Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Jabatan kepala sekolah di duduki oleh orang yang menyandang profesi guru. Karena itu, ia
harus professional sebagai guru sekaligus sebagai kepala sekolah dengan derajat
profesionalisme tertentu. Hal ini berarti kepala sekolah adalah jabatan yang di duduki oleh
seorang yang memiliki profesi guru. Jika merujuk pada Peraturan Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang standart Kepala sekolah/madrasah, kepala sekolah
juga harus berjiwa wirausaha atau entrepreneur.
Guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah harus memenuhi kriteria tertentu.
Dengan kata lain, kepala sekolah merupakan guru yang mendapat tugas tambahan sebagai
“kepala sekolah”. Meski sebagai tugas tambahan, jabatan kepala sekolah adalah jabatan
pemimpin dengan segala keformalannya. Setiap guru yang diberi tugas tambahan sebagai
kepala sekolah dilakukan dengan prosedur serta persyaratan tertentu seperti latar belakang
pendidikan, pengalaman, usia, pangkat dan integritasnya.
Kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal karena pengangkatannya melaui suatu
proses dan prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku. Untuk menjadi kepala
sekolah seorang guru harus memiliki berbagai kompetensi yang harus dipenuhi, kompetensi ini
meliputi berbagai bidang seperti, bidang perencanaan, pengorganisasian, pengendalian
program dan bidang bidang yang lainnya.
Kepala sekolah sebagai administrator kiranya harus benar-benar sadar bahwa hingga kini, mutu
pendidikan kita masih disorot tajam.  Admiistrator sekolah yang profesional mampu
membangun keunggulan sesuai dengan potensi internal dan akses eksternalnya. Kepala sekolah
yang profesional memiliki kemampuan kuat dalam memberdayakan Komite Sekolah. Kehadiran
komite sekolah merupakan wujud nyata untuk mewadahi patisipasi masyarakat.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1   Pengertian Kepala Sekolah
1.2.2   Apa Saja Kriteria, Kompetensi, dan Persyaratan Kepala sekolah
1.2.3   Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Profesional
1.2.4   Fungsi Kepala Sekolah
1.2.5   Peran Kepala Sekolah
1.2.6   Bagaimana Peran Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Sekolah
1.2.7   Bagaimana Peran Kepala Sekolah Dalam Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
1.2.8   Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah

1.3  Tujuan
1.3.1   Untuk Mengetahui Pengertian Kepala Sekolah.
1.3.2   Untuk mengetahui Apa Saja Kriteria, Kompetensi, dan Persyaratan Kepala Sekolah
1.3.3   Untuk Mengetahui Arti Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Profesional.
1.3.4   Untuk Mengetahui Fungsi Kepala Sekolah.
1.3.5   Untuk Mengetahui Peran Kepala Sekolah.
1.3.6   Untuk Mengetahui Bagaimana Peran Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Sekolah
1.3.7    Untuk Mengetahui Bagaimana Peran Kepala Sekolah Dalam Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah
1.3.8    Untuk Mengetahui Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Kepala Sekolah

Secara etimologi kepala sekolah adalah guru yang memimpin Berarti secara terminology kepala
sekolah dapat diartikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberikan tugas tambahan untuk
memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat di
mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima
pelajaran.
Kepala Sekolah adalah pimpinan tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinananya akan sangat
berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah. Oleh karena itu dalam pendidikan
modern kepemimpinan kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam mencapai tujuan
pendidikan.
Kepala Sekolah adalah penanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan, administrasi
sekolah, pembinaan tenaga pendidikan lainnya, pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan
prasarana juga sebagai supervisor pada sekolah yang dipimpinnya.
Pada dasarnya pengelolaan sekolah menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah dan guru . Namun
demikian dalam mencapai keberhasilan pengelolaan sekolah peran serta dari para orang tua
dan siswa, juga turut mendukung keberhaslian itu. Di samping itu pencapaian keberhasilan,
pengelolaan tersebut harus didukung oleh sikap pola dan kemampuan Kepala Sekolah dalam
memimpin lembaga pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kepemimpinannya itu
seyogyanya dapat menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinka bagi lahirnya iklim kerja dan
hubungan antar manusia yang harmonis dan kondusif. Hal ini mengandung arti bahwa seluruh
komponen pendidikan di sekolah harus dikembangkan secara terpadu dalam rangka
meningkatkan relevansi/kesesuaian ( link and match ) dari kualitas pendidikan.

2.2     Apa Saja Kriteria, Kompetensi, dan Persyaratan Kepala sekolah

 2.2.1 Kriteria Kepala Sekolah


Guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah harus memenuhi kriteria khusus.
Dengan kata lain kepala sekolah merupakan guru yang mendapat tugas tambahan sebagai
“kepala sekolah”. Kriteria tersebut berkaitan dengan kualifikasi, kompetensi, kepangkatan,
masa kerja, dll. Di dalam PP No. 19 Tahun 2005 disebutkan syarat-syarat untuk menjadi kepala
sekolah seperti berikut:
1)        Kriteria untuk menjadi kepala TK/RA meliputi:
a.     Berstatus sebagai guru TK/RA
b.    Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku
c.     Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 tahun di TK/RA
d.    Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang pendidikan
2)        Kriteria untuk menjadi kepala sekolah SD/MI meliputi:
a.    Berstatus sebagai guru SD/MI
b.    Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku
c.    Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun di SD/MI
d.   Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang pendidikan
3)        Kriteria untuk menjadi kepala sekolah SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK meliputi:
a.    Berstatus sebagai guru SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK
b.    Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku
c.    Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun di satuan pendidikan khusus
d.   Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang pendidikan
4)        Kriteria untuk menjadi kepala sekolah SDLB/SMPLB/SMALB meliputi:
a.    Berstatus sebagai guru pada satuan pendidikan khusus
b.    Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku
c.    Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun di satuan pendidikan khusus
d.   Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang pendidikan

2.2.2 Kompetensi Kepala Sekolah


Berikut ini di sajikan pemikiran konsepsional mengenai standar kompetensi kepala sekolah.
Standar kompetensi sebagai hasil dari kajian akademik di bawah ini cukup representatif untuk
menggambarkan tugas yang harus dijalankan oleh kepala sekolah. Pada sisi lain, standar
kompetensi ini dirasakan baik untuk menjadi topik-topik dalam kerangka pelatihan kepala
sekolah.
Kompetensi-kompetensi yang di miliki oleh seorang kepala sekolah:
1.    Kompetensi di bidang perencanaan
2.    Kompetensi di bidang pengorganisasiaan
3.    Kompetensi di bidang implementasi program
4.    Kompetensi di bidang pengendalian program
5.    Kompetensi di bidang pelaporan
6.    Kompetensi memimpin sekolah
7.    Kompetensi memberdayakan sumber daya sekolah
8.    Kompetensi melakukan supervise
9.    Kompetensi menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif
10.  Kompetensi mengembangkan kreativitas, inovasi dan jiwa kewirausahaan
11.  Kompetensi komunikasi dan kerja sama dalam pekerjaan
12.  Memanfaatkan bahasa inggris dalam pekerjaan
13.  Komptensi memanfaatan kemajuan IPTEK dalam pendidikan
14.  Kompetensi memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
15.  Kompetensi mengelola kurikulum dan program pembelajaran
16.  Kompetensi mengelola guru dan tenaga kerja kependidikan
17.  Kompetensi mengelola kesiswaan dan keuangan
18.  Kompetensi mengelola sarana dan prasarana
19.  Kompetensi mengelola hubungan sekolah-masyarakat
20.  Kompetensi mengelola sistem informasi sekolah
21.  Menguasai landasan pendidikan
22.  Mengetahui tingkat perkembangan siswa
23.  Mengetahui macam-macam pendekatan pembelajaran
24.  Menguasai dan memahami kebijakan pendidikan
25.  Memahami program pembangunan pendidikan dan rencana strategis di bidang pendidikan
26.  Memahami konsep dan penerapan kepemimpinan pendidikan dalam tugas, peran, dan
fungsi kepala sekolah
27.  Memahami konsep dan penerapan manajemen pendidikan dalam tugas, peran dan fungsi
kepala sekolah
28.  Memahami konsep dan penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS)
29.  Memahami konsep dan penerapan manajemen stratejik di sekolah
30.  Menerapkan konsep dan penerapan manajemen mutu sekolah
31.  Berjiwa pemimpin
32.  Memiliki etos kerja yang tinggi dan pengendalian diri
33.  Bersikap terbuka dan komitmen
34.  Kompetensi sosial kemasyarakatan
2.2.3 Persyaratan Kepala Sekolah
Dilihat dari sisi persyaratan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tanggal
17 April 2007 telah menetapkan standar kepala sekolah atau madrasah. Standar yang dimaksud
berkaitan dengan kualifikasi dan kompetensinya. Standar ini lebih luas dan komprehensif
dibandingkan dengan standar sejenis yang diatur dalam PP No. 19 Tahun 2005. Versi permen
ini, standar kepala skolah atau madrasah disajikan berikut ini.
Standar kualifikasi dan pengalamannya yaitu sebagai berikut:
1.      Kualifikasi kepala sekolah atau madrasah terdiri atas kualifikasi umum, dan kualifikasi
khusus.
2.      Kualifikasi umum kepala sekolah atau madrasah adalah sebagai berikut:
a.       Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau
nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi;
b.      Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun;
c.       Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun menurut jenjang sekolah
masing-masing, kecuali di Taman Kanak-Kanak atau Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki
pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 tahun di TK/RA; dan
d.      Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-
PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yaysan atau lembaga yang
berwenang.
3.      Kualifikasi khusus kepala sekolah atau madrasah meliputi:
a.       Kepala Taman Kanak-kanak atau Raudhatul Athfal (TK/RA) adalah sebagai berikut:

