Anda di halaman 1dari 142

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL


DI BPM “F” KOTA BENGKULU
TAHUN 2019

DISUSUN OLEH :
ANNISA YUDIANINGSIH
NIM: P05140116004

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIPLOMA III
2019
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL


DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI “F”
KOTA BENGKULU
TAHUN 2019

Laporan Tugas Akhir Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih
Gelar Ahli Madya Kebidanan

Disusun Oleh :
ANNISA YUDIANINGSIH
NIM P05140116004

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIPLOMA III
2019

i
ii
iii
RIWAYAT PENULIS

Nama : Annisa Yudianingsih

TTL : Bengkulu, 23 Maret 1998

Agama : Islam

Anak Ke : 2 (Dua)

Alamat : Jl.RE.Martadinata Rt.06 Rw.02 No.23 Kelurahan Muara Dua,


Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu
Nama Orang Tua 1. Ayah : Yudin

2. Ibu : Disniarti

Riwayat pendidikan : 1. TK Dharma Bakti Kota Bengkulu

2. SD Negeri 79 Kota Bengkulu

: 3. SMP Negeri 04 Kota Bengkulu

: 4. SMA Negeri 03 Kota Bengkulu

5. Jurusan DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes


Bengkulu

iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Segala sesuatu harus dilakukan karena Allah,


untuk beribadah kapada Allah SWT.
Ingatlah bahwa tidak ada yang sia-sia didunia ini,
jika belum hari ini mungkin esok hari baikmu.
Semua yang kita lakukan dan semua yang kita dapatkan
haruslah tetap bersyukur dan ikhlas, dengan begitu
kebahagiaan akan kita dapatkan karena
kebahagiaan itu kita yang ciptakan.
Pesan Bapak:
Raihlah cita-citamu setinggi bintang di langit namun rendahkanlah hatimu
serendah mutiara di dasar lautan.
Pesan Mama:
Jangan malas untuk shalat, nunda shalat apa lagi meninggalkan shalat,
karena shalat akan membukakan jalan
dan memperlancar urusanmu.
(Saya yakin, saya mampu, saya bisa)

vi
PERSEMBAHAN

Ya Allah,
Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku,
sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman
bagiku, yang telah memberi warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan
Mu, Engkau
berikan aku kesempatan untuk bida sampai
Di penghujung perjuanganku
Segala Puji bagi Mu Ya Allah

Alhamdulillah, Alhamdulillahirabbil’alamin
1. Puji syukur kehadirat engkau Ya Allah yang telah meridhoi segala perjuangan
dan aku mohon ridhomu Ya Allah sehingga aku dapat melanjutkan atau
menaiki tangga kehidupan selanjutnya. Alhamdulillah selalu tercurahkan
kepadamu atas segala rahmat, hidayah dan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini serta telah mengirimkan mereka
yang selalu memberikan semangat dan doa disaat aku tertatih, terjatuh dan
kebingungan. Karena Mu mereka ada dan karena Mu Laporan Tugas Akhir
ini dapat diselesaikan. Hanya kepada Mu Ya Allah tempat ku mengadu dan
memohon pertolongan. Sujud syukur atas segala kenikmatan dan rezeki yang
Engkau berikan.
2. Kepada kedua Orang Tua ku
Kepada Bapak ku (Yudin) dan Mama ku (Disniarti)
Allahummaghfirlii dzunuubi wa liwalidayya warhamhumaa kamaa
rabbayaanii shaghiraa
Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orangtua ku serta kasihanilah
mereka berdua seperti mereka mengasihi aku sewaktu aku masih kecil. Amiin
Doa inilah yang sampai saat ini baru bisa adek berikan disetiap shalat dan
doa adek ma pak, tiada hal yang dapat membalas atas segala cinta, kasih dan
sayang yang tulus dari engkau bapakku dan mamaku. Tiada kata dan ucapan
yang dapat diungkapkan dan dituliskan untuk menceritakan betapa besarnya
segala pengorbanan yang telah Bapak dan Mama berikan. Terlalu banyak
tetesan keringat Bapak dan Mama yang telah keluar demi membesarkan adek
selama 21 tahun sampai sekarang adek sudah mendapatkan gelar, ini semua
adalah hadiah yang baru bisa adek berikan kepada Bapak dan Mama. Karya
ini adek persembahkan dengan tulus untuk Bapak dan Mama, adek tau ini
adalah awal untuk berjuang sesungguhnya membahagiakan Bapak dan Mama
nanti. Kalian adalah cahaya hidupku.

vii
3. Kepada Kedua Saudara Ku
Mbak ku (Eza Fitria Yudiarti) dan Adek ku (alm.Fatinah Azzahra)
Mbak kebanggaan adek. Mbak satu-satunya yang paling sabar di Dunia
ini. Terimakasih atas semua wejangan-wejangan Mbak tentang asam garam
perkuliahan ini. Terimakasih banyak selalu ingin direpotkan dengan adek mu
yang sangat amat bawel dan jahil ini. Dan juga selamat atas gelar kedua yang
telah diselesaikan tepat pada waktunya. Adek berdoa semoga mbak selalu
diberi kelancaran dan dimudahkan segala urusan.
Adek ku yang tersayang. Maafkan ayuk yang jarang kemakam adek. Adek
sudah bahagia disana ? ayuk mbak bapak dan mama rindu sekali. Mungkin
Allah lebih sayang adek mangkanya adek pergi duluan. Kami selalu
menyayangimu gadis kecil.
4. Kepada Keluarga Besar Ku
Terimakasih banyak untuk seluruh keluarga besar Alm.Mbah Saleh dan
keluarga besar Alm. Datuk Syamsyudin. Terimakasih untuk selalu
mendukung menyemangati dan memberikan support moril dan material untuk
anis sampai saat ini. Terimakasih banyak keluarga besar ku.
5. Kepada Dosen Pembimbing
Terimakasih yang sebesar-besarnya Anis ucapkan atas segala ilmu dan
kesabaran bunda dalam membimbing serta menguji anis selama ini, kepada
pembimbing 1 Bunda Lusi Andriani,SST,M.Kes terimakasih bunda atas
segala ilmu dan bimbingannya yang telah diberikan. Kepada pembimbing 2
Bunda Ratna Dewi, SKM, MPH yang selalu memberikan kemudahan dan
ilmunya dalam membuat LTA ini. Terimakasih banyak bunda semoga Bunda
selalu diberi rezeki, kebahagiaan dan kesehatan. Amiin
6. Kepada My Support System\
Teruntuk Lucky Alin Fernando terimakasih banyak sudah menemani dari
awal kuliah hal terberat dihidup sampai sekarang uni sudah mendapat gelar
ini. Terimakasih banyak pendengar terbaik ku, yang selalu ada dan
mendengarkan keluh kesah ku selama ini. Terimakasih untuk selalu
menguatkan ketika sedang terpuruk dan selalu tau ketika kesulitan.
Terimakasih untuk selalu menemani dan mendampingi ketika susah dan
senang. Terimakasih untuk selalu sabar dan selalu hadir disaat-saat terpenting
uni. Terimakasih banyak. Semoga selalu seperti ini.

viii
7. Kepada Sahabat
 Untuk sahabat sedari SD, terimakasih banyak Selly Meiranti yang selalu
ada dan membantu disaat-saat sulit dan yang selalu peduli sedari SD
hingga sekarang. Sukses selalu untuk kita berdua beb. Amiin
 Untuk sahabat sedari SMP, terimakasih banyak kepada Dyah Utami
Adiningsih dan Adhani Jannah Pertiwi yang selalu ada dan peduli selama
ini, terimakasih untuk selalu mensupport dan memberikan nasehat selama
ini. Terimakasih untuk 9 tahun persahabatan ini. Semoga kita selalu
diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menjalani hidup ini. Amiin
 Untuk sahabat sedari SMA, teruntuk Crzgurls (Rara Febsya, Yuk Eshine,
Karina Artomoro, Dwik F, Peafia, Ana Ozzie) terimakasih banyak untuk
kalian yang selalu baik dan peduli sama anis selama ini, yang selalu
membuat hari yang buruk menjadi indah dan berwarna. Terimakasih
sudah mensupport dan memberikan doa selalu kepada anis. Yang selalu
dirindukan saat ini karena sekarang sudah sibuk dengan kuliah masing-
masing, InsyaAllah kita akan berkumpul lagi bersama ketika sukses
nanti. Amiin
 Untuk Saudara Ketemu Besar, terimakasih kepada Riski Permata Sari
yang selalu ada dan peduli kepada kakak. Terimakasih untuk selalu
memberikan dukungan dan doa selama ini. semoga kita selalu diberikan
kemudahan dan kelancaran dapat menggapai kesuksesan dek. Amiin
 Untuk sahabat dan saudara sedari kuliah. Terimakasih banyak Febby
Agustin, Alfiola Tirta Kencana, Anggun Febri Tirani, Rosinta Dwi O.
Terimakasih untuk 3 tahun selalu bersama mengahadapi pahit dan
kejamnya kehidupan ini. terimakasih untuk selalu ada dan mensupport
satu sama lain selama ini. anis bersyukur diperkenalkan dan didekatkan
oleh Allah dengan orang-orang baik yaitu kalian semua. Ingatlah bahwa
pahit, kejam yang didapat serta tangisan yang telah kita keluarkan
bersama bukan lah akhir untuk cerita singkat 3 tahun ini. semoga kita
selalu bersahabat dan bersaudara sampai maut memisahkan kita nanti.
Sukses selalu untuk kita semua sahabat.
 Untuk sahabat sedari HMJ, Terimakasih untuk telengs yang selalu
menghibur dikala gunda. Terimakasih kepada Rinne Melizentri yang
sudah baik kepada anis selama ini, terimakasih banyak selalu membantu
momy dan mensupport momy ne. Terimakasih kepada Hidayah Utari
yang sangat-sangat besar jasanya selama anis melakukan penelitian ini,
tidak ada yang bisa anis berikan selain ucapan terimakasih sebesar-
besarnya karena sudah mau direpotkan bangun jam 1 dini hari untuk
membantu anis penelitian. Terimakasih banyak tari pance tanpa mu LTA
ini tidak akan cepat selesai.

ix
8. Kepada Adik-adik ku
 Kepada adik-adik asuh ku yg kakak sayangi, Dyas Prestilani, Putri Indri,
Nada Afifah, Endah Permata, Dinda Juliyani. Kakak ingin
menggucapkan terimakasih sebesar-besarnya karena kalian sudah
menjadi adik-adik kakak yang baik untuk kakak. Terimakasih selalu
mensupport semua yang ku lakukan. Semangat selalu adik-adik ku.
Semoga kalian selalu diberikan kelancaran dan kemudahan dalam
perkuliahan ini hingga nanti dapat mendapatkan gelar seperti kakak.
 Kepada adik-adik Pengabdian Masyarakat yg kakak sayangi, Reza Fajar
dan Pertiwi Agustin terimakasih yang sebesar-besarnya karena kalian
sudah sangat menyayangi kakak seperti kakak kalian sendiri.
Terimakasih selalu mendukung kakak dan membantu kakak. Semangat
dan sukses selalu untuk adik-adik kakak.
9. Kepada teman-teman sealmamater jurusan kebidanan. Terimakasih atas
dukungan dan kerjasamanya selama ini. Semoga kita semua dapat meraih
kesuksesan yang kita inginkan pada saatnya nanti. See You On Top
10. Dosen dan staf Poltekkes Kemenkes Bengkulu khususnya Jurusan
Kebidanan, terimakasih atas ilmu dan bimbingannya selama tiga tahun
penulis menempuh pendidikan.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

x
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

penelitian ini dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Normal di Bida

n Praktik Mandiri “F“ Kota Bengkulu Tahun 2019.

Tujuan penulisan proposal penelitian adalah untuk memberikan Asuhan

Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal Di BPM “F” Kota Bengkulu Tahun 2019

Menggunakan manajemen asuhan.

Dalam penyelesaian proposal ini penulis banyak mendapat bantuan baik materiil

maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Darwis, SKP, M.Kes. Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu

yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti pendidikan

di Poltekkes Kemenkes Jurusan Kebidanan Bengkulu

2. Bunda Mariati, SKM, MPH. Selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Bengkulu

3. Bunda Sri Yaniarti, SST, M.Keb. selaku Ketua Program Studi Diploma III

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu

4. Bunda Lusi Andriani, SST, M.Kes selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam menyusun Laporan

Tugas Akhir ini.

5. Bunda Ratna Dewi, SKM. MPH. Selaku pembimbing II yang telah banyak

xi
memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam menyusun Laporan

Tugas Akhir ini.

6. Ketua penguji dan penguji I yang telah memberikan kritik dan saran.

7. Bapak, Mama, Mbak, Alm.Adek serta keluarga saya tercinta yang selalu

memberikan doa, dukungan dan semangat sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

8. Rekan-rekan seperjuangan dan lain-lain yang tidak dapat disebut satu persatu

yang telah membantu penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih banyak

kekurangan dari segi sisi manapun teknik penyusunan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan

Laporan Tugas Akhir ini. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas

Akhir ini dapat dilaksanakan penelitiannya serta bermanfaat bagi semua pihat

yang membutuhkan.

