Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sintaksis


Dosen pengampu ahmad maskur subaweh, M.Pd.

disusun oleh :
kelompok 5

1. Arneta Nurul Aifah


2. Muhammad jamaludin baihaqi
3. Dela puspita sari
4. Ahmad ali

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
NAHDLATUL ULAMA INDRAMAYU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan rahmat dan karunianya sehingga
Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu, meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Kami juga berterimakasih kepada bapak ahmad maskur subaweh, M.Pd. selaku
dosen Mata Kuliah sintaksis.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan
saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Kiranya makalah yang kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dihati teman-teman terlebih kepada dosen bidang studi. Terima kasih.

Indramayu, 18 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi sebagai alat komunikasi


dalam berbagai keperluan, situasi, dan kondisi. Dalam praktik pemakaiannya,
Bahasa Indonesia pada dasarnya beranekaragam. Keanekaragaman bahasa
atau variasi pemakaian bahasa bisa diperhatikan dari saranya, suasananya,
norma pemakaiannya, tempat atau daerahnya, bidang penggunaannya, dan
lain-lain. Bahasa Indonesia yang baik adalah Bahasa Indonesia yang
digunakan sesuai norma kemasyarakatan yang berlaku. Bahasa Indonesia
yang benar adalah Bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan
atau kaidah Bahasa Indonesia yang berlaku. Jadi, Bahasa Indonesia yang baik
dan benar adalah Bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma
kemasyarakatan yang berlaku dan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia
yang berlaku (Hasan Alwi, 2008:21). Ilmu yang mempelajari bahasa ialah
lingiuistik dan yang mengkaji seluk beluk kata ialah sintaksissintaksis adalah
cabang linguistik yang membicarakan hubungan antar kata dalam tuturan.
Unsur bahasa yang termasuk ke dalam lingkup sintaksis adalah frasa, klausa,
dan kalimat, Menurut Arifin dan Junaiyah (2008, hal. 1)
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan frase ?
2. Apa yang dimaksud dengan frase endosentrik dan frase eksosentrik?
1.3 Tujan masalah
1. Mahasiswa dan pembaca dapat memahami mengetahui tentang frase
2. Mahasiswa dan pembaca dapat mengetahui tentang frase edosentrik
dan eksosentrik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 pengertian frase

Frase menurut KBBI gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif
sedangkan frase menurut para ahli ialah Frase adalah satuan bahasa yang secara
potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih yang tidak memiliki ciri klausa
(Cook, 1971;91) atau tidak predikatif (Kridalaksana, 2001:177). Ramlan (2001:138)
berpendapat frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang
tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Pendeknya, frasa adalah satuan gramatik
yang terdiri atas dua kata atau lebih dan hanya menduduki salah satu fungsi unsur
klausa yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan
(Ket). Menurut Elson dan Pickett (1983), “A phrase is a unit potentially composed of
two of more words but which does not have the propositional characteristic of a
sentence”. (Sebuah frasa ialah satuan yang secara potensial terdiri atas dua kata atau
lebih yang tidak mempunyai cirri-ciri proposisi sebuah kalimat).
Contoh kalimat frase
- Adik saya sedang membaca novel di taman
- Gedung sekolah itu
- rumah besar itu sangat indah
- Ali tidak berangkat ronda malam
- Ketika jalan santai, kaki nova menginjak-injak kaki temannya
- Anak saya belajar di pesantren

2.2 Ciri-ciri frase


1) Terbentuk atas dua kata atau lebih dalam pembentukannya (kelompok kata,
tapi bukan gabungan kata)
2) Mengandung satu kesatuan makna gramatikal.
3) Hubungan antar unsurnya longgar/ terbuka, sehingga dapat disisipkan unsur
lain.
4) Menduduki fungsi gramatikal dalam kalimat/kontruksi sintaksis
5) Selalu terdapat dalam satu fungsi (S,P,O,P,PEL,K) saja dan tidak lebih ( tidak
dapat melebihi batas fungsi)
6) Bersifat non-predikatif (tidak memiliki ciri klausa)
2.3 Frasa berdasarkan unsur pembentuknya
berdasarkan unsur pembentuknya, frase dapat dibagi menjadi, yaitu :
1. frase yang unsurnya berupa kata + kata
contohnya
 rumah baru
 sekolah itu
 pasar lama
2. frase yang unsurnya berupa frasa + frasa
contohnya
 buku baru anak itu
 dua orang siswa SMA
 gedung megah universitas kami
3. frasa yang unsurnya berupa frasa+ kata
contohnya
 sepatu baru nova
 gadis cantik itu
 gedung tinggi ini
2.4 Jenis frasa berdasarkan hubungannya konsituennya
A. Frase endosentrik

Frase endosentris (endosentric phrase) ialah frase yang keseluruhannya


mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan salah satu unsurnya.
(Kridalaksana, 1984). Frase endosentris adalah frase yang seluruhnya
memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan perilaku salah satu
komponennya (Zaenal Arifin dan Junaiyah 2008:20-21). Artinya adalah salah
satukom ponennya dapat menggantikan kedudukan keseluruhannya.

Menurut Parera (1991), frase endosentris ialah frasa yang satuan


konstruksinya berfungsi sama dengan salah satu anggota pembentuknya.
Sedangkan menurut Ramlan, frase endosentris adalah frase yang mempunyai
distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah
satu dari unsurnya(Ramlan1985:142)
Frase endosentrik ini terbagi menjadi 3 yaitu;
a. Frase endosentrik koordinatif
Frase ini terdiri dari unsur-unsur yang setara. Kesetaraannya itu dapat
dibuktikan oleh kemungkinan unsur- unsur itu dihubungkan dengan
kata penghubung dan atau atau
Contohnya:
- Paman dan bibi
- Kaka dan adik
- Suami dan istri
- Pria atau wanita
- Laki laki dan perempuan

b. Frase endosentrik artributif


Berbeda denagan frase endosentrik yang koordinatif, frase golongan
ini terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu. Unsur-
unsurnya tidak mungkin dihubungkan dengan kata penghubung dan
atu atau.
Contohnya
- Sepatu baru
- Mawar hitam
- Sangat bangga
- Spidol hitam
- Taman hijau
c. Frase Endosentris Apositif, frase apositif adalah frase yang unsurnya
bisa saling menggantikan dalam kalimat tapi tak dapat dihubungkan
dengan kata dan atau atau. Menurut Zaenal Arifin dan Junaiyah
(2008), frase apositif adalah frase endosentris berinduk banyak yang
secara luar bahasa komponennya menunjuk pada wujud yang sama.
Contohnya
- kemarin, hari minggu
- titi, teman dekatku
- pak ali, guru matematikaku
- jas hijau, almamaterku
- Yogyakarta, kota pelajar

B. frase eksosentrik

Menurut Kridalaksana (1984), frase eksosentris (exocentris phrase) ialah frase yang
keseluruhannya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan salah satu
unsurnya (konstituennya); frase ini mempunyai dua bagian, yang pertama disebut
perangkai berupa preposisi atau partikel lain si atau partikel yang dan yang kedua
disebut sumbu berupa kata atau kelompok kata. Sedangkan menurut Ramlan, frase
eksosentris adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua
unsurnya (Ramlan 1985:142). Jadi, gabungan-gabungan kata seperti: di rumah, ke
sekolah, yang tidur terus, dan tentang linguistik, tergolong jenis frase eksosentris.
Konstituen di, ke, yang, dan tentang, pada frase-frase itu merupakan perangkai;
sedangkan konstituen rumah, sekolah, tidur terus, dan linguistik, pada frase-frase itu
merupakan sumbu.Berdasarkan struktur internalnya, frase eksosentris ini disebut juga
relater-axis atau frase relasional.

Dari pemaparan diatas penulis menyimpulkan bahwa eksosentris adalah semua atau
salah satu unsurnya tidak dapat menggantikan. frasa eksosentris umumnya diahului
kata depan

Contohnya
- Dari rumah
- Kepada ali

Contoh dalam kalimat

 di sekolah, kami belajar menulis


 sekolah, kami belajar menulis ?
 di kami belajar menulis ??
BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

Ramlan (2001:138) berpendapat frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua
kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Frase memiliki ciri
ciri yaitu ;Terbentuk atas dua kata atau lebih dalam pembentukannya (kelompok kata,
tapi bukan gabungan kata), Mengandung satu kesatuan makna gramatikal, Hubungan
antar unsurnya longgar/ terbuka, sehingga dapat disisipkan unsur lain, Menduduki
fungsi gramatikal dalam kalimat/kontruksi sintaksis, Selalu terdapat dalam satu
fungsi (S,P,O,P,PEL,K) saja dan tidak lebih ( tidak dapat melebihi batas fungsi),
Bersifat non-predikatif (tidak memiliki ciri klausa). Jenis-jenis frase berdasarkan
distribusinya dibagi menjadi dua yaitu ; frase endosentris dan eksosentris. menurut
Ramlan, frase endosentris adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan
unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya(Ramlan1985:142),
sedangkan frase eksosentrik eksosentris adalah semua atau salah satu unsurnya tidak
dapat menggantikan. frasa eksosentris umumnya diahului kata depan eksosentris
adalah semua atau salah satu unsurnya tidak dapat menggantikan. kemudian frase
endosentris ini terbagi lagi menjadi tiga yaitu frase endosentris yang koordinatif, frase
endosentris yang atributif dan frase endosentris apositif.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai