Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUKM ANALISIS OBAT MAKANAN DAN

KOSMETIKA

ANALISIS HIDROKUINON PADA BODY LOTION WHITENING


(PRAKTIKUM MANDIRI)

Oleh:
Kelompok 8

Halimatus Sa’diyah NIM. 11194761910413


M. Yericho NIM. 11194761910420
Putri Andriani Nasution NIM. 11194761910433
Putri Olivia Nayaken NIM. 11194761910434
Ratna Dewi Wulandari P. P. NIM. 11194761910436
Anabaena Chicade NIM. 11194761920513

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Kompetensi Praktikum..................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
A. Deskripsi Bahan Praktikum..........................................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM..........................................................................8
A. Alat................................................................................................................8
B. Bahan............................................................................................................8
C. Prosedur Kerja...............................................................................................9
BAB IV HASIL.....................................................................................................11
BAB V PEMBAHASAN.......................................................................................13
BAB VI KESIMPULAN.......................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sediaan kosmetik yang berfungsi sebagai pemutih kulit masih
beredar sebagai kosmetik yang digemari, oleh karena itu bahan-bahan
yang dapat digunakan sebagai pemutih kulit banyak diteliti dan
dikembangkan. Salah satu bahan pemutih kulit yang terkenal dan telah
banyak digunakan adalah hidrokuinon (Draelos, 2006 dan Zhai, 2009).
Hidrokuinon sebagai bahan aktif pemutih bekerja melalui mekanisme efek
toksik hidrokuinon terhadap melanosit (sel tempat sintesis melanin/pigmen
hitam pada kulit) dan melalui penghambatan melanogenesis (proses
pembentukan melanin) (Westerhof dan Kooyers, 2005).
Peraturan BPOM dalam surat PUBLIC
WARNING/PERINGATAN Nomor: KH.00.0143.250-3 tanggal 11 Juni
2009 mengenai kosmetik mengandung bahan berbahaya/bahan dilarang
termasuk Hidrokuinon, dimana penggunaan bahan tersebut dalam sediaan
kosmetik dapat membahayakan kesehatan dan dilarang digunakan.
Hidrokuinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan
berdasarkan resep dokter. Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa
pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah
dan rasa terbakar juga dapat menyebabkan kelainan pada ginjal, kanker
darah dan kanker sel hati (Ditjen POM RI, 2009).
Penggunaan hidrokuinon menurut Peraturan Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM) berdasarkan PUBLIC WARNING/PERINGATAN
Nomor KH tahun 2009 tentang kosmetik mengandung bahan
berbahaya/bahan dilarang, termasuk Hidrokuinon, dimana penggunaan
bahan tersebut dalam sediaan kosmetik dapat membahayakan kesehatan
dan dilarang digunakan. Hidrokuinon termasuk golongan obat keras yang
hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Bahaya pemakaian obat
keras ini tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit
menjadi merah dan rasa terbakar juga dapat menyebabkan kelainan pada
ginjal, kanker darah dan kanker sel hati (Ditjen POM RI, 2009).
Hidrokuinon lebih dari 2% merupakan golongan obat keras yang
penggunaannya berdasarkan resep dokter. Kadar hidrokuinon yang
melebihi 5% dapat menimbulkan kemerahan dan rasa terbakar pada kulit.
Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter dapat
menyebabkan iritasi kulit, kulit kemerahan, rasa terbakar, kelainan ginjal,
kanker darah dan kanker hati. Pemakaian yang berlebih dapat
menyebabkan iritasi kulit, namun jika dihentikan seketika akan berefek
lebih buruk. Kadar Hidrokuinon dalam krim beredar di pasaran hanya
diperbolehkan 2%, lebih dari itu dipergunakan sebagai obat (BPOM RI,
2007).
Penetapan kadar hidrokuinon ada beberapa metode yang dapat
digunakan, diantaranya dengan Titrasi Redoks (Depkes, 1995),
Spektrofotometri UV (Pedro et al., 2007), Kolometri (Ibrahim et al.,
2004). Thin Layer Chromatography (Siddique et al, 2012), High Perform
Liquid Chromatography (BPOM, 2005), Gas Chromatography Mass
Spectrofotometry (Salto et al., 1994). Miselar Elektro Kromatografi
(Jangseokim & Youngseong kim, 2006) dan Capillary
Electrochromatography (Desiderio et al., 2000). Metode Spektrofotmetri
UV-Vis ini adalah metode yang sederhana untuk menetapkan kuantitas zat
yang sangat kecil, hasil yang diperoleh cukup akurat, dimana angka yang
terbaca langsung dicatat oleh detektor dan tercetak dalam bentuk angka
digital ataupun grafik yang sudah diregresikan.

