Anda di halaman 1dari 8

Analisis “Kecap wilangan” (Numeralia) Pada Cerpen “nayor” karya Retty Isnendes

Yang Terdapat pada majalah cupumanik

(Kajian Morfologi)
Yanti Tianawati
Pos-el : yantitianawati@gmail.com
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Dalam sebuah cerpen sering digunakan kata-kata untuk memperindah, melengkapi dan
menyempurnakan bahasa khususnya dalam bahasa sunda digunakan pada kata majemuk salah
satunya yaitu kecap wilangan (kata bilangan) selain memperindah juga berfungsi memberikan
keterangan kepastian suatu kejadian atau validasi data. Kata bilangan yaitu (numeralia) adalah
kata yang digunakan untuk menghitung jumlah wujud (orang, binatang, barang), urutan dalam
suatu rangkaian angka atau konsep jumlah yang dideskripsikan dengan berbagai kalimat atau
seni tertentu. Kata ini sering ditulis sebelum kata benda atau nomina untuk memberikan
keterangan yang berhubungan dengan jumlah atau urutan. Hal tersebut melatarbelakangi
penulis untuk menganalisis kata bilangan atau dalam Bahasa sunda kécap wilangan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kata bilangan pada cerita pendek, dan fungsi serta
tujuan kata bilangan tersebut. Sumber data dalam penelitian ini adalah cerpen berjudul nayor
karangan retty isnendes yang ada pada majalah cupumanik. Sumber data tersebut diteliti
menggunakan pendekatan kualitatif, metode deksriptif analitik dan teknik studi pustaka. Hasil
dari penelitian ini bahwa pada cerpen berjudul nayor karangan retty isnendes terdapat 30 kata
bilangan dan 9 fungsi tersirat yang kata bilangan tersebut memiliki fungsi berbeda jika
dihubungkan dengan kata lain, dengan memiliki fungsi sebagai berikut: (1) Menentukan
identitas suatu objek atau tempat,(2) ukuran (3) jarak,(4) waktu, (5) banyak nya orang yang
berpartisipasi, (6) menunjukan besar tarif atau ukuran jasa, (7) tahapan atau urutan sesuai
jumlah kelompoknya, (8) menunjukan sebagai penguatan terhadap jumlah yang ada, (9) tempat
atau lokasi. Sehingga simpulan pada penelitian ini, bahwa kata bilangan (kecap wilangan) tidak
hanya dikategorikan pada jumlah bilangan, banyaknya data atau hal sejenisnya, melainkan
memiliki banyak fungsi dan tujuan sesuai dengan kalimat yang menyusunnya, jika kata
bilangan ini tidak dipakai dalam cerpen ini, maka kalimat yang dipakai tidak akan mendapatkan
kesempurnaan feel language (rasa bahasa) yang berusaha penulis cerpen tersebut paparkan.

Kata kunci : Cerpen, Kecap wilangan, Majalah Cupumanik, Cerpen Nayor

ABSTRACT

In a short story, words are often used to beautify, complete and perfect the language, especially
in Sundanese, they are used in compound words, one of which is wilangan soy sauce (numbers).
The word number (numeralia) is a word used to count the number of forms (people, animals,
goods), sequences in a series of numbers or the concept of number described in various
sentences or certain arts. This word is often written before a noun or noun to provide
information related to number or order. This is the background for the author to analyze the
word numbers or in Sundanese kécap wilangan. The purpose of this study is to describe
numerals in short stories, and the function and purpose of these numerals. The source of data
in this study is a short story entitled Nayor by Retty Isnendes in Cupumanik magazine. The data
sources were examined using a qualitative approach, analytical descriptive methods and
literature study techniques. The results of this study are that in the short story entitled Nayor
by Retty Isnendes there are 30 numeric words and 9 implied functions which the numeral has
a different function when associated with other words, by having the following functions: (1)
Determining the identity of an object or place,( 2) size (3) distance, (4) time, (5) the number of
people participating, (6) shows the size of the tariff or service size, (7) stages or sequences
according to the number of groups, (8) shows as a strengthening of the number existing, (9)
place or location. So the conclusion in this study is that numerals (wilangan soy sauce) are not
only categorized on the number of numbers, the amount of data or the like, but have many
functions and purposes according to the sentences that compose them, if these numbers are not
used in this short story, then the sentence that is used will not get the perfect feel language
(sense of language) that the short story writer is trying to describe.

