Anda di halaman 1dari 20

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus ), dijuluki juga sebagai emas hitam adalah

cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Sisa-sisa organisme tersebut mengendap di dasar lautan, kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu, dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik tersebut dan mengubahnya menjadi minyak dan gas. Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkosentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap. Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan. Dewasa ini terdapat dua teori utama yang berkembang mengenai asal usul terjadinya minyak bumi, antara lain: 1. Teori Anorganik (Abiogenesis) Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain. Secara umum dinyatakan seperti dibawah ini: Berdasarkan teori anorganik, pembentukan minyak bumi didasarkan pada proses kimia, yaitu : a. Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot) Reaksi yang terjadi: alkali metal + CO2 karbida + H2O C2H2 C6H6 karbida ocetylena komponen-komponen lain

Dengan kata lain bahwa didalam minyak bumi terdapat logam alkali dalam keadaan bebas dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara bersentuhan dengan alkali panas tadi maka akan terbentuk

ocetylena. Ocetylena akan berubah menjadi benzena karena suhu tinggi. Kelemahan logam ini adalah logam alkali tidak terdapat bebas di kerak bumi. b. Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef) Asumsi yang dipakai adalah ada karbida besi di dalam kerak bumi yang kemudian bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon, kelemahannya tidak cukup banyak karbida di alam. KOMPOSISI PENYUSUN MINYAK BUMI dan GAS ALAM Minyak bumi dan gas alam adalah campuran kompleks hidrokarbon dan senyawa-senyawa organik lain. Komponen hidrokarbon adalah komponen yang paling banyak terkandung di dalam minyaak bumi dan gas alam. Gas alam terdiri dari alkana suku rendah, yaitu metana, etana, propana, dan butana. Selain alkana juga terdapat berbagai gas lain seperti karbondioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), beberapa sumur gas juga mengandung helium. Sedangkan hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama adalah alkana dan sikloalkana, senyawa lain yang terkandung didalam minyak bumi diantaranya adalah Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan Tembaga. Komposisi minyak bumi sangat bervariasi dari satu sumur ke sumur lainnya dan dari daerah ke daerah lainnya. Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi. Berdasarkan hasil analisa, diperoleh data sebagai berikut :
y y y y y

Karbon : 83,0-87,0 % Hidrogen : 10,0-14,0 % Nitrogen : 0,1-2,0 % Oksigen : 0,05-1,5 % Sulfur : 0,05-6,0 %

Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah: 1. Alkana (parafin) CnH2n + 2 , alkana ini memiliki rantai lurus dan bercabang, fraksi ini merupakan yang terbesar di dalam minyak mentah. 2. Sikloalkana (napten) CnH2n , Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima) yaitu siklopentana ataupun cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana.

siklopentana

sikloheksana

3. Aromatik

CnH2n -6

aromatik memiliki cincin 6 Aromatik hanya terdapat dalam jumlah kecil, tetapi sangat diperlukan dalam bensin karena : - Memiliki harga anti knock yang tinggi - Stabilitas penyimpanan yang baik - Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuels) Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dari minyak bumi. Pada umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang terbanyak tetapi kadang-kadang (disebut sebagai crude napthenic) mengandung sikloalkana sebagai komponen yang terbesar, sedangkan aromatik selalu merupakan komponen yang paling sedikit. Zat-Zat Pengotor yang sering terdapat dalam minyak bumi: 1. Senyawaan Sulfur Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline) dan air. 2. Senyawaan Oksigen Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol. Sebagai asam karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik) dan asam alifatik. 3. Senyawaan Nitrogen Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang mempunyai berat molekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer. 4. Konstituen Metalik Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace

(bata tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu. 2.Teori Organik (Biogenesis) Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut. Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme). 1. P.G. Mackuire yang pertama kali mengemukakan pendapatnya bahwa minyak bumi berasal dari tumbuhan. Beberapa argumentasi telah dikemukakan untuk membuktikan bahwa minyak bumi berasal dari zat organik yaitu: - Minyak bumi memiliki sifat dapat memutar bidang polarisasi,ini disebabkan oleh adanya kolesterol atau zat lemak yang terdapat dalam darah, sedangkan zat organik tidak terdapat dalam darah dan tidak dapat memutar bidang polarisasi. - Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dsb. - Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip dengan zat organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung oksigen dan nitrogen cukup besar. - Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan bagian integral sedimentasi. - Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium sampai pleistosan. - Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.

2. 3. Proses pembentukan minyak bumi terdiri dari tiga tingkat, yaitu: 1. Pembentukan sendiri, terdiri dari: - pengumpulan zat organik dalam sedimen - pengawetan zat organik dalam sedimen - transformasi zat organik menjadi minyak bumi. 2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisansedimen terperangkap. 3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga berkumpil menjadi akumulasi komersial. 4. Proses kimia organik pada umumnya dapat dipecahkan dengan percobaan di laboratorium, namun berbagai faktor geologi mengenai cara terdapatnya minyak bumi serta penyebarannya didalam sedimen harus pula ditinjau. Fakta ini disimpulkan oleh Cox yang kemudian di kenal sebagai pagar Cox diantaranya adalah: Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen dan umumnya pada sedimen marine, fesies sedimen yang utama untuk minyak bumi yang terdapat di sekitar pantai. Minyak bumi memeng merupakan campuran kompleks hidrokarbon. Temperatur reservior rata-rata 107C dan minyak bumi masih dapat bertahan sampai 200C. Diatas temperatur ini forfirin sudah tidak bertahan. Minyak bumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi ditandai adanya forfirin dan belerang. Minyak bumi dapat tahan pada perubahan tekanan dari 8-10000 psi. Proses transformasi zat organik menjadi minyak bumi.

5. Ada beberapa hal yang mempengaruhi peristiwa diatas, diantaranya: 1. Degradasi thermal Akibat sedimen terkena penimbunan dan pembanaman maka akan timbul perubahan tekanan dan suhu. Perubahan suhu adalah faktor yang sangat penting. 2. Reaksi katalis Adanya katalis dapat mempercepat proses kimia. 3. Radioaktivasi Pengaruh pembombanderan asam lemak oleh partikel alpha dapay membentuk hidrokarbon parafin. Ini menunjukan pengaruh radioaktif terhadap zat organik. 4. Aktifitas bakteri. Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan hidrokarbon minyak bumi dan memegang peranan dari sejak matinya senyawa organik sampai pada waktu diagnosa, serta menyiapkan kondisi yang memungkinkan terbentuknya minyak bumi.

6. Zat organik sebagai bahan sumber Jenis zat oragink yang dijadikan sumber minyak bumi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa jenis zat organik yang merupakan zat pembentuk utama minyak bumi adalah lipidzat organik dapat terbentuk dalamkehidupan laut ataupun darat dan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: yang berasal dari nabati dan hewani.

PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak. Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip. Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan sebagai berikut:

2.1 DIAGRAM ALIR UMUM MINYAK BUMI

Bahan Bakar Gas : ELPIJI


Bahan bakar gas terdiri dari : LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas) Bahan baker gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan indusri. Elpiji, LPG (liquified petroleum gas,harfiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana dan butana . Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana dan pentana . Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1. Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 C (68 F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55C (131 F). Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran. Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:
y y y y y

Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder. Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat. Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah yang rendah.

Penggunaan elpiji Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu).

Bahaya elpiji Salah satu resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar (tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji akan membentuk gas secara cepat dan merubah volumenya menjadi lebih besar. Sumber: "http://id.wikipedia.org/wiki/Elpiji"

