan kurang runtut.
0 = Tidak melakukan presentasi.
5. Poster (Produk) 3 = Poster menarik, informatif, dan
merepresentasikan bentuk serta
ukuran sel dan bagian-bagiannya
secara tepat.
2 = Poster kurang menarik, kurang
informatif, tetapi
merepresentasikan bentuk serta
ukuran sel dan bagian-bagiannya
secara tepat.
1 = Poster kurang menarik, kurang
informatif, dan kurang
merepresentasikan bentuk serta
ukuran sel dan bagian-bagiannya
secara tepat.
0 = Tidak ada poster.

51
iii) Penilaian Portofolio
Seperti pada penilaian pengetahuan, portofolio untuk penilaian
keterampilan merupakan kumpulan sampel karya terbaik dari KD
pada KI-4. Portofolio setiap siswa disimpan dalam suatu folder
(map) dan diberi tanggal pengumpulan oleh guru. Portofolio dapat
disimpan dalam bentuk cetakan dan/ atau elektronik. Pada akhir
suatu semester kumpulan sampel karya tersebut digunakan sebagai
sebagian bahan untuk mendeskripsikan pencapaian keterampilan
secara deskriptif. Portofolio keterampilan tidak diskor lagi dengan
angka.

Berikut adalah contoh ketentuan dalam penilaian keterampilan


dengan portofolio:
1. Karya asli siswa;
2. Karya yang dimasukkan dalam portofolio disepakati oleh siswa
dan guru;
3. Guru menjaga kerahasiaan portofolio;
4. Guru dan siswa mempunyai rasa memiliki terhadap dokumen
portofolio;
5. Karya yang dikumpulkan sesuai dengan KD. Setiap
pembelajaran KD dari KI-4 berakhir, karya terbaik dari KD
tersebut (bila ada) dimasukkan ke dalam portofolio.

C. Perumusan Indikator

Dalam pelaksanaan penilaian, guru lebih dahulu merumuskan indikator


pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dijabarkan
dari Kompetensi Dasar (KD). Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur sesuai dengan
keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut. Indikator tersebut
digunakan sebagai rambu-rambu dalam penyusunan butir-butir soal atau tugas.
Indikator pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan merupakan
ukuran, karakteristik, atau ciri-ciri yang menunjukkan ketercapaian suatu
kompetensi dasar tertentu dan menjadi acuan dalam penilaian. Setiap
kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi satu atau lebih indikator
pencapaian. Untuk menilai pencapaian kompetensi sikap digunakan indikator
yang dapat diamati.

a. Pengetahuan
Indikator kompetensi pengetahuan diturunkan dari KD pada KI-3 dengan
menggunakan kata kerja operasional.

b. Keterampilan
Indikator pencapaian keterampilan dirumuskan dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, antara lain: menghitung,
merancang, membuat sketsa, memperagakan, menulis laporan, menceritakan
kembali, mempraktikkan, mendemonstrasikan, dan menyajikan.

D. Pelaksanaan Penilaian

52
a. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan hasil belajar
siswa. Penilaian tersebut dilakukan selama kegiatan belajar mengajar (KBM)
sedang berlangsung, penilaian harian (PH), penilaian tengah semester (PTS),
dan penilaian akhir semester (PAS). Selama KBM berlangsung, penilaian
dapat dilakukan dengan pertanyaan insidental yang disampaikan secara lisan
dan penugasan. Baik pertanyaan lisan maupun penugasan selama KBM
berlangsung diberikan untuk mengecek pemahaman siswa dan/atau untuk
membantu siswa memperoleh pengetahuan. Sementara itu, penilaian harian
dapat dilakukan dengan tes tertulis dan/atau penugasan. Sampel pekerjaan
siswa dari ter tertulis dan/atau penugasan dikumpulkan dalam portofolio.
Cakupan penilaian harian (PH) meliputi satu KD atau lebih, sedangkan
cakupan penugasan disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar.
Penilaian tengah semester (PTS) dan PAS pada umumnya dilakukan melalui
tes tertulis. Penilaian tengah semester (PTS) merupakan kegiatan penilaian
yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar mata
pelajaran setelah kegiatan pembelajaran berlangsung 8-9 minggu. Cakupan
PTS meliputi seluruh KD pada periode tersebut. Penilaian akhir semester
(PAS) merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian KD mata pelajaran di akhir semester. Cakupan PAS meliputi
seluruh KD pada satu semester.

b. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan dilakukan melalui teknik penilaian kinerja, penilaian


projek, dan penilaian portofolio yang dilaksanakan setelah pembelajaran satu
atau beberapa KD dari KI-4. Teknik penilaian yang dipakai untuk setiap KD
bergantung pada isi KD.

1) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dilakukan berdasarkan tuntutan KD, dan dapat dilakukan
untuk satu atau beberapa KD. Beberapa langkah dalam melaksanakan
penilaian kinerja meliputi:
a. memberikan tugas secara rinci;
b. menjelaskan aspek dan rubrik penilaian;
c. melaksanakan penilaian sebelum, selama, dan setelah siswa
melakukan tugas;
d. mendokumentasikan hasil penilaian.

2) Penilaian projek
Penilaian projek dilakukan untuk satu atau beberapa KD pada satu mata
pelajaran atau lintas mata pelajaran. Beberapa langkah dalam
melaksanakan penilaian projek:
a) memberikan tugas secara rinci;
b) menjelaskan aspek dan rubrik penilaian;
c) melaksanakan penilaian yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan
pelaporan;
d) mendokumentasikan hasil penilaian.

3) Penilaian portofolio

53
Penilaian portofolio pada keterampilan dilakukan untuk mengetahui
perkembangan dan mendeskripsikan capaian keterampilan dalam satu
semester. Beberapa langkah dalam melaksanakan penilaian portofolio:
a) mendokumentasikan sampel karya terbaik dari setiap KD pada KI-4
baik hasil dari kerja individu maupun kelompok (hasil kerja kelompok
dapat dikopi/ diduplikasi/ difoto untuk masing-masing anggota
kelompok);
b) mendeskripsikan keterampilan siswa berdasarkan portofolio secara
keseluruhan;
c) memberikan umpan balik kepada siswa untuk peningkatan capaian
kompetensi.

Catatan: Deskripsi capaian keterampilan pada rapor pada dasarnya


dirumuskan berdasarkan portofolio. Namun demikian, apabila KD tertentu
tidak memiliki sampel karya dalam portofolio karena teknik penilaian
yang dipakai hanya menghasilkan nilai dalam bentuk angka, nilai angka
KD tersebut dicatat dalam portofolio. Nilai (angka) tersebut digunakan
sebagai data dalam mendeskripsikan capaian keterampilan pada akhir
semester pada KD tersebut.

E. Pengolahan Hasil Penilaian

a. Nilai Pengetahuan
Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian, penilaian tengah
semester, dan penilaian akhir semester yang dilakukan dengan beberapa
teknik penilaian. Penulisan capaian pengetahuan pada rapor menggunakan
angka pada skala 0 – 100 dan deskripsi.
Penilaian pengetahuan yang dilakukan dalam satu semester dapat
digambarkan dalam skema berikut:

Diagram 3. Contoh Ulangan dalam Satu Semester

 Hasil Penilaian Harian (HPH)


Hasil Penilaian Harian merupakan nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil
penilaian harian melalui tes tertulis dan/atau penugasan untuk setiap KD.
Dalam perhitungan nilai rata-rata DAPAT diberikan pembobotan untuk
nilai tes tertulis dan penugasan MISALNYA 60% untuk bobot tes tertulis
dan 40% untuk penugasan.
Penilaian harian dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk KD yang
gemuk (cakupan materi yang luas) sehingga penilaian harian tidak perlu
menunggu selesainya pembelajaran KD tersebut. Materi dalam suatu
penilaian harian untuk KD gemuk mencakup sebagian dari keseluruhan
materi yang dicakup oleh KD tersebut. Bagi KD dengan cakupan materi

54
sedikit, penilaian harian dapat dilakukan setelah pembelajaran lebih dari
satu KD.

Tabel 4.18 Contoh Pengolahan Nilai Ulangan Harian

Mata Pelajaran : ..................................


Kelas / Semester : ..................................

PH-1 PH-2 PH-3 PH-4 PH-5 PH-6 Rat


KD a-
No Nama
rata
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.6 3.7 3.8
1 Ani 75 60 80 68 66 80 79 67
2 Budi 71 78 67 69 91 76 66 87
3 Dst

 Hasil Penilaian Tengah Semester (HPTS) merupakan nilai yang diperoleh


dari penilaian tengah semester yang terdiri atas beberapa kompetensi
dasar.
 Hasil Penilaian Akhir Semester (HPAS) merupakan nilai yang diperoleh
dari penilaian akhir semester yang mencakup semua kompetensi dasar
dalam satu semester.
 Hasil Penilaian Akhir (HPA) merupakan hasil pengolahan dari HPH,
HPTS, HPAS dengan memperhitungkan bobot masing-masing yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan.
Selanjutnya HPH pada Tabel 4.18 digabung dengan HPTS dan HPAS untuk
memperoleh nilai akhir seperti pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19 Contoh Pengolahan Nilai Akhir
HPA
Nama HPH HPTS HPAS HPA
Pembulatan
Ani 73,89 90 80 79,45 79
Budi 75,56 75 80 76,53 77
...

Pada contoh di atas (Tabel 4.19), HPTS dan HPAS dimasukkan ke dalam
tabel pengolahan nilai akhir semester secara gelondongan, tanpa memilah-
milah nilai per KD berdasarkan nilai HPTS dan HPAS. Guru dapat
memilah-milah nilai per KD hasil PTS dan PAS sebelum memasukkan ke
dalam tabel pengolahan nilai akhir semester.