Bengkulu , Mei 2019

Penulis

xii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................i
LEMBARAN PERSETUJUAN ..................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................iii
RIWAYAT PENULIS ................................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN..........................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..............................................................vi
KATA PENGANTAR ................................................................................xi
DAFTAR ISI .............................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................xvi
DAFTAR BAGAN....................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...........................................................................4
C. Rumusan Masalah...............................................................................4
D. Batasan Masalah ................................................................................4
E. Tujuan Penulisan ...............................................................................5
F. Manfaat Penulisan .............................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Persalinan
1. Pengertian Persalinan ...................................................................7
2. Tujuan Asuhan Persalinan ...........................................................7
3. Tanda-tanda Persalinan ................................................................8
4. Tahapan Persalinan ......................................................................9
5. Mekanisme Persalinan ...............................................................12
6. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Kala I-IV...................................16
7. Partograf.....................................................................................18
8. Langkah-langkah Asuhan Persalinan Normal............................20
B. Nyeri Persalinan
1. Pengertian Nyeri Persalinan.......................................................23
2. Mekanisme Nyeri Persalinan .....................................................23

xiii
3. Penyebab Rasa Nyeri .................................................................24
4. Dampak Nyeri Persalinan ..........................................................25
C. Penatalaksanaan Nyeri Persalinan
1. Penatalaksanaan Nyeri Secara Umum........................................25
5. Metode Masase Effluerage (Pijat Punggung) ............................27
D. Kewenangan Bidan
1. Kewenangan Normal..................................................................31
2. Kewenangan bidan didaerah yang tidak memiliki dokter..........34
E. Standar dan Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Standar Asuhan Kebidanan ........................................................35
2. Manajemen Asuhan Kebidanan .................................................38
F. Kerangka Pikir
Kerangka Pikir..................................................................................54
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Laporan Kasus ........................................................................56
B. Waktu Dan Tempat ..........................................................................56
C. Subjek Laporan Kasus .....................................................................56
D. Instrument Laporan Kasus ...............................................................57
E. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................57
F. Alat dan Bahan ................................................................................60
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian ............................................................62


B. Tinjauan Kasus ................................................................................63
C. Pembahasan .....................................................................................90

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................96
B. Saran ................................................................................................96

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................99


LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Asuhan Persalinan Normal 28

2.2 Catatan Perkembangan 61

xv
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Partograf 27

2.2 Massage Effleurage 38

2.3 Skala Nyeri VAS 39

xvi
DAFTAR BAGAN

No. Bagan Judul Halaman

2.1 Kerangka Pikir Asuhan Kebidanan 52

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Organisasi Penelitian

Lampiran 2 : Jadwal Kegiatan Penelitian

Lampiran 3 : Lembar Bimbingan LTA Pembimbing I

Lampiran 4 : Lembar Bimbingan LTA Pembimbing II

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Institusi

Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dari KESBANGPOL Kota Bengkulu

Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu

Lampiran 8 : Surat Pengantar Sebagai Responden

Lampiran 9 : Surat Pernyataan Ketersediaan Menjadi Responden

Lampiran 10 : Surat Persetujuan Tindakan Medis

Lampiran 11 : Surat Keterangan Selesai Penelitian dari BPM Fitri Andri L,

Amd.Keb

Lampiran 12 : Partograf

Lampiran 13 : Lembar Pengkajian Skala Nyeri

Lampiran 14 : Dokumentasi Penelitian

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut data World Health Organization (WHO), angka kematian

ibu di dunia pada tahun 2015 adalah 216 per 100.00 kelahiran hidup.

Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran,

terjadi di negara-negara berkembang, yang mana salah satu masalah

persalinannya adalah partus lama sebanyak 8% (WHO, 2015).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2017, Angka komplikasi yang terjadi selama persalinan adalah persalinan

lama 40,6% (Kementrian Kesehatan RI, 2017).

Berdasarkan data profil Kesehatan Provinsi Bengkulu pada tahun

2017. Data ibu bersalin pada tahun 2017 di Provinsi Bengkulu adalah

39.301 orang dan persalinan yang ditolong Nakes di fasilitas kesehatan

sebanyak 32.143 orang. Angka komplikasi karena partus lama 3,5%.

(Dinkes Provinsi Bengkulu, 2017). Data ibu bersalin di Kota Bengkulu

pada tahun 2017 adalah 7.116 orang dan persalinan yang di tolong Nakes

di fasilitas kesehatan sebanyak 6.717 orang (Dinkes Kota Bengkulu,

2017).

Pengertian persalinan atau melahirkan bayi adalah suatu proses

normal wanita usia subur dan wanita mengalami nyeri selama persalinan

merupakan proses fisiologis secara objektif pada kala I fase aktif

persalinan biasanya kecemasan ibu cenderung meningkat seiring ibu

1
2

merasakan kontraksi dan nyeri yang semakin hebat (Rukiah dkk, 2012).

Asuhan persalinan normal harus dilakukan sesuai standar untuk

menjaga kualitas pelayanan menjadi optimal sesuai dengan tujuan. Jika

asuhan yang diberikan tidak sesuai dengan standar APN yang benar, maka

dapat menimbulkan peningkatan persentase komplikasi pada ibu bersalin

normal sekitar 15% (JNPK-KR dalam Yushida, 2015). Oleh sebab itu

asuhan persalinan normal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan harus

sesuai dengan standar.

Nyeri pada saat persalinan memiliki derajat yang paling tinggi

diantara nyeri yang lain, sebuah studi didapatkan bahwa 60% primipara

mengalami nyeri hebat dan 30% nyeri sedang. Pada multipara 45% nyeri

hebat, 30% nyeri sedang, 25% nyeri ringan (Ayu dan Triani, 2018). Nyeri

persalinan dapat mempengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut,

khawatir dan menimbulkan stress. Stress dapat menyebabkan melemahnya

kontraksi rahim dan berakibat pada persalinan yang lama (Maryunani,

2010).

Metode untuk mengatasi Nyeri persalinan dapat menggunakan

metode nonfarmakologi. Metode nonfarmakologi dalam mengatasi nyeri

antara lain hipnobirthing, waterbirth, relaksasi, akupuntur dan massage

effleurage atau pemijatan (Wulandari dkk, 2018). Berdasarkan hasil

penelitian (Wulandari dan Dwi Nur, 2015). Menunjukkan bahwa jumlah

ibu bersalin yang mengalami nyeri berat sebelum dilakukan massage

effleurage dan setelah dilakukan massage effleurage menjadi nyeri sedang


3

69,6%. Membuktikan bahwa ada pengaruh massage effleurage terhadap

pengurangan nyeri persalinan (Wulandari dan Dwi Nur, 2015).

Berdasarkan survei awal yang peneliti lakukan di Dinkes Kota

Bengkulu angka Persalinan tertinggi berada di wilayah Basuki Rahmat

yaitu 769 persalinan pada tahun 2017. Peneliti melakukan observasi di 3

BPM yaitu BPM “O” terdapat 52 ibu bersalin dan 38% primipara. BPM

“F” 79 ibu bersalin dan 64% primipara. BPM “Y” 51 ibu bersalin dan 33%

primipara. Data diambil pada tahun 2018. Di BPM “O”, BPM “F” dan

BPM “Y” bidan belum melakukan metode untuk membantu ibu

mengadaptasi nyeri pada persalinan.

Berdasarkan data dan uraian diatas, peneliti sangat tertarik untuk

meneliti “Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Normal di Bidan Praktik

Mandiri (BPM) “F” di Kota Bengkulu“ dan memberikan asuhan

persalinan untuk membantu ibu mengadaptasi nyeri pada persalinan

dengan menggunakan metode pijat punggung serta memberikan asuhan

persalinan normal sesuai standar persalinan normal.

B. Identifikasi Masalah
4

Berdasarkan latar belakang diatas menunjukkan bahwa sebagian

besar (64%) ibu primipara belum mendapatkan asuhan dalam

mengadaptasi nyeri persalinan. Apabila tidak dapat penanganan yang tepat

oleh tenaga medis maka akan memperburuk keadaan dan mengancam

kesejahteraan serta dapat mengancam jiwa ibu dan janin di BPM “F” Kota

Bengkulu.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah hanya dibatasi pada

Asuhan Persalinan Normal (APN) di BPM “F” Kota Bengkulu tahun

2019, dengan kriteria persalinan pervaginam tanpa penyulit, primigravida,

usia kehamilan 37-42 minggu, dan usia ibu 21-35 tahun.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah diatas, maka masalah penelitian

adalah : Bagaimanakah asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal dengan

standar dan asuhan persalinan normal pada nyeri persalinan ?

E. Tujuan Penelitian
5

1. Tujuan umum

Untuk menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal

di BPM “F” Pagar Dewa Kota Bengkulu dengan mengacu pada

keputusan Mentri Kesehatan RI No.938/MENKES/SK/VIII/2007

tentang Standar Asuhan Kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengumpulan data subjektif dan objektif pada ibu

bersalin normal.

b. Melakukan perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan pada

ibu bersalin normal.

c. Menyusun perencanaan pada ibu bersalin normal.

d. Melakukan implementasi/penatalaksanaan asuhan kebidanan pada

ibu bersalin normal.

e. Melakukan evaluasi tindakan yang telah diberikan pada ibu

bersalin normal.

f. Membuat pencatatan asuhan kebidanan dengan metode SOAP pada

ibu bersalin normal.

g. Membuat pembahasan.

F. Manfaat Penelitian
6

1. Manfaat Teoritis

Meningkatkan pengetahuan, wawasan dan keterampilan penulis

mengenai penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin

Normal.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Tenaga Kesehatan

Bagi profesi kebidanan dapat terus menerapkan dan

meningkatkan peran, fungsi dan tanggung jawab dalam

penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Normal.

b. Bagi Lahan Praktik

Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan

masukan bagi bidan serta tenaga kesehatan untuk meningkatkan

ketrampilan dan penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ibu

Bersalin Normal.

c. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

pengaplikasian pendidikan penulis khususnya tentang pelaksanaan

persalinan normal dan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam

pembuatan penelitian lain.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan

janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin

dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan

kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Wiknjosastro,

2009:100).

2. Tujuan Asuhan Persalinan

Tujuan asuhan persalinan adalah mengupayakan kelangsungan

hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan

bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta

terintervensi minimal, sehingga prinsip keamanan dan kualitas

pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal. Dengan pendekatan

seperti ini, berarti bahwa upaya asuhan persalinan normal harus

didukunh oleh adanya alasan yang kuat dan berbagai bukti ilmiah yang

dapat menunjukkan adanya manfaat apabila diaplikasikan pada setiap

proses persalinan (Nurasiah, 2014:7).

7
8

3. Tanda-tanda Persalinan

Tanda-tanda persalinan adalah sebagai berikut :

a. Tanda-tanda persalinan sudah dekat

1) Lightening

Pada minggu ke-36 pada primigravida terjadi oenurunan

fundus karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul

yang disebabkan oleh: Kontraksi braxton hicks, ketegangan

otot perut, ketegangan ligamentum rotundum, gaya berat janin

kepala kearah bawah

2) Terjadinya his permulaan

Makin tua usia kehamilan, pengeluaran progesteron dan

estrogen semakin berkurang sehingga oksitosin dapat

menimbulkan kontraksi, yang lebih sering disebut his palsu.

Sifat his palsu: Rasa nyeri ringan dibagian bawah, datangnya

tidak teratur, tidak ada rperubahan serviks, durasinya pendek,

idak bertambah jika beraktivitas.

b. Tanda-tanda Persalinan

1) Terjadinya his persalinan

His persalinan mempunyai sifat:

a) Pinggang terasa sakit, yang menjalar kedepan

b) Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan

kekuatannya makin besar.

c) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus.


9

d) Makin beraktivitas (jalan), kekuatan makin bertambah.

2) Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina)

Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang

menimbulkan pendaftaran dan pembukaan, lendir yang terdapat

dikanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh darah pecah, yang

menjadikan perdarahan sedikit.

3) Pengeluaran cairan

Terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban

robek. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang

pembukaan lengkap tetapi kadang pecah pada pembukaan kecil

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010:6).

4. Tahapan Persalinan

Pada proses pembukaan serviks di bagi 4 kala yaitu :

a. Kala I (Kala Pembukaan)

Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi

pembukaan lengkap (10 cm). Dalam kala pembukaan dibagi

menjadi 2 fase :

1) Fase laten

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan

dan pembukaan serviks secara bertahap.pembukaan kurang dari

4 cm. Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam.


10

2) Fase aktif

Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat

(kontraksi adekuat/3 kali atau lebih dalam 10 menit dan

berlangsung selama 40 detik atau lebih). Serviks membuka dari

4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatam 1 cm/lebih per jam

hingga pembukaan lengkap 10 cm. Terjadi penurunan bagian

terbawah janin. Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3

fase yaitu:

a) Periode akselerasi, Berlangsung selama 2 jam, pembukaan

menjadi 4 cm.

b) Periode dilatasi maksimal, Berlangsung selama 2 jam,

pembukaan berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.

c) Periode diselerasi, Berlangsung lambat dalam waktu 2 jam,

pembukaan 9 cm menjadi 10 cm/lengkap.

b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan

mengejan mendorong janin hingga keluar.

Pada kala II ini memiliki ciri khas :

1) His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit

sekali.

2) Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara

reflektoris menimbulkan rasa ingin mengejan.

3) Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB.


11

4) Anus membuka.

Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva

membuka dan perineum meregang, dengan his dan mengejan yang

terpimpin kepala akan lahir dan diikuti seluruh badan janin.