Proses Pembuataan Elpiji PRODUK AKHIR MINYAK BUMI PADA FRAKSI GAS

AMBIL PADA FASE GASNYA

PENURUNAN SUHU DAN PENAIKAN TEKANAN

PACKING

2.2 DIAGRAM ALIR UMUM MINYAK BUMI

BAHAN BAKAR CAIR DENGANMENGGUNAKAN LIMBAH BAN BEKAS Industri ban merupakan salah satu sektor industri yang mantap posisinya di Indonesia. Produksinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sejalan dengan itu, keberadaan ban-ban bekas yang sudah tidak terpakai tentu menjadi masalah sendiri untuk ditangani. Ban ban bekas ini akan mencemari lingkungan sekitarnya dikarenakan ban bekas tidak dapat terurai dengan mudah apabila hanya dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu usaha untuk dapat mengubah limbah ban bekas menjadi sesuatu yang lebih bemanfaat. Ban berbahan dasar karet, merupakan salah satu jenis polimer sintetis (Polystirene). Polystirene tidak dapat dengan mudah direcycle sehingga pengolahan limbah polystirene harus dilakukan secara benar agar tidak merugikan lingkungan. Proses perengkahan polystirene merupakan salah satu cara untuk meminimalisir limbah polystirene tersebut. Polystirene adalah molekul yang memiliki berat molekul ringan, terbentuk dari monomer stirena yang berbau harum. Kelebihan polystirene adalah ringan, keras, tahan panas, agak kaku, tidak mudah patah dan tidak beracun. Sifat fisis polystirene disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Sifat Fisis Polystirene Densitas Density of EPS Specific Gravity Electrical conductivity (s) Thermal conductivity (k) Young's modulus (E) Tensile strength (st) Elongation at break Notch test Glass temperature 1050 kg/m 25-200 kg/m 1.05 10
-16

S/m

0.08 W/(mK) 3000-3600 MPa 46 60 MPa 3 4% 2 5 kJ/m 95 C

Polystirene adalah polimer hidrokarbon parafin yang terbentuk dengan cara reaksi polymerisasi, dimana reaksi pembentukan polystirene adalah:

Proses produksi hidrokarbon cair dari Polystirene dapat dikerjakan dengan proses perengkahan (cracking). Proses perengkahan ini berlangsung pada suhu tinggi, sehingga diperlukan katalis (katalis HY dan ZSM-5) untuk menurunkan temperatur dan menyingkat waktu proses. Struktur zeolit Y terdiri dari muatan negatif, kerangka tiga dimensi tetrahedral SiO4 dan AlO4 yang bergabung membentuk oktahedra terpancung (sodalite). Jika 6 buah sodalite terhubungkan oleh prisma heksagonal akan membentuk tumpukan tetrahedral. Jenis tumpukan ini membentuk lubang besar (supercages) dan berdiameter 13. Lubang-lubang (supercages) dapat terbentuk dari 4 kristal tetrahedral yang tersebar, yang masing-masing mempunyai 12 cincin oksigen dan berdiameter 7,4 . Lubang-lubang tersebut bila saling bersambung (12) maka akan membentuk sistem pori-pori yang besar dari zeolit. Setiap atom aluminium di koordinat tetrahedral dalam kerangka membawa muatan negatif. Muatan negatif dalam kerangka ini digantikan oleh kation yang berada diposisi kerangka non spesifik. Zeolite ZSM-5 memuat sebuah system saluran zig zag silang-menyilang dari 10 cincin berangkai untuk menghasilkan system rongga tiga dimensi. Diameter pori berkisar antara 5,1 5,5 A. ZSM-5 memiliki struktur yang unik. Struktur tersebut memungkinkan reaksi berjalan lebih sempurna, karena waktu tinggal pereaktan akan lebih lama. Selain itu, ZSM-5 juga memiliki selektivitas yang tinggi terhadap reaktan dan produk. Struktur kerangka zeolit Y dan ZSM-5 disajikan pada gambar 1 dan 2.

