disusun oleh :
kelompok 5
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
NAHDLATUL ULAMA INDRAMAYU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan rahmat dan karunianya sehingga
Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu, meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Kami juga berterimakasih kepada bapak ahmad maskur subaweh, M.Pd. selaku
dosen Mata Kuliah sintaksis.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan
saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Kiranya makalah yang kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dihati teman-teman terlebih kepada dosen bidang studi. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Frase menurut KBBI gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif
sedangkan frase menurut para ahli ialah Frase adalah satuan bahasa yang secara
potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih yang tidak memiliki ciri klausa
(Cook, 1971;91) atau tidak predikatif (Kridalaksana, 2001:177). Ramlan (2001:138)
berpendapat frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang
tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Pendeknya, frasa adalah satuan gramatik
yang terdiri atas dua kata atau lebih dan hanya menduduki salah satu fungsi unsur
klausa yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan
(Ket). Menurut Elson dan Pickett (1983), “A phrase is a unit potentially composed of
two of more words but which does not have the propositional characteristic of a
sentence”. (Sebuah frasa ialah satuan yang secara potensial terdiri atas dua kata atau
lebih yang tidak mempunyai cirri-ciri proposisi sebuah kalimat).
Contoh kalimat frase
- Adik saya sedang membaca novel di taman
- Gedung sekolah itu
- rumah besar itu sangat indah
- Ali tidak berangkat ronda malam
- Ketika jalan santai, kaki nova menginjak-injak kaki temannya
- Anak saya belajar di pesantren
B. frase eksosentrik
Menurut Kridalaksana (1984), frase eksosentris (exocentris phrase) ialah frase yang
keseluruhannya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan salah satu
unsurnya (konstituennya); frase ini mempunyai dua bagian, yang pertama disebut
perangkai berupa preposisi atau partikel lain si atau partikel yang dan yang kedua
disebut sumbu berupa kata atau kelompok kata. Sedangkan menurut Ramlan, frase
eksosentris adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua
unsurnya (Ramlan 1985:142). Jadi, gabungan-gabungan kata seperti: di rumah, ke
sekolah, yang tidur terus, dan tentang linguistik, tergolong jenis frase eksosentris.
Konstituen di, ke, yang, dan tentang, pada frase-frase itu merupakan perangkai;
sedangkan konstituen rumah, sekolah, tidur terus, dan linguistik, pada frase-frase itu
merupakan sumbu.Berdasarkan struktur internalnya, frase eksosentris ini disebut juga
relater-axis atau frase relasional.
Dari pemaparan diatas penulis menyimpulkan bahwa eksosentris adalah semua atau
salah satu unsurnya tidak dapat menggantikan. frasa eksosentris umumnya diahului
kata depan
Contohnya
- Dari rumah
- Kepada ali
PENUTUP
SIMPULAN
Ramlan (2001:138) berpendapat frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua
kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Frase memiliki ciri
ciri yaitu ;Terbentuk atas dua kata atau lebih dalam pembentukannya (kelompok kata,
tapi bukan gabungan kata), Mengandung satu kesatuan makna gramatikal, Hubungan
antar unsurnya longgar/ terbuka, sehingga dapat disisipkan unsur lain, Menduduki
fungsi gramatikal dalam kalimat/kontruksi sintaksis, Selalu terdapat dalam satu
fungsi (S,P,O,P,PEL,K) saja dan tidak lebih ( tidak dapat melebihi batas fungsi),
Bersifat non-predikatif (tidak memiliki ciri klausa). Jenis-jenis frase berdasarkan
distribusinya dibagi menjadi dua yaitu ; frase endosentris dan eksosentris. menurut
Ramlan, frase endosentris adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan
unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya(Ramlan1985:142),
sedangkan frase eksosentrik eksosentris adalah semua atau salah satu unsurnya tidak
dapat menggantikan. frasa eksosentris umumnya diahului kata depan eksosentris
adalah semua atau salah satu unsurnya tidak dapat menggantikan. kemudian frase
endosentris ini terbagi lagi menjadi tiga yaitu frase endosentris yang koordinatif, frase
endosentris yang atributif dan frase endosentris apositif.
DAFTAR PUSTAKA