Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN KURIKULUM
“KURIKULUM KAMPUS MERDEKA DAN MERDEKA
BELAJAR”
Dosen Pengampu: Juni Erpida Nasution, M. Pd. I

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 12:
Taufik Hidayat (1213.19.1796)
Wasginal Triwiyandi (1213.19.1802)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) VI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) NURUL FALAH


AIR MOLEK
TA. 1443 H/2022 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan izinnya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik yang berjudul
“TUGAS POKOK DAN FUNGSI MANAJER DAN PERSONIL SATUAN
PENDIDIKAN DALAM MANAJEMEN KURIKULUM”. Tujuan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur dari mata kuliah
Manajemen Kurikulum di kelas Manajemen Pendidikan Islam Semester VI di
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) NURUL FALAH AIR MOLEK.
Makalah ini tidak dapat selesai tanpa adanya bantuan dari pihak lain.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan izin terselesaikannya makalah
ini.
2. Ibu dan Bapak selaku orang tua.
3. Juni Erpida Nasution, M. Pd. I sebagai dosen pengampu.
4. Tim kerja kelompok yang berpartisipasi dalam pembuatan makalah
ini.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta
kritikan dan saran dari pembaca untuk membangun kesempurnaan dari makalah
ini. Semoga kegiatan ini di ridhoi Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Air molek, 27 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………... 2
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Merdeka Belajar ...............…………………………………..………... 3
B. Kebijakan Merdeka Belajar ................................................................……….... 4
C. Tujuam Merdeka Belajar .........................................................…....................... 5
D. Konsep kampus merdeka .................................................................................... 5
E. Kebijakan-kebijakan kampus merdeka ................................................................ 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ………………………………………………………….…………. 8

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….………. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berkembangnya perubahan sosial, budaya, dunia kerja, dan kemajuan


teknologi yang sangat pesat, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(KEMENDIKBUD) menyiapkan para pelajar atau peserta didik untuk menyongsong
perubahan, kemajuan dan perkembangan zaman, untuk dituntut mampu melaksanakan, dan
merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif, supaya dapat meraih capaian dan
tujuan pembelajaran yang mencakup aspek sikap pengetahuan dan keterampilan secara
optimal dan tentunya juga relevan .

Lembaga pendidikan harus mempunyai daya inovasi dan juga dapat memberlakukan
sebuah kolaborasi, jika sebuah lembaga pendidikan tidak mampu untuk berkolaborasi dan
berinovasi maka akan tertinggal jauh di telan waktu, dan pula sebaliknya jika lembaga
mampu menciptakan sumber daya yang mampu mengembangkan, memajukan dan
mewujudkan cita-cita bangsa yaitu membelajarkan manusia. Lembaga pendidikan harus
mampu menyelaraskan dan menyeimbangkan sistem pendidikan dengan perkembangan
zaman dan sistem pendidikan diharapkan mampu mewujudkan peserta didik memiliki daya
keterampilan yang yang mampu berpikir secara kritis memecahkan masalah serta memiliki
keterampilan dalam berkomunikasi dan berkolaborasi yang kreatif dan inovatif.

Di dalam acara peringatan Hari Guru Nasional di tahun 2019 Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan atau Kemendikbud Mencetuskan konsep " Pendidikan Merdeka belajar ".
Konsep Merdeka Belajar diasumsikan bukan lagi menjadi gagasan tetapi lebih dikatakan
sebagai sebuah kebijakan yang akan dilaksanakan Merdeka belajar kemerdekaan adalah sat
kata yang sering dimaknai dan digambarkan dengan kebebasan dalam arti yang
sesungguhnya. Yang menjadi titik permasalahan adalah masih terdapat pengekangan di
mana-mana khususnya pendidikan, pendidik dan peserta didik belum dapat merasakan
otonomi yang cukup untuk menentukan arah kebijaksanaan dalam belajar dan mengajar
karena masih diatur oleh regulasi yang membuat rencana proses pelaksanaan dan evaluasi
yang dilaksanakan terkesan terbatas dan mengikat.

kemerdekaan belajar merupakan perkara yang substansial, menjadi prasyarat


terpenuhinya sebuah capaian-capaian belajar titik tanpa kemerdekaan belajar, peserta didik

1
tidak bisa gemar belajar. Pendidikan budi pekerti tidak akan tercapai karena semua perilaku
bukan dilandasi dengan kesadaran. Konsep Merdeka belajar Antara pendidik dan peserta
didik merupakan subjek di dalam sistem pembelajaran, yang berarti guru bukan dijadikan lagi
sebagai sumber kebenaran oleh siswa namun pendidik dan peserta didik berkolaborasi
menjadi penggerak dan mencari kebenaran dan posisi peserta didik di ruang kelas juga bukan
untuk menanam atau menyeragamkan kebenaran untuk menurut pada guru namun menggali
sebuah kebenaran, daya pikir dan kritisnya peserta didik melihat perkembangan dunia dan
fenomena yang terjadi. adanya peluang dan berkembangnya internet, teknologi informasi
menjadi sebuah momentum kemerdekaan belajar.

B. Rumusan masalah
1. Apa konsep merdeka belajar dan kampus merdeka?
2. Apa Tujuan merdeka belajar?
3. Apa kebijakan merdeka belajar dan kampus merdeka?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui konsep merdeka belajar dan kampus merdeka
2. Untuk mengetahui Tujuan merdeka belajar
3. Untuk mengetahui kebijakan merdeka belajar dan kampus merdeka

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Merdeka Belajar


Merdeka belajar adalah salah satu inovasi dari Menteri Pendidikan Indonesia
yang memberikan kebebasan pada suatu Lembaga pendidikan dan otonominya, dan
merdeka dari birokratisasi, dimana pengajar dapat kebebasan dari birokrasi yang
rumit serta peserta didik yang diberikan kebebasan untuk dapat memilih bidang yang
mereka sukai (KEMENDIKBUD, 2020).
Lahirnya program merdeka belajar ini karena adanya banyak keluhan di
system Pendidikan, yang dimana salah satu keluhanya adalah soal banyaknya peserta
didik yang ditarget dengan nilai-nilai tertentu. Diharapakan dengan adanya program
merdeka belajar ini peserta didik dan guru dapat bebas dan berinovasi dalam belajar.
Merdeka belajar merupakan kemerdekaan dalam berfikir, kemerdekaan berfikir ini
wajib ada di guru terlebi dahulu. Peserta didik tidak akan merdeka kecuali gurunya
sudah merdeka terlebih dahulu.
Berikut merupakan beberapa konsep yang akan ditawarkan program merdeka
belajar :
1. Beragam tempat dan waktu
Dalam menjalankan proses belajar tidak hanya dibatasi oleh ruang semisal
hanya dikalas saja. Namun juga diluar kelas bisa. Yang dimana diluar kelas itu
dapat memberikan suasana lebih baik dalam menerima pelajaran.
2. Free choice
Peserta didik dapat mempraktekkan cera belajar sesuai dengan yang ia rasa
paling nyaman. Sehingga diharapkan peserta didik dapat terus mengasah
kemampuannya.
3. Personalized learning
Guru dapat menyesuaikan dengan peseta didik dalam memahami materi,
memcahkan jawaban sesuai dengan kemampuan peserta didik, ini ibarat
bermain game. Dimana bila dia mampu untuk memecahkan suatu tantangan
maka ia akan cepat naik level jadi bukan lagi memakai sistem pukul rata
kemampuan peserta didik.
4. Berbasis proyek