Gambar

Gambar 1. Struktur kerangka satu unit sel zeolit Y Gambar 2. Struktur membujur zeolit ZSM-5 (Scherzer,1990) Cracking karet ban bekas pada suhu tinggi adalah proses paling sederhana untuk daur ulang karet ban bekas. Pada proses ini material polimer atau karet ban bekas dipanaskan pada suhu tinggi. Proses pemanasan ini menyebabkan struktur makro molekul dari karet terurai menjadi molekul yang lebih kecil dan hidrokarbon rantai pendek terbentuk. Produk yang dihasilkan berupa fraksi gas, residu padat dan fraksi cair, yang mengandung parafin, olefin, naptha, dan aromatis. Proses ini memiliki 2 masalah, yaitu masalah dalam distribusi produk dan masalah dalam o penggunaan suhu tinggi yang menggunakan suhu lebih dari 900 C. Cracking menggunakan katalis merupakan metoda untuk penyelesaian masalah ini. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mempelajari potensi karet ban bekas (polystirene) sebagai bahan baku produksi bahan bakar cair dengan menggunakan katalis zeolite HY dan ZSM-5. Dilakukan dengan menentukan kondisi operasi optimum produksi hidrokarbon cair dengan proses pirolisis katalitik limbah ban bekas dan menentukan model persamaan empiris proses konversi limbah ban bekas menjadi hidrokarbon cair

Proses pirolisis katalitik ini dilakukan dengan memanaskan campuran ban bekas dengan katalis pada suhu di atas 450C pada tekanan atmosfer di dalam sebuah reaktor unggun tetap yang terbuat dari stainless steel. Gas yang dihasilkan dikondensasikan sehingga diperoleh bahan bakar cair. Untuk memperoleh yield produk cair yang optimum dan residu yang minimum digunakan optimasi design variabel dengan Central Composite Design pada metode RSM (Respon Surface Metodology). Produk berupa cairan dianalisa menggunakan Gas Chromatography (GC). Bahan dan Metode Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah karet ban bekas (polystirene) yang diambil dari ban dalam kendaraan bermotor kemudian dipotong kecil-kecil dengan ukuran 1cm x 1cm, ditimbang sesuai variabel percobaan. Katalis yang digunakan adalah katalis Zeolit HY dan ZSM5 yang merupakan katalis komersial yang dijual di pasaran (Zeolyst International). Karet ban bekas yang sudah dipotong-potong kemudian dicampur katalis dengan perbandingan tertentu sesuai dengan variabel percobaan, kemudian dimasukan reaktor. Dimana karet ban bekas diletakan diantara katalis HY dan ZSM-5 dengan katalis HY ditempatkan di bagian ujung bawah reaktor, sedangkan ZSM-5 ditempatkan di ujung atas reaktor. Kemudian dilakukan proses pirolisis dengan memanaskan reaktor menggunakan furnace elektrik, sampai suhu yang ditentukan. Uap yang terbentuk dialirkan dari atas reaktor ke pendingin balik melalui selang tahan panas. Sedangkan wax yang keluar melalui bagian bawah reaktor ditampung dalam beaker glass. Percobaan dianggap berakhir jika tidak ada lagi uap yang mengalir maupun wax yang menetes. Produk cairan yang dihasilkan dianalisa menggunakan GC-832470 kolom Rtx-1301. Variabel yang divariasikan adalah suhu dan berat katalis. Variabel percobaan ditabulasikan pada tabel 2. Tabel 2. Variabel Percobaan
RUN Suhu, C Berat Katalis (masing-masing untuk HY dan ZSM-5), gram 0.5 1.5 0.5 1.5 1 1 1 0.3 1.7 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

500 500 500 600 600 479.3 620.7 550 550 550

PROSES PEMBUATAN BAHAN BAHAN BAKAR:

BRIKET BIO BATUBARA


Saat ini banyak industri kecil dan menengah serta rumah tangga yang masih menggunakan bahan bakar kayu atau kombinasi kayu dan BBM. Di lain pihak hutan sebagai sumber kayu bakar sudah banyak berubah fungsinya menjadi pemukiman, industri atau lahan pertanian. Masalah tersebut tentunya berdampak pada berkurangnya penyediaan kayu bakar, sementara harga minyak tanah juga cenderung meningkat. Dengan latar belakang tersebut, Puslitbang tekMIRA berinisiatif untuk memperkenalkan bahan bakar alternatif berupa briket bio batu bara untuk mengisi kekurangan kayu bakar dan pengganti minyak tanah, yakni dengan membangun sebuah pabrik percontohan briket bio batu bara di Palimanan, Jawa Bara Pada awal proses produksi, digunakan bahan baku batu bara (76%), bagas (19%) dan kapur (5%). Dalam perkembangannya untuk meningkatkan sifat fisik produk, ditambahkan molases sebagai bahan pengikat (8%) dan pengurangan bagas menjadi 10%, sehingga komposisi briket bio batu bara menjadi : batu bara (85%), bagas (10%) dan kapur (5%). Molases ditambahkan 8% dari total campuran tersebut. Pembuatan briket tersebut dilakukan pada mesin briket 2 roller dengan kuat tekan 2 3 ton/cm2. Briket yang pecah dialirkan kembali secara otomatis untuk dipres kembali

