Tugas Literasi Digital Dan Praktikum
Tugas Literasi Digital Dan Praktikum
Namun di tengah berbagai potensi bahaya yang ada, metaverse juga memiliki berbagai potensi
manfaat. Kemungkinan untuk menjelajahi "dunia" tanpa melibatkan gerak fisik seperti di dunia
nyata justru merupakan keunggulan utamanya. Orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik,
seperti kaum lanjut usia atau difabel, bisa menikmati "dunia" selayaknya orang-orang pada
umumnya.Potensi ekonomi yang ada di dalamnya juga bisa menciptakan peluang usaha baru
yang belum pernah ada pada era sebelumnya. Perusahaan-perusahaan juga akan terdorong
untuk memikirkan konsep pemasaran dan penjangkauan pelanggan melalui metaverse. Melihat
pola perkembangan teknologi yang telah terjadi, kemungkinan besar metaverse akan menjadi
teknologi yang umum di masa depan. Bisa saja nantinya ada sekolah virtual yang mengajarkan
ilmu-ilmu yang hanya bisa dimanfaatkan di metaverse, kebun binatang virtual yang berisi
hewan-hewan purbakala dan khayalan, atau hunian dan gedung perkantoran yang mustahil
diwujudkan dalam dunia nyata. Jika dikelola dengan baik, metaverse tentu akan menjadi berkah
bagi umat manusia.
Oleh sebab itu, permasalahannya bukan lagi terletak pada boleh-tidaknya teknologi ini
dikembangkan. Tetapi, bagaimana arah pengembangannya dan penerapan etika bagi
penggunanya. Tentu saja Meta tidak akan menjadi pemain tunggal pengembang metaverse.
Akan ada perusahaan-perusahaan lain, bahkan mungkin yang saat ini belum berdiri, yang akan
mengembangkan metaverse-nya sesuai dengan imajinasinya masing-masing.
“Ini menjadi tantangan serius, apakah negara punya cukup regulasi untuk mengatur metaverse
nantinya. Karena ini kan seperti tanah wilayah tapi di wilayah siber. Bagaimana regulasinya,
apakah kita siap atau tidak, masih ada waktu 1-2 tahun untuk negara siap menghadapi ini,” kata
Pratama pada CNNIndonesia.com, Kamis (16/12).
Lebih lanjut, Pratama menambahkan bahwa dalam menghadapi kemajuan teknologi metaverse
ini juga menjadi sebuah tantangan terhadap sejumlah lembaha pertahanan keamanan seperti
BSSN, BIN, TNI, dan Polri untuk pertahanan keamanan ke depannya.
“Karena bila negara tidak siap, maka masyarakat akan secara otodidak dan otomatis masuk
tanpa bekal apapun. Ini berbahaya karena bisa menyedot potensi ekonomi kita, transaksi terjadi
di metaverse misalnya tanpa melewati negara,” ucap Pratama.
Dengan semakin majunya teknologi dan keterlibatan metaverse sangat besar bagi kehidupan
yang akan datang, maka persiapan ini perlu dilakukan bagi seluruh negara dalam menghadapi
dunia virtual baru.