·         Berstatus sebagai guru TK/RA

·         Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru TK/RA; dan

·         Memiliki sertifikat kepala TK/RA yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan
Pemerintah.
b.      Kepala Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai berikut:

·         Berstatus sebagai guru SD/MI

·         Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI; dan

·         Memiliki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan
Pemerintah.
c.       Kepala sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS)  adalah  
sebagai berikut:

·      Berstatus sebagai guru SMP/MTS

·      Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTS; dan

·      Memiliki sertifikat kepala SMP/MTS yang diterbitkan oleh lembaga yang


     ditetapkan Pemerintah.
d.        Kepala Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) adalah sebagai berikut:

·                Berstatus sebagai guru SMA/MA

·                Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA/MA; dan

·                Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh lembaga yang    
         ditetapkan Pemerintah.
e.         Kepala Sekolah Menengah kejurusan/Madrasah Aliyah Kejurusan (SMK/MAK) adalah
sebagai berikut:

·                Berstatus sebagi guru SMK/MAK

·                Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK; dan

·                Memiliki sertifikat kepala SMK/MAK yang diterbitkan oleh lembaga yang


          ditetapkan Pemerintah.
f.            Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa/Sekolah
Menengah Atas Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB) adalah sebagai berikut:

·                Berstatus sebagi guru pada satuan pendidikan SDLB/SMPLB/SMALB

·                Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SDLB/SMPLB/SMALB; dan

·                Memiliki sertifikat kepala SDLB/SMPLB/SMALB yang diterbitkan oleh        


          lembaga yang ditetapkan Pemerintah.
g.        Kepala Sekolah Indonesia Luar Negri adalah sebagai berikut:

·                Memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun sebagai kepala sekolah;

·                Memiliki setifikat pendidik sebagai guru pada salah satu satuan pendidikan;
          Dan

·                Memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan
pemerintah.