Pemilahan nilai per KD tersebut untuk mengetahui KD mana saja yang


siswa sudah dan belum belum mencapai KBM/KKM untuk keperluan
pemberian pembelajaran remedial dan pendeskripsian capaian pengetahuan
dalam rapor.
Dengan data skor pada Tabel 4.19, apabila dilakukan pembobotan HPH :
HPTS : HPAS = 2 : 1 : 1, penghitungan nilai akhir (HPA) Ani adalah:

55
Nilai Akhir Ani sebesar 79,45 selanjutnya dibulatkan menjadi 79 dan diberi
predikat dengan ketentuan:
Sangat Baik (A) : 86-100
Baik (B) : 71-85
Cukup (C) : 56-70
Kurang (D) : ≤ 55

Selain nilai dalam bentuk angka dan predikat, dalam rapor dituliskan
deskripsi capaian pengetahuan untuk setiap mata pelajaran. Berikut adalah
rambu-rambu rumusan deskripsi capaian pengetahuan dalam rapor.
a. Deskripsi pengetahuan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi
dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. HINDARI frasa yang
bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ...
atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ....
b. Deskripsi berisi beberapa pengetahuan yang sangat baik dan/atau baik
dikuasai oleh siswa dan yang penguasaannya belum optimal.
c. Deskripsi capaian pengetahuan didasarkan pada bukti-bukti pekerjaan
siswa yang didokumentasikan dalam portofolio pengetahuan. Apabila
KD tertentu tidak memiliki pekerjaan yang dimasukkan ke dalam
portofolio, deskripsi KD tersebut didasarkan pada skor angka yang
dicapai.

b. Nilai Keterampilan
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan
produk), projek, dan portofolio. Hasil penilaian dengan teknik kinerja dan
projek dirata-rata untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap
mata pelajaran. Seperti pada pengetahuan, penulisan capaian keterampilan
pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100 dan deskripsi.
Penilaian keterampilan dalam satu semester dapat digambarkan dengan
skema berikut:

Keterangan:
Kin = Kinerja
Pro = Projek
Por = Portofolio

Diagram 4. Contoh Penilaian Keterampilan

56
Penilaian dalam satu semester yang dilakukan sebagaimana disajikan pada
Diagram 4 di atas dapat menghasilkan skor seperti dituangkan dalam Tabel
4.20

Tabel 4.20. Contoh Pengolahan Nilai Keterampilan

Projek Portofolio Skor


Kinerja Kinerja
KD Akhir
(Proses) (Produk)
KD*
4.1 92 92
4.2 66 75 75
4.3 87 87
4.4 75 87 78.50
4.5 80 80
4.6 85 85
Nilai Akhir Semester 82,916
Pembulatan 83

Catatan:
1. Penilaian KD 4.2 dilakukan 2 (dua) kali dengan teknik teknik yang
sama, yaitu kinerja. Oleh karena itu skor akhir KD 4.2 adalah skor
optimum. Penilaian untuk KD 4.4 dilakukan 2 (dua) kali tetapi dengan
teknik yang berbeda, yaitu produk dan projek. Oleh karenanya skor
akhir KD 4.4 adalah rata-rata dari skor yang diperoleh melalui teknik
yang berbeda tersebut.
2. KD 4.3 dan KD 4.4 dinilai melalui penilaian projek – 2 (dua) KD dinilai
bersama-sama dengan projek. Nilai yang diperoleh untuk kedua KD
tersebut sama (dalam contoh di atas 87).
3. Nilai akhir semester diperoleh berdasarkan rata-rata skor akhir
keseluruhan KD keterampilan yang dibulatkan ke bilangan bulat
terdekat.
4. Nilai akhir semester diberi predikat dengan ketentuan:
Sangat Baik (A) : 86-100
Baik (B) : 71-85
Cukup (C) : 56-70
Kurang (D) : ≤ 55

Selain nilai dalam bentuk angka dan predikat, dalam rapor dituliskan
deskripsi capaian keterampilan untuk setiap mata pelajaran. Berikut adalah
rambu-rambu rumusan deskripsi capaian keterampilan.
1. Deskripsi keterampilan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi
dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. HINDARI frasa yang
bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ...
57
atau ... namun masih perlu peningkatan dalam hal ....
2. Deskripsi berisi beberapa keterampilan yang sangat baik dan/atau baik
dikuasai oleh siswa dan yang penguasaannya mulai meningkat.
3. Deskripsi capaian keterampilan didasarkan pada bukti-bukti karya siswa
yang didokumentasikan dalam portofolio keterampilan. Apabila KD
tertentu tidak memiliki karya yang dimasukkan ke dalam portofolio,
deskripsi KD tersebut didasarkan pada skor angka yang dicapai.
Portofolio tidak dinilai (lagi) dalam bentuk angka.

F. Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian

a. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi
pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran remedial diberikan kepada
siswa yang belum mencapai KBM/ KKM, sementara pengayaan diberikan
kepada siswa yang telah mencapai atau melampaui KBM/ KKM.
Pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan cara:
1. pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda,
menyesuaikan dengan gaya belajar siswa;
2. pemberian bimbingan secara perorangan;
3. pemberian tugas-tugas atau latihan secara khusus, dimulai dengan tugas-
tugas atau latihan sesuai dengan kemampuannya;
4. pemanfaatan tutor sebaya, yaitu siswa dibantu oleh teman sekelas yang
telah mencapai KBM/ KKM.

Pembelajaran remedial diberikan segera setelah siswa diketahui belum


mencapai KBM/ KKM berdasarkan hasil PH, PTS, atau PAS. Pembelajaran
remedial pada dasarnya difokuskan pada KD yang belum tuntas dan dapat
diberikan berulang-ulang sampai mencapai KBM/ KKM dengan waktu
hingga batas akhir semester. Apabila hingga akhir semester pembelajaran
remedial belum bisa membantu siswa mencapai KBM/ KKM, pembelajaran
remedial bagi siswa tersebut dapat dihentikan. Nilai KD yang dimasukkan ke
dalam pengolahan penilaian akhir semester adalah penilaian setinggi-
tingginya sama dengan KBM/ KKM yang ditetapkan oleh sekolah untuk
mata pelajaran tersebut. Apabila belum/tidak mencapai KBM/ KKM, nilai
yang dimasukkan adalah nilai tertinggi yang dicapai setelah mengikuti
pembelajaran remedial. Guru tidak dianjurkan untuk memaksakan untuk
memberi nilai tuntas kepada siswa yang belum mencapai KBM/ KKM.
Selanjutnya pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
1. Belajar kelompok, yaitu sekelompok siswa diberi tugas pengayaan untuk
dikerjakan bersama pada dan/atau di luar jam pelajaran;
2. Belajar mandiri, yaitu siswa diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan
sendiri/individual;
3. Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan beberapa konten pada
tema tertentu sehingga siswa dapat mempelajari hubungan antara
berbagai disiplin ilmu.

Pengayaan biasanya diberikan segera setelah siswa diketahui telah mencapai


KBM/ KKM berdasarkan hasil PH. Mereka yang telah mencapai KBM/

58
KKM berdasarkan hasil PTS dan PAS umumnya tidak diberi pengayaan.
Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulang-kali
sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya
tidak diakhiri dengan penilaian.

b. Rapor
Penilaian oleh guru digunakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi
siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan bahan
penyusunan laporan hasil belajar (rapor) siswa.
Hasil penilaian oleh guru meliputi pencapaian siswa pada ranah sikap (sikap
spiritual dan sikap sosial), pengetahuan, dan keterampilan. Nilai sikap dalam
rapor berupa deskripsi dalam rumusan kalimat singkat yang bersifat
memotivasi, sedangkan. Nilai pengetahuan dan keterampilan dilaporkan
dalam bentuk bilangan bulat (skala 0 – 100), predikat, dan deskripsi singkat.

G. Kriteria Kenaikan Kelas


Siswa SMP/ MTs dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
tahun pelajaran yang diikuti.
2. Deskripsi sikap sekurang-kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan.
3. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK.
4. Tidak memiliki LEBIH DARI dua mata pelajaran yang masing-masing nilai
kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah
KBM/ KKM. Karena ketuntasan belajar yang dimaksud pada kenaikan kelas
adalah ketuntasan dalam konteks kurun waktu belajar 1 (satu) tahun, apabila
ada mata pelajaran yang tidak mencapai KBM/ KKM pada semester ganjil
atau genap, nilai mata pelajaran dihitung dari rerata nilai semester ganjil dan
genap pada tahun pelajaran tersebut. Sebagai contoh, nilai mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam siswa X pada semester ganjil kelas VIII adalah 56
(KBM/ KKM 60). Nilai siswa tersebut pada mata pelajaran yang sama pada
semester genap di kelas yang sama adalah 70. Rerata nilai siswa tersebut
adalah (56+70):2 = 63. Dengan KBM/ KKM 60, siswa X tersebut
dinyatakan tuntas pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
5. Ketuntasan belajar minimal sekurang-kurangnya 60. Satuan pendidikan
dapat menetapkan KBM/KKM lebih dari 60 sesuai dengan memperhatikan
kemampuan awal siswa, kerumitan kompetensi, dan keadaan sumber daya
pendidikan di satuan pendidikan tersebut.
6. Seorang siswa naik kelas atau tidak didasarkan pada hasil rapat pleno dewan
guru dengan mempertimbangkan kebijakan sekolah, seperti minimal
kehadiran, ketaatan pada tata tertib, dan peraturan lainnya yang berlaku di
sekolah tersebut.