3
Peserta didik diajak untuk dapat menerapkan ketrampilan yang ia sudah pelajari
di berbagai situasi. Pengalaman ini akan sangat terasa untuk kelak diterapkan
dalam kehidupanya sehari-hari.
5. Pengalaman lapangan
Match and Link pada dunia pekerjaan itu sangatlah penting. Pada saat ini materi
yang telah diberikan kepada peserta didik tidak ada kaitanya dengan dunia kerja.
Maka adanya pengalaman lapangan dapat membantu peserta didik untuk dapat
lebih efisien dalam dunia pekerjaan.
6. Interpretasi data
Peserta didik akan mendapatkan banyak sekali informasi. Diharapkan dengan
banyaknya informasi yang masuk dapat menyelesaikan masalah kebutuhan,
dapat digunakan untuk menganalisa permasalhan dll.

B. Kebijakan Merdeka Belajar


Dalam konsep merdeka belajar memiliki Empat program pokok kebijakan pendidikan
yang dijadikan titik fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang
meliputi:
1. Proses Penilaian USBN komprehensif yaitu penyelenggaraan USBN (Ujian
Sekolah Berbasis Nasional) akan dilakukan dengan ujian yang diselenggarakan
oleh sekolah. dalam proses penilaian. Pihak sekolah dapat melakukan ujian
secara tertulis maupun lisan, atau bisa menggunakan pembuatan karya tulis
maupun pengumpulan portofolio. Sehingga pihak sekolah mampu menyusun
dan memiliki wewenang sesuai kebijakan yang tentunya mendukung proses
pengetahuan anak.
2. Ujian Nasional (UN) akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan
Survei Karakter yang terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa
(literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan
penguatan pendidikan karakter. Proses ujianpun akan dilaksanakan pada tengah
jenjang pendidikan misalnya pada kelas 4 SD, 8 SMP, 10 SMA, hal ini akan
menjadi bahan evaluasi pembelajaran pada jenjang pendidikan yang akan
dilaksanakan guru atau pendidik.
3. Penyederhanann Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dalam proses
penyusunan RPP Kemendikbud memangkas beberapa komponen. Dalam
kebijakan ini guru secara bebas dapat memilih, membuat, menggunakan, dan

4
mengembangkan format RPP. Tiga komponen inti RPP terdiri dari tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen.
4. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), terjadi perubahan Komposisi PPDB
jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50%, jalur afirmasi minimal 15%,
dan jalur perpindahan maksimal 5%.kemudian pada jalur prestasi atau sisa 0-
30% lainnya disesuaikan dengan kondisi daerah kota masing masing. Setiap
daerah memiliki otonomi kebijakan untuk menentukan komposisi akhir dari
zonasi Sehingga pemerataan serta mutu kualitas anak didik dan guru seimbang.

C. Tujuam Merdeka Belajar


Konsep Merdeka Belajar pastilah memiliki tujuan untuk menciptakan link and
match atau yang menghubungkan dunia belajar dan dunia kerja. Kebijakan Merdeka
Belajar juga bertujuan untuk mewujudkan kualitas atau mutu pendidikan yang
berkelanjutan. Dengan ini Merdeka Belajar bertujuan membebaskan peserta didik dari
sebuah sistem kejar teget nilai, penerapan belajar dengan cara menyenangkan, dan
balajar bukan hanya untuk mengejar kelulusan,atau untuk mendapat nilai tertinggi
belajar juga bisa dilaksanakan di luar kelas, bukan cuma didalam kelas tetapi, peserta
didik diharapkan dapat berdikusi dengan guru, outing class, dan belajar banyak hal
seperti belajar berani bertanya, berfikir cerdik dalam bergaul, dan mandiri.
Penerapkan kebijakan sendiri jadi nilai tidak tergantung dari nilai tertulis seperti
sebelumnya tetapi tugas bisa di ambil dari tugas harian individu atau kelompok, tugas
yang di berikan bisa berupa karya tulis, atau portofolio dan lain - lain.1

