KOSMETIKA
Oleh:
Kelompok 8
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Kompetensi Praktikum..................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
A. Deskripsi Bahan Praktikum..........................................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM..........................................................................8
A. Alat................................................................................................................8
B. Bahan............................................................................................................8
C. Prosedur Kerja...............................................................................................9
BAB IV HASIL.....................................................................................................11
BAB V PEMBAHASAN.......................................................................................13
BAB VI KESIMPULAN.......................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sediaan kosmetik yang berfungsi sebagai pemutih kulit masih
beredar sebagai kosmetik yang digemari, oleh karena itu bahan-bahan
yang dapat digunakan sebagai pemutih kulit banyak diteliti dan
dikembangkan. Salah satu bahan pemutih kulit yang terkenal dan telah
banyak digunakan adalah hidrokuinon (Draelos, 2006 dan Zhai, 2009).
Hidrokuinon sebagai bahan aktif pemutih bekerja melalui mekanisme efek
toksik hidrokuinon terhadap melanosit (sel tempat sintesis melanin/pigmen
hitam pada kulit) dan melalui penghambatan melanogenesis (proses
pembentukan melanin) (Westerhof dan Kooyers, 2005).
Peraturan BPOM dalam surat PUBLIC
WARNING/PERINGATAN Nomor: KH.00.0143.250-3 tanggal 11 Juni
2009 mengenai kosmetik mengandung bahan berbahaya/bahan dilarang
termasuk Hidrokuinon, dimana penggunaan bahan tersebut dalam sediaan
kosmetik dapat membahayakan kesehatan dan dilarang digunakan.
Hidrokuinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan
berdasarkan resep dokter. Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa
pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah
dan rasa terbakar juga dapat menyebabkan kelainan pada ginjal, kanker
darah dan kanker sel hati (Ditjen POM RI, 2009).
Penggunaan hidrokuinon menurut Peraturan Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM) berdasarkan PUBLIC WARNING/PERINGATAN
Nomor KH tahun 2009 tentang kosmetik mengandung bahan
berbahaya/bahan dilarang, termasuk Hidrokuinon, dimana penggunaan
bahan tersebut dalam sediaan kosmetik dapat membahayakan kesehatan
dan dilarang digunakan. Hidrokuinon termasuk golongan obat keras yang
hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Bahaya pemakaian obat
keras ini tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit
menjadi merah dan rasa terbakar juga dapat menyebabkan kelainan pada
ginjal, kanker darah dan kanker sel hati (Ditjen POM RI, 2009).
Hidrokuinon lebih dari 2% merupakan golongan obat keras yang
penggunaannya berdasarkan resep dokter. Kadar hidrokuinon yang
melebihi 5% dapat menimbulkan kemerahan dan rasa terbakar pada kulit.
Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter dapat
menyebabkan iritasi kulit, kulit kemerahan, rasa terbakar, kelainan ginjal,
kanker darah dan kanker hati. Pemakaian yang berlebih dapat
menyebabkan iritasi kulit, namun jika dihentikan seketika akan berefek
lebih buruk. Kadar Hidrokuinon dalam krim beredar di pasaran hanya
diperbolehkan 2%, lebih dari itu dipergunakan sebagai obat (BPOM RI,
2007).
Penetapan kadar hidrokuinon ada beberapa metode yang dapat
digunakan, diantaranya dengan Titrasi Redoks (Depkes, 1995),
Spektrofotometri UV (Pedro et al., 2007), Kolometri (Ibrahim et al.,
2004). Thin Layer Chromatography (Siddique et al, 2012), High Perform
Liquid Chromatography (BPOM, 2005), Gas Chromatography Mass
Spectrofotometry (Salto et al., 1994). Miselar Elektro Kromatografi
(Jangseokim & Youngseong kim, 2006) dan Capillary
Electrochromatography (Desiderio et al., 2000). Metode Spektrofotmetri
UV-Vis ini adalah metode yang sederhana untuk menetapkan kuantitas zat
yang sangat kecil, hasil yang diperoleh cukup akurat, dimana angka yang
terbaca langsung dicatat oleh detektor dan tercetak dalam bentuk angka
digital ataupun grafik yang sudah diregresikan.