Lama pada kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu :

1) Primipara kala II berlangsung 1,5 jam-2 jam

2) Multipara kala II berlangsung 0,5 jam-1 jam

Ada 2 cara ibu mengejan pada kala II yaitu menurut dalam

letak berbaring, merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan

sampai batas siku, kepala diangkat sedikit sehingga dagu mengenai

dada, mulut dikatup. dengan sikap seperti diatas, tetapi badan

miring kearah dimana punggung janin berada dan hanya satu kaki

yang dirangkul yaitu yang sebelah atas. (JNPK-KR, 2014: 55)

c. Kala III (Kala pengeluaran plasenta)

Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran plasenta. Setelah

bayi lahir kontraksi rahim berhenti sebentar, uterus teraba keras

dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang

menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul

his pengeluaran dan pelepasan plasenta, dalam waktu 1-5 menit,

plasenta terlepas terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan

atau dengan sedikit dorongan (Brand androw) seluruh proses

biasanya berlangsung 5-30 meniit setelah bayi lahir. Dan pada

pengeluaran plasenta biasanya disertai dengan pengeluaran darah


12

kira-kira 100-200 cc.

d. Kala IV (Tahap Pengawasan)

Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan

terhadap bahaya perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selama

kurang lebih dua jam. Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan

darah dari vagina, tapi tidak banyak, yang berasal dari pembuluh

darah yang ada di dinding rahim tempat terlepasnya plasenta.

Pada beberapa keadaan, pengeluaran darah setelah kelahiran

menjadi banyak. Ini disebabkan beberapa faktor seperti lemahnya

kontraksi atau tidak berkontraksi otot-otot rahim. Oleh karena itu

dilakuan pengawasan sehingga jika perdarahan semakin hebat

dapat dilakukan tindakan secepatnya (Walyani dkk, 2016: 43).

5. Mekanisme persalinan

Mekanisme persalinan terdiri dari :

a. Turunnya kepala

Turunnya kepala dibagi dalam :

1) Masuknya kepala dalam pintu atas panggul (PAP)/engagement

Masuknya kepala ke dalam PAP pada primigravida

terjadi dibulan akhir kehamilan sedangkan pada multigravida

biasanya terjadi pada awal persalinan. Kepala masuk ke PAP

biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi

yang ringan.

Kepala yang masuk dengan keadaan asyinclistismus


13

yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang PAP atau

sutura sagitalis agak kedepan mendekati simfisis/agak ke

belakang mendekati promontorium. Asyinclistismus posterior

yaitu bila sutura sagitalis mendekati simfisis dan dari parietal

belakang lebih rendah dari parietal depan. Asyinclitismus

anterior yaitu bila sutura sagitalis mendekati promontorium

sehingga parietal depan lebih rendah dari parietal belakang.

2) Majunya kepala

Pada primigravida majunya terjadi setelah kepala masuk

ke rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada

multipara majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga

panggul terjadi secara bersamaan. Majunya kepala bersamaan

dengan gerakan fleksi, putaran faksi dalam, dan ekstensi.

Penyebab majunya kepala :

a) Tingkat cairan intra uterin.

b) Tekanan langsung oleh fundus pada bokong.

c) Kekuatan mengedan.

d) Melurusnya badan anak oleh pelurusan bentuk rahim.

b. Fleksi

Dengan majunya kepala, biasanya fleksi juga bertambah

hingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar.

Keuntungan dari bertambahnya fleksi ialah bahwa ukuran kepala

yang lebih kecil melalui jalan lahir. Diameter subocipito


14

bregmatika (9,5 cm) menggantikan suboccipito frontalis (11 cm).

c. Putaran Paksi Dalam

Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam ialah

pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian

terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah syimfisis.

Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah

ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan

ke bawah simfisis.

Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala

karena putaran paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan

posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang

tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam tidak terjadi

tersendiri, tetapi selalu bersamaan dengan majunya kepala dan

tidak terjadi sebelum kepala sampai hodge III, kadang-kadang baru

setelah kepala sampai didasar panggul.

d. Ekstensi

Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar

panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini

disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul

mengarah kedepan dan atas, sehingga kepala harus mengadakan

ekstensi untuk melaluinya.

Setelah subociput tertahan pada pinggir bawah symfisis

maka yang dapat maju karena kekuatan tersebut diatas bagian yang
15

berhadapan dengan subociput, maka lahirlah berturut-turut pada

pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi hidung, mulut dan

akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Subociput yang menjadi

pusat pemutaran disebut hypomochlion.

e. Putaran Paksi Luar

Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke

arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang

terjadi karena putaran paksi dalam. Selanjutnya putaran dilanjutkan

hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum

sepihak (disisi kiri). Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi

luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu

menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu

bawah panggul.

f. Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai dibawah

sympysis dan menjadi hypomochlion untuk kelahiran bahu

belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh

badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir (Nurasiah dkk,

2015:111).

6. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Kala I-IV

kebutuhan dasar ibu bersalin pada kala I-IV adalah sebagai berikut :
16

a. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Kala I

Kala I adalah suatu kala dimana dimulai dari timbulnya his

sampai pembukaan lengkap. Asuhan yang dapat dilakukan pada

ibu adalah memberikan dukungan emosional, pendampingan

anggota keluarga selama proses persalinan sampai kelahiran

bayinya, menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping

selama persalinan, peran aktif anggota keluarga selama persalinan,

mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman, memberikan cairan

nutrisi dan hidrasi, melakukan penatalaksanaan untuk mengurangi

nyeri persalinan, memberikan keleluasaan untuk menggunakan

kamar mandi secara teratur dan spontan dan pencegahan infeksi.

b. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Kala II

Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu kala II adalah

pendampingan ibu selama proses persalinan sampai kelahiran

bayinya oleh suami atau anggota keluarga yang lain, membantu ibu

untuk berganti posisi, melakukan rangsangan taktil, memberikan

makanan dan minuman, menjadi teman bicara/pendengar yang

baik, memberikan dukungan dan semangat selama persalinan

sampai kelahiran bayinya, menjelaskan tahapan dan kemajuan

persalinan, menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan

spontan untuk meneran dengan cara memberikan kesempatan

istirahat sewaktu tidak ada his, memberikan rasa aman dan

nyaman, pencegahan infeksi pada kala II dengan membersihkan


17

vulva dan perineum ibu dan membantu ibu mengosongkan

kandung kemih secara spontan.

c. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Kala III

Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu kala III adalah

memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya dan

menyusui segera, memberitahu setiap tindakan yang akan

dilakukan, pencegahan infeksi pada kala III, memantau keadaan

ibu, melakukan kolaborasi/rujukan bila terjadi kegawatdaruratan,

pemenuhan kebutuhan nutrisi dan memberikan motivasi dan

pendampingan selama kala III.

d. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Kala IV

Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu kala IV adalah

memastikan (tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam

keadaan normal), membantu ibu untuk berkemih, mengajarkan ibu

dan keluarganya tentang cara menilai kontraksi dan melakukan

massase uterus, menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir,

mengajarkan ibu dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya post

partum seperti perdarahan, demam, bau busuk dari vagina, pusing,

lemas, penyulit dalam menyusui bayinya dan terjadi kontraksi

hebat, pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi, pendampingan

pada ibu selama kala IV, dan nutrisi dan dukungan emosional

(Shofa Ilmiah, 2015:67).

1)
18

Gambar 2.1 Partograf


Sumber: Buku Asuhan Persalinan Normal, 2014
19

7. Langkah-langkah Asuhan Persalinan Normal

Menurut Depkes RI, asuhan persalinan normal terdiri dari 60 langkah

yaitu :

Tabel 2.1 Asuhan Persalinan Normal


Sumber : Buku Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin, 2010
No. Langkah APN
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua.
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
mematahkan ampul oksitosin dan memasukkan 1 buah alat suntik
sekali pakai 3 cc ke dalam partus set.
3. Memakai celemek plasik
4. Memastikan lengan tangan tidak memakai perhiasan, mencuci
tangan dengan sabun di air mengalir.
5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang digunakan
untuk periksa dalam.
6. Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan, isi dengan
oksitosin dan letakkan kembali kedalam wadah partus set. Bila
ketuban belum pecah, pinggirkan ½ koher pada partus set.
7. Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT
(basah) dengan gerakan dari vulva ke perineum.
8 Melakukan pemeriksaan dalam dan pastikan sudah lengkap dan
selaput ketuban sudah pecah.
9 Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
10 Memeriksa denyut jangtung janin setelah kontraksi uterus selesai
pastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)
11 Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah merasa
ingin meneran.
12 Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran.
13 Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran.
14 Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm,
memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu.
15 Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya
dibawah bokong ibu.
16 Membuka tutup partus set.
17 Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
18 Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi
20

perineum dengan dialas lipatan kain di bawah bokong, sementara


tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang
terlalu cepat saat kepala lahir. Bila didapatkan mekonium pada air
ketuban, segera setelah kepala lahir lakukan penghisapan pada
mulut dan hidung janin menggunakan penghisap lendir De Lee.
19 Menggunakan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin
dari lendir dan darah.
20 Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
21 Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan.
22 Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan
biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati kearah bawah sampai
bahu anterior/depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke atas
sampai bahu posterior/belakang lahir. Bila terdapat lipatan tali pusat
yang terlalu erat hingga menghambat putaran paksi luar atau
lahirnya bahu, minta ibu berhenti meneran, dengan perlindungan
tangan kiri, pasang kle di dua tempat pada tali pusat dan potong tali
pusat di antara dua klem tersebut
23 Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu
janin bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher dan ke
empat jari pada bahu dan dada/punggung janin, sementara tangan
kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan
dan lengan lahir.
24 Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang kea
rah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai
bawah.
25 Setelah seluruh badan lahir pegang bayi bertumpu pada lengan
kanan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap kea rah penolong.
Nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi
kepala lebih rendah dari badan.
26 Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi
kecuali bagian tali pusat.
27 Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari
umbilicus bayi. Melakukan urutan tali pusat kea rah ibu dan
memasang klem diantara kedua 2 cm dari klem pertama.
28 Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri,
dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat di
antara kedua klem. Bila bayi tidak bernafas spontan lihat
penanganan khusus bayi baru lahir.
29 Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering danbersig,
membungkus bayi hingga kepala.
30 Memberikan bayi pada ibu untuk disusui bila ibu menghendaki.
31 Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal.
32 Member tahu ibu akan disuntik.
33 Menyuntikan oksitosin 10 unit secara intra muskuler pada bagian
luar paha kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu
21

untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh


darah.
34 Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
35 Meletakkan tangan kiri diatas simfisis menahan bagian bawah
uterus, sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan
klem atau kain kasa dengan jarak antara 5-10 cm dari vulva
36 Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan
sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah
dorso kranial. Bila uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu atau
keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu.
37 Jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat
bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta, minta ibu
untuk meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat
kea rah bawah kemudian ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir
hingga plasenta tampak pada vulva.
38 setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta
dengan hati-hati. Bila perlu pegang plasenta dengan kedua tangan
dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta
dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39 Segera plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan
mengosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari
tangan kiri hingga kontraksi uterus baik.
40 Sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri, periksa
bagian meternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan
untuk memastikan bahwa seluruh kotelidon dan selaput ketuban
sudah lahir lengkap, dan memasukkan ke dalam kantong plastic
yang tersedia.
41 Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perineum
yang menimbulkan perdarahan aktif. Bila da robekan yang
menimbulkan perdarahan aktif, segera lakakan penjahitan.
42 Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan
pervaginam, pastikan kontraksi uterus baik.
43 Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%. Bilas
tangan yang masih mengenakan sarung tangan dengan air yang
sudah di DTT dan keringkan.
44 Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan simpul
mati.
45 Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya.
46 Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah
berisi larutan klorin 0,5%.
47 Membungkus kembali bayi.
48 Berikan bayi pada ibu untuk disusui.
49 Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan
pervaginam dan tanda vital ibu.
22

50 Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa uterus yang memiliki


kontraksi baik dan mengajarkan masase uterus apabila kontraksi
uterus tidak baik.
51 Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi.
52 Memeriksa nadi ibu
53 Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%.
54 Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang di sediakan.
55 Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah.
Menggantikan pakaiannya dengan pakaian bersih/kering.
56 Memastikan inu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum.
57 Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
58 Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
59 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
60 Melengkapi partograf dan memeriksa tekanan darah

B. Nyeri Persalinan

1. Pengertian Nyeri Persalinan

Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya

kontraksi otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit

pada pinggang, daerah perut dan menjalar ke arah paha. Kontraksi ini

menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks). Dengan

adanya pembukaan serviks ini akan terjadi persalinan (Judha dkk,

2012:75).

2. Mekanisme Nyeri Persalinan

Rasa nyeri persalinan disebabkan oleh kombinasi penegangan

segmen bawah rahim dan iskemia otot-otot rahim. Dengan

peningkatan kekuatan kontraksi, serviks akan tertarik. Kontraksi yang

kuat ini juga membatasi pengaliran oksigen pada otot-otot rahim


23

sehingga terjadi nyeri iskemik. Keadaan ini diakibatkan oleh kelelahan

ditambah lagi dengan kecemasan yang selanjutnya akan menimbulkan

ketegangan, menghalangi relaksasi bagian tubuh lainnya dan mungkin

pula menyebabkan exhaustion atau kelemahan yang sangat (Asrinah

dkk, 2010).

3. Penyebab Rasa Nyeri

Rasa nyeri persalinan muncul karena:

a. Kontraksi otot rahim

Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan

serviks serta iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium.

Karena rahim merupakan organ internal maka nyeri yang timbul

disebut nyeri visceral. Pada persalinan nyeri alih dapat dirasakan

pada punggung bagian bawah dan sacrum.

b. Regangan otot dasar panggul

Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Nyeri

kenis ini disebut nyeri somatic dan disebabkan peregangan struktur

jalan lahir bagian bawah akibat penurunan bagian terbawah janin.

c. Kondisi psikologis

Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan

rasa cemas, takut dan tegang memicu produksi hormon

prostatglandin sehingga timbul stress. Kondisi stress dapat

mempengaruhi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri (Judha dkk,

2012).
24

4. Dampak Nyeri Persalinan

Nyeri persalinan dapat menimbulkan stress yang menyebabkan

pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid.

Menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan vasokonstriksi

pembuluh darah. Mengakibatkan penurunan kontraksi uterus,

penurunan sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan

oksigen ke uterus, serta timbulnya iskemia uterus yang membuat

impuls nyeri bertambah banyak (Sumarah dalam Ayu Wulandari dan

Triani Adhi, 2018:539).

C. Penatalaksanaan Nyeri

1. Penatalaksanaan Nyeri Secara Umum

Penatalaksanaan nyeri secara umum terbagi menjadi dua yaitu :

a. Metode Farmakologi

Cara farmakologi adalah dengan pemberian obat-obatan

analgesik yang bisa disuntikan, melalui infuse intra vena yaitu

syaraf yang mengantar nyeri selama persalinan.

b. Metode Non Farmakologi

Metode non farmakologi sangat penting karena tidak

membahayakan bagi ibu maupun janin. Metode non farmakologi

terdiri dari :
25

1) Distraksi

Memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain pada nyeri

merupakan mekanisme yang bertanggung jawab pada teknik

kognitif afektif lainnya. Distraksi dapat menurunkan persepsi

nyeri dengan stimulasi yang di tranmisikan ke otak.

2) Relaksasi

Relaksasi adalah teknik untuk mencapai kondisi rileks. Dengan

menarik nafas dalam-dalam mengalirkan oksigen ke darah

yang kemudian dialirkan ke seluruh bagian tubuh. Hasilnya

kita menjadi lebih tenang dan stabil.

3) Pemijatan/Massage

Massage atau pijatan pada abdomen (effleurage) adalah bentuk

stimulasi kulit yang digunakan selama proses persalinan dalam

menurunkan nyeri secara efektif.

4) Berendam Air Hangat

Metode ini dilakukan dengan cara berendam dengan air hangat

yang akan menyebabkan vasodilatasi dan otot dimana tekanan

darah akan menurun, emosi membaik, membebaskan nyeri dan

menstimulasi dilatasi servikal.

5) Akupresur

Akupresur disebut juga akupuntur tanpa jarum, atau pijat

akupuntur. Teknik ini menggunakan teknik penekanan,

pemijatan, dan pengurutan sepanjang meridian tubuh atau garis


26

aliran energi (Shofa Ilmiah, 2015:102).

2. Metode Masase Effluerage (Pijat Punggung)

a. Pengertian Masase Effluerage

Effluerage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut,

lambat dan panjang atau tidak putus-putus. Teknik ini

menimbulkan efek relaksasi. Dalam persalinan, effluerage

dilakukan dengan menggunakan ujung jari yang ditekan lembut

dan ringan. Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa tekanan kuat,

tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari permukaan kulit (Rukiah

dkk, 2012:61).

b. Mekanisme Masase Effleurage

Massage effleurage pada abdomen menstimulasi serabut

taktil dikulit sehingga sinyal nyeri dapat dihambat. Stimulasi kulit

dengan effleurage ini menghasilkan pesan yang dikirim lewat

serabut, serabut yang menghantarkan nyeri cepat, yang

mengakibatkan gerbang tertutup sehingga korteks serebri tidak

menerima sinyal nyeri dan intensitas nyeri berubah/berkurang hal

ini sesuai dengan yang dikemukakan. (Wulandari dan Nur Dwi,

2015:64).

c. Manfaat Massage Effleurage

Massage effleurage dapat membuat rileks, mengurangi

ketegangan otot, dan menekan produksi hormon stress. Begitu ibu

menjadi rileks dan tenang, otaknya akan kembali ke mode primitif


27

dan oksitosin akan mengalir, sehingga akan segera dibanjiri dengan

endorphin yang menghilangkan nyeri (Chapman dalam Wahyuni

dan Wahyuningsih, 2015:51).

Massage Effleurage memiliki banyak manfaat bagi ibu

bersalin, diantaranya adalah :

1) Penurunan kecemasan.

2) Berkurangnya nyeri punggung.

3) Tidur lebih nyenyak.

4) Penurunan kadar endrofin.

5) Mempercepat pembukaan serviks (Dyah Ayu dan Vita Triani,

2018).

d. Lama Melakukan Massage Effleurage

Lakukan gerakan ini selama > 10 menit sampai 20 menit

sekali per jam atau setiap ada kontraksi (Smith dalam Dwienda R.

dkk, 2015:275).

e. Tehnik Massage Effleurage

Massage effleurage dilakukan dengan menggunakan ujung

jari yang lembut dan ringan. Lakukan usapan dengan ringan dan

tanpa tekanan kuat, tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari

permukaan kulit pada punggung (Wulandari dan Nur Hiba,

2015:65).

Langkah-langkah massage effleurage :


28

1) Beritahu ibu langkah-langkah prosedur massage effleurage.

2) Atur posisi ibu miring dan anjurkan ibu untuk rileks.

3) Mengobservasi tingkat nyeri ibu menggunakan skala nyeri

sebelum diberikan terapi massage effleurage.

4) Setelah mengobservasi, lakukan massage effleurage :

a) Letakkan dua telapak tangan di punggung ibu.

b) Bersama inspirasi pelas, usapkan kedua ujung-ujung jari

tangan dengan tekanan yang ringan, tegas dan konston ke

atas dan bawah. Lakukan gerakan ini selama > 10 menit

sampai 20 menit sekali atau setiap ada kontraksi.

5) Sesudah dilakukan perlakuan, kaji respon fisiologis dan

psikologis.

6) Tanyakan kualitas nyeri yang dirasakan menggunakan skala

nyeri (Maslikhanah, 2011:45)

Gambar 2.2 Massage Effleurage


Sumber: https://h5p.org/node/130280

f. Skala Pengukuran Nyeri


29

Visual analogue scale (VAS) adalah alat ukur yang

digunakan untuk memeriksa intensitas nyeri dan secara khusus

meliputi 0-10 cm garis, dengan setiap ujungnya ditandai dengan

level intensitas nyeri (ujung kiri diberi tanda “no pain” dan ujung

kanan diberi tanda “bad pain” (nyeri hebat). Pasien diminta untuk

menandai disepanjang garis tersebut sesuai dengan level intensitas

nyeri yang dirasakan pasien kemudian jaraknya diukur dari batas

kiri sampai pada tanda yang diberi oleh pasien (ukuran mm).

(Carlson, 1983; McGuire, 1984; Rinta, 2013).

Gambar 2.3 Skala Nyeri VAS


Sumber: https://h5p.org/node/2240600

Keterangan :

0 : Tidak nyeri

1-3 : Nyeri ringan ( secara objektif klien berkomunikasi dengan

baik)

4-6 :Nyeri sedang (secara objektif klien mendesis, menyeringai,

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya,

mengikuti baik)

7-9 : Nyeri berat (secara objektid klien terkadang tidak dapat

mengikuti respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi


30

nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi

dengan alih posisi dan nafas panjang.

10 : Nyeri sangat berat (pasien sudah tidak mampu lagi

berkomunikasi

D. Kewenangan Bidan

Kewenangan yang dimiliki bidan menurut Peraturan Menteri

Kesehatan (Permenkes) Nomor 28 tahun 2017 tentang Izin dan

Penyelenggaraan Praktik Bidan meliputi:

1. Kewenangan Normal

a. Pelayanan kesehatan ibu

Ruang lingkup pelayanan kesehatan ibu terdiri dari pelayanan

konseling pada masa pra hamil, pelayanan antenatal pada

kehamilan normal, pelayanan persalinan normal, pelayanan

konseling pada masa antara dua kehamilan.

Kewenangan bidan dalam pelayanan kesehatan ibu

diantranya adalah episiotomi, pertolongan persalinan normal,

penjahitan luka jalan lahir tingkat i dan ii, penanganan

kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan, pemberian tablet

tambah darah pada ibu hamil, pemeberian vitamin A dosis tinggi

pada ibu nifas, fasilitas/bimbingan inisiasi menyusu dini dan

promosi air susu ibu eksklusif, pemberian uteretonika pada

kelompok ibu hamil, pemberian surat keterangan kehamilan dan


31

kelahiran.

b. Pelayanan Kesehatan anak

Ruang lingkup pelayanan kesehatan anak terdiri dari

pelayanan kesehatan anak terdiri dari pelayanan bayi baru lahir,

pelayanan bayi, pelayanan anak balita dan pelayanan anak pra

sekolah. Kewenangan kebidanan dalam melakukan pelayanan

kesehatan anak adalah sebagai berikut: pelayanan neonatal

esensial, penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan

perujukan, pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan

amak pra sekolah dan konseling dan penyuluhan.

Pelayanan neonatal esensial meliputi inisiasi menyusui dini,

pemotongan tali pusat, pemberian suntikan Vit K1, pemberian

imunisasi B0, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemantauan tanda

bahaya, pemberian tanda identitas diri, dan merujuk kasus yang

tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil dan tepat waktu ke

Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang lebih mampu Penanganan

Kegawatdaruratan, dianjurkan dengan perujukan meliputi:

Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak

prasekolah meliputi: kegiatan penimbangan berat badan,

pengukuran lingkar kepala, pengukuran ringgi badan, stimulasi

deteksi dini, dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang

balita dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

(KPSP).
32

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana

1) memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana

2) Pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan.

3) Kewenangan dalam menjalankan Program Pemerintah, selain

kewenangan normal sebagai diatas, khusus bidan yang

menjalankan program pemerintah mendapatkan kewenangan

tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan meliputi:

a) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dan

Rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah

kulit.

b) Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus

penyakit tertentu.

c) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai dengan

pedoman yang ditetapkan.

d) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang

kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan

penyehatan lingkungan.

e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra

sekolah dan anak sekolah.

f) Melaksanakan deteksi dini, merujuk, dan memberikan

penyuluhan terhadap infeksi menular seksual(IMS)


33

termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya.

g) Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas.

Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit,

asuhan antenatal terintegras, penanganan bayi dan anak

balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan

memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual

(IMS) dan penyakit lainnya hanya dapat dilakukan oleh

bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan

tersebut.

2. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang

tidak memiliki dokter.

Khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum

ada dokter, bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk

memberikan pelayanan kesehatan diluar kewenangan normal, dengan

syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan diluar

kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di

daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter.

E. Standar dan Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Standar Asuhan Kebidanan


34

a. Pengertian

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses

pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan

sesuai dengan wewenangan dan ruang lingkup praktiknya

berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian,

perumusan diagnosa dan suatu masalah kebidanan, perencanaan,

implementasi evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan. Standar

asuhan kebidanan dalam panduan ini berdasarkan keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.938/Menkes/SK/VIII /2007 tentang standar asuhan kebidanan.

b. Jenis Standar

1) Standar I : pengkajian

Langkah ini dilakukan dengan melakukan pengkajian

melalui proses pengumpulan data yang diperlukan untuk

mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap seperti riwayat

kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan,

peninjauan catatan terbaru atau catatan sebelumnya, data

laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.

Semua data dikumpulkan dari semua sumber yang

berhubungan dengan kondisi pasien (Varney, 1997).

2) Standar II: Perumusan Diagnosa dan Masalah

Langakah ini dilakukan menganalisa data yang


35

diperoleh pada pengkajian, menginterpestasikannya secara

akurat dan logis untuk menegakan diagnose masalah

kebidanan yang tepat

3) Standar III: Perencanaan

Langkah ini dilakukan untuk merencanakan asuhan

kebidanan berdasarkan diagnose dan masalah yang ditegakan.

4) Standar IV: Implementasi

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua

rencana sebelumnya, baik terhadap masalah pasien ataupun

diagnosis yang ditegakkan. Pelaksanaan ini dapat dilakukan

oleh bidan secara mandiri maupun berkolaborasi dengan tim

kesehatan lainnya.

5) Standar V: Evaluasi

Merupakan tahap terakhir dalam manajemen

kebidanan, yakni dengan melakukan evaluasi dari

perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan oleh bidan.

Evaluasi sebagai bidan dari proses yang dilakukan secara

komprehensif dan selalu berubah sesuai dengan kondisi atau

kebutuhan klien.

Evaluasi ini sangat dibutuhkan untuk menunjang

keberhasilan penerapan manajemen kebidanan. Evaluasi yang

dilakukan terus menerus dan terencana akan mendapatkan

hasil yang sesuai harapan. Pelaksanaan evaluasi dilakukan


36

sendiri ataupun dapat juga dilakukan bersama-sama. Dengan

melakukan evaluasi kita dapat merencanakan langkah

kedepan yang lebih baik. Melalui evaluasi pula kita dapat

menentukan program berikutnya

6) Standar VI: Pencatatan Asuhan Kebidanan

Tahap ini dilakukan pencatatan secara lengkap akurat,

singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan

dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.

a. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa.

b. O adalah data objektif, mencatat diagnosa dan masalah

kebidanan.

c. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah

kebidanan

d. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan

dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan.


37

2. Manajemen Asuhan Kebidanan

ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN NORMAL

Hari/Tanggal : Hari dan Tanggal saat dilakukan pengkajian

Waktu : Waktu dimulai dilakukannya pengkajian

Tempat : Tempat dilakukan pengkajian

Pengkaji : Nama pengkaji

1. Standar I: Pengkajian

a. Data Subjektif

1) Identitas

- Nama : Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama pangg

ilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan pe

nanganan.

- Umur: Umur ideal ibu untuk melahirkan adalah 21-35 t

ahun.