D. Konsep Kampus Merdeka


Kampus merdeka merupakan perpanjangan dari program merdeka belajar
yang memberikan mahasiswa kebebasan untuk tiga semester mencari pengalaman
belajar diluar jurusannya. Pemerintah juga mengambil fungsi dalam pembaharuan
pendidikan, dan disinilah pemerintah menciptakan konsep kampus merdeka belajar.
Dimana salah satu dari konsep ini adalah memberikan kebebasan selama tiga semester
untuk melakukan tindakan yang membutuhkan pengalaman belajar maupun
pengalaman sosial, dengan tidak menyampingkan teknologi dan tiga semester ini

1
https://www.academia.edu/44423004/Makalah_Merdeka_Belajar_dan_Implikasinya di akses 29 mei 2022
jam 10.00 wib

5
dilakukan di luar program studi. Hal ini dilakukan untuk dapat melahirkan lulusan terbaik
dari perguruan tinggi yang akan terjun menjadi agen perubahan terbesar dalam
kemajuan peradaban.
Mahasiswa tidak hanya menjadi lulusan terbaik yang pandai dalam berteori
akan tetapi mampu merealisasikan teori. Terjun kelapangan dengan bekal ilmu yang
dalam untuk terobosan yang relevan. Demi kemajuan pendidikan yang tidak pernah
berkesudahan. Untuk dapat terlibat dalam kebijakan ini mahasiswa dimaksud harus
berasal dari program studi yang terakreditasi, dan aktif yang terdaftar pada PDDikti
Bentuk kegiatan umum pada konsep kampus merdeka ialah: pertukaran pelajar,
magang, Asistensi mengajar di satuan pendidikan, penelitian, proyek kemanusiaan,
kegiatan wirausaha, proyek independen, membangun desa/kuliah kerja nyata tematik.2

E. Kebijakan-Kebijakan Kampus Merdeka


1. Kemerdekaan Akademik
a. Melalui kebijakan kampus merdeka, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) menginginkan universitas di Indonesia diberi
ruang yang cukup memadai untuk beradaptasi mengikuti perkembangan
zaman.
b. Kebijakan kampus merdeka menitikberatkan pada pelonggaran proses
akreditasi, pemberian hak pada mahasiswa untuk belajar di luar kelas,
otonomi pembukaan program studi (prodi) baru, dan kemudahan PTN Badan
Layanan Umum (BLU) serta Satuan Kerja.
c. Satuan kerja menjadi PTN Badan Hukum (PTN BH). Kemerdekaan
akademik memberi kebebasan kepada mahasiswa untuk memilih bidang studi
atau prodi apapun, sementara dosen memiliki kebebasan untuk mengajar
ilmu yang sesuai dengan kepakarannya.
d. Pemberian otonomi pembukaan prodi baru menuntut universitas untuk
cermat mengamati perkembangan zaman agar mampu menawarkan bidang
studi yang tidak cepat kadaluwarsa dan mampu bertahan di masa depan,
misalnya sains data, kecerdasan buatan, bio-ekonomi, ecommerce, dan
sebagainya.

2
Siregar, N., Sahirah, R., & Harahap, A. A. (2020). Konsep Kampus Merdeka Belajar di Era Revolusi
Industri 4.0. Fitrah: Journal of Islamic Education, 1(1), 141-157.

6
e. Keberadaan prodi-prodi baru tersebut memberi kebebasan lebih besar kepada
mahasiswa untuk memilih bidang studi yang sesuai dengan tren lapangan
pekerjaan di masa depan.
f. Mahasiswa menjadi pihak yang paling diuntungkan dengan kehadiran prodi-
prodi baru tersebut. Demikian pula dengan hak mahasiswa, kelas dalam
bentuk magang, pertukaran pelajar, pengabdian masyarakat, wirausaha, dan
sejenisnya. Dengan demikian, mahasiswa menjadi pihak yang sangat
diuntungkan dengan kebijakan ini. Melalui pengalaman belajar di luar kelas,
mahasiswa akan lebih mampu mene-rapkan ilmunya pada kehidupan nyata
sekaligus mening-katkan daya saing dalam mencari pekerjaan.
2. Proses reakreditasi secara otomatis dan sukarela
Proses akreditasi saat ini wajib dilakukan setiap lima tahun sekali.
Kebijakan ini akan membuat proses tersebut diperbarui secara otomatis untuk
seluruh peringkat di semua perguruan tinggi dan prodi yang sudah siap.
Evaluasi akreditasi akan dilakukan oleh BAN-PT jika ditemukan penurunan
kualitas berdasarkan pengaduan masyarakat yang disertai bukti konkret,
penurunan jumlah mahasiswa baru yang mendaftar, dan lulus dari prodi ataupun
perguruan tinggi.
3. Syarat menjadi PTN-BH dipermudah
Kemendikbud akan mempermudah persyaratan PTN BLU dan Satker untuk
menjadi PTN-BH tanpa terikat status akreditasi. Hingga saat ini, hanya
perguruan tinggi berakreditasi A yang dapat menjadi PTN BH.
4. Hak belajar tiga semester di luar program studi dan perubahan definisi SKS
Mahasiswa diberi kebebasan untuk mengambil ataupun tidak SKS di luar
kampusnya sebanyak dua semester atau setara dengan 40 SKS. Selain itu,
mahasiswa juga dapat mengambil SKS di prodi lain di dalam kampusnya
sebanyak satu semester dari total semester yang harus ditempuh.3

BAB III

3
Khusnul wardan, anik puji rahayu, manajemen kurikulum,(malang: literasi nusantara,2021) hal. 254-256

7
PENUTUP

A. Kesimpulan
Merdeka belajar merupakan kebebasan didalam menentukan cara berperilaku,
berprose, berfikir, berlaku kreatif guna pengembangan diri setiap individu dengan
menentukan nasib dirinya sendiri. Konsep Merdeka Belajar : 1. Beragam tempat dan
waktu, 2. Free choice, 3. Personalized learning, 4. Berbasis proyek, 5. Pengalaman
lapangan, 6. Interpretasi data. Tujuam Merdeka Belajar menciptakan link and match
atau yang menghubungkan dunia belajar dan dunia kerja. Kebijakan Merdeka Belajar
juga bertujuan untuk mewujudkan kualitas atau mutu pendidikan yang berkelanjutan.
Kampus merdeka merupakan perpanjangan dari program merdeka belajar
yang memberikan mahasiswa kebebasan untuk tiga semester mencari pengalaman
belajar diluar jurusannya. konsep kampus merdeka belajar ini memiliki empat pokok
kebijakan merdeka belajar: kampus merdeka yakni: pembukaan program studi baru,
sistem akreditasi perguruan tinggi, perguruan tinggi negeri badan hukum, hak belajar
tiga semester. bentuk konsep kampus merdeka, dimana mahasiswa diberikan
pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa dengan terbiasa dihadapkan pada
berbagai permasalahan, sehingga dapat terbiasa dalam menghadapi permasalahan
dunia nyata. dan dengan adanya hak belajar di luar prodi mahasiswa dilatih bukan
hanya di dalam kelas akan tetapi praktik ke lapangan sehingga akan menambah
wawasan dan pengalaman belajar bagi mahasiswa.

8
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/44423004/Makalah_Merdeka_Belajar_dan_Implikasinya di akses 29 mei


2022 jam 10.00 wib

Siregar, N., Sahirah, R., & Harahap, A. A. (2020). Konsep Kampus Merdeka Belajar di Era Revolusi
Industri 4.0. Fitrah: Journal of Islamic Education, 1(1), 141-157.

Khusnul wardan, anik puji rahayu, manajemen kurikulum,(malang: literasi nusantara,2021) hal. 254-
256

Anda mungkin juga menyukai