59
BAB V
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Belajar merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa serta antar siswa itu
sendiri. Dalam proses komunikasi diperlukan media agar proses komunikasi tersebut
berlangsung secara efektif. Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan
siswa untuk belajar. Sementara menurut Permendikbud tentang Standar Proses
dinyatakan bahwa “Media pembelajaran adalah alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran”.

Pesan yang disampaikan dalam proses pembelajaran seharusnya memenuhi kriteria


benar, akurat, tidak multi tafsir, dan actual. Untuk memenuhi kriteria tersebut diperlukan
sumber belajar sebagai rujukan. Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan
elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan. Berdasarkan hal tersebut
maka perlu dibedakan dengan tegas antara media dengan sumber belajar. Sebagai
contoh, dalam proses pembelajaran digunakan pesawat televisi, maka pesawat televisi
tersebut berfungsi sebagai media, sementara isi berita yang disampaikan merupakan
sumber belajar. Contoh lain dalam pembelajaran berbasis TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi), perangkat keras yang digunakan seperti komputer, LCD projektor, dan
layar berfungsi sebagai media pembelajaran, sementara perangkat lunak yang
ditayangkan merupakan sumber belajar.

A. Media Pembelajaran
Media pembelajaran harus dirancang, disusun, dibuat, dan disiapkan sedemikian rupa
oleh guru sehingga dapat digunakan secara efektif dan efisien sesuai dengan fungsinya.
Oleh karena itulah, media yang digunakan dalam suatu proses pembelajaran merupakan
suatu karya dan digolongkan sebagai “teknologi dalam pembelajaran”. Berikut beberapa
jenis media dalam pembelajaran.

60
MEDIA

ALAT UKUR ALAT ALAT


BANTU PERAGA
Neraca Benda asli
Gelas ukur Benda Tiruan
pH meter Model
Buret dll
Termometer
Pipet volum
dll

VISUAL AUDIO AUDIO


VISUAL
Radio Neraca
Radio Kaset Gelas ukur
Interkom pH meter
HP Buret
Internet Termometer
dll Pipet volum
dll

PROJECTED NON
PROJECTED
Slide Papan Tulid
Projector Papan magnet
(OHP) Papan panel
Micro Papan temepl
Projector Papan paku
Film Flip chart
Projector Diorama
LCD dll
Projector
dll

Gambar 5.1. Klasifikasi Media dalam Pembelajaran

Dari sekian jenis media pembelajaran, pada dasarnya jenis media yang tergolong
“Alat Bantu” hampir tidak menunjukkan perbedaan untuk semua mata pelajaran. Selain
yang umum digunakan dalam pembelajaran, dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam digunakan berbagai alat bantu charta dan gambar seperti mikroskop, jangka
sorong, torso, tabel periodik unsur, tabel kereaktifan unsur, serta gambar bahan dan
peralatan Ilmu Pengetahuan Alam. Jenis media “Alat Peraga” memiliki karakter yang
berbeda untuk setiap mata pelajaran. Berikut disajikan contoh media “Alat Peraga” untuk
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

61
Tabel 5.1. Contoh media pembelajaran

No Nama alat Gambar Deskripsi


1 Gambar Mendeskripsikan
Model jantung anatomi jantung serta
fungsi dari
bagian-bagian penyusun
organ jantung
Model Jantung
manusia

2 Gambar model organ Mendeskripsikan bagian-


reproduksi pria bagian organ reproduksi
dan wanita pria
Model Organ dan wanita, serta fungsi
Reproduksi dari tiap bagian-bagian
tersebut.

1. Beberapa Contoh Media dalam Pembelajaran Biologi

a. Benda Asli
Dalam pembelajaran biologi, media belajar alami (asli) adalah semua objek
organisme yang diamati (hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme) dalam kondisi
alaminya termasuk pembuatan preparat segar. Dalam mempelajari objek dan
fenomena Biologi, idealnya guru juga melakukan kegiatan membimbing siswa
untuk pengamatan alam secara langsung.

b. Benda Tiruan
Disamping media belajar alami (asli), media lain yang khas dalam mata pelajaran
biologi dapat dikategorikan sebagai media artifisial (tiruan). Media belajar
biologi artifisial antara lain: charta, torso, dan preparat awetan.

c. Model Objek Biologi


Dalam pembelajaran Biologi ada kalanya perlu menggunakan model sebagai
media pembelajaran untuk memperjelas konsep maupun proses yang terjadi.
Contoh alat peraga “model” dalam pembelajaran Biologi diantaranya:

d. Perangkat Ukur/ Kit


Media belajar biologi lainnya dapat berupa perangkat ukur aktivitas biologis
(metabolisme, respirasi, fotosintesis, aktivitas enzim, pencernaan, aliran darah,
denyut jantung, hematologi, golongan darah, dll). Perangkat/ Kit yang digunakan
dapat dirangkai sendiri oleh guru atau dibeli melalui supplier kit.

62
e. Multimedia
Dewasa ini multimedia sebagai media belajar sangat membantu para guru dalam
kegiatan pembelajaran. Beberapa multimedia pembelajaran biologi dapat diakses
melalui internet maupun menggunakan CD pembelajaran yang banyak
diperdagangkan di toko-toko buku.

2. Beberapa Contoh Media dalam Pembelajaran Fisika

a. Benda Asli
Dalam mempelajari objek dan fenomena fisika, idealnya guru membimbing siswa
untuk mengpengamatan alam secara langsung, misalnya fenomena terjadinya
pelangi, proses yang terjadi pada pembangkit listrik tenaga air. Contoh lain benda
asli sebagai alat peraga fisika adalah berbagai jenis logam yang terdapat pada set
kubus materi dalam KIT Mekanika. Adakalanya dalam mengpengamatan benda
asli, menjumpai kendala berupa tidak terdapatnya objek tersebut di sekitar
lingkungan sekolah, atau benda tersebut terlalu kecil, terlalu besar, dan terlalu
jauh untuk diamati langsung. Untukitu guru perlu menyiapkan alat peraga lain
sebagai tiruan dan pemodelan dari benda asli tersebut.

b. Benda Tiruan
Untuk mempermudah siswa dalam mempelajari objek dan fenomena fisika, guru
dapat menggunakan alat yang biasanya sudah tersedia secara terpadu dalam KIT
Fisika. KIT Fisika yang tersedia di laboratorium sekolah biasanya terdiri atas KIT
mekanika, listrik magnet, optik, dan hidrostatika dan panas. Komponen atau alat-
alat dalam KIT tersebut dapat digunakan untuk kegiatan praktikum siswa.
Misalnya tiruan katrol untuk praktikum pesawat sederhana terdapat pada KIT
mekanika. tiruan transformator (trafo) terdapat pada KIT listrik magnet.

c. Model
Dalam pembelajaran fisika ada kalanya perlu menggunakan model sebagai media
pembelajaran untuk memperjelas konsep maupun proses yang terjadi. Contoh alat
peraga “model” dalam pembelajaran fisika diantaranya:

No Nama Alat Gambar Deskripsi


1 Model Bel Bekerja dengan tegangan 3-
Listrik 6 Volt, dalam kotak plastik
yang kuat dengan tutup
yang dapat dilepas supaya
kelihatan kerjanya.
2 Model Tata Model surya dan planet-
Surya planet. Semua planet dapat
beredar lancar mengelilingi
surya. Berbagai planet
mudah dikenal, memberi
pengertian tentang ukuran,
jarak dan lajunya planet
mengelilingi surya.

d. Alat Ukur

63
Dalam mempelajari objek dan fenomena fisika, sering digunakan alat ukur untuk
merepresentasikan secara kuantitatif obyek dan fenomenan yang diamati.
Berbagai alat ukur yang digunakan pembelajaran fisika diantaranya, penggaris,
jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca pegas, neraca empat lengan,
termometer, basicmeter, multitester, osiloskop, gelas ukur, hidrometer, stopwatch,
barometer, manometer, dan higrometer.

3. Beberapa Contoh Media dalam Pembelajaran Kimia


a. Benda Asli
Media yang tergolong benda asli dalam pembelajaran kimia adalah semua bahan-
bahan kimia baik yang dibuat (sintesis) maupun alami, seperti batuan, pasir besi,
kuarsa, bahan kimia yang ada di laboratorium. Alat-alat laboratorium yang sering
digunakan dalam berbagai percobaan kimia termasuk ke dalam golongan media
benda asli.
b. Model
Molymod merupakan satu contoh alat peraga yang termasuk jenis model. Contoh
model lainnya yang seringkali digunakan dalam pembelajaran kimia adalah model
bangun atom dan molekul. Alat peraga ini dapat dibuat dengan menggunakan
berbagai bahan dasar seperti balon, plastisin, bola-bola plastic, dan lain-lain.
Model simulasi yang bisa diunduh dari berbagai laman internet juga termasuk
media/alat peraga model.
c. Multimedia interaktif
Media yang tergolong interaktif umumnya merupakan gabungan dari berbagai
media (visual, audiovisual, suara) serta melibatkan interaksi dengan pebelajar
secara aktif. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, multimedia
dalam pembelajaran kimia menjadi lebih variatif. Saat telah banyak diproduksi
multimedia pembelajaran kimia interaktif yang dapat diunduh bebas dari berbagai
laman seperti Google, Youtube, dan Wikipedia.