B. Kompetensi Praktikum
Mengidentifikasi kadar Hidrokuinon pada sampel handbody lotion.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nama Hidrokuinon
Formula molecular C6H6O2
Berat Molekul 110.11
Nomor CAS 123-31-9
Titik lebur 172-175°C
Boiling Point 285°C
Titik nyala 165°C
Tekanan uap 1 mm Hg (132°C)
Solubulitas H2O :50 / mL, bening
Pka 10.35 (pada 20°C)
Kelarutan air 70 g/L (20°C)
Bentuk Kristal seperti jarum atau bubuk kristal
Warna Putih atau putih pudar
Peka Sensitive udara dan cahaya
Penyimpanan Kulkas
2. Aquadest
3. Etanol
4. Methanol
5. Kloroform
Nama IUPAC Kloroform
Formula molekul CHCl3
Nomor CAS 67-66-3
Berat molekul 119.37
Warna Tidak berwarna
Bentuk Cairan
Bau Menyengat
Titik didih 61.1°C
Titik lebur -63.6°C
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat
1. Timbangan analitik
2. Spektrofotometri Uv-Vis
3. Alat gelas
4. Tabung reaksi
5. Chamber
6. Lampu uv 259
7. Kertas saring
8. Erlenmeyer
9. Labu takar
10. Pipa kapiler
11. Pipet tetes
12. Pipet volume
13. Pensil
B. Bahan
1. Hidrokuinon
2. Aquadest
3. Etanol 96%
4. Reagen Fecl 1%
5. Reagen benedict
6. Metanol dan kloroform
C. Prosedur Kerja
1. Uji Kualitatif dengan Pereaksi Warna
Hasil Keterangan
Sampel + FeCl3 → Tidak
ada perubahan warna
1. 10 ppm 0,090 y = bx + a
2. 20 ppm 0,1356 a= - 0,05003
3. 30 ppm 0,204 b= 0,009567
4. 40 ppm 0,2383 r= 0,9065
5. 50 ppm 0,517
3. Kadar Hidrokuinon pada sampel body lotion whitening
y−a
Konsentrasi sampel = x=
b
Pada penelitian kali ini kami menggunakan sampel body lotion whitening
yang dijual disalah satu toko kosmetik di Kota Banjarmasin. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan hidrokuinon didalam sampel.
Hidrokuinon digunakan secara topikal sebagai agen depigmentasi untuk kulit
dalam kondisi hiperpigmentasi cloasma (malesma), bintik – bintik dan lentigines
(Sweetman, 2009). Mekanisme hidrokuinon di dalam kulit dengan menghambat
aktivitas enzim tirosinase yang menjadi aktif akibat sinar matahari, hormonal,
penyakit, obat, alergi dan iritasi sehingga memicu pembentukan melanin dengan
cara menghancurkan melanosom yaitu bagian dari melanosit, tempat menyimpan
pigmen-pigmen melanin (Simaremare, 2019).
Badan POM RI. (2011). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 Tentang
Metode Analisis Kosmetika: Jakarta
Felandita, N. (2016). Identifikasi dan penetapan kadar hidrokuinon dalam krim
malam pada empat klink kecantikan di Bandar Lampung dengan
menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotomeri UV
Vis. Jurnal Analis Farmasi, 1(3).
Muadifah, A. and Ngibad, K. (2020) ‘Analisis Merkuri Dan Hidrokuinon Pada
Krim Pemutih Yang Beredar Di Blitar’, Dalton : Jurnal Pendidikan Kimia
dan Ilmu Kimia, 3(2), pp. 1–9. doi: 10.31602/dl.v3i2.3905.
Simaremare, E. S. (2019) ‘Analisis Merkuri Dan Hidrokuinon Pada Krim Pemutih
Yang Beredar Di Jayapura’, JST (Jurnal Sains dan Teknologi), 8(1), p. 1.
doi: 10.23887/jst-undiksha.v8i1.11813.
Sweeetman, S.C. (2009). Martindale 36 The Complete Drug Reference. London:
The Pharmaceutical Press.