2.3     Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Profesional

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 15 ayat 3 menyatakan bahwa
guru yang telah bersertifikat profesi dapat diangkat menjadi kepala satuan pendidikan dengan
beban kerja satuan pendidikan. Kepala sekolah professional adalah kepala sekolah yang
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan: Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
meliputi: dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi, kewirausahaan, dan sosial.
Selain itu, untuk meningkatkan profesionalisme kepala sekolah maka perlu dilaksanakan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Tujuannya adalah untuk menjawab tantangan
dunia pendidikan yang semakin kompleks dan untuk lebih mengarahkan sekolah ke arah
pencapaian tujuan pendidikan nasional yang efektif, efisien, dan produktif. Mengingat
pentingnya peran kepala sekolah dalam memajukan mutu pendidikan nasional sehingga
tuntutan dan tanggung jawab yang harus dipikul oleh kepala sekolah menjadi besar.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Pasal 15 ayat 3 menyatakan bahwa
guru yang telah bersertifikat profesi dapat diangkat menjadi kepala satuan pendidikan dengan
beban kerja satuan pendidikan. Implementasi tugas tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah,
Pasal 12 yang secara garis besar dapat dirangkum dalam tiga aspek yaitu : usaha
pengembangan sekolah / madrasah, peningkatan kualitas sekolah /madrasah berdasarkan 8
(delapan) standar nasional pendidikan, dan usaha pengembangan profesionalisme sebagai
kepala sekolah /madrasah.
Penerapan standar nasional pendidikan merupakan serangkaian proses untuk memenuhi
tuntutan mutu pendidikan nasional. Pelaksanaannya diatur secara bertahap, terencana,
terarah,dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan local, nasional, dan
global. Dalam proses pemenuhan standar tersebut diperlukan indikator. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan telah
menetapkan delapan standar nasional pendidikan, yaitu standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana,standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Standar-standar tersebut merupakan acuan dan kriteria dalam menetapkan keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan. Salah satu standar yang penting dalam pelaksanaan pendidikan di
sekolah adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan.
Kepala sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang memiliki peran strategis dalam
meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 Pasal 12 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala
Sekolah/Madrasah menyatakan bahwa guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala
sekolah/madrasah dinilai kinerjanya secara berkala setiap tahun dan secara kumulatif selama 4
tahun yang akan dijadikan dasar bagi promosi atau demosi yang bersangkutan. Penilaian kinerja
tersebut dilakukan berdasarkan implementasi tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sebagai kepala
sekolah/madrasah. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, kepala
sekolah/madrasah perlu mempelajari buku kerja kepala sekolah yang telah diterbitkan oleh
Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2011
sebagai acuan/pedoman sehingga pelaksanaan tupoksi tersebut dapat efektif, efisien, dan
produktif.
Kepala Sekolah Profesional Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun
2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah, Bab I Ketentuan Umum, Pasal
1, menyatakan bahwa kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin
Taman Kanak- Kanak/Raudhotul Athfal (TK/RA), Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB),
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMK/MA), Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), atau Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) yang bukan
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) atau yang tidak dikembangkan menjadi Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Profesional Seorang kepala sekolah
disebut profesional apabila:
(1). memiliki kejujuran dan integritas pribadi;
(2). mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk bekerja di bidangnya;
(3). memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat dikategorikan ahli pada suatu  bidang;
(4). berusaha mencapai tujuan dengan target-target yang ditetapkan secara rasional;
(5). memilikistandar yang tinggi dalam bekerja;
(6). memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai keberhasilan dengan standa rkualitas yang
tinggi;
(7). mencintai dan memiliki sikap positif terhadap profesinya yang antara lain tercermin dalam
perilaku profesionalnya dan respons orang-orang yang berkaitan dengan profesi/pekerjaannya;
(8). memiliki pandangan jauh ke depan (visionary);
(9). menjadi agen perubahan;                 
(10). memiliki kode etik, dan
(11). memiliki lembaga profesi.
Ciri-ciri Kepala Sekolah Profesional Seorang kepala sekolah profesional antara lain memiliki:
 (1). kejujuran;
 (2). kompetensi yang tinggi;
 (3). harapan yang tinggi (high expectation);
(4). standar kualitas kerja yang tinggi;
(5). motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan;
(6). integritas yang tinggi;
(7). komitmen yang kuat;
(8). etika kepemimpinan yang luhur (menjadi teladan);
(9). kecintaan terhadap profesinya;
(10). kemampuan untuk berpikir strategis (strategic thinking); dan
(11). memiliki pandangan jauh ke depan (visionary).
Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah Profesional Sejalan dengan semakin meningkatnya
tuntutan masyarakat terhadap akuntabilitas sekolah, maka meningkat pula tuntutan terhadap
kinerja kepala sekolah. Kepala Sekolah diharapkan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai manajer dan leader. Sebagai pemimpin pendidikan di sekolah kepala sekolah memiliki
tanggung jawab sepenuhnya untuk mengembangkan seluruh sumber daya sekolah. Efektivitas
kepemimpinan kepala sekolah tergantung kepada kemampuan bekerjasama dengan seluruh
warga sekolah, serta kemampuannya mengendalikan pengelolaan sekolah untuk menciptakan
proses belajar mengajar.

Disamping itu iklim, suasana dan dinamika sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam
peningkatan motivasi belajar, kerjasama sehingga masing-masiong peserta didik memiliki
kesempatan yang optimal untuk mengembangkan potensi dirinya. Sebagaimana dinyatakan
oleh Gardner bahwa peserta didik memiliki 8 kecerdasan (Fisik,  Linguistik, Matematius/Logis,
Visual/Spasial, Musikal, Naturalis, Interpersonal, Intrapersonal) Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan merupakan standar mutu pendidikan yang harus diwujudkan oleh semua warga
sekolah agar proses belajar mengajar dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas.

2.4 Fungsi Kepala Sekolah

Jabatan kepala sekolah di duduki oleh orang yang menyandang profesi guru. Karena itu, ia
harus professional sebagai guru sekaligus sebagai kepala sekolah dengan derajat
profesionalisme tertentu. Kepala sekolah memiliki fungi yang luas, dan dapat memerankan
banyak fungsi-fungsi tersebut meskipun dengan topik yang berbeda.
Fungsi-fungsi kepala sekolah seperti yang telah disebutkan di atas, akan dijelaskan sebagai
berikut:
2.1.1 Kepala Sekolah Sebagai Educator
Sebagai educator kepala sekolah berfungsi menciptakan iklim sekolah yang kondusif,
memberikan nasihat kepada warga sekolah, memberikan dorongan guru dan tenaga
kependidikan untuk berbuat serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik.
2.1.2 Kepala Sekolah Sebagai Manager
  Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah memerlukan
strategi yang tepat untuk memberdayakan guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam
persaingan dan kebersamaan, memberikan kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk
meningkatkan profesinya, mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan untuk ikut
serta dalam setiap kegiatan yang menunjang program sekolah.
2.1.3 Kepala Sekolah Sebagai Administrator
  Sebagai administrator tugas kepala sekolah erat hubungannya dengan berbagai aktivitas
administrasi sekolah, baik secara fungsional maupun substansial.
2.1.4 Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
  Kepala sekolah dalam tugas ini berorientasi pada teknik individu, kelompok dan kunjungan
kelas. Untuk itu sebagai supervisor kepala sekolah mensupervisi barbagai tugas pokok yang
dilakukan guru dan seluruh staf. Untuk itu kepala sekolah harus mampu melakukan berbagai
pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan.
2.1.5 Kepala Sekolah Sebagai Leader
  Secara umum kepala sekolah sebagai leader adalah upaya untuk memengaruhi orang-orang
untuk bekerja sama mencapai tujuan, dengan berorientasi pada tugas dan berorientasi pada
hubungan. Namun secara khusus seorang kepala sekolah harus mampu memberikan petunjuk
dan pengawasan, meningkatkan kemauan dan kemampuan guru maupun tenaga kependidikan,
membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas.
2.1.6 Kepala Sekolah Sebagai Innovator
  Dalam rangka memenuhi peran dan fungsinya sebagai innovator kepala sekolah perlu memiliki
strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari
gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan guru dan tenaga
kependidikan dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.
2.1.7 Kepala Sekolah Sebagai Motivator
  Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki strategi untuk memotivasi bawahannya,
yaitu guru dan staf. Dimana mereka dimotivasi untuk melakukan berbagai tugas dan fungsinya.
Motivasi ini dapat dilakukan melalui pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja, disiplin,
dorongan, penghargaan bagi guru atau staf yang berprestasi serta penyediaan berbagai sumber
belajar melalui pengembangan sentra belajar.
2.1.8 Kepala Sekolah Sebagai Entrepreneur
  Sebagai administrator kepala sekolah harus menjadi wirausaha atau entrepreneur sejati.
Istilah wirausaha ini merujuk pada usaha dan sikap mental, tidak selalu dalam tafsir komersial.

2.5     Peran Kepala Sekolah

Penelitian tentang harapan peranan kepala sekolah sangat penting bagi guru-guru dan murid-
murid. Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggung  jawab sebagai pemimpin di bidang
pengajaran,pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan, administrasi personalia staf,
hubungan masyarakat, administrasi school plant, dan perlengkapan serta organisasi sekolah.
Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci
keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di
sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah. Cara kerja kepala
sekolah dan cara ia memandang peranannya dipengaruhi oleh kepribadiannya, persiapan dan
pengalaman profesionalnya, serta ketetapan yang dibuat oleh sekolah mengenai peranan
kepala sekolah di bidang pengajaran. Pelayanan pendidikan dalam dinas bagi administrator
sekolah dapat memperjelas harapan-harapan atas peranan kepala sekolah.
Menurut Purwanto, bahwa seorang kepala sekolah mempunyai sepuluh macam peranan,
yaitu : “Sebagai pelaksana, perencana, seorang ahli, mengawasi hubungan antara anggota-
anggota, menwakili kelompok, bertindak sebagai pemberi ganjaran, bertindak sebagai wasit,
pemegang tanggung jawab, sebagai seorang pencipta, dan sebagai seorang ayah.”
Penjabarannya adalah sebagai berikut :
1.      Sebagai pelaksana (executive)
Seorang pemimpin tidak boleh memaksakan kehendak sendiri terhadap kelompoknya. Ia harus
berusaha memenuhi kehendak dan kebutuhan kelompoknya, juga program atau rencana yang
telah ditetapkan bersama
2.      Sebagai perencana (planner)
Sebagai kepala sekolah yang baik harus pandai membuat dan menyusun perencanaan, sehingga
segala sesuatu yang akan diperbuatnya bukan secara sembarangan saja, tatapi segala tindakan
diperhitungkan dan bertujuan.
3.    Sebagai seorang ahli (expert)
Ia haruslah mempunyai keahlian terutama yang berhubungan dengan tugas jabatan
kepemimpinan yang dipegangnya.
4.      Mengawasi hubungan antara anggota-anggota kelompok (contoller of internal relationship)
Menjaga jangan sampai terjadi perselisihan dan berusaha mambangun hubungan yang
harmonis.
5.      Mewakili kelompok (group representative)
Ia harus menyadari, bahwa baik buruk tindakannya di luar kelompoknya mencerminkan baik
buruk kelompok yang dipimpinnya.
6.      Bertindak sebagai pemberi ganjaran / pujian dan hukuman.
Ia harus membesarkan hati anggota-anggota yang bekerja dan banyak sumbangan terhadap
kelompoknya.
7.      Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and modiator)
Dalam menyelesaikan perselisihan atau menerima pengaduan antara anggota-anggotanya ia
harus dapat bertindak tegas, tidak pilih kasih atau mementingkan salah satu anggotanya.
8.      Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya
Ia haruslah bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan anggota-anggotanya yang
dilakukan atas nama kelompoknya.
9.      Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (idiologist)
Seorang pemimpin hendaknya mempunyai kosepsi yang baik dan realistis, sehingga dalam
menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis yang tegas menuju kearah yang dicita-
citakan.
10.  Bertindak sebagai ayah (father figure)
Tindakan pemimpin terhadap anak buah/kelompoknya hendaknya mencerminkan tindakan
seorang ayah terhadap anak buahnya.
Apabila kita meneliti lebih lanjut, maka dapat disimpulkan 10 peran di atas sama seperti apa
yang dikemukakan oleh Bapak Pendidikan kita “Ki Hadjar Dewantara”, mengatakan bahwa
pemimpin yang baik haruslah menjalankan peranan seperti : Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing
Madyo Mangun Karso, dan Ing Tut Wuri Handayani.

2.6     Bagaimana Peran Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Sekolah

Kepala sekolah sebagai administrator kiranya harus benar-benar sadar bahwa hingga kini, mutu
pendidikan kita masih di sorot tajam. Entah sampai sorotan ini akan berakhir. Tidak ada kata
final untuk mutu,karena takarannya adalah ilmu pengetahuan dan teknologi, dan dinamika
umum perkembangan masyarakat.
Ketika administrator sekolah membuka tawaran dan mampu menggaransi mutu, apakah
sekolah pemerintah atau swasta, pilihan-pilihan masyarakat akan semakin banyak.
Administrator sekolah yang profesional mampu membangun keunggulan sesuai dengan potensi
internal dan kases eksternalnya. Keunggulan-keunggulan tersebut menyangkut satu atau
bebrapa bidang, seperti akademik, ekstrakulikuler, tenaga pengajar, dan lain-lain.
Administrator sekolah yang profesional memiliki kapasitas untuk berubah. Inisiatif untuk
meningkatkan mutu pun, meniscayakan kapasitas yang kuat untuk itu. Kapasitas sebagaimana
dimaksudkan di atas merupakan kombinasi antara aspek individu dan aspek kelembagaan.
Kombinasi itu akan menelorkan visi, struktur, dan sumbr-sumber yang mendukung reformasi
pendidikan persekolahan.
Menurut Danie Massell di dalam Danim, Sudarman dan Khairil ada 7 elemen kapasitas untuk
meningkatkan mutu pendidikan persekolahan, yaitu:
1)     Pengetahuan dan keterampilan guru
2)     Motivasi siswa
3)     Materi kurikulum
4)     Kualitas dan tipe orang-orang yang mendukung proses pembelajaran di kelas
5)     Kuantitas dan kualitas interaksi para pihak pada tingkat organisasi sekolah
6)     Sumber-sumber material
7)     Organisasi dan alokasi sumber-sumber sekolah di tingkat lembaga
Untuk mencapai hal diatas sangat mungkin ditemukan kendala kendala menurut Eugene
Schaffer dkk di dalam Danim, Sudarman dan Khairil adalah sebagai, berikut:
1)      Kemampuan keuangan yang tidak memadai
2)      Kepemimpinan kepala sekolah yang tidak memadai
3)      Komitmen guru yang rendah dan Persefsi negatif dari masyarakat
4)      Penataan staf dan Kurikulum
5)      Konflik politik dan rasial
6)      Keterbatasan fasilitas dan komunikasi yang tidak kondusif

2.7    Bagaimana Peran Kepala Sekolah Dalam Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

Kepala sekolah yang profesional memiliki kemampuan kuat dalam memberdayakan Komite
Sekolah. Kehadiran Komite Sekolah merupakan wujud nyata untuk mewadahi partisipasi
masyarakat. Kepala sekolah sebagai administrator sangat berkepentingan dengan kehadiran
komite sekolah, karena melalui merekalah aspirasi masyarakat dapat di optimasi.
Kelembagaan Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota dan Komite Sekolah/Madrasah dibentuk
merujuk pada kepmendiknas No. 044/U/2002 tanggal 02 April 2002, tentangDewan Pendidikan
dan Komite Sekolah.  Dalam Kepmendiknas No. 044/U/2002 disebutkan mengenai tujuan,
peran, dan fungsi Dewan Pendidikan.
Dilihat dari dimensi tujuan pembentukan Dewan Pendidikan yaitu sebagai berikut:
1.      Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan
dan program pendidikan.
2.      Meningkatkan taggung jawab dan peranserta aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam
penyelangaraan pendidikan
3.      Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam
penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu.
Dilihat dari sisi peran Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota memiliki 4 peran yaitu:
1.      Pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan
prasekolah, jalur pendidikan sekolah, dan jalur pendidikan luar sekolah, program-program
kepelatihan (struktural, fungsional, dan teknis), dan perguruan tinggi.
2.      Pendukung baik yang berwujud finansial pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggara
pendidikan
3.      Pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran
pendidikan
4.      Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD,
Legislatif) dengan masyarakat, serta dunia usaha.
Dengan badan mandiri, berarti anggota Komite Sekolah atau Madrasah tidak mempunyai
hubungan hierarkis dengan lembaga pemerintahan. Pembentukan Komite Sekolah atau
Madrasah didasari atas tiga tujuan utama, yaitu:
1.      Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan
operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan.
2.      Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelanggaraan
pendidikan di satuan pendidikan.
3.      Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam
penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.
Dilihat dari sisi peran, Komite Sekolah/Madrasah mempunyai 4 peran  utama, yaitu:
1.      Pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan
pendidikan.
2.      Pendukung baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan
3.      Pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan di
satuan pendidikan.
4.      Mediator antara oemerintah dengan masyarakat di satuan pendidikan
Kehadiran Komite Sekolah merupakan wujud nyata untuk mewadahi partisipasi masyarakat.
Kepala Sekolah sebagai administrator sangat berkepentingan dengan kehadiran komite sekolah,
karena melalui merekalah partisipasi masyarakat dapat dioptimasi.
2.8     Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah

Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara
langsung berkaitan dengan proses pembelajaran disekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam
pasal 12 ayat 1 PP 28 Th. 1990 bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan
kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan
pendayagunan serta pemeliharaaan sarana dan prasarana. Menurut Dirawat, tugas dan
tanggungjawab kepala sekolah dapat digolongkan kepada dua bidang, yaitu:
2.8.1 Tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi
Dapat digolongkan menjadi enam bidang yaitu:
a.           Pengelolaan pengajaran
Pengelolaan pengajaran ini merupakan dasar kegiatan dalam melaksanakan tugas pokok.
Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan ini antara lain:
1)        Pemimpin pendidikan hendaknya menguasai garis-garis besar program pengajaran untuk
tiap bidang studi dan tiap kelas, 
2)         Menyusun program sekolah untuk satu tahun, 
3)         Menyusun jadwal pelajaran, 
4)         Mengkoordinir kegiatan-kegiatan penyusunan model satuan pengajaran,
5)         Mengatur kegiatan penilaian, 
6)         Melaksanakan norma-norma kenaikan kelas, 
7)         Mencatat dan melaporkan hasil kemampuan belajar murid, 
8)         Mengkoordinir kegiatan bimbingan sekolah, 
9)          Mengkoordinir program non kurikuler, 
10)      Merencanakan pengadaan, 
11)    Memelihara dan mengembangkan buku perpustakaan sekolah dan alat-alat pelajaran.
b.         Pengelolaan kepegawaian
Termasuk dalam bidang ini yaitu menyelenggarakan urusan-urusan yang berhubungan dengan
penyeleksian, pengangkatan kenaikan pangkat, cuti, perpindahan dan pemberhentian anggota
staf sekolah, pembagian tugas-tugas di kalangan anggota staf sekolah, masalah jaminan
kesehatan dan ekonomi, penciptaan hubungan kerja yang tepat dan menyenangkan, masalah
penerapan kode etik jabatan.

c.         Pengelolaan kemuridan
Dalam bidang ini kegiatan yang nampak adalah perencanaan dan penyelenggaran murid baru,
pembagian murid atas tingkat-tingkat, kelas-kelas atau kelompok-kelompok (grouping),
perpindahan dan keluar masuknya murid-murid (mutasi), penyelenggaraan pelayanan khusus
(special services) bagi murid, mengatur penyelenggaraan dan aktivitas pengajaran,
penyelenggaran testing dan kegiatan evaluasi, mempersiapkan laporan tentang kemajuan
masalah disiplin murid, pengaturan organisasi siswa, masalah absensi, dan sebagainya.
d.         Pengelolaan gedung dan halaman
Pengelolaan ini menyangkut usaha-usaha perencanaan dan pengadaan, inventarisasi,
pengaturan pemakaian, pemeliharaan, rehabilitasi perlengkapan dan alat-alat material sekolah,
keindahan serta kebersihan umum, usaha melengkapi yang berupa antara lain gedung (ruangan
sekolah), lapangan tempat bermain, kebun dan halaman sekolah, meubel sekolah, alat-alat
pelajaran klasikal dan alat peraga, perpustakaan sekolah, alat-alat permainan dan rekreasi,
fasilitas pemeliharaan sekolah, perlengkapan bagi penyelenggaraan khusus, transportasi
sekolah, dan alat-alat komunikasi,
e.          Pengelolaan keuangan
Dalam bidang ini menyangkut masalah-masalah urusa gaji guru-guru dan staf sekolah, urusan
penyelenggaraan otorisasi sekolah, urusan uang sekolah dan uang alat-alat murid-murid, usaha-
usaha penyediaan biaya bagi penyelenggaraan pertemuan dan perayaan serta keramaian.
f.          Pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat
Untuk memperoleh simpati dan bantuan dari masyarakat termasuk orang tua murid-murid, dan
untuk dapat menciptakan kerjasama antara sekolah-rumah- dan lembaga-lembaga sosial.
2.8.2 Tugas Kepala Sekolah Dalam Bidang Supervisi
Supervisi pada dasarnya pelayanan yang disediakan oleh kepala sekolah untuk membantu para
guru dan karyawan agar menjadi semakin cakap/terampil dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tuntutan perkembangan jaman. Supervisi adalah usaha yang dilakukan oleh kepala
sekolah dalam membantu guru-guru agar semakin mampu mewujudkan proses belajar
mengajar. Di mana Kepala Sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan
penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan
pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan
pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar. Tugas ini antara lain :
a.        Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan-tujuan
pendidikan pengajaran yang hendak dicapai dan hubungan antara aktivitas pengajaran dengan
tujuan-tujuan.
b.        Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang persoalan-
persoalan dan kebutuhan murid.
c.        Menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi setiap guru sesuai dengan
minat, kemampuan bakat masing-masing dan selanjutnya mendorong mereka untuk terus
mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya.
d.        Memberikan penilaian terhadap prestasi kerja sekolah berdasarkan standar-standar sejauh
mana tujuan sekolah itu telah dicapai.

BAB III

PENUTUP

3.1            Kesimpulan

3.1.1        Kepala Sekolah adalah pimpinan tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinananya akan


sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah.
3.1.2        Guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah harus memenuhi criteria
khusus. Kriteria tersebut berkaitan dengan kualifikasi, kompetensi, kepangkatan, masa kerja,
dll. Di dalam PP No. 19 Tahun 2005.
3.1.3        Kepala sekolah professional adalah kepala sekolah yang melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan: Nasional Nomor 13 Tahun
2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah meliputi: dimensi kompetensi kepribadian,
manajerial, supervisi, kewirausahaan, dan sosial.
3.1.4        Kepala sekolah memiliki fungi yang luas, dan dapat memerankan banyak fungsi-fungsi
tersebut meskipun dengan topik yang berbeda.
3.1.5        Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggung  jawab sebagai pemimpin di bidang
pengajaran,pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan, administrasi personalia staf,
hubungan masyarakat, administrasi school plant, dan perlengkapan serta organisasi sekolah.
3.1.6        Administrator sekolah yang profesional mampu membangun keunggulan sesuai dengan
potensi internal dan kases eksternalnya.
3.1.7        Dalam Kepmendiknas No. 044/U/2002 disebutkan mengenai tujuan, peran, dan fungsi
Dewan Pendidikan.
3.1.8        Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 Th. 1990 bahwa kepala sekolah
bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah,
pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunan serta pemeliharaaan sarana dan
prasarana

Daftar Pustaka

Anonim.2012. Peran Tugas dan Tanggung Jawab Kepala


Sekolah. http://awwals7.blogspot.co.id (Diakses tanggal 25 September 2015)

Anonim.2011. Kepala Sekolah. http://profesikependidikan.wordpress.com
 (Diakses tanggal 25 September 2015)

Fauzan A Mahanani.2013. Kepala Sekolah Profesional. http:/www.m-edukasi.web.id


(Diakses tanggal 1 Oktober 2015)
Tiara Wulandari.2015. Profesi Pendidikan Keprofesionalan.
http://mylifeiscounselor.blogspot.com. (Diakses tanggal 27 September 2015)

Undang-Undang RI NO. 2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan nasional

Anda mungkin juga menyukai