- Agama: Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut u

ntuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam ber

doa.

- Pendidikan: Pendidikan berhubungan dengan pengetah

uan ibu atau suami.

- Suku/ Bangsa: Berpengaruh pada adat istiadat atau kebi

asaan sehari-hari.

- Pekerjaan : Ditanyakan untuk mengetahui tingkat ekon

omi pasien.
38

- Alamat : Ditanyakan untuk mempermudah kunjunga

n rumah saat diperlukan.

2) Keluhan Utama

Untuk mengetahui masalah yang dihadapi klien dan

berkaitan dengan persalinan. Misalnya: Perutnya terasa

mules-mules sejak pukul .... wib, disertai keluar lendir

bercampur darah sejak pukul ... wib, pinggangnya terasa

sakit yang menjalar kedepan dan rasa sakit yang timbul itu

hilang timbul.

3) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan yang Lalu

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan ad

anya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti jantung,

diabetes melitus, hipertensi, asma yang dapat berpengar

uh pada masa bersalin.

b) Riwayat Kesehatan Sekarang

Mengkaji ada/tidaknya penyakit yang diderita pada saat

ini yang ada hubungannya dengan masa bersalin dan ba

yinya.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Mengkaji ada/tidaknya pengaruh penyakit keluarga

terhadap gangguan kesehatan ibu dan bayinya, yaitu

apabila ada penyakit keluarga yang menyertai.


39

4) Riwayat Menstruasi

Digunakan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan

dasar dari organ reproduksi klien. Menarche : 12-16 tahun,

siklus 23-32 hari, lamanya 5-7 hari, banyaknya 50-70

cc/hari dismenorhea sebelum/saat/sesudah haid, keluhan :

ada/tidak ada.

5) Riwayat Perkawinan

Data ini perlu dikaji untuk gambaran mengenai suasana

rumah tangga pasangan. Pertanyaan yang diajukan usia

saat menikah, status perkawinan sah/tidak, lama

pernikahan, perkawinan ke berapa.

6) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu

Terdiri dari kehamilan (kehamilian ke, umur kehamilan, p

enyulit), persalinan (tanggal persalinan, penolong, tempat, j

enis persalinan, lama persalinan, komplikasi, penyulit dala

m persalinan, berat bayi, jenis kelamin bayi), nifas (vit A, t

ablet Fe, laktasi dan komplikasi).

7) Riwayat KB

Terdiri dari jenis kontrasepsi, lama pemakaian, keluhan, re

ncana KB setelah masa nifas.

8) Riwayat kehamilan sekarang

Untuk mengetahui HPHT, tafsiran tanggal persalinan, anak

keberapa, kunjungan ANC, keluhan selama hamil. Hal ini


40

perlu untuk mengetahui apakah berpengaruh pada

persalinan saat ini.

9) Pola Kebiasaan Sehari-hari

a) Pola Nutrisi

(1) Makan

Jenis (sayur-sayuran, nasi, buah-buahan, daging, ik

an), porsi, frekuensi, makanan pantangan.

(2) Minum

Jenis (air putih/susu/teh/kopi) dan frekuensi dalam s

ehari.

b) Eliminasi

BAB (frekuensi, konsitensi, keluhan) dan BAK (frekue

nsi, warna, jumlah) dalam sehari.

c) Kebutuhan Istirahat

Kaji jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur, kebiasa

an konsumsi obat.

d) Personal hygiene

Personal hygiene sangat penting untuk dijaki, apakah

ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama daerah

genetalia. Pada saat persalinan, ibu bersalin

memerlukan bantuan untuk memenuhi kebutuhan

personal hygiene terutama vulva hygiene.


41

10) Pola psikososial dan budaya

a) Psikososial

Untuk mengetahui bagaimana keadaan psikologis ibu

dalam menghadapi persalinannya. Pada ibu bersalin

umumnya mengalami kecemasan dan gelisah dalam

menghadapi proses persalinan.

b) Budaya

Untuk mendapatkan data kepada siapa bidan

memerlukan pendekatan kepada keluarga.

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum : baik

b) Kesadaran : compos mentis

c) Tanda-tanda vital

TD : Systole 110-140/Diastole 60-80 mmhg

Nadi : 60-80 x/menit

Pernafasan: 18-24 x/menit

Suhu : 36,5-37,5 oC

d) Antropometri

BB : (Kenaikan berat badan sesuai dengan umur

kehamilan akan mengalami peningkatan hingga 9-13,5

Kg dari BB sebelum hamil)

TB: > 145 cm


42

LILA : 23,5-26 cm.

2) Pemeriksaan fisik

a) Kepala : bersih, warna hitam, tidak rontok.

b) Muka : ekspresi tampak cemas, tidak pucat,

tidak ada cloasma gravidarum, tidak

ada oedema.

c) Mata : simetris, konjungtiva merah muda,

sclera Putih.

d) Hidung : simetris, bersih, tidak ada polip.

e) Mulut : simetris, mukosa bibir lembab,

Tidak stomatis, tidak ada caries,

gusi tidak berdarah.

f) Telinga : simetris, bersih, tidak ada gangguan

Pendengaran.

g) Leher : tidak teraba pembesaran vena

jugularis, tidak teraba pembesaran

kelenjar tiroid dan limfe.

h) Payudara : tidak ada pembengkakan, aerola

berwarna coklat, puttingsusu

menonjol.

i) Abdomen : ada/tidak bekas operasi

Leopold I : Untuk menentukan usia kehamilan

dan juga untuk mengetahui bagian janin apa yang


43

terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu). Apabila

kepala janin teraba dibagian fundus, yang akan teraba

adalah keras, bundar dan melenting (seperti mudah

digerakkan) dan apabila bokong janin teraba dibagian

fundus yang akan terasa adalah lunak, kurang bundar,

dan kurang melenting.

Leopold II : Untuk menentukan bagian janin

yang berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang

tentukan dimana kepala janin. Bagian punggung : akan

teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat

digerakkan. Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) :

akan teraba kecil, bentuk posisi tidak jelas dan

menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin

secara aktif maupun pasif.

Leopold III : Untuk menentukan bagian janin apa

(kepala atau bokong) yang terdapat dibagian bawah

perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah

memasuki pintu atas panggul (PAP). Bagian keras,

bulat dan hampir homogen adalah kepala, sedangkan

tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah

bokong. Apabila bagian terbawah janin sudah

memasuki PAP, maka saat bagian digoyang, sudah

tidak bisa (seperti ada tahanan).


44

Leopold IV : Untuk mengkonfirmasi ulangbagian

janin apa yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta

untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin

telah memasuki pintu atas panggul. Apabila kedua jari-

jari tangan pemeriksa bertemu (konvergen) berarti

bagian terendah janin belum memasuki pintu atas

panggul, sedangkan apabila kedua tangan pemeriksa

membentuk jarak atau tidak bertemu (divergen) maka

bagian terendah janin sudah memasuki pintu atas

panggul (PAP)

DJJ : 120-160 x/menit,kuat, irama teratur.

Frekuensi : 120-160 x/menit.

TBJ : Jika kepala belum masuk PAP

Berat janin = (TFU-12) x 155 gram.

Jika kepala sudah masuk PAP Berat

Janin = (TFU-11) x 155 gram

His : 2-4 x/10 menit

Durasi : 20-40 detik

j) Genetalia : keluar lendir bercampur darah

sedikit, tidak ada luka bekas jahitan

di perineum, tidak ada pembesaran

kelenjar bartholin, tidak ada

oedema, tidak ada varises, vulva


45

membuka, ketuban (+/-), tidak ada

bagian yang menumbung,

pembukaan (1-10 cm), Hodge

(I/II/III/IV) UUK, molage (-).

k) Pemeriksaan dalam

Atas indikasi : kemajuan persalinan

Dinding vagina : teraba elastic

Portio : teraba lunak

Pembukaan : 1-10 cm

Ketuban : +/-

Persentase fetus : presentasi belakang kepala

Posisi UKK : ubun-ubun kecil depan.

Molase : tidak ada molase

Penurunan : Hodge II

l) Anus : tidak ada hemoroid, membuka

m) Ekstremitas

Atas : simetris, tidak ada oedema

Bawah : simetris, tidak ada varises, tidak ada

oedema, reflek patella (+/-).

n) Pemeriksaan penunjang

Hb : >11%

Protein urine : (-)

Reduksi urine : (-)


46

2. Standar II: Perumusan Diagnosa dan Masalah

Kala I :

e. Diagnosa

Ny “...” umur ... tahun G1P0A() umur kehamilan, janin

tunggal hidup intra uteri, presentasi kepala, keadaan jalan lahir

baik, ku ibu dan janin baik, inpartu kala I.

f. Masalah

Cemas dan nyeri persalinan.

g. Kebutuhan

Support mental, pendampingan persalinan, mengatur

posisi ibu sehingga terasa nyaman, pemenuhan nutrisi dan

cairan, Pengurangan rasa nyeri, eliminasi dan pencegahan

infeksi.

Kala II :

a. Diagnosa

Inpartu kala II

b. Masalah

Tidak Ada

c. Kebutuhan

Pendampingan persalinan, memberikan nutrisi dan

hidrasi kepada ibu, memberikan dukungan dan semangat,

menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan, bimbingan

meneran, pertolongan persalinan, pencegahan infeksi dan


47

mengosongkan kandung kemih.

Kala III :

a. Diagnosa

Inpartu kala III

b. Masalah

Tidak Ada

c. Kebutuhan

Melakukan IMD, menjelaskan tindakan apa yang akan

dilakukan, manajemen aktif kala III, masase uterus,

pencegahan infeksi, pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi,

dan pendampingan selama kala III.

Kala IV :

a. Diagnosa

Inpartu kala IV

b. Masalah

Tidak Ada

c. Kebutuhan

Memastikan (tanda vital, kontraksi, perdarahan dalam

keadaan normal, pemenuhan nutrisi dan cairan, mobilisasi dini,

bimbingan untuk BAK, hygiene, mengajarkan ibu dan

keluarga menilai kontraksi dan melakukan massase uterus,

menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir, menjelaskan

tanda bahaya post partum dan kenyamanan pasien


48

3. Standar III: Perencanaan

Kala I

a. Catat hasil pemeriksaan awal pada partograf

b. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan dan kondisinya saat ini

c. Anjurkan ibu untuk tetap memenuhi asupan (makanan ringan)

dan cairan selama persalinan sesuai kebutuhan.

d. Anjurkan ibu untuk memilih posisi persalinan yang nyaman

bagi ibu.

e. Anjurkan ibu berbaring ke kiri agar kepala bayi cepat turun

kedasar panggul, dan dapat mempercepat proses persalinan.

f. Anjurkan ibu bernafas teratur akan membuat anda dan bayi

mendapatkan lebih banyak oksigen meredakan rasa sakit dan

membuat anda dapat mengejan di saat yang tepat.

g. Lakukan teknik untuk mengurangi rasa nyeri saat persalinan.

Nilai skala nyeri yang ibu rasakan pada saat ini. Lakukan pijat

punggung (Massage Effleurage) selama 10 menit dilakukan

saat persalinan kala I sebagai cara mengadaptasi rasa nyeri saat

kontraksi dan relaksasi. Kaji ulang skala nyeri setelah

dilakukan pemijatan.

h. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu dan membantu

segala kebutuhan dasar ibu serta beri support mental pada ibu.

i. Anjurkan ibu kekamar mandi jika ada keinginan buang air

kecil, dan membantu ibu untuk kekamar mandi.


49

j. Siapkan peralatan persalinan seperti partus set, heating set, alat

resusitasi, obat-obatan.

k. Pantau nadi, HIS, DJJ, dan volume urin serta mencatat hasil

pada partograf.

l. Ajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar yaitu meneran

disaat ada dorongan meneran, ketika ada HIS meneran dengan

cara tangan ibu diletakkan dibawah lipatan paha ditarik kearah

luar, ibu mengambil nafas dalam dan melepaskannya secara

perlahan seperti meneran buang air besar, tanpa mengeluarkan

suara, mulut ditutup dan mata ibu melihat kearah pusat tanpa

menggangkat bokong ibu.

m. Pantau keadaan ibu dan janin serta kemajuan persalinan

menggunakan partograf.

Kala II

a. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.

b. Anjurkan anggota keluarga mendampingi dan memberikan

support mental kepada ibu.

c. Bantu ibu dalam memilih posisi yang nyaman dalam meneran.

d. Pimpin ibu meneran dengan teknik yang baik dan benar ketika

ada his.

1) Istirahat diantara kontraksi


50

2) Anjurkan ibu untuk minum selama persalinan kala II.

e. Berikan makanan atau minuman kepada ibu ketika tidak ada

his.

f. Berikan dukungan dan semangat kepada ibu.

g. Bantu ibu mengosongkan kandung kemih dengan melakukan

kateterisasi.

h. Lakukan asuhan persalinan normal sesuai 60 langkah APN.

Kala III

a. Beritahu ibu dan suntikan oksitosin 10 IU pada 1/3 paha lateral

secara IM

b. Lakukan jepit dan potong tali pusat

c. Lakukan IMD, skin to skin pada kulit ibu dan anjurkan ibu

untuk menyusui bayinya sesegara mungkin.

d. Lakukan manajemen aktif kala III

e. Lakukan masase uterus selama 15 detik

f. Ajarkan Keluarga untuk melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi.

g. Cek kelengkapan plasenta

h. Evaluasi perdarahan dan laserasi

i. Berikan ibu makanan atau minuman untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi ibu.