Keywords : Short story, wilangan, Cupumanik Magazine, Short story Nayor

PENDAHULUAN

Bahasa memiliki peranan (Kridalaksana, 2001:21).


penting dalam kehidupan Berdasarkan cara
manusia karena antara manusia penyajiannya bahasa dibedakan
dan bahasa tidak dapat menjadi dua sarana yaitu bahasa
dipisahkan. Bahasa juga lisan dan bahasa tulisan. Sastra
merupakan anugerah dari sang adalah karya kesenian yang
pencipta bagi manusia karena diwujudkan dengan bahasa
hanya manusialah yang seperti prosa atau puisi. Karya
memiliki bahasa. Melalui sastra identik dengan fiksi yang
bahasa manusia, bisa berarti cerita rekaan yang
mengungkapkan segala sesuatu mengandung imajinasi atau
yang ada dalam pikiran, daya khayal. Sastra bersumber
perasaan maupun dari realita kehidupan
pengalamannya kepada orang masyarakat.
lain bahasa adalah satuan Salah satu diantara
lambang bunyi yang arbitrer banyak karya sastra yaitu cerpen.
yang digunakan oleh suatu Cerpen adalah karya fiksi yang
anggota masyarakat untuk dibangun melalui berbagai unsur
bekerja sama, berinteraksi dan intrinsik-nya. semakin luas
mengidentifikasi diri pengetahuan bahasa yang
dimiliki, maka akan semakin analisis kata bilangan yang
meningkat keretampilan dalam terdapat dalam cerpen berjudul
memberi makna suatu kata atau nayor pada majalah
kalimat. Kata majemuk adalah Cupumanik? Serta apa fungsi
kata yang cukup sering kata bilangan pada cerpen
digunakan untuk memperindah tersebut?. Tujuan dari penelitian
sebuah karya. ini yaitu untuk mendeskripsikan
Kata majemuk atau analisis kata bilangan serta
sering disebut komposisi fungsinya. Diharapkan jurnal ini
merupakan penggabungan dua memiliki manfaat untuk para
kata yang memiliki arti tersendiri pembaca agar dapat menarik
dibandingkan dengan kata minat membaca serta
pembentuknya. Sedangkan salah mengapresiasi karya sastra.
satu kata majemuk yang salah Penelitian terdahulu
satunya digunakan dalam mengenai hal ini belum
memperindah dan memperkaya didapatkan artikel lain, sehingga
bahasa adalah menggunakan kata penelitian ini sangat penting
bilangan. Kata bilangan untuk memberikan warna baru
(numeralia) adalah kata yang dalam analisis kata majemuk
digunakan untuk menghitung dalam kategori kata bilangan
jumlah wujud (orang, binatang, (kecap wilangan).
barang), urutan dalam suatu Kata bilangan (numeralia)
rangkaian angka atau konsep adalah kata yang digunakan untuk
jumlah. Kata ini sering ditulis menghitung jumlah wujud (orang,
sebelum kata benda atau nomina binatang, barang), urutan dalam
untuk memberikan keterangan suatu rangkaian angka atau konsep
yang berhubungan dengan jumlah (Sudaryat Spk., 2013).
jumlah atau urutan. Kata ini sering ditulis sebelum
Berdasarkan latar kata benda atau nomina untuk
belakang di atas yang menjadi memberikan keterangan yang
rumusan masalah dalam berhubungan dengan jumlah atau
penelitian ini yaitu bagaimana urutan. Jenis-jenis kata bilangan
berdasarkan urutan yaitu (1) diikuti dengan kata kali, yang
Kolektif (prefiks ke-, ber-) = berarti kelipatan. Contoh: tujuh
kedua, ketiga, berempat, berlima kali, saratus kali. Bisa diikuti
(2) Distributif (mengulang kata dengan kecap barang.
bilangan) = masing-masing, tiap- Contoh: genep mobil, salapan
tiap, satu-satu (3) Klitika (angka sapi. Bisa ditambah dengan
sanskerta)= eka-, dwi-, tri-, dan awalan -ka, yang berarti
seterusnya (4) Tak tentu = banyak, tahapan. Contoh: kahiji, kadua.
beberapa, semua, berbagai, Bisa didahului dengan
seluruh, segenap (5) Ukuran = kata ngan (hanya).Contohnya:
gram, liter, meter, kilo, lusin, kodi ngan dua, ngan salosin.
(6)Tingkat = pertama, kedua, Berdasarkan artinya pada
ketiga, dan seterusnya (7) Pecahan sastra bahasa sunda , kecap
= seperdua, empat perdelapan. bilangan bisa dibedakan menjadi
Contoh kata bilangan beberapa jenis atau macam. Yaitu
dalam sebuah kalimat: Masing- : (1) kata bilangan utama : hiji =
masing siswa mendapatkan satu, dua = dua, tilu = tiga dan
kesempatan untuk meminjam seterusnya, (2) Kata bilangan
buku di sekolah. Ibu rendon : duaan, tiluan, opatan,
membeli satu lusin gelas kaca. welas, puluhan dan seterusnya, (3)
Ketiga gadis itu adalah penjual kata bilangan recahan : satengah =
rokok. Kata bilangan sangat setengah, saparapat = seperempat,
umum disalahartikan dengan sapertilu =sepertiga (4). Kecap
kata keterangan atau kata sifat bilangan tahapan : kahiji = kesatu,
karena fungsinya di dalam kadua = kedua, katilu = ketiga,
kalimat hampir sama. Akan kaopat = keempat dan seterusnya,
tetapi, kata bilangan memiliki (5) . Kecap bilangan klitik (angka
ciri yang sangat khusus yaitu sanskerta): éka = satu, dwi = dua,
menggunakan satuan jumlah tri = tiga, catur = empat, panca =
atau angka. Adapun dalam lima, sat = enam, sapta = tujuh,
literatur lain disebutkan ciri Ciri astha = delapan, nawa = Sembilan,
Kecap Bilangan adalah : Bisa dasa = sepuluh. Dilihat dari
bentuknya, ada kecap bilangan No Kata Jenis
bilangan
salancar, rundayan, rajékan,
berdasarkan
kantétan. 1 Urutan Kolektif (prefiks
ke-, ber-)
Kecap bilangan
Distributif
salancar dibentuk oleh satu Klitika
Tak tentu
morfem dasar bebas, contohnya:
Ukuran
hiji, dua, tilu, opat, lima, genep, Pecahan
tujuh, dalapan, salapan, enol. 2 Arti Kecap bilangan
utama
Kecap bilangan rendon
rundayan adalah numeralia yang recahan
tahapan
dibentuk dengan cara klitik
menambahkan rarangkén 3 Bentuk salancar
rundayan
(imbuhan) pada morfem dasar. rajékan
Contohnya kahiji, kadua, sakilo, kantétan