Bagan alir pembuatan briket bio batu bara

Produk briket yang dihasilkan direncanakan untuk dapat dipakai di rumah tangga maupun industri kecil dan menengah, menggantikan kebutuhan energi panas dari BBM dan kayu bakar. Energi panas yang dihasilkan pada pembakaran briket dapat dipakai di antaranya untuk memasak, pengeringan hasil pertanian/peternakan (teh, bawang, tembakau, padi, ikan,dan lain-lain) pembakaran bata/ genteng/ keramik/ gerabah, dan industri lain yang membutuhkan panas. Briket ini dimungkinkan juga untuk digunakan dalam pemenuhan energi panas di boiler uap, industri makanan, dan sebagainya. Karakteristik briket Berat : 0,7 ton/m3 Bentuk : Kenari Ukuran : 38 x 26 x 16 mm Kuat Tekan : > 60 kg/cm2 Kalori : 5500 kcal/kg Kadar Air : 9 -10% Kadar Abu : 10 -11% Kadar Belerang : 0,6% Pembakaran : suhu 400 - 700C selama 2 jam/kg Emisi : CO 1000 ppm NOx100 ppm SO2 250 ppm masih di bawah ambang batas

y y y y y y

Mudah disulut karena mengandung biomasa yang dapat membantu dalam penyulutan awal Dapat digunakan pada sembarang anglo, untuk menggantikan minyak tanah, kayu bakar dan gas Tidak berasap/berbau Efisiensi pembakaran tinggi (45%) Pembakaran stabil Ramah terhadap lingkungan

Pabrik Percontohan dioperasikan sebagai pabrik terpadu yaitu untuk produksi, percontohan, promosi, penyuluhan, pemasaran dan litbang. Manfaat yang diperoleh dari pabrik percontohan ini adalah meliputi hal-hal sebagai berikut :
y y y y y y y y

Menghasilkan bahan bakar alternatif yang cocok untuk rumah tangga dan industri kecil pengganti minyak tanah dan kayu bakar Memanfaatkan berbagai limbah pertanian (bagas, serbuk kayu, batang padi, kertas, sekam padi, dan sebagainya) Sebagai wadah mengembangkan teknik pembuatan briket Sebagai wadah mengembangkan penggunaan briket Menimbulkan kegiatan multiplier effect, seperti industri anglo, pengumpulan limbah pertanian, dan sebagainya Membantu industri kecil dan menengah dalam memenuhi kebutuhan energi Sebagai wadah BLK (Balai Latihan Kerja) pengguna briket Memanfaatkan berbagai jenis batu bara halus (coal fines)

Proses produksi briket bio batu bara dalam gambar

Sasaran pengguna bahan bakar alternatif ini adalah :


y y y y y

Rumah tangga : memasak Industri rumah tangga : restoran, jasa boga, tahu, tempe, dodol, jenang, gula, ikan, pindang dan lain-lain Industri pengeringan : produk pertanian, perikanan, padi, tembakau, teh, kayu, bawang, ikan dll Peternakan ayam Industri lainnya : pembakaran bata genteng, keramik, rotan, ekstraksi daun nilam

Nyala briket bio batu bara

Hasil pengujian pembakaran briket bio batu bara

TUGAS UTILITAS II

DISUSUN OLEH : M.FIQI (090818) RYAN ARIF M (090578) RAHMAN (091244) DINA KARTIKA (090276)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON-BANTEN 2011

Anda mungkin juga menyukai