Kala IV

a. Lakukan pemantauan kala IV secara berkala untuk memastikan


51

tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam keaadaan

normal.

b. Bersihkan ibu dari darah dan cairan ketuban serta membantu

ibu untuk mengganti pakaian.

c. Bantu dan bimbing ibu untuk BAK, menggunakan pispot di

tempat tidur.

d. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini, dengan miring kiri dan

miring kanan.

e. Lakukan perawatan BBL.

f. Anjurkan keluarga untuk memberi makan dan minum pada

ibu.

g. Anjurkan ibu untuk istirahat, karena sudah lelah dalam proses

persalinan.

h. Dekontaminasi alat dan tempat bersalin.

i. Melengkapi partograf

4. Standar IV: Implementasi

Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi/perencanaan.

5. Standar V: Evaluasi

Evaluasi dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan

sesuai kondisi klien

6. Standar VI: Laporan Pelaksanaan Asuhan Kebidanan


52

Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan dan

ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

Table 2.2 Catatan Perkembangan

No Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Paraf


1. Kala II S : ........
O: .........
A: .........
P : .........

2. Kala III S : ........


O: .........
A: .........
P : .........

3. Kala IV S: …….
O: …….
A: …….
P: ……..

F. Kerangka Pikir

Bagan 2.1 Kerangka Pikir Asuhan Kebidanan

INPUT PROSES OUTPUT


Ibu bersalin normal Manajemen Asuhan Kebidanan : Hasil Asuhan
dan tanpa penyulit 1. Standar I : Pengkajian Kebidanan:
Dengan Keluhan : a. Data Subyektif : Setelah dilakukan
1. Kala I, dengan Ibu mengatakan mau melahirkan anaknya yang ke … usia kehamilan asuhan kebidanan dan
keluhan perutnya cukup bulan, merasa nyeri yang menjalar ke perut bagian bawah dan pemantauan partograf,
terasa mules- keluar lendir bercampur darah. diharapkan hasil keadaan
mules, disertai b. Data Obyektif ibu dan bayi dalam
keluar lendir KU ibu baik, kesadaran composmentis, TTV dalam batas normal, berat keadaan baik
bercampur darah, badan sesuai dengan usia kehamilan, payudara simetris dan putting susu 1.Kala I
pinggangnya menonjol, abdomen (Leopold I-IV), kontraksi, DJJ. Genetalia Primigravida
terasa sakit yang pengeluaran lendir bercampur darah, tidak ada oedema dan varises, berlangsung 12 jam.
menjalar ke depan pemeriksaan dalam portio tipis, pembukaan lengkap, presentasi kepala, Dengan keadaan
dan rasa sakit ketuban (+) umum ibu baik, TTV
53

Bagan 2.1 Lanjutan Bagan Kerangka Pikir

3. Standar III: Perencanaan


a. Kala I
Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan kondisinya saat ini, anjurkan ibu
memenuhi kebutuhan nutrisi, anjurkan ibu memilih posisi persalinan
yang nyaman lakukan teknik untuk mengatasi nyeri persalinan, anjurkan
keluarga mendampingi ibu dan memberikan support mental, membantu
ibu untuk buang air kecil, menyiapkan peralatan persalinan dan
pengawasan persalinan dengan partograf.
b. Kala II
Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan, anjurkan keluarga
untuk mendampingi dan memberikan support mental, pimpin ibu untuk
meneran dengan teknik yang baik dan benar ketika ada his, memenuhi
kebutuhan nutrisi ibu, berikan dukungan dan semangat kepada ibu,
bantu ibu menggosongkan kandung kemih dengan kateterisasi, lakukan
asuhan persalinan normal sesuai 60 langkah APN.
54
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Laporan Kasus

Metode laporan kasus yang digunakan dalam melakukan asuhan

kebidanan ini adalah deskriptif observasional, yaitu dengan melakukan

pendekatan studi kasus. Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti

suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari segi yang

berhubungan dengan keadaan kasus yang muncul sehubungan dengan

kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau

pemaparan tertentu, meskipun didalam studi kasus ini yang diteliti

hanya bentuk unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam meliputi

berbagai aspek yang cukup luas, serta penggunaan berbagai teknik

intregratif (Notoatmodjo,2010).

B. Waktu dan Tempat

Asuhan kebidanan ini dilaksanakan di PBM “F” Kota Bengkulu.

Adapun pelaksanaannya dimulai dari bulan April 2019.

C. Subjek Laporan Kasus

Subyek penelitian ini adalah 1 orang ibu bersalin normal di PBM

“F” Kota Bengkulu dengan kriteria ibu bersalin pervaginam tanpa

penyulit, primigravida, usia kehamilan 37-42 minggu dan usia ibu 21-35

tahun.

56
57

D. Instrument Laporan Kasus

Instrument laporan kasus yang digunakan adalah format asuhan

kebidanan yang mengacu KEPMENKES NO.938/MENKES/VII/2007

tentang standar asuhan kebidanan untuk pengumpulan data penilaian

masalah ibu bersalin dengan pedoman wawancara, observasi dan

mengatasi nyeri persalinan dengan metode massage effleurage.

Menggunakan format asuhan kebidanan, standar operasional prosedur

(SOP) dan leaflet nyeri pada persalinan (Terlampir). Di BPM “F” Kota

Bengkulu dengan kriteria ibu bersalin pervaginam tanpa penyulit, ibu

primigravida, usia kehamilan 37-42 minggu, dan Usia ibu 21-35 tahun.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam

berbagai sumber dan berbagai cara baik secara observasi, wawancara

dan pemeriksaan fisik serta didukung oleh sumber catatan perawatan

dan catatan medis sehingga didapat data yang diperlukan sebagai

sumber primer.

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah suatu prosedur yang

berencana, yang antara lain meliputi melihat, mendengar, dan

mencatat sejumlah data taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu

yang terdiri dari data objektif (Pemeriksaan umum, antropometri

dan pemeriksaan fisik), hasil/evaluasi dan tindakan yang


58

dilakukan. Yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti

(Notoatmodjo,2010:131)

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau

informasi secara lisan dari seseorang sasaran peneliti (reponden),

atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Face

to face) yang digali sumber data langsung melalui percakapan atau

tanya jawab (Notoatmodjo,2010:139)

3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik digunakan supaya mengetahui keadaan

fisik pasien secara sistematis dengan cara :

a. Inspeksi

Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilakukan

secara sistematis, observasi dilakukan dengan menggunakan

indera penglihatan, pendengaran dan penciuman sehingga dapat

mengumpulkan data.

b. Palpasi

Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera

peraba tangan dan jari. Dalam studi kasus ini dilakukan atau

memeriksa keadaan posisi janin pada persalinan. Pada

pemeriksaan ini untuk menentukan tinggi fundus uteri, letak

persentasi janin, dan sudah sejauh mana kepala masuk ke PAP.


59

c. Perkusi

Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan caramengetuk dan

membandingkan kiri-kanan pada setiap daerah permukaan tubuh

dengan tujuan menghasilkan suara.

d. Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan

suara-suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan

stetoskop. Pemeriksaan studi ini dilakukan untuk mengetahui

tekanan darah, DJJ dan bunyi nafas. Pada pemeriksaan ini

dengan menggunakan stetoskop dan spigmomanometer untuk

mengetahui tekanan darah dan DJJ.

4. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan

atau terapi diperoleh dari keterangan keluarga, lingkungan,

mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam

kebidanan dan studi (Notoatmodjo, 2010).

Data sekunder diperoleh dengan cara :

a. Studi Dokumentasi

Semua bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan

dokumen. Pengambilan kasus ini menggunakan catatan yang

ada pada status pasien untuk memperoleh informasi data medis

yang ada di PBM “F” Kota Bengkulu.


60

b. Studi Kepustakaan

Berbagai sumber informasi baik berupa teori-teori generalisasi

maupun konsep yang dikembangkan oleh berbagai ahli dan

buku-buku sumber yang ada. Dtudi kasus ini diambil dari buku-

buku referensi.

F. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian sesuai

dengan teknik pengumpulan data adalah :

1. Alat dan bahan untuk pengambilan data

a. Format asuhan kebidana ibu bersalin catatan medis serta buku

KIA

b. Alat tulis

Alat dan bahan melakukan pemeriksaan fisik dan

observasi yaitu: Spigmomanometer, stetoskop, thermometer,

jam tangan, alat pengukur tinggi badan, pita LILA, dan

monoaural.

2. Alat dan bahan untuk medikasi persalinan

a. Partus Set

Bak instrumen, kassa steril, klem kocher, klem tali pusat, klem

½ kocher, jepit tali pusat, gunting tali pusat, duk steril, gunting

epis, handscoon 2,5 pasang.


61

b. Alat Perlindungan Diri

Celemek, kacamata, penutup kepala, sepatu tertutup, dan masker

c. Alat Lainnya

Kom obat, oksitosin 10 IU, lidokain 1%, spuit 3 cc/5cc, kom,

bengkok, lampu sorot, heating set, penghisap lendir resusitasi

set, tempat plasenta, tempat klorin, plastik merah, kuning, putih,

tempat sampah, tempat ampul bekas, tempat spuit bekas,

handuk, kain Panjang, uk, perlak, wash lap, underpad, bedong,

baju, popok dan topi bayi ,

d. Alat yang digunakan untuk melakukan Massage Effleurage

Baby oil untuk memijat punggung ibu


BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Studi Kasus

Penelitian ini dimulai pada tanggal 23 April 2019 di ruangan BPM

“F” yang beralamat di Kelurahan Pagar Dewa Bengkulu, Kecamatan

Selebar, Kota Bengkulu dengan pelayanan yang diberikan ialah pelayanan

ibu, anak, remaja dan usila. Di BPM “F” memiliki 3 tenaga kerja terdiri

dari 1 orang bidan dan 2 orang asisten bidan dengan bidan bernama Fitri

Andri Lestari, Amd.Keb, SKM dan asisten bidan bernama Vhoffy

Apriyani, Str.Keb dan Thia Putri, Amd.Keb. Melakukan penelitian asuhan

persalinan normal di BPM “F” dimulai dari kala I sampai kala IV. Bidan

praktik mandiri “F” memiliki 1 ruang pendaftaran, 1 ruang pemeriksaan

dan 1 ruang bersalin yang memiliki 2 kasur. Memiliki 1 box bayi lengkap,

mesin mensterilkan alat, perlengkapan alat, obat dan bahan untuk

pelayanan ibu, anak, remaja dan usila. Memiliki 2 kamar mandi, 1 dapur, 1

ruang jaga bidan. Ventilasi udara cukup, sinar matahari cukup masuk

kedalam rumah melalui pintu dan jendela.

62
63

B. Tinjauan Kasus

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL


DI BPM “F” KOTA BENGKULU
TAHUN 2019

Hari, Tanggal : Selasa, 23 April 2019

Jam : 01.00 WIB

Tempat Pengkajian : BPM “F” Kota Bengkulu

Pengkaji : Annisa Yudianingsih

1. Standar I: Penkajian

a. Data Subjektif

1) Identitas

Nama Ibu : Ny. “K” Nama Suami : Tn.”M”

Umur : 21 tahun Umur : 21 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Suku/Bangsa : Jawa/WNI Suku/Bangsa : Jawa/WNI

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Bumi Ayu 1

No.Hp : 08983237335

2) Keluhan Utama

Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan umur

kehamilan 9 bulan. Ibu mengatakan merasa mules dan nyeri

dibagian perut menjalar hingga ke pinggang sejak pukul 11.00

WIB dan keluar lendir bercampur darah sejak pukul 18.00


64

WIB.

3) Riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan lalu

Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit akut, kronis

seperti jantung, DM, hipertensi, asma dan penyakit lainnya.

b) Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit akut,

kronis seperti jantung, DM, hipertensi, asma dan penyakit

lainnya.

c) Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit

menurun seperti asma, jantung, DM, dan hipertensi. Dan

penyakit menular seperti asma/TBC, Hepatitis, HIV, AIDS

dan penyakit lainnya.

4) Riwayat Menstruasi

Menarche Usia : 14 tahun

Siklus : 28-30 hari

Lamanya : 7 hari

Banyaknya : 3 kali ganti pembalut

Teratur atau tidak : teratur

Keluhan : tidak ada

5) Riwayat Perkawinan
65

Status pernikahan : Sah

Menikah ke :1

Lama pernikahan : 1 tahun

Umur menikah : 20 tahun

6) Riwayat kehamilan sekarang

Gravida :1

HPHT : 20-07-2018

Umur kehamilan : 39 Minggu

ANC pertama umur kehamilan : 8 Minggu

Keluhan saat hamil : TM I : Mual muntah

TM II : Mual muntah

TM III : Sesak nafas

Kunjungan ANC : 8 kali

Tablet Fe : 90 tablet

Riwayat imunisasi TT : TT1 : 24-12-18, TT2: 28-1-

2019

7) Pola Kebiasaan Sehari-hari

a) Pola Nutrisi

(1) Makan

Frekuensi : 3 kali sehari

Porsi : Sedang, 1 piring nasi

Jenis makanan : Nasi, Lauk pauk, sayur

Keluhan : Tidak ada


66

Pantangan : Tidak ada

(2) Minum

Frekuensi : 6-7 gelas/hari

Jenis : Air putoh, susu

Keluhan : Tidak ada

b) Eliminasi

(1) BAB

Frekuensi : 1 kali sehari

Konsistensi : Lembek

Warna : Kuning Kecoklatan

(2) BAK

Frekuensi : 7-8 kali sehari

Konsistensi : Cair

Warna : Kuning jernih

c) Kebutuhan Istirahat

(1) Tidar siang

Lama : 1-2 jam sehari

Keluhan : Tidak ada

(2) Tidur malam

Lama : 6-7 jam sehari

Keluhan : Sering bangun malam untuk BAK

d) Personal hygiene
67

Mandi : 2 kali sehari

Ganti pakaian : 2 kali sehari atau jika lembab

Gosok gigi : 2 kali sehari

Keramas : 3 kali seminggu

8) Riwayat Psikososial

Komunikasi : Baik

Hubungan dengan keluarga : Baik

Spiritual : Melaksanakan sesuai

agama.

Pengambilan keputusan : Suami.

Penerimaan terhadap kehamilan : Keluarga dan ibu sangat

menerima kehamilannya.

Perasaan menghadapi persalinan : Ibu sangat bahagia.

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) Tanda-tanda vital

TD : 110/80 MmHg

Nadi : 84 x/menit

Pernafasan : 22 x/menit

Suhu : 36,7 oC

2) Antropometri
68

a) BB sebelum hamil : 43 Kg

b) BB sekarang : 50 Kg

c) TB : 155 cm

d) LILA : 23,5 cm

3) Pemeriksaan fisik

Kepala : Bersih, tidak rontok, tidak berketombe, warna

rambut hitam dan lurus. Tidak ada benjolan

dan nyeri tekan.

Muka : Muka tidak pucat, tidak ada oedema dan tidak

ada closma gravidarum

Mata : Simetris, Konjungtiva merah muda, sclera

putih, fungsi penglihatan baik

Hidung : Simetris, tidak ada secret, fungsi penciuman

baik, tidak ada polip

Mulut : Simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada

karies gigi dan tidak ada stomatitis.

Telinga : Simetris, telinga bersih, fungsi pendengaran

baik dan tidak ada kelainan.

Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada

pembengkakan kelenjar limfe dan tidak ada

pembengkakan kelenjar tyroid.

Payudara : Payudara simetris, putting susu menonjol,


69

tidak ada nyeri tekan, hiperpigmentasi aereola

dan tidak ada benjolan. Pengeluaran

kolostrum.

Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, ada linea nigra

dan ada striae gravidarum, tidak teraba massa

abnormal dan tidak ada nyeri tekan.

Leopold I : TFU pertengahan pusat-px, mc.Donald 29 cm,

pada fundus teraba bagian agak bulat, lunak

dan tidak melenting (Bokong).

Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba tahanan

memanjang dari atas kebawah dan keras,

bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian

kecil (Puki).

Leopold III : Teraba bagian agak bulat, keras melenting

(Kepala), sudah tidak bisa digoyangkan lagi

(Sudah masuk PAP).

Leopold IV : Sudah masuk PAP (Divergen), WHO: 2/5

TBJ : (29-11) x 155 = 2.790 gram

DJJ : PM 3 jari dibawah pusat sebelah kiri,

frekuensi 128 x/menit, teratur dan kuat.

HIS : (+) teratur, kuat, frekuensi 4 x/10 menit.

Lamanya 40 detik.
70

Genetalia : Vulva : Keluar lendir bercampur darah


sedikit, tidak ada pembesaran
kelenjar bartholin, tidak ada
oedema dan tidak ada varises
Vagina : Porsio teraba lunak, pembukaan 4
cm, tidak ada bagian yang
menumbung, ketuban positif,
penunjuk ubun-ubun kecil kanan
depan, molase tidak ada,
penurunan kepala pada hodge III.
Anus : Keadaan bersih dan tidak ada hemoroid

Ekstremitas : Atas : Fungsi pergerakan baik, tidak ada


oedema, simetris kiri dan kanan,
kuku tidak pucat dan tidak ada
kelainan.
Bawah : Fungsi pergerakan baik, tungkai
tidak ada oedema, tidak ada
varises, tidak ada kelinan, reflek
patella ka/ki (+/+)

4) Pemeriksaan penunjang

a) Hb : 11 gr%

b) Protein urine : (-)

c) Glukosa urine : (-)


71

2. Standar II: Perumusan Diagnosa dan Masalah

a. Diagnosa

Ny. “K” umur 21 tahun G1P 0A0 usia kehamilan 39 minggu,

janin tunggal hidup, intra uterin, presentasi kepala, keadaan jalan

lahir normal, keadaan umum ibu baik dan janin baik dengan

inpartu kala I fase aktif.

b. Masalah

Cemas dan nyeri persalinan.

c. Kebutuhan

1) Support mental

2) Pendampingan persalinan

3) Mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman

4) Pemenuhan nutrisi dan cairan

5) Teknik mengadaptasi rasa nyeri

6) Teknik meneran

7) Eliminasi

8) Pencegahan infeksi

9) Pemantauan dengan partograf

3. Standar III: Perencanaan

a. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan dan kondisinya saat ini

b. Pantau keadaan pasien dengan partograf.

c. Anjurkan ibu untuk tetap memenuhi asupan (makanan ringan) dan

cairan selama persalinan sesuai kebutuhan.


72

d. Anjurkan ibu untuk memilih posisi persalinan yang nyaman bagi

ibu.

e. Anjurkan ibu berbaring ke kiri agar kepala bayi cepat turun kedasar

panggul, dan dapat mempercepat proses persalinan.

f. Anjurkan ibu bernafas teratur akan membuat anda dan bayi

mendapatkan lebih banyak oksigen meredakan rasa sakit dan

membuat anda dapat mengejan di saat yang tepat.

g. Lakukan teknik untuk mengurangi rasa nyeri saat persalinan. Nilai

skala nyeri yang ibu rasakan pada saat ini. Lakukan pijat punggung

(Massage Effleurage) selama 10 menit dilakukan saat persalinan

kala I sebagai cara mengadaptasi rasa nyeri saat kontraksi dan

relaksasi. Kaji ulang skala nyeri setelah dilakukan pemijatan.

h. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu dan membantu segala

kebutuhan dasar ibu serta beri support mental pada ibu.

i. Anjurkan ibu kekamar mandi jika ada keinginan buang air kecil,

dan membantu ibu untuk kekamar mandi.

j. Siapkan peralatan persalinan seperti partus set, heating set, alat

resusitasi, obat-obatan.

k. Ajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar yaitu meneran

disaat ada dorongan meneran, ketika ada HIS meneran dengan cara

tangan ibu diletakkan dibawah lipatan paha ditarik kearah luar, ibu

mengambil nafas dalam dan melepaskannya secara perlahan seperti

meneran buang air besar, tanpa mengeluarkan suara, mulut ditutup


73

dan mata ibu melihat kearah pusat tanpa menggangkat bokong ibu.

l. Lakukan PD ulang atas indikasi ibu mengatakan ingin meneran.

4. Standar IV: Implementasi

Hari/Tanggal : Selasa/ 23 April 2019

01:00 WIB 1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan dan

kondisinya saat ini bahwa keadaannya baik kondisi

janinnya baik dan ibu sekarang dalam proses

persalinan.

01:05 WIB 2. Melakukan teknik untuk mengadaptasi nyeri

persalinan. Sebelumnya memantau terlebih dahulu

skala nyeri sebelum diberikan pijat. Melakukan

pemijatan menggunakan telapak tangan dengan

minyak telon, memijat daerah punggung ibu dari

bagian bawah keatas secara teratur selama > 10

menit. Kemudian kaji ulang skala nyeri setelah

dilakukan pemijatan

01:15 WIB 3. Menganjurkan suami untuk duduk disebelah ibu

untuk mendampingi ibu selama persalinan dan

memberikan semangat kepada ibu dengan

menguatkan ibu dan membimbing ibu untuk

mengucapkan istigfar dan suami membacakan

lantunan ayat-ayat al-quran.

01:17 WIB 4. Mempersiapkan peralatan persalinan seperti partus


74

set, heathing set, alat resusitasi, obat-obatan, pakaian

ibu dan pakaian bayi.

01:22 WIB 5. Membantu ibu untuk berbaring miring kekiri

dibantu oleh suami agar ibu nyaman. Dan suami ibu

memegangi ibu agar ibu tidak terjatuh

01:25 WIB 6. Mengajarkan ibu untuk bernafas teratur, dengan

mengambil nafas dalam dari hidung dan

mengeluarkannya dari mulut secara perlahan.

01:30 WIB 7. Memantau nadi, HIS, DJJ dan volume urin serta

mencatat hasil pada partograf.

01:35 WIB 8. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu

makan roti dan minum air putih.

01:45 WIB 9. Membantu ibu untuk kekamar mandi karena ibu

ingin buang air kecil.

02.00 WIB 10. Memantau nadi, His dan DJJ serta mencatat hasil

pemeriksaan dalam partograf.

02.05 WIB 11. Melakukan teknik untuk mengadaptasi nyeri

persalinan. Sebelumnya memantau terlebih dahulu

skala nyeri sebelum diberikan pijat. Melakukan

pemijatan menggunakan telapak tangan dengan

minyak telon, memijat daerah punggung ibu dari

bagian bawah keatas secara teratur selama > 10

menit. Kemudian kaji ulang skala nyeri setelah


75

dilakukan pemijatan

02.30 WIB 12. Memantau nadi, His dan DJJ serta mencatat hasil

pada partograf.

02:40 WIB 13. Memberikan ibu minum. Minum air putih agar ibu

tidak lelah

02:50 WIB 14. Memantau nadi, His dan DJJ serta mencatat hasil

pada partograf.

03.00 WIB 15. Melakukan pemeriksaan dalam atas indikasi ibu

merasakaan sakitnya semakin sering.

03.05 WIB 16. Melakukan teknik untuk mengadaptasi nyeri

persalinan. Sebelumnya memantau terlebih dahulu

skala nyeri sebelum diberikan pijat. Melakukan

pemijatan menggunakan telapak tangan dengan

minyak telon, memijat daerah punggung ibu dari

bagian bawah keatas secara teratur selama > 10

menit. Kemudian kaji ulang skala nyeri setelah

dilakukan pemijatan

03.30 WIB 17. Memantau nadi, His dan DJJ serta mencatat hasil

pada partograf.

03.32 WIB 18. Memberikan ibu minum. Minum air putih karena

ibu terlihat kelelahan.

03.35 WIB 19. Mengajarkan ibu meneran yang baik dan benar yaitu

meneran disaat ada dorongan, ketika ada dorongan


76

ingin meneran ibu meletakkan tangan dibawah

lipatan paha ditarik kearah luar, ibu mengambil

nasaf dalam dan melepaskannya secara perlahan

seperti buang air besar, tanpa mengeluarkan suara,

mulut ditutup dan mata ibu melihat kearah pusat

tanpa mengangkat bokong.

03.45 WIB 20. Memantau TD, nadi, His dan DJJ serta mencatat

hasil pada partograf.

03.50 WIB 21. Melakukan teknik untuk mengadaptasi nyeri

persalinan. Sebelumnya memantau terlebih dahulu

skala nyeri sebelum diberikan pijat. Melakukan

pemijatan menggunakan telapak tangan dengan

minyak telon, memijat daerah punggung ibu dari

bagian bawah keatas secara teratur selama > 10

menit. Kemudian kaji ulang skala nyeri setelah

dilakukan pemijatan.

04.00 WIB 22. Melakukan periksa dalam ulang atas indikasi ibu

ingin meneran.
77

5. Standar V: Evaluasi

Hari/Tanggal : Selasa/23 April 2019

01:00 WIB 1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya bahwa

keadaannya baik, ibu tidak merasa khawatir dan

siap menghadapi proses persalinan.

01:05 WIB 2. Skala nyeri awal sudah dikaji skala nyeri 7 nyeri

berat. Ibu sudah merasa nyaman daat dilakukan

pemijatan pada penggungnya. Skala nyeri setelah

diberikan pemijatan yaitu skala nyeri 6 nyeri

sedang.

01:15 WIB 3. Suami ibu sudah berada disamping ibu dan

memberikan semangat.

01:17 WIB 4. Peralatan persalinan sudah siap.

01:22 WIB 5. Ibu sudah berbaring miring kekiri.

01:25 WIB 6. Ibu sudah melakukannya dengan benar.

01:30 WIB 7. Keadaan ibu dan janin terpantau dengan baik

sesuai partograf. DJJ : 124 x/menit, HIS: 4

kali/10 menit lamanya 35 detik, nadi: 84 x/menit,

urin + 40 cc dan hasil sudah dicatat pada

partograf.

01:35 WIB 8. Keluarga sudah memberikan ibu makan roti 1

bungkus dan minum air putih ½ gelas.


78

01:45 WIB 9. Ibu sudah buang air kecil sebanyak + 40 cc.

02.00 WIB 10. Keadaan ibu dan janin terpantau dengan baik

sesuai partograf. DJJ: 125 x/menit, His: 4 kali/10

menit lamanya 40 detik, nadi: 84 x/menit dan

hasil dicatat pada partograf.

02.05 WIB 11. Skala nyeri awal sudah dikaji skala nyeri 6 nyeri

sedang. Ibu sudah merasa nyaman setelah

dilakukan pemijatan pada penggungnya. Skala

nyeri setelah diberikan pemijatan yaitu skala

nyeri 5 nyeri sedang.

02.30 WIB 12. Keadaan ibu dan janin terpantau dengan baik.

DJJ: 127 x/menit, His: 4 kali/10 menit lamanya

50 detik, nadi: 84 x/menit dan hasil sudah dicatat

pada partograf.

02:40 WIB 13. Ibu sudah minum ¼ gelas

02:50 WIB 14. Keadaan ibu dan janin terpantau dengan baik.

DJJ: 128 x/menit, His: 5 kali/10 menit lamanya

55 detik, nadi: 86 x/menit dan hasil sudah dicatat

pada partograf.

03.00 WIB 15. Portio teraba tipis, effacement 80%, pembukaan

8 cm, ketuban (-) pecah spontan warna jernih,

tidak ada bagian yang menumbung, presentasi

kepala, penunjuk UUK kanan depan, penurunan


79

kepala di Hodge III.

03.05 WIB 16. Skala nyeri awal sudah dikaji skala nyeri 7 nyeri

berat. Ibu sudah merasa nyaman dapat dilakukan

pemijatan pada penggungnya. Skala nyeri setelah

diberikan pemijatan yaitu skala nyeri 5 nyeri

sedang.

03.30 WIB 17. Keadaan ibu dan janin terpantau dengan baik.

DJJ: 128 x/menit, His: 5 kali/10 menit lamanya

60 detik, nadi: 82 x/menit dan hasil sudah dicatat

pada partograf.

03.32 WIB 18. Ibu sudah minum ¼ gelas

03.35 WIB 19. Ibu sudah dapat meneran dengan baik.

03.50 IB 20. Keadaan ibu dan janin terpantau dengan baik.

DJJ: 130 x/menit, His: 5 kali/10 menit lamanya

60 detik, TD: 110/70 mmHg, nadi: 85 x/menit

dan hasil sudah dicatat pada partograf.

03.50 WIB 21. Skala nyeri awal sudah dikaji skala nyeri 8 nyeri

berat. Ibu sudah merasa nyaman daat dilakukan

pemijatan pada penggungnya. Skala nyeri setelah

diberikan pemijatan yaitu skala nyeri 6 nyeri

sedang.

04.00 WIB 22. Ibu sudah ada dorongan ingin meneran,

perineum menonjol, vulva membuka dan tekanan


80

pada anus. Portio teraba tipis, effacement 100%,

pembukaan 10 cm, ketuban (-) pecah spontan

warna jernih, tidak ada bagian yang menumbung,

presentasi kepala, penunjuk UUK kanan depan,

penurunan kepala di Hodge III +.


81

6. Catatan Perkembangan SOAP

CATATAN PERKEMBANGAN KALA II

CATATAN PERKEMBANGAN SOAP


BPM “F” Nama pasien : Ny.”K”
Kota
Nama Pengkaji : Annisa Yudianingsih
Bengkulu
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Paraf
23 April S: Data Subjektif
2019 04.00- Ibu mengatakan merasa mules-mulesnya semakin
05.35 WIB sering, ibu mengatakan ada rasa ingin BAB serta ada
tekanan pada anusnya, ibu mengatakan keluar air air
dari kemaluannya.
O: Data Objektif
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- TTV : TD : 110/70 MmHg P: 20 x/menit
N : 86 x/menit S: 36,6 oC
- Abdomen : DJJ (+), kuat irama teratur,
frekuensi 140 x/menit, HIS kuat
frekuensi 5 x/menit, lamanya 60
detik.
- Genetalia : Vulva membuka, perineum
menonjol, porsio teraba tipis dan
effacement 100%, pembukaan
10 cm, ketuban (-) jernih,
presentasi kepala, penunjuk
UUK kanan depan, penurunan
kepala di Hodge III+.
A: Analisa
Inpartu kala II
82

P : Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan untuk mengetahui kondisinya saat ini
bahwa keadaannya normal, TTV dalam batas normal
(TD: 110/70 mmHg, N: 86 x/menit, P: 20 x/menit,
S: 36,6 o
C), pembukaan lengkap dan keadaan
janinnya baik.
Ev : Ibu mengetahui tentang hasil pemeriksaan
2. Menganjurkan suami untuk berdiri disebelah kiri ibu
dan memberikan support kepada ibu.
Ev : Suami mendampingi ibu, ibu bersemangat
menjalani persalinan
3. Membantu ibu mengatur posisi yang nyaman dalam
meneran. Dan memberitahu ibu bahwa ibu boleh
berganti posisi selama kala II, karena dapat
mempercepat persalinan.
Ev: ibu memilih posisi setengah duduk dan ibu
sudah merasa nyaman dengan posisi ini.
4. Memberitahu ibu bahwa ibu sudah boleh meneran
ketika ada his dengan teknik meneran yang benar
untuk mempercepat proses persalinan, meneran
yang berlebihan dapat membuat ibu kelelahan dan
meningkatkan asfiksia pada bayi.
Ev : Ibu mengerti dan meneran saat ada his.
5. Memberikan semangat kepada ibu dan pujian atas
kemajuan persalinan.
Ev: Ibu semangat dan tambah kuat meneran
6. Memimpin ibu untuk meneran dan membantu
kelahiran bayi sesuai dengan 60 langkah APN.
- Saat kepala janin terlihat di vulva dengan
diameter 5-6 cm, memasang handuk bersih
83

untuk mengeringkan janin pada perut ibu.


- Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan
meletakkannya dibawah bokong ibu.
- Membuka tutup partus set.
- Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
- Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis,
tangan kanan melindungi perineum dengan
dialas lipatan kain di bawah bokong, sementara
tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak
terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala
lahir. Bila didapatkan mekonium pada air
ketuban, segera setelah kepala lahir lakukan
penghisapan pada mulut dan hidung janin
menggunakan penghisap lendir De Lee
- Menggunakan kasa/kain bersih untuk
membersihkan muka janin dari lendir dan darah.
- Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher
janin.
- Menunggu hingga kepala janin selesai
melakukan putaran paksi luar secara spontan.
- Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan
kedua telapak tangan biparietal kepala janin,
tarik secara hati-hati kearah bawah sampai bahu
anterior/depan lahir, kemudian tarik secara hati-
hati ke atas sampai bahu posterior/belakang
lahir. Bila terdapat lipatan tali pusat yang terlalu
erat hingga menghambat putaran paksi luar atau
lahirnya bahu, minta ibu berhenti meneran,
dengan perlindungan tangan kiri, pasang kle di
dua tempat pada tali pusat dan potong tali pusat
di antara dua klem tersebut
84

- Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga


kepala, leher dan bahu janin bagian posterior
dengan posisi ibu jari pada leher dan ke empat
jari pada bahu dan dada/punggung janin,
sementara tangan kiri memegang lengan dan
bahu janin bagian anterior saat badan dan lengan
lahir.
- Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri
menyusuri pinggang kea rah bokong dan tungkai
bawah janin untuk memegang tungkai bawah.
- Setelah seluruh badan lahir pegang bayi
bertumpu pada lengan kanan sedemikian rupa
sehingga bayi menghadap kea rah penolong.
Nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut
ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari
badan.
- Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala
dan badan bayi kecuali bagian tali pusat.
- Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira
3 cm dari umbilicus bayi. Melakukan urutan tali
pusat kea rah ibu dan memasang klem diantara
kedua 2 cm dari klem pertama.
- Memegang tali pusat diantara 2 klem
menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan
jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat di
antara kedua klem. Bila bayi tidak bernafas
spontan lihat penanganan khusus bayi baru lahir.
- Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering
dan bersih, membungkus bayi hingga kepala.
- Melakukan IMD skin to skin pada ibu dan bayi
dan biarkan bayi mencari puting susu.
85

- Memeriksa fundus uteri untuk memastikan


kehamilan tunggal dan tidak ada janin kedua.
Ev: Bayi lahir dengan normal proses persalinan
berjalan dengan lancar.
86

CATATAN PERKEMBANGAN KALA III

CATATAN PERKEMBANGAN SOAP


BPM “F” Nama pasien : Ny.”K”
Kota
Bengkulu Nama Pengkaji : Annisa Yudianingsih

Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Paraf


23 April S: Data Subjektif
2019 05.35- Ibu mengatakan lega dan senang bayinya telah
05.50 WIB lahir dan ibu mengatakan perutnya terasa mules.
O: Data Objektif
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- TTV : TD : 100/70 MmHg P: 23 x/menit
N : 88 x/menit S: 36,5 oC
- Abdomen : TFU setinggi pusat, kontraksi
baik, uterus teraba keras
(Globular), tidak ada janin kedua.
- Genetalia : Terlihat tali pusat di depan
vulva, perdarahan + 200 cc dan
tidak ada robekan jalan lahir.
A: Analisa
Inpartu kala III
P : Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik dan
suntikan oksitosin 10 IU pada 1/3 paha lateral secara
IM, menyuntikkan oksitosin dengan waktu > 2
menit tetapi tidak sampai 4 menit.
Ev: Ibu bersedia dan sudah disuntikkan oksitosin.
2. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak
5-10 cm dari vulva dengan cara mengurutnya.
Ev: Klem sudah dipindahkan 5-10 cm didepan vulva
3. Melakukan PTT dan dorso kranial selama ada
kontraksi sehingga memudahkan untuk melahirkan
plasenta. Saat kontraksi, memegang tali pusat
dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan
uterus dengan hati-hati ke arah dorso kranial.
Ev: PTT sudah dilakukan. Tali pusat tampak
memanjang dan terdapat semburan darah
87

4. Meminta ibu untuk meneran sedikit setelah terdapat


tanda-tanda lepasnya plasenta sementara tangan
kanan menarik tali pusat kearah bawah kemudian ke
atas hingga plasenta tampak pada vulva. Pegang
plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran
searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan
mencegah robeknya selaput ketuban.
Ev: Plasenta telah lahir
5. Melakukan masase uterus selama 15 detik, untuk
merangsang uterus berkontraksi sehingga dapat
mengurangi pengeluaran darah dan mencegah
perdarahan post partum.
Ev: Masase uterus sudah dilakukan.
6. Mengajarkan suami untuk melakukan masase uterus
dengan cara memijat secara memutar searah jarum
jam dan menilai kontraksi jika perut ibu teraba keras
dan membundar berarti kontraksi baik.
Ev: Suami ibu mengerti dan sudah bisa melakukan
masase uterus.
7. Melakukan pengecekkan kelengkapan plasenta,
untuk memeriksa plasenta dan selaput ketuban utuh
atau tidak.
Ev: Plasenta sudah diperiksa dan lengkap.
8. Melakukan evaluasi perdarahan dan laserasi.
Ev: Darah yang keluar +200 cc.
9. Memberitahu suami untuk memberikan ibu makanan
seperti roti dan minum teh hangat untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi ibu.
Ev: Ibu sudah minum ½ gelas.
88

CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV

CATATAN PERKEMBANGAN SOAP

BPM “F” Kota Nama pasien : Ny.”K”


Bengkulu Nama Pengkaji : Annisa Yudianingsih
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Paraf
23 April 2019 S: Data Subjektif
05.50-07.35 Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan
WIB ibu bahagia atas kelahiran bayinya.
O: Data Objektif
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- TTV : TD : 110/70 MmHg P: 18 x/menit
N : 75 x/menit S: 36,6 oC
- Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi baik, uterus teraba
keras (Globular) dan kandung
kemih kosong.
- Genetalia : Pada vulva perdarahan + 200 cc
dan tidak ada robekan pada jalan
lahir.
A: Analisa
Inpartu kala IV
P : Penatalaksanaan
1. Mengganti pakaian bayi dan membedong bayi
dengan pakaian yang kering dan bersih untuk
menjaga kehangatan bayi dan memberikan bayi
kepada ibu untuk menyusui kembali.
Ev: Bayi sudah dipakaikan baju dan dibedong
serta ibu sudah menyusui bayinya.
2. Melakukan pemantauan kala IV secara berkala
untuk memastikan tanda vital, kontraksi uterus,
perdarahan dalam keadaan normal. Pemantauan
dilakukan satu jam pertama dengan rentang
waktu setiap 15 menit dan satu jam kedua
dengan rentang waktu setiap 30 menit sekali.
Ev: Pemantauan kala IV sudah dilakukan dan
dicatat di patograf
89

3. Membersihkan ibu dari darah dan cairan ketuban


serta membantu ibu untuk mengganti pakaian.
Untuk kebutuhan dan kenyamananya.
Ev: Ibu sudah bersih dan pakaian ibu sudah
diganti
4. Membantu dan bimbing ibu untuk BAK,
menggunakan pispot di tempat tidur.
Ev: Ibu sudah melakukan BAK.
5. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini, dengan
miring kiri dan miring kanan. Sehingga dapat
menyebabkan lochea keluar dengan lancar dan
mencegah infeksi.
Ev: Ibu sudah bisa miring kiri dan miring kanan.
6. Melakukan perawatan BBL segera untuk
mencegah terjadinya komplikasi.
Ev: Perawatan BBL sudah dilakukan.
7. Menganjurkan keluarga untuk memberi makan
dan minum pada ibu. Untuk mengganti tenaga
selama proses persalinan.
Ev: Ibu sudah makan dan minum.
8. Menganjurkan ibu untuk istirahat, karena sudah
lelah dalam proses persalinan.
Ev: Ibu bersedia untuk beristirahat.
9. Dekontaminasi alat dan tempat bersalin agar
bakteri mati dan tidak menulari orang lain.
Ev: Alat dan tempat sudah bersih dan sudah
Didekontaminasi
10. Melengkapi partograf.
Ev: Partograf sudah dilengkapi
90

C. Pembahasan

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny.”K” G1P0A0. Dengan

persalinan normal dilakukan dengan menggunakan standar asuhan

kebidanan dan bentuk pendokumentasian SOAP. Asuhan diberikan pada

tanggal 23-04-2019 dari kala I sampai kala IV. Persalinan kala I observasi

dimulai sejak ibu datang ke bidan jam 01.00 WIB dengan pembukaan 4

cm, observasi dilakukan dari pembukaan 4 sampai lengkap selama 4 jam.

Keluhan yang dialami ibu selama proses persalinan kala I yaitu

mules disertai keluar lendir bercampur darah. Rasa nyeri pