Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI
TAHUN 2022

PEMERINTAH KOTA SUKABUMI


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BENTENG
Jalan Benteng Kidul Nomor 70
Kel. Benteng Kec.Warudoyong Kota Sukabumi 43132 Telp. 0266 225219
PEMERINTAH KOTA SUKABUMI
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BENTENG
Jalan Benteng Kidul Nomor 70
Kel. Benteng Kec.Warudoyong Kota Sukabumi 43132
Telp. 0266 225219
Email : puskesmasbenteng16@gmail.com
KERANGKA ACUAN
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
UPTD PUSKESMAS BENTENG TAHUN 2022

I. Pendahuluan

Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu


ditangani segera di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia maka diperlukan
standar keselamatan pasien fasilitas pelayanan kesehatan yang merupakan
acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia untuk melaksanakan
kegiatannya.

Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien


lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.

II. Latar Belakang


Sangat penting bagi staf fasilitas pelayanan kesehatan untuk dapat menilai
kemajuan yang telah dicapai dalam memberikan asuhan yang lebih aman.
Dengan tujuh langkah menuju keselamatan pasien Fasilitas pelayanan
Kesehatan dapat memperbaiki keselamatan pasien, melalui perencanaan
kegiatan dan pengukuran kinerjanya. Melaksanakan tujuh langkah ini akan
membantu memastikan bahwa asuhan yang diberikan seaman mungkin, dan jika
terjadi sesuatu hal yang tidak benar bisa segera diambil tindakan yang tepat.
Tujuh langkah ini juga bisa membantu Fasilitas pelayanan Kesehatan mencapai
sasaran-sasarannya untuk Tata Kelola Klinik, Manajemen Risiko, dan
Pengendalian Mutu.

Kesalahan karena keliru-pasien sebenarnya terjadi di semua aspek


diagnosis dan pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya
error/kesalahan dalam mengidentifikasi pasien, adalah pasien yang dalam
keadaan terbius / tersedasi, mengalami disorientasi, atau tidak sadar
sepenuhnya; mungkin bertukar tempat tidur, kamar, lokasi di dalam fasilitas
pelayanan kesehatan; mungkin mengalami disabilitas sensori; atau akibat situasi
lain.

Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang
dipahami oleh resipien/penerima, akan mengurangi kesalahan, dan
menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara
elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang paling mudah mengalami
kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui
telpon, bila diperbolehkan peraturan perundangan. Komunikasi lain yang mudah
terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti
laboratorium klinis menelpon unit pelayanan pasien untuk melaporkan hasil
pemeriksaan segera /cito.

Fasilitas pelayanan kesehatan secara kolaboratif mengembangkan suatu


kebijakan dan/atau prosedur untuk menyusun daftar obat-obat yang perlu
diwaspadai berdasarkan datanya sendiri. Kebijakan dan/atau prosedur juga
mengidentifikasi area mana yang membutuhkan elektrolit konsentrat secara
klinis sebagaimana ditetapkan oleh petunjuk dan praktek profesional, seperti di
IGD atau kamar operasi, serta menetapkan cara pemberian label yang jelas
serta bagaimana penyimpanannya di area tersebut sedemikian rupa, sehingga
membatasi akses untuk mencegah pemberian yang tidak disengaja/kurang hati-
hati.

Salah-lokasi, salah-prosedur, salah-pasien operasi, adalah kejadian yang


mengkhawatirkan dan biasa terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan. Kesalahan
ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antara
anggota tim bedah, kurang/ tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi
(site marking), dan tidak ada prosedur untuk memverifikasi lokasi operasi.

Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan praktisi dalam


kebanyakan tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk
mengatasi infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan
keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional pelayanan kesehatan.
Infeksi umumnya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk
infeksi saluran kemih-terkait kateter, infeksi aliran darah (blood stream infections)
dan pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ventilasi mekanis). Pokok dari
eliminasi infeksi ini maupun infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang
tepat.

Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab cedera


pasien rawat inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan
yang diberikan, dan fasilitasnya, fasilitas pelayanan kesehatan perlu
mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi
risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa meliputi riwayat jatuh, obat dan
telaah terhadap obat dan konsumsi alkohol, penelitian terhadap gaya/cara jalan
dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.
Program ini memonitor baik konsekuensi yang dimaksudkan atau yang tidak
sengaja terhadap langkah-langkah yang dilakukan untuk mengurangi jatuh.
Misalnya penggunaan yang tidak benar dari alat penghalang atau pembatasan
asupan cairan bisa menyebabkan cedera, sirkulasi yang terganggu, atau
integrasi kulit yang menurun. Program tersebut harus diterapkan di fasilitas
pelayanan kesehatan.

III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan,
sehingga melindungi sumber dya manusia kesehatan, pasien dan
masyarakat dari penyakit infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

b. Tujuan Khusus

1. Meningkatkan fasilitas pencegahan dan pengendalian infeksi di


puskesmas.

2. Meningkatkan pengetahuan dan kopetensi tim PPI


3. Meningkatnya kesadaran seluruh staf tentang PPI
4. Menghindari/mencegah resiko infeksi penularan penyakit dari pasien
ke petugas, dari petugas ke pasien (HAIs)
5. Mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) di rumah sakit
6. Meningkatkan patien safety, kenyamanan dan kepuasan pasien
keluarga dan masyarakat

III. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Sosialisasi 1. Melakukan sosialisasi PPI lintas program.
pencegahan 2. Mengolah data hasil penimbangan dan
pengendalian pengukuran.
infeksi di 3. melaporkan hasil kegiatan.
puskesmas
2 Pelatihan 1. penyediaan sarana dan prasarana APD
pemakaian Alat 2. monitoring dan evaluasi kepatuhan petugas
Perlindungan Diri untuk menggunakan APD
(APD)
3 Penerapan PPI 1. monev pengelolaan limbah padat tajam
Pengendalian diwadah anti tusuk , limbah medis padat
kewaspadaan dengan kantung kuning, tempat
standar penampungan limbah sementara.
pengelolaan
limbah
4 Sosialisasi 1. penyediaan sarana
Pengelolaan 2. pemantauan pengelolaan dekontaminasi
dekontaminasi alat dan sterilisasi alat Kesehatan
dan sterilisasi
pasien
5 Sosialisasi etika 1. Penyediaan sarana :
batuk/ bersin a. Penyediaan masker bagi
kepada petugas karyawan/pasien yang sedang batuk
dan pasien b. Edukasi etika batuk
6 Sosialisasi 1. Penyediaan sarana
pengelolaan 2. Pemantauan Tempat sampah sesuai
limbah/sampah standar (pemisahaan antara limbah medis
, safety box tahan air dan tahan tusukan)
7 Sosialisasi 1. Pelatihan pada petugas Kesehatan
penyuntikan yang tentang cara penyuntikan.
aman
8 Sosialisasi cuci 1. Penyediaan sarana cuci tangan
tangan 2. Pemantuan pelaksanaan kebersihan cuci
tangan pada petugas Kesehatan dan
pasien
9 Penempatan 1. Monev pada pelaksanaan prosedur
pasien pasien infeksius dan non infeksius (missal
ruangan TB)
10 Sosialisasi 1. Menyediakan sarana
pengendalian 2. Pelatihan kepada petugas kebersihan
lingkungan
IV. Cara Melaksanakan Kegiatan
No Kegiatan Pokok Pelaksana Kegiatan UKGM Lintas Program Terkait Lintas Sektor Terkait Ket.
1 Sosialisasi PPI - Melakukan sosialisasi PPI 1. PJ UKP Dana =
lintas program. - Koordinasi membuat BOK
- Mengolah data hasil jadwal kegiatan
penimbangan dan 2. PJ MUTU
pengukuran. - Koordinasi dalam
- melaporkan hasil kegiatan. sosialisasi
3. PJ PPI
- Koordinasi dalam
pelaksaan kegiatan PPI
4. Pendaftaran
- Koordinasi dalam jadwal
kegiatan
5. Famasi
- Koordinasi dalam jadwal
kegiatan
6. Laboratorium
- Koordinasi dalam jadwal
kegiatan

2 Pengukuran - menyiapkan instrument 1. PJ UKP


pengendalian dan pengendalian dan Koordinasi dalam
pencegahan pencegahan infeksi membuat instrument.
infeksi - melakukan pengukuran 2. PJ MUTU
pengendalian dan Koordinasi dalam
pencegahan infeksi membuat instrumen
- membuat laporan kegiatan. dan pengukuran.
3. PJ PPI
Koordinasi dalam
pelaksaan kegiatan
pengukuran PPI.
4. Pendaftaran
Koordinasi dalam
pengukuran SKP.
5. Famasi
Koordinasi dalam
penguran SKP.
6. Laboratorium
Koordinasi dalam
penguran SKP.

3 Membuat - membuat laporan hasil 1. PJ UKP


visualisasi data cakupan PPI. Koordinasi dalam
laporan PPI - melakukan visualisai data. Menyusun visualisasi
data.
2. PJ MUTU
Koordinasi dalam
Menyusun visualisasi
data.
3. PJ PPI
Koordinasi dalam
Menyusun visualisasi
data.
4. Pendaftaran
Koordinasi dalam
Menyusun visualisasi
data.
5. Famasi
Koordinasi dalam
Menyusun visualisasi
data.
6. Laboratorium
Koordinasi dalam
Menyusun visualisasi
data.
V. Sasaran
a. Terlaksananya kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
b. Didapatnya data Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
c. Terselesaikannya laporan kegiatan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi.

VI. Jadwal Kegiatan


Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sosialisasi
pencegahan
1.
pengendalian infeksi di
puskesmas
2. Sosialisasi kebersihan
cuci tangan
3. Sosialisasi
penggunaan dan
pelepasan Aalat
Pelindung Diri (APD)
4. Sosialisasi
Pengelolaan
dekontaminasi alat dan
sterilisasi pasien
5. Sosialisasi etika batuk/
bersin kepada petugas
dan pasien
7. Sosialisasi
pengelolaan
limbah/sampah
8. Sosialisasi
penyuntikan yang
aman
9. Sosialisasi cuci tangan
10. Penempatan pasien
11. Sosialisasi
pengendalian
lingkungan

VII. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan.


Evaluasi kegiatan dilakukan pada saat persiapan, proses dan akhir kegiatan
dengan pelaporan pelaksanaan kegiatan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi.

VIII. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Dilakukan pencatatan terhadap hasil-hasil yang dicapai dari kegiatan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
Dilakukan pelaporan hasil analisis kegiatan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi oleh penanggung jawab kegiatan kepada kepala Puskesmas.

Sukabumi, Januari 2022

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Benteng PJ pengendalian dan pencegahan infeksi

Dede Ruswandi, Skep.ners Watnaria dian utami,AmKep


NIP. 197804052005011010 NIP. 19880103 201101 2 002
]

Anda mungkin juga menyukai