B. Sumber Belajar dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam


Banyak ragam sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Sumber
belajar secara garis besarnya secara garis besar terdiri atas dua jenis, yakni:
 Yang Dirancang (by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau
dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas
belajar yang terarah dan bersifat formal.
 Yang dimanfaatkan (by utilization), yakni sumber belajar yang tidak didesain khusus
untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Association for Education and Communication Technology membedakan enam jenis
sumber belajar, yaitu:
1. Pesan (message), yakni sumber belajar yang meliputi pesan formal dan nonformal.
Pesan formal yaitu pesan yang dikeluarkan oleh lembaga resmi atau pesan yang
disampaikan guru dalam situasi pembelajaran, yang disampaikan baik secara lisan
maupun berbentuk dokumen, seperti peraturan pemerintah, kurikulum, silabus, bahan
pelajaran, dan sebagainya. Pesan nonformal yakni pesan yang ada di lingkungan
masyarakat luas yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran, seperti cerita

64
rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya.
2. Orang (people), yakni orang yang ahli dalam profesi tertentu baik berdasarakan
pengalaman atau pendidikan formal. Pada dasarnya setiap orang bisa berperan sebagai
sumber belajar, namun secara umum dapat dibagi dua kelompok, yakni (a) orang yang
didesain khusus sebagai sumber belajar utama yang dididik secara profesional, seperti
guru, instruktur, konselor, widyaiswara, dan lain-lain; dan (b) orang yang memiliki
profesi selain tenaga yang berada di lingkungan pendidikan, seperti dokter, atlet,
pengacara, arsitek, dan sebagainya.
3. Bahan (Materials), yakni suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan
pembelajaran, seperti buku paket, alat peraga, transparansi, film, slides, dan
sebagainya.
4. Alat (Device), yakni benda-benda yang berbentuk fisik yang sering disebut dengan
perangkat keras, yang berfungsi untuk menyajikan bahan pembelajaran, seperti
komputer, radio, televisi, VCD/DVD, dan sebagainya.
5. Teknik (Technic), yakni cara atau prosedur yang diguakan orang dalam memberikan
pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran, seperti ceramah, diskusi, seminar,
simulasi, permainan, dan sejenisnya.
6. Latar (Setting), yakni lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun yang berada
di luar sekolah, baik yang sengaja dirancang ataupun yang tidak secara khusus
disiapkan untuk pembelajaran, seperti ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman,
kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.

Berikut beberapa contoh sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam.

1. Beberapa Sumber Belajar dalam Pembelajaran Biologi


Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Semua informasi/pengetahuan/konsep yang ditransfer antara guru dan
siswa disebut sebagai sumber belajar.
Sumber belajar biologi dapat berupa buku teks mata pelajaran, majalah, koran, berita
di televisi dan radio, situs internet, hasil-hasil penelitian, pendapat narasumber, serta
lingkungan dan alam.
2. Beberapa Sumber Belajar dalam Pembelajaran Fisika
Sumber belajar dalam pembelajaran Fisika dapat berupa buku teks mata pelajaran,
majalah, koran, berita di televisi dan radio, situs internet, pendapat narasumber, serta
lingkungan fisik, dan alam. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi sumber informasi dari internet begitu mudah untuk diakses. Berikut
disajikan beberapa situs yang dapat diakses sebagai sumber informasi untuk
pembelajaran fisika.
Rumah Belajar
Merupakan portal belajar Kementerian pendidikan dan kebudayaan yang dikelola
oleh Pustekkom. http://belajar.kemdiknas.go.id/
Pusat Penelitian Fisika
Pusat Penelitian Fisika - LIPI. Berisi berbagai artikel dan publikasi, struktur
organisasi, daftar peneliti, dan pengumuman. http://www.fisika.lipi.go.id/
AktiFisika

65
Blog tentang konsep dasar fisika yang dapat digunakan untuk pembelajaran fisika
tingkat dasar. Berisi artikel dalam berbagai kategori.
http://aktifisika.wordpress.com/
Budak Fisika
Blog belajar fisika. Berisi simulasi, soal, percobaan video, sejarah, tokoh fisika.
http://budakfisika.blogspot.com/

Fisik@net
Referensi ilmu fisika online. Menyediakan informasi buku, artikel, kamus istilah,
dan daftar tokoh berprestasi. http://www.fisikanet.lipi.go.id/ Fisika Asyik
Tempat belajar fisika. Berisi profil, berita ILMU PENGETAHUAN ALAM, kamus
ILMU PENGETAHUAN ALAM, tanya-jawab dan download publikasi.
http://www.fisikaasyik.com/
Kucing Fisika
Situs belajar berbagai ilmu fisika sehari-hari. Berisi berbagai artikel,
percobaan fisika, foto dan video. http://kucingfisika.com/
3. Beberapa Sumber Belajar dalam Pembelajaran Kimia
Sumber belajar dalam pembelajaran kimia dapat berupa buku teks mata pelajaran,
majalah, koran, berita di televisi dan radio, situs internet, pendapat narasumber, serta
lingkungan fisik, dan alam.

66
BAB VI
GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21

A. Profil Guru Ilmu Pengetahuan Alam dalam Pembelajaran Abad 21

1. Menguasai bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam


Prasyarat utama guru Ilmu Pengetahuan Alam untuk dapat melakukan pembelajaran
dengan baik, adalah menguasai bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam yang mencakup
konsep, hukum, prinsip, dan prosedur dengan baik.
2. Terampil menggunakan berbagai bentuk/teknik penilaian
Guru harus mampu melakukan berbagai teknik penilaian/evaluasi. Hasil penilaian
diperoleh dari alat ukur/instrumen yang sahih/valid dan reliable/dapat dipercaya. Oleh
karena itu, guru harus mampu menyusun instrumen penilaian yang baik. Hasil penilaian
yang valid dan reliabel dapat digunakan untuk membuat tindak lanjut pembelajaran.
3. Memiliki literasi teknologi informasi dan komunikasi
Guru harus memiliki literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), khususnya
dalam pembelajaran. Penggunaan TIK ini dapat berperan sebagai media, sumber
belajar, dan strategi pembelajaran (mixed method).
4. Mampu berkomunikasi dengan baik
Guru harus mampu berkomunikasi dengan baik dengan siswa, rekan sejawat, pimpinan,
orang tua, dan masyarakat.
5. Inovatif dan Produktif
Guru sebagai inovator dapat menjalankan perannya melalui penggunaan strategi dan
model pembelajaran yang terbarukan. Penggunaan media dan sumber belajar yang
berbasis teknologi informasi juga merupakan indikator guru inovator. Untuk itu guru
harus senantiasa memperbaharui pengetahuannya dengan terus belajar.
Produktif artinya guru menghasilkan banyak karya terkait dengan profesi guru.
Produktivitas tinggi ditunjukkan oleh guru yang mampu mengelola waktunya untuk
melakukan inovasi dan pengembangan proses pembelajaran, melakukan publikasi
ilmiah berdasarkan pembelajaran di kelas, dan membimbing siswa untuk menghasilkan
karya.

B. Peran Guru Ilmu Pengetahuan Alam dalam Pembelajaran Abad 21

1. Fasilitator
Peran guru sebagai fasilitator adalah menciptakan pengalaman belajar agar siswa
leluasa berinteraksi dengan berbagai sumber belajar dalam membangun
konsep/pengetahuan. Peran ini mensyaratkan penguasaan guru yang kuat terhadap
konsep–konsep Ilmu Pengetahuan Alam yang dibelajarkan. Guru juga harus menguasai
berbagai strategi dan model pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

2. Evaluator
Prinsip penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning), dalam pembelajaran
(assessment in learning) dan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran (assessment
for learning), harus dipahami oleh guru dalam menjalankan perannya. Guru harus
melaksanakan penilaian secara komprehensif sehingga utuh dalam menilai keberhasilan
belajar siswa. Penilaian harus meliputi proses dan produk belajar, yang meliputi ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

67
3. Motivator
Peran guru sebagai motivator pembelajaran diwujudkan dalam bentuk membangkitkan
semangat belajar siswa. Pandangan siswa yang menganggap Ilmu Pengetahuan Alam
sebagai mata pelajaran yang sulit, dan banyak hapalan harus dapat dikikis dengan
memberikan wawasan yang lebih sesuai.
4. Komunikator
Sebagai komunikator, pada prinsipnya guru harus mampu berkomunikasi dengan baik.
Dalam hal ini, mitra komunikasi utamanya adalah siswa. Selain itu rekan sejawat,
pimpinan sekolah, orang tua dan anggota masyarakat lainnya.
5. Pengembang
Guru sebagai pengembang artinya guru harus memiliki kemampuan mengembangkan
hal-hal yang berkaitan dengan profesi guru, misal pengembangan media, model dan
strategi pembelajaran. Pengembangan tersebut dapat dilakukan misalnya
mengembangkan media berbasis flash, pengembangan alat peraga interaktif,
pengembangan pembelajaran berbasis web. Pola pengembagan media, alat peraga, dan
pembelajaran dapat dilakukan dengan melakukan penelitian dan pengembangan
(research and development/R&D) dan dilanjutkan dengan melakukan penelitian
tindakan kelas (classroom action research).

BAB VII
PENUTUP

Panduan ini hanya petunjuk, jangan membatasi kreativitas guru sesuai kondisi, situasi
sekolah dan siswa. Hal yang harus selalu menjadi patokan bagi guru adalah tujuan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan standar kelulusan. Melalui pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam siswa harus disiapkan agar melek Ilmu Pengetahuan Alam, bersikap dan
bertindak ilmiah, mengetahui dan dapat melakukan kerja ilmiah atau membangun
pengetahuan melalui penyelidikannya sendiri (tentu sesuai dengan tahapan usianya bisa
diawali dengan penyelidikan yang dipandu ditahap awal).

68

Anda mungkin juga menyukai