sameter, duaan, puluhan, ratusan,


METODE
katujuh kalina, Kecap bilangan
Penelitian ini menggunakan
rajékan adalah numeralia yang
pendekatan kualitatif dengan metode
dibentuk dengan cara menyebut
deskriptif. Pendekatan kualitatif
dua kali kata dasar, baik seutuhnya
digunakan untuk menggali dan
maupun sebagian. Contohnya hiji-
menganalisis objek yang alamiah,
hiji, pirang-pirang, mangrebu-
dimana peneliti sebagai instrumen kunci
rebu, lilikuran, hiji-hijina.
yang menghasilkan hasil penelitian yang
Kecap bilangan
lebih menekankan pada makna atau
kantétan adalah numeralia yang
generalisasi (Sugiyono, 2016, hlm. 9).
dibentuk dengan menggabungkan
Metode deskriptif ditujukan untuk
kata bilangan dengan kata
mendeskripsikan hasil penelitian yang
bilangan atau dengan kata lainnya.
bersifat alamiah. Adapun hal-hal yang
Contohnya: dua welas, tilu welas,
dideskripsikan adalah analisis kata
opat welas, lima welas, tujuh ratus,
bilangan, jenis beserta fungsi dari kata
lima urang. Disajikan dalam table
bilangan tersebut.
sebagai berikut :
Sumber data penelitian ini adalah
cerita pendek karangan retty isnendes
pada majalah cupumanik : 2007 dengan baheula mah tapi tuluy ngarekahan…”.
judul nayor. Teknik yang digunakan “ terdapat fungsi lain dalam penggunaan
dalam mengumpulkan data adalah studi kata bilangan salancar adalah (2)
pustaka. Adapun Langkah-langkah menunjukan ukuran atau jarak, seperti
penelitiannya diawali dengan mencari pada kalimat “…sapuluh rébu sapoé
sumber data yaitu majalah. Selanjutnya, setoranana, uang séwana hungkul…”
membaca cerita pendek “nayor” yang “…ngaran pusat pertokoan sapanjang
terdapat pada majalah cupumanik satengah kilometer…”. (3) Menunjukan
sekaligus menandai kata bilangan pada waktu : “ Kamari, Poé ka 27 bulan
cerpen tersebut, selanjutnya di puasa…” .
klasifikasin jenis kata bilangan dan
diketahui fungsi dari kata bilangan “kecap wilangan” Rundayan
tersebut. Dalam Cerpen “nayor” dipakai kata
bilangan rundayan seperti pada kalimat :
HASIL DAN PEMBAHASAN “Pan nayor mah paling loba
Berdasarkan hasil analisis, terdapat panumpangna opatan, tiluan di tukang
30 kata bilangan (kecap wilangan) yang kusir, jeung saurang ngabanding kusir,
terdapat pada cerpen berjudul “nayor” nyanghareupan bujur kuda“ pada
karya retty isnendes pada majalah kalimat terseput bahwa kecap bilangan
cupumanik dengan menggambarkan dikategorikan memiliki fungsi (1)
beberapa deskripsi dan memiliki fungsi Banyak nya orang yang berpartisipasi.
pada masing-masing penggunaannya Selain itu terdapat kalimat lain kata
diantaranya akan dipaparkan pada kajian bilangan yang memakai imbuhan pada
berikut. cerpen ini “…tara kurang ti genepan
atuh…”. Terdapat pula fungsi (2)
“Kecap wilangan” Salancar Menunjukan besar tarif atau ukuran jasa
Kata bilangan salancar yang ada pada keuangan yang disebutkan dari bilangan
cerpen yang diteliti terdapat kalimat ratusan, ribuan dan setelahnya seperti
“…Ayeuna mah SMA 1 Cibadak ké heula pada kalimat “…mun naék angkot
“, fungsiya adalah (1) menentukan ongkosna 500 pérak…”, “ Ayeuna mah
identitas suatu objek atau tempat. Selain 1500 ti terminal Cibadak ka SMA
kalimat itu juga terdapat kalimat “paling téh…”, saurang 1000 pérak ayeuna mah
nepi ka labora (ngaran hiji toko ATK
3000an, “ Kuring babayar, gonjréng 25 dikategorikan pada jumlah bilangan,
rébueun” (3) nunjukeun waktu hiji banyaknya data atau hal sejenisnya,
kajadian, “ Aya ogé baheulla nayor Aan melainkan memiliki banyak fungsi dan
taun 80-an “. tujuan sesuai dengan kalimat yang
menyusunnya, jika kata bilangan ini
“kecap wilangan” Rajékan tidak dipakai dalam cerpen ini, maka
“…nu ditarik ku kuda rupa-rupa pisan kalimat yang dipakai tidak akan
ngaranna…”, “Biasana mah saurang- mendapatkan kesempurnaan feel
saurang atawa duaan-duaan…” language (rasa bahasa) yang berusaha
mengandung makna dan fungsi kata penulis cerpen tersebut paparkan.
bilangan yang diulang-ulang tersebut
sebagai (1) tahapan atau urutan sesuai PUSTAKA RUJUKAN
jumlah kelompoknya. Dan fungsi lain (2) Chaer, A. (2009). Psikolinguistik
menunjukan sebagai penguatan terhadap Kajian Teoritik. Jakarta:
Rineka Cipta.
jumlah yang ada, contoh kalimatnya
“sok nempo kuring gé, nayorna Dardjowidjojo, S. (2012).
Psikolinguistik Pengantar
ngajugrug sadua-dua hareupeun Pemahaman Bahasa
imahna”. Manusia. Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.

“Kecap wilangan” kantétan Kridalaksana, H. (2008). Kamus


linguistik edisi keempat. Gramedia
Pada kata bilangan ini memiliki fungsi Pustaka Utama.
lain jika bilangan di padu padankan Nurlatifah. E. (2014) Kemampuan
dengan kata lain (1) menunjukan tempat menguasai kosakata anak usia 4-5
tahun. Jurnal
atau lokasi : “ Ayeuna mah SMA 1
Sudaryat, Y. (2016a). Wacana
Cibadak”. (2) menunjukan jarak ; “ geus Pragmatik Basa Sunda. UPI Press.
puguhing jauhna mah 4 kiloan…”. (3).
Sudaryat, Y. (2019). Struktur Bahasa
Menunjukan waktu ; ”…kira-kira taun Sunda Sintaksis dalam Gamitan
Pragmatik. UPI Press.
30-an…”.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Simpulan
Kridalaksana, H. (2009). Kamus Linguistik
Simpulan pada penelitian ini, bahwa kata Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
bilangan (kecap wilangan) tidak hanya
Tarigan, H. G. (2009). Pengajaran
Morfologi. Bandung:
Angkasa.
Tarigan, H. G. (2011). Pengajaran
Kosakata. Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai