NIM : 20040704055
Kelas : 2020A
Dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 telah ditentukan menjadi 3 bidang usaha
Untuk melaksanakan Pasal 12 UU Penanaman Modal telah ditetapkan didalam Peraturan Presiden
Nomor 36 tahun 2010
Berdasarkan Pasal 1 ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2010, bidang usaha yang tertutup
merupakan bidang usaha tertentu yang dilarang diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal.
Pengaturan penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing diatur dalam UU No. 25
tahun 2007 tentang penanaman modal
1. Diatur dalam Keppres No. 90 th 2000 tentang Kantor Perwakilan Perusahaan asing dan
peraturan pelaksananya yaitu SK BKPM No : 22/SK/2001.
2. Dapat mendirikan KPPA di kota-kota besar di Indonesia dengan tujuan untuk mengurus
kepentingan usahanya di Indonesia.
3. Tidak melakukan aktivitas komersial, hanya berfungsi sebagai pengawas, penghubung dan
koordinator dari perusahaan yang diwakili.
4. Tidak diizinkan melakukan transaksi atau bisnis lain yang bersifat mencari untung.
Bidang Usaha yang terbuka untuk PMA (Pasal 12 UU No. 25 Tahun 2007)
Bentuk Kerjasama Penanaman Modal
1. Joint Ventures
2. Joint Enterprise
4. Production Sharing
1. Joint Ventures
Suatu usaha kerjasama yang dilakukan antara penanaman modal asing dan nasional semata-
mata berdasarkan suatu perjanjian atau kontrak belaka (kontraktual), dimana tidak membentuk suatu
badan hukum baru.
Bentuk usaha kerjasama yang digunakan, apabila suatu perusahaan nasional atau dalam negeri
hendak memproduksi barang yang telah mempunyai merk terkenal.
Diartikan sebagai:
East Asian Executive Report pada tahun 1983 menggolongkan franchise menjadi tiga macam, yaitu
sebagai berikut :
1. Product franchise
1. Memberi kemungkinan pewaralaba / franchisor tetap mempunyai hak atas nama dagang dan
atau merek dagang, format/pola usaha, dan hal-hal khusus yang dikembangkannya untuk
suksesnya usaha tersebut.
3. Hak, kewajiban, dan tugas masing - masing pihak dapat diterima oleh pihak franchisee.
Yang menjadi subjek hukum / komparisi dalam perjanjian franchise, yaitu franchisor dan franchisee.
- Quality control
- Pembelian bahan
Management Contract :
Bentuk usaha kerjasama antara para pihak modal asing dan nasional menyangkut pengelolaan suatu
perusahaan khususnya dalam hal pengelolaan manajemen oleh pihak modal asing terhadap suatu
perusahaan nasional
c. Sendiri/mandiri.
1. Adanya kesepakatan di mana perusahaan di suatu negara setuju untuk mengoperasikan fasilitas
atau memberikan jasa manajemen lainnya kepada perusahaan di negara lain
Jenis-jenis jasa yang terkait dalam kegiatan-kegiatan usaha manajemen hotel jaringan internasional ini
meliputi :
1. Jasa konsultasi.
2. Jasa waralaba
3. Jasa pengelolaan.
Usaha jasa manajemen hotel jaringan internasional dapat melakukan salah satu dari jasa secara terpisah
atau sebagai gabungan dari dua jenis jasa atau secara keseluruhan.
Pada umumnya penyelesaian suatu sengketa atau perselisihan bisnis yang timbul berkaitan dengan
implementasi dari kontrak manajemen hotel jaringan internasional biasanya dilakukan secara bertahap
yaitu:
1. Negosiasi.
2. Mediasi
3. Konsiliasi.
4. Arbitrase
Perdata :
►TETAPI MASIH TETAP TUNDUK KEPADA ATURAN POKOK YANG DITETAPKAN OLEH
UNDANG-UNDANG.
Kerjasama Operasional (KSO) adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dimana masing-
masing sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan aset dan atau
hak usaha yang dimiliki dengan menanggung keuntungan dan kerugian secara bersama-sama.
B.O.T Agreement :
Perjanjian antara 2 (dua) pihak, dimana pihak yang satu menyerahkan penggunaan tanah miliknya
untuk di atasnya didirikan suatu bangunan komersial oleh pihak kedua (investor)
Agreement, adalah :
Tanah
Bangunan komersial
Penyerahan (transfer)
Joint Enterprise
Joint Enterprise adalah kerjasama antara penanam modal asing dengan penanam modal
nasional dengan membentuk perusahaan atau badan hukum baru sesuai hukum Indonesia sebagaimana
diisyaratkan dalam Pasal 3 UUPMA.
Bentuk Joint Enterprise ini banyak diminati oleh para investor, penyebabnya yaitu:
1. Setiap usaha di Indonesia membutuhkan rupiah untuk pembayaran hargaharga yang lebih
murah dan mudah diperoleh, pembayaran gaji pegawai dan lain-lain.
2. Investor asing tidak harus menanamkan modal dalam bentuk valuta asing, dapat dalam bentuk
mesin-mesin atau hasil produksi penanaman tersebut.
3. Dengan bekerja sama dengan pengusaha nasional. Maka investor asing dapat memperkecil
risiko.