B. Kompetensi Praktikum
Mengidentifikasi kadar Hidrokuinon pada sampel handbody lotion.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Bahan Praktikum


1. Hidrokuinon

Nama Hidrokuinon
Formula molecular C6H6O2
Berat Molekul 110.11
Nomor CAS 123-31-9
Titik lebur 172-175°C
Boiling Point 285°C
Titik nyala 165°C
Tekanan uap 1 mm Hg (132°C)
Solubulitas H2O :50 / mL, bening
Pka 10.35 (pada 20°C)
Kelarutan air 70 g/L (20°C)
Bentuk Kristal seperti jarum atau bubuk kristal
Warna Putih atau putih pudar
Peka Sensitive udara dan cahaya
Penyimpanan Kulkas

2. Aquadest

Nama IUPAC Oksidan


Formula molekul H2O
Berat molekul 18.015
Nomor CAS 7732-18-5
Warna Tidak berwarna
Bentuk Cairan
Bau Tidak berbau
Rasa Hambar
Titik didih 99.974°C
Titik lebur 32°F

3. Etanol

Nama IUPAC Etanol


Formula molekul C2H6O
Nomor CAS 64-17-5
Berat molekul 46.07
Warna Tidak berwarna
Bentuk Cairan
Bau Berbau alkohol, menyengat
Titik didih 78.2°C
Titik lebur -114.1°C

4. Methanol

Nama IUPAC Metanol


Formula molekul CH4O
Nomor CAS 67-56-1
Berat molekul 32.042
Warna Tidak berwarna
Bentuk Cairan
Bau Sedikit berbau alkohol, bau yang tajam
Titik didih 64.7°C
Titik lebur -97.6°C

5. Kloroform
Nama IUPAC Kloroform
Formula molekul CHCl3
Nomor CAS 67-66-3
Berat molekul 119.37
Warna Tidak berwarna
Bentuk Cairan
Bau Menyengat
Titik didih 61.1°C
Titik lebur -63.6°C
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat
1. Timbangan analitik
2. Spektrofotometri Uv-Vis
3. Alat gelas
4. Tabung reaksi
5. Chamber
6. Lampu uv 259
7. Kertas saring
8. Erlenmeyer
9. Labu takar
10. Pipa kapiler
11. Pipet tetes
12. Pipet volume
13. Pensil

B. Bahan
1. Hidrokuinon
2. Aquadest
3. Etanol 96%
4. Reagen Fecl 1%
5. Reagen benedict
6. Metanol dan kloroform
C. Prosedur Kerja
1. Uji Kualitatif dengan Pereaksi Warna

Timbang sampel sebanyak 1 gram

Kemudian masukan ke dalam plat tetes

Lalu teteskan dengan reagen Fecl3

Amanti apakah hanbody lotion berubah warna menjadi


kehitaman

2. Uji Kuantitatif dengan Spektrofotometer Uv-Vis


a. Preparasi sampel

Timbang 1 gram sampel lalu campurkan dengan methanol, dan


masukan ke dalam labu ukur

b. Larutan baku Hidrokuinon

Timbang 10 mg baku standar hidrokuinon, larutkan dengan


methanol dan masukan ke dalam labu ukur 100 ml
tambahkan sampai tanda batas tanda, lalu kocok hingga
homogen

Di dapatkan hasil konsentrasi 50 ppm


Pipet 10 ml larutan baku 50 ppm, dan masukan ke labu ukur
50 ml, tambahkan methanol ad batas tanda, kocok

Di dapatkan 10 ppm, lalu buat konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm,


1,5 ppm, 2 ppm, dan 2,5 ppm. Dan masukan ke dalam labu
ukur 10 ml, ad sampai tanda batas

Kemudian ukur Panjang gelombang dari semua konsentrasi

Hitung kadar sampel hidrokuinon menggunakan regresi linear


y = bx + a, yang diperoleh dari kurva baku hidrokuinon
BAB IV
HASIL
A. Analisis Kualitatif Hidrokuinon

Hasil Keterangan
Sampel + FeCl3 → Tidak
ada perubahan warna

B. Analisis Kuantitatif Hidrokuinon


1. Penentuan panjang gelombang maksimum

No Nama Standar Panjang gelombang


.
1. Hidrokuinon 308 nm

2. Kurva Baku Hidrokuinon

No. Konsentrasi Absorbansi Diperoleh persamaan:

1. 10 ppm 0,090 y = bx + a
2. 20 ppm 0,1356 a= - 0,05003
3. 30 ppm 0,204 b= 0,009567
4. 40 ppm 0,2383 r= 0,9065
5. 50 ppm 0,517
3. Kadar Hidrokuinon pada sampel body lotion whitening
y−a
Konsentrasi sampel = x=
b

Absorbansi Perhitungan Konsentrasi Konsentrasi


sampel
0,015 y−a 6,79 ppm
x=
b
0,015−(−0,05003)
x= =6,79
0,009567
Diperole
0,017 0,017−(−0,05003) 7 ppm
x= =7 y = bx +
0,009567
0,018 0,018−(−0,05003) 7,11 ppma= - 0,00
x= =7,11
0,009567 b= 0,000
Rata-rata konsentrasi 6,967 ppm
r= 0,916
% Kadar Hidrokuinon dalam sampel 0,0006967 %
BAB V
PEMBAHASAN

Pada penelitian kali ini kami menggunakan sampel body lotion whitening
yang dijual disalah satu toko kosmetik di Kota Banjarmasin. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan hidrokuinon didalam sampel.
Hidrokuinon digunakan secara topikal sebagai agen depigmentasi untuk kulit
dalam kondisi hiperpigmentasi cloasma (malesma), bintik – bintik dan lentigines
(Sweetman, 2009). Mekanisme hidrokuinon di dalam kulit dengan menghambat
aktivitas enzim tirosinase yang menjadi aktif akibat sinar matahari, hormonal,
penyakit, obat, alergi dan iritasi sehingga memicu pembentukan melanin dengan
cara menghancurkan melanosom yaitu bagian dari melanosit, tempat menyimpan
pigmen-pigmen melanin (Simaremare, 2019).

Analisis kualitatif hidrokuinon dilakukan dengan uji pereaksi warna FeCl 3.


Pada uji pereaksi warna FeCl3 sampel positif mengandung hidrokuinon apabila
terjadi perubahan warna hijau sampai hitam (Muadifah dan Ngibad, 2020).
Hidrokuinon jika ditambahkan FeCl3 menghasilkan senyawa kompleks. Senyawa
kompleks terbentuk karena unsur O pada hidrokuinon berikatan dengan FeCl3
membentuk reaksi yang menghasilkan warna hijau dalam kondisi asam
(Simaremare, 2019). Pada hasil sampel yang kami gunakan ketika ditambahkan
dengan pereaksi FeCl3 sampel tidak berubah warna. Berdasarkan hasil tersebut
dapat dinyatakan bahwa sampel tidak mengandung hidrokuinon

Analisis kuantitatif hidrokuinon dilakukan untuk mengetahui kadar suatu


analit dalam sampel. Penentuang panjang gelombang maksimum hidrokuinon
menggunakan larutan baku hidrokuinon dengan konsentrasi 100 ppm pada
panjang gelombang 200-400 nm dan didapatkan panjang gelombang
maksimumnya 308 nm. Larutan baku dibuat seri pengenceran yaitu 10 ppm, 20
ppm, 30 ppm, 40 ppm dan 50 ppm. Berdasarakan pengukuran antara nilai serapan
dan konsentrasi diperoleh persamaan y = 0,009567x + (- 0,05003) dengan nilai r =
0,9065. Hasil yang didapatkan pada pengujian kadar pada sampel body lotion
adalah 6,967 ppm dengan persentase kadar 0,0006967 %.
Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan nomor
KH.03.1.23.08.11.07517 tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Bahan
Kosmetika Hidrokuinon telah dilarang digunakan sebagai pemutih dalam
kosmetik. Hidrokuinon hanya digunakan sebagai kosmetik untuk kuku artifisial
dengan kadar 0,02% (BPOM, 2011).
BAB VI
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada uji kualitatif


sampel body lotion whitening tidak mengandung hidrokuinon, namun pada saat
dilakukan uji kuantitatif terdeteksi sampel mengandung hidrokuinon dengan kadar
0,0006976 %.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti D.W. (2016). Identifikasi hidroquinon pada krim pemutih wajah yang
dijual di minimarket wilayah Minomartani, Yogyakarta. Journal of
Agromedicine and Medical Sciences, 2(1).

Amilia. D.S. (2011). Gambaran Pengetahuan Dampak Penggunaan Kosmetik


Pemutih Terhadap Kesehatan Kulit Pada Ibu – Ibu di Kelurahan Mangga
Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Badan POM RI. (2008). Bahan Berbahaya Dalam Kosmetik. In: Kosmetik
Pemutih (Whitening), Naturakos, Vol. III No.8.Edisi Agustus 2008:
Jakarta

Badan POM RI. (2011). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 Tentang
Metode Analisis Kosmetika: Jakarta
Felandita, N. (2016). Identifikasi dan penetapan kadar hidrokuinon dalam krim
malam pada empat klink kecantikan di Bandar Lampung dengan
menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotomeri UV
Vis. Jurnal Analis Farmasi, 1(3).
Muadifah, A. and Ngibad, K. (2020) ‘Analisis Merkuri Dan Hidrokuinon Pada
Krim Pemutih Yang Beredar Di Blitar’, Dalton : Jurnal Pendidikan Kimia
dan Ilmu Kimia, 3(2), pp. 1–9. doi: 10.31602/dl.v3i2.3905.
Simaremare, E. S. (2019) ‘Analisis Merkuri Dan Hidrokuinon Pada Krim Pemutih
Yang Beredar Di Jayapura’, JST (Jurnal Sains dan Teknologi), 8(1), p. 1.
doi: 10.23887/jst-undiksha.v8i1.11813.
Sweeetman, S.C. (2009). Martindale 36 The Complete Drug Reference. London:
The Pharmaceutical Press.

Anda mungkin juga menyukai