Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SULTHAN IMAM BAROKAH

NIM. : 043395065

MAPEL. : ORGANISASI DAN MANAJEMEN/ADPU4217

1.

a) Ada 4 (empat) ciri birokrasi di negara berkembang dengan Model Sala, sebutkan ke 4 ciri
tersebut!, serta jelaskan pula menurut pandangan Anda kondisi birokrasi pada Pemerintah
Republik Indonesia termasuk atau tidak pada Model Sala? Jelaskan ciri-cirinya !

1. ogenitas (heteregonity) : fungsi administrasi kekeluargaan dengan struktur jabatan baru.


Fungsi-fungsi administratif yang semula dilaksanakan atas dasar hubungan kekeluargaan
tetap dilanjutkan tetapi secara sembunyi-sembunyi, sementara itu disusun struktur jabatan
kantor yang baru guna menggantikan organisasi atas dasar kekeluargaan tadi dan
selanjutnya sebagai pantas-pantas disiapkan seperangkat norma untuk dipatuhi (walaupun
nyatanya norma tersebut diabaikan).
2. Nepotisme (Nepotism) : universalistik dengan hubungan kekerabatan. Dalam masyarakat
tradisional jelas-jelas keluarga merupakan landasan bagi pemerintahan dan administrasi
negara, dan wajar apabila jabatan-jabatan dalam administrasi negara disediakan bagi
anggota keluarga (nepotisme). Dalam masyarakat yang sedang berkembang (prismatic
society), sering terdapat seorang Presiden atau Perdana Menteri yang dipilih, tetapi
menyerahkan kedudukannya kepada anak, menantu, kemenakan atau keluarga dekatnya,
yang seharusnya kedudukan tersebut digantikan oleh seseorang melalui pemilihan. Jabatan-
jabatan dalam administrasi negara dijabat oleh orang-orang atas dasar norma yang bersifat
universalistik, tetapi nyatanya diam-diam diisi oleh orang-orang yang punya hubungan
kekerabatan. Hal-hal demikian ini menjadi salah satu ciri dalam pengadaan pegawai dari
model Sala.
3. Tindan (Overlapping) : antara pekerjaan kantor dengan urusan keluarga. Pengaruh keluarga
atau kerabat mengatasi pelaksanaan fungsi dinas/kantor sedemikian rupa sehingga
peraturan/hukum dilaksanakan seenak-enaknya terhadap keluarga, sebaliknya sekeras-
kerasnya terhadap pihak-pihak di luar kerabat. Hal ini berlaku juga terhadap pelaksanaan
kontrak, pembelian perbekalan, pengadaan barang, pembayaran pajak, pemberian lisensi,
pemberian ijin dan lain sebagainya. Bagi pihak luar pegawai-pegawai dari model sala ini
nampak bersifat individualistik, karena mereka menilai kepentingan keluarga lebih tinggi
daripada kepentingan dinas, pemerintah, kadang-kadang bahkan kepentingan negara.
4. Poli communal / plural community
Mobilitas cukup tinggi tetapi tingkat asimilasi rendah. Pengelompokan atas dasar keluarga
menumbuhkan solidaritas kelompok. Dalam negara berkembang solidaritas kelompok
didapat atas dasar etnis, agama, ras yang bersifat mobil karena faktor komunikasi yang
relatif baik, tetapi belum tercapai asimilasi dengan penguasa (elite) karena sebagian dari
anggota kelompok masih buta aksara, sehingga melahirkan beberapa kelompok masyarakat
(communities) tertentu.

Birokrasi di Indonesia sudah ada sebelum zaman penjajahan. Birokrasi tertua adalah pamong praja
yang mempunyai kedudukan yang kuat terutama di daerah pedesaan, karena rakyat menganggap
pamung praja sebagai tokoh gurunya. Setelah Belanda maupun Jepang menjajah Indonesia
ketangguhan birokrasi pamong praja ini dimanfaatkan untuk kepentingan penjajah terutama dalam
berhadapan dengan rakyat Indonesia. Hanya saja penjajah, khususnya pemerintahan Hindia Belanda
tidak banyak memberi kesempatan bagi orang-orang untuk menaiki tingkat birokrasi pemerintahan
kepada kedudukan yang menentukan dalam pengambilan keputusan.

Setelah diproklamasikan kemerdekaan Indonesia, timbullah kesulitan dalam mengisi jabatan


birokrasi yang kosong setelah ditinggal pergi oleh pemerintahan penjajah. Untuk mengatasi
kekosongan ini maka pegawai yang selama ini berstatus pegawai rendah terpaksa dipromosikan ke
tingkat yang tinggi sehingga terjadi pula kekosongan pada tingkat organisasi yang lebih rendah.

Masih banyak tantangan yang harus dihadapi oleh birokrasi dalam perjalanan yang mengurus bangsa
yang telah merdeka dan terakhir hancur berantakan dirasuki oleh ideologi-ideologi politik yang
bermacam-macam di zaman orde lama, sehingga birokrasi tidak dapat diharapkan untuk berperan
sebagai abdi masyarakat dan negara. Di zaman orde baru birokrasi dibangun kembali dari
kehancuran supaya dapat memainkan perannya sebagai abdi masyarakat dan negara.

Di zaman orde reformasi dan pasca reformasi, birokrasi dibangun dengan tata reformasi baru.
Penataan birokrasi pada hakekatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan
perubahan mendasar terhadap birokrasi menyangkut aspek-aspek kelembagaan organisasi,
ketatanegaraan dan sumber daya manusia aparatur. Reformasi birokrasi di Indonesia menempatkan
pentingnya rasionalisasi birokrasi yang menciptakan efisiensi efektivitas, dan produktivitas melalui
pembagian kerja hirakikal dan horizontal yang seimbang diukur dengan rasio antara volume atau
beban tugas dengan jumlah sumber daya disertai tata kerja formalistik dan pengawasan yang ketat

B. Ada 3 (tiga) faktor yang menyebabkan perubahan organisasi, sebutkan ke 3 faktor tersebut!,
serta jelaskan pula menurut pandangan Anda kondisi perubahan organisasi Pemerintah Republik
Indonesia disebabkan oleh faktor perubahan tersebut?

1.Ukuran dan struktur organisasi yang semakin berkembang

2. Perubahan dalam sistem administrasi sebagai bentuk tuntutan zaman dan efisiensi

3. Perkembangan teknologi komunikasi, informasi dan digitalisas

Sebagaimana organisasi lainnya, pemerintah Indonesia sebagai organisasi publik juga mengalami
perubahan-perubahan untuk beradaptasi dan bertahan hidup untuk menjamin tercapainya tujuan-
tujuan negara Indonesia ini didirikan. Menurut saya kondisi perubahan organisasi di Pemerintah
Republik Indonesia telah masive terjadi. Hal ini selain karena pertumbuhan pendudukan yang tak
dapat dielak, juga berkat pengaruh dari luar seperti perkembangan teknologi yang semakin hari
semakin canggih. Sistem administrasi di pemerintah juga mengalami kemajuan, yang semula bersifat
tertutup, kini menuju prinsip keterbukaan terhadap publik baik dalam pemakaian dana,
perencanaan, perancangan dan eksekusi lapangan. Namun perlu digarisbawahi bahwa perubahan
organisasi pemerintah Republik Indonesia masih jauh dari kata sempurna karena saking luasnya
cakupan wilayah dan cakupan administrasi negara di negara ini. Terbatasnya tenaga dan kecakapan
para pelayan publik menjadi salah satu faktor yang cukup harus dipertimbangkan demi perubahan
organisasi publik yang lebih baik lagi ke depannya

2.
a. Sebutkan dan jelaskan kendala-kendala birokrasi di Indonesia? Jelaskan, serta berikan
contohnya??

Kendala birokrasi di Indonesia bisa dikarenakan faktor fisik maupun faktor intern (SDM). Kendala
fisik birokrasi di Indonesia: luasnya cakupan wilayah negara dan demografi penduduk Luasnya
cakupan wilayah negara membuat birokrasi berjalan dengan lambat dan merembet terlalu lama
untuk segera ditangani oleh pejabat atau lembaga yang berwenang. Semisal, ketersediaan form e-
KTP yang harus menunggu dari pusat. Mungkin bagi warga wilayah Jawa Barat atau sekitar Jakarta
hal tersebut bukan menjadi persoalan. Namun bagi warga Atambua, misalnya, yang jauh dari
ramainya ibukota dan wilayah padat penduduk di Indonesia, ketersediaan tanda pengenal mendasar
seperti form eKTP membutuhkan waktu berhari-hari untuk sampai. Tentu, perkembangan dan
kendala birokrasi antar daerah di kepulauan Indonesia tidak dapat dipukul rata mengingat kondisi
geografi yang kurang memungkinkan. Solusinya adalah pembangunan infrastruktur yang memadai
dan konektivitas antar pulau di Indonesia dari Sabang sampai Merauke agar birokrasi pemerintah
bisa merata pembangunan dan pelayanannya. Adapun kendala birokrasi Indonesia yang berupa
faktor intern atau kualitas SDM diantarinya adalah:

1. Kendala dalam struktur organisasi


2. Kendala dalam melakukan koordinasi horizontal
3. Kelemahan komunikasi
4. Kendala Dalam Pendelegasian Wewenang
5. Kendala Komunikasi Vertikal
6. Kendala Karena Kualitas Para Birokrat

B.Ada 4 (empat) syarat dalam penerapan T-Form dalam organisasi, sebutkan ke 4 syarat tersebut,
serta jelaskan pula organisasi Pemerintah Republik Indonesia sesuai atau tidak dengan dengan
syarat T-Form?

1. Melakukan revolusi mental atau perubahan sikap para birokrat untuk lebih profesional
2. Mempersiapkan tenaga birokrasi yang memiliki mutu dan kualitas tinggi melalui sistem
rekrutmen yang selektif
3. Menghilangkan pengkotak-kotakan pelayanan publik, setiap lembaga atau badan yang
melayani masyarakat saling terkait dan terintegrasi pada satu sistem
4. Para birokrat dipersiapkan bekal keahlian atau training untuk mahir menggunakan teknologi
informasi dan program digital seperti pelayanan berbasis komputer

Apakah organisasi Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan penerapan TForm? Menurut saya,
secara teoritis telah sesuai. Namun pada praktik lapangan, masih banyak pegawai negeri atau para
birokrat yang buta teknologi utamanya bagi para birokrat yang telah berusia mendekati masa
pensiun. Pemerintah telah memberikan suntikan motivasi melalui program sertifikasi agar para
birokrat bisa mahir menggunakan komputer dan pelayanan elektronik serta pelayanan yang
memuaskan. Pemantauan berkala dan program pelatihan salah satu diantara usaha pemerintah
dalam menerapkan T-Form di Indonesia..

Anda mungkin juga menyukai