Anda di halaman 1dari 13

CAD CAM

MINI RISET

“HUBUNGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN DENGAN HASIL


BELAJAR DI D3 TEKNIK MESIN UNIMED”

Oleh :
Nama : KURNIAWAN SANDY MANULLANG
Nim : 5202421003
Mata Kuliah : CAD CAM
Dosen Pengampu : Dr. Robert Silaban M, Pd.

FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya yang
selama ini kita dapatkan, yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat
manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan tugas Cad Cam ini dengan baik dan
tepat waktu. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh guru pada mata kuliah Cad Cam.

Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai berbagai hambatan, namun berkat
dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup
baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.

`Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan segala saran
dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas
selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain
pada umumnya.

Medan, 30 Mei 2022

Kurniawan Sandy Manullang


DAFTAR ISI

Kata pengantar...........................................................................................................ii

Daftar isi.....................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan....................................................................................................iv

A. Latar belakang................................................................................................iv
B. Identifikasi masalah......................................................................................iv
C. Perumusan masalah .......................................................................................iv
D. Pembatasan masalah.......................................................................................v
E. Manfaat penelitian..........................................................................................v
F. Tujuan penelitian............................................................................................v

BAB II Pembahasan...................................................................................................6

A. Pengertian model pembelajaran...................................................................6


B. Mcam-macam model pembelajaran.............................................................6
C. Kerangka pemikiran.....................................................................................9
D. Hipotesis penelitian......................................................................................9

BAB III Penutup........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................11

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lembaga pendidikan (sekolah) merupakan wadah para siswa dalam menggali ilmu
pengetahuan, salah satu factor penting yang dapat mempengaruhi tingkat hasil belajar
mahasiswa adalah motivasi belajar yang ada pada diri siswa. Adanya motivasi belajar yang
kuat membuat mahasiswa belajar dengan tekun yang pada akhirnya terwujud dalam hasil
belajar mahasiswa tersebut. Oleh karena itulah motivasi belajar hendaknya ditanamkan
pada diri mahasiswa agar dengan demikian ia akan dengan senang hati akan mengikuti
materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Perlu ditanamkan pada diri mahasiswa
bahwa dengan belajarlah akan mendapatkan pengetahuan yang baik, mahasiswa akan
mempunyai bekal menjalani kehidupannya di kemudian hari.
Hal – hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar pada diri siswa dapat timbul
dari dirinya sendiri, lingkungan sekolah maupun dari lingkungan keluarga. Dari lingkungan
sekolah misalnya guru di samping mengajar juga hendaknya menanamkan motivasi belajar
kepada siswa yang diajarnya. Banyak siswa yang tidak termotivasi belajar mengakibatkan
hasil belajarnya menurun. Oleh karena itulah sekolah hendaknya mengkondisikan
lingkungannya sedemikian rupa dengan demikian siswa akan termotivasi untuk belajar.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapatlah diidentifikasi,
beberapa masalah yaitu sebagai berikut :
a) Apakah terdapat hubungan antara model pelajaran dengan hasil belajar siswa?
b) Apakah model belajar guru dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa ?
c) Bagaimanakah upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa ?

C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta pembatasan
masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan antara model pembelajaran siswa dengan hasil
belajar mahasiswa di D3 TEKNIK MESIN UNIMED
D. PEMBATASAN MASALAH
Banyak faktor-faktor atau variabel yang dapat dikaji untuk ditindaklanjuti dalam
penelitian ini. Namun karena luasnya bidang cakupan serta adanya berbagai keterbatasan
yang ada baik waktu, dana, maupun jangkauan penulis sehingga dalam penelitian ini tidak
semua dapat ditindaklanjuti. Untuk itu dalam penelitian ini dibatasi masalah motivasi belajar
yang turut mempengaruhi terhadap hasil belajar mahasiswa di D3 TEKNIK MESIN UNIMED.

E. MANFAAT PENELITIAN
Dengan penelitian yang telah dilakukan, penulis berharap penelitian ini mempunyai banyak
kegunaan yang di peroleh antara lain:
a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan yang positif bagi
pelaksanaan proses pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti sendiri guna meningkatkan
profesionalisme di bidang penelitian
c. Hasil penelitian ini berguna untuk memenuhi tugas dan persyaratan untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan.

F. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini di tujukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan model
pembelajaran dengan hasil belajar mahasiswa di D3 TEKNIK MESIN UNIMED, serta ingin
mengetahui apakah metode pendekatan yang di pergunakan dalam rangka peningkatan
hasil belajar siswa.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI
1. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran adalah kerangka kerja yang memberikan gambaran sistematis
untuk melaksanakan pembelajaran agar membantu belajar siswa dalam tujuan tertentu
yang ingin dicapai. Artinya, model pembelajaran merupakan gambaran umum namun
tetap mengerucut pada tujuan khusus. Fungsi model pembelajaran adalah pedoman
dalam perancangan hingga pelaksanaan pembelajaran. Pernyataan tersebut sejalan
dengan pendapat Trianto (2015, hlm. 53) yang mengemukakan bahwa fungsi model
pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
Oleh karena itu pemilihan model sangat dipengaruhi sifat dari materi yang akan
dibelajarkan, tujuan (kompetensi) yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta
tingkat kemampuan peserta didik. Ihwal sifat dan materi yang dibelajarkan tersebut,
model pembelajaran juga dapat dikategorikan berdasarkan beberapa jenis yang sesuai
dengan tujuan yang diinginkan. Hal tersebut membuat model pembelajaran berbeda
dengan metode pembelajaran yang sudah menerapkan langkah atau pendekatan
pembelajaran yang justru lebih luas lagi cakupannya.
2. MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN
Menurut Hamdayama (2016, hlm. 132-182) macam-macam model pembelajaran
adalah sebagai berikut:
a. Model Pembelajaran Inquiry
Model inquiry (inkuiri) menggunakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan proses berpikir secara kritis serta analitis kepada peserta didik agar
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan secara
mandiri melalui penyelidikan ilmiah.
b. Model Pembelajaran Kontekstual
Merupakan model dengan konsep belajar yang membuat guru untuk mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Prinsip pembelajaran
kontekstual adalah aktivitas peserta didik, peserta didik melakukan dan mengalami,
tidak hanya monoton dan mencatat.

c. Model Pembelajaran Ekspositori


Ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada kelompok peserta didik supaya peserta didik
dapat menguasai materi secara optimal. Dalam model pengajaran ekspositori seorang
pendidik harus memberikan penjelasan atau menerangkan kepada peserta didik dengan
cara berceramah. Sehingga menyebabkan arah pembelajarannya monoton karena
sangat ditentukan oleh kepiawaian ceramah guru.
d. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Nama lainnya dalam bahasa inggris adalah Problem based learning yang dapat
diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan para proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Pemecahan masalah menjadi langkah
utama dalam model ini.
e. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah kerangka konseptual rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Kelompok-kelompok tersebut bekerja sama untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
f. Model Pembelajaran Project Based Learning
Model pembelajaran project based learning atau pembelajaran berbasis proyek
adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan nyata sebagai inti
pembelajaran. Dalam pembelajaran project based learning peserta didik akan
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintetis, dan pengolahan informasi lainnya
untuk menghasilkan berbagai bentuk belajar yang beragam. Project based learning
adalah salah satu model pembelajaran yang paling kuat, karena akan meningkatkan
kompetensi siswa secara holistik, baik dari sikap, pengetahuan, maupun keterampilan,
melalui pendekatan kontekstual yang dekat dengan pekerjaan nyata di lapangan.
g. Model Pembelajaran PAIKEM
Merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan.
Pembelajaran ini dirancang agar membuat anak lebih aktif mengembangkan kreativitas
sehingga pembelajaran bisa berlangsung secara efektif, optimal, dan pada akhirnya
terasa lebih menyenangkan.

h. Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Learning)


Kerangka perencanaan dalam pembelajaran kuantum adalah TANDUR (Tumbuhkan,
Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Komponen utama pembelajaran
kuantum dapat berupa:
 peta konsep sebagai teknik belajar efektif;
 teknik memori, adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak sesuai
dengan cara kerja otak;
 sistem pasak lokasi;
 teknik akrostik, teknik menghafal dengan cara mengambil huruf depan dari
materi yang ingin diingat kemudian menggabungkannya.
Intinya metode pembelajaran ini menggunakan berbagai cara untuk membuat
pembelajaran menerap dan dipahami dengan mudah oleh peserta didik. Caranya bisa
sangat interaktif dan melibatkan peserta didik dalam kegiatan langsung untuk
mendemonstrasikan materi diiringi perayaan seperti yel motivasi.
i. Model Pembelajaran Terpadu
Merupakan model yang dapat melibatkan beberapa mata pelajaran sekaligus agar
memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna pada peserta didik.
j. Model Pembelajaran Kelas Rangkap
Pembelajaran kelas rangkap menekankan dua hal utama, yakni penggabungan kelas
secara integrative dan pembelajaran terpusat pada peserta didik, sehingga Guru tidak
harus mengulang kembali untuk mengajar pada dua kelas yang berbeda dengan program
yang berbeda pula.
k. Model Pembelajaran Portofolio
Model pembelajaran portofolio menitikberatkan pada pengumpulan karya terpilih
dari satu kelas secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif membuat kebijakan
untuk memecahkan masalah. Prinsip dasar model pembelajaran portofolio, yaitu prinsip
belajar peserta didik aktif dan kelompok belajar kooperatif untuk menghasilkan produk
portofolio secara bersama.
l. Model Pembelajaran Tematik
Merupakan pembelajaran dengan suatu kegiatan pembelajaran yang
mengintegrasikan materi beberapa pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan sesuai
dengan kebutuhan lingkungan peserta didik yang akan menjadi lahan dunia nyata bagi
dirinya.

KERANGKA PEMIKIRAN

Proses pembelajaran yang melibatkan berbagai komponen dalam belajar hendaknya


dikemas secara sistematis. Sehingga membuahkan hasil belajar yang optimal. Kemampuan
mengemas secara sitematis komponen dalam belajar tersebut hanya dapat dilakukan oleh
guru professional. Siswa yang dalam hal ini sebagai subyek didik menjadi titik sentral yang
perlu diterapkan oleh guru agar hasil belajar yang dicapai oleh siswa optimal.
Keberhasilan proses pembelajaran dimana parameternya adalah hasil belajar, hal ini
memacu baik guru maupun siswa untuk berusaha mencapai tujuan tersebut. Baik guru
harus melakukan pemilihan model dan strategi pembelajaran yang tepat dengan materi
yang akan diajarkan.
Berdasarkan perumusan dan pembatasan masalah, maka dapat dikembangkan
kerangka berpikir. Dimana model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi tuirut menentukan hasil belajar
siswa sehingga makin tinggi motivasi makin tinggi hasil belajar.

HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan pada landasan teori dan kerangka konseptual di atas, maka selanjutya
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Ho : Diduga kegagalan lulus mahasiswa D3 TEKNIK MESIN UNIMED pada mata kuliah
Cad Cam adalah keselahan Metode Pembelajaran Dosen dan kegagalan tersalurkan
pengajaran Dosen.
Ha : Diduga kegagalan lulus mahasiswa D3 TEKNIK MESIN UNIMED pada mata kuliah
Cad Cam adalah ketidakmampuan mengikuti Metode Pembelajaran dan memahami
Pembelajaran Dosen.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Metode Penelitian

Metode Penelitian ini mengaju pada tanya jawab yang penulis perlakukan
terhadap mahasiswa D3 Teknik Mesin.
3.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data di peroleh melalui secara langsung mengajukan beberapa


pertanyaan adalah sebagai berikut :

1. Apakah kesulitan dalam mata kuliah Cad/Cam?.

2. Apakah anda puas dengan penilaian yang diberikan?.

3. Apa saja faktor yang membuat tidak lulus mata kuliah Cad/Cam?.

3.3 Pembahasan

a. Pertanyaan 1

Penulis mencoba mengawali pertanyaan ini untuk mengetahui menurut


mahasiswa tersebut apakah merasa kesulitan dalam mengikuti mata kuliah Cad
Cam selama satu semester. Dapat dipahami dari rata-rata dari mereka bahwa
merasa kesulitan dalam mengikuti mata kuliah Cad Cam.

Beberapa dari mereka pemahaman kesulitan adalah pemahaman


pengoperasian master cam (aplikasi wajib Cad Cam) dan bukan pada sulit
memahami pematerian yang diberikan dosen selama satu semester.

b. Pertanyaan 2

Setelah itu, penulis bertanya soal kepuasan dalam penilaian. Dapat dipahami
mereka tidak terlalu merasa itu adalah keselahan dosen dalam menilai. Dari
situ, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa memiliki kesadaran bahwa
kemampuan mereka dalam mengikuti mata kuliah adalah sulit.

c. Pertanyaan 3
Faktor-faktor yang membuat kesulitan mata kuliah Cad Cam pada mahasiswa
D3 TEKNIK MESIN adalah sebagai berikut.

1. Metode Pembelajaran sistem Daring.

Metode Pembelajaran daring tidak selalu memiliki dampak positif. Metode ini
juga memiliki dampak negatif tersendiri bagi mahasiswa itu sendiri. Salah
satunya adalah penyerapan materi yang kurang bisa di proses dengan cepat
oleh mahasiswa.

Metode Pembelajaran Daring memerlukan jaringan sebagai indikator


kelancaran berlangsungnya kelas Cad Cam. Dan dari peserta penelitian yang
penulis tanya bahwa mereka tidak memakai jaringan Wi-Fi. Dimana dapat
disimpulkan bahwa, metode Pembelajaran Daring merupakan hal pertama
yang membuat mahasiswa D3 TEKNIK MESIN mengalami kesulitan mata kuliah
Cad Cam hal itu berdampak nilai mereka tidak mencukupi/tidak lolos.

2. Hal Baru

Mendesain bukan suatu pekerjaan yang mudah untuk di pahami dan di


kerjakan oleh seorang pemula. Apalagi, mendesain secara menggunakan
aplikasi Cad Cam. Jadi, hal yang baru adalah salah satu alasan yang bisa penulis
pahami mengapa mereka kesulitan.

Jika kita melihat mungkin pengoperasian Cad Cam secara otomatis bisa di
mengerti secara lambat laun. Namun, niat dan motivasi adalah komponen
utama mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah. Jika, melihat dari metode
Pembelajaran sistem Daring Maka, motivasi dan niat akan belajar hal baru ini
tidak ada. Jadi, belajar hal baru adalah point kedua yang membuat mahasiswa
kesulitan mengikuti mata kuliah.

3.4 Hasil

Penulis dapat pahami bahwa kesulitan belajar mahasiswa alami adalah Metode
Pembelajaran sistem Daring dan motivasi, niat, kemauan (faktor luar). Dimana
sebenarnya kedua komponen ini adalah faktor pendukung yang penting
selama proses mata kuliah selama satu semester. Belum lagi, ada hambatan
lainnya seperti media pembelajaran mahasiswa terbatas.

Merujuk pada hipotesis penelitian, maka penulis mengambil keputusan bahwa


kegagalan mahasiswa adalah gagalnya mahasiswa dalam mengikuti mata
kuliah selama satu semester (kesalahan mahasiswa). Ketidaksiapan mereka
terhadap mata kuliah adalah keselahan mahasiswa. Seharusnya, sebagai
mahasiswa harus siap mengantisipasi hal-hal yang menghambat atau membuat
kesulitan mata kuliah.

BAB IV

KESIMPULAN

Ditarik kesimpulan bahwa Metode Pembelajaran sistem Daring dan tidak adanya niat, kemauan, dan
motivas mahasiswa adalah dua indikator yang membuat mahasiswa tidak mampu mengikuti mata
kuliah Cad Cam selama satu semester.

Dapat dipahami juga bahwa kegagalan mahasiswa mendapatkan nilai memuaskan adalah murni
kesalahan mahasiswa. Ketidaksiapan dan ketidakmampuan mereka tidak mereka sadari dimana
materi pembelajaran tidak tersalurkan secara cukup dan baik kepada mahasiswa.

SARAN
Sebaiknya, mahasiswa D3 Teknik Mesin lebih siap dalam mengikuti mata kuliah
Cad Cam untuk satu tahun kedepan. Dapat di pahami juga, mengantisipasi
faktor dalam dan luar yang dapat menghambat. Dan juga, penulis memberikan
saran dan solusi untuk mempersiapkan diri sebelum mata kuliah di mulai dan
mencari media pembelajaran yang memudahkan mahasiswa dalam
pemahaman master cam.

DAFTAR PUSTAKA

Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Yang dirujuk dalam http://tulisansingkatimal.blogspot.co.id/.
Diakses pada tanggal 29 Mei 2022 Pukul 20:45.

Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sutirman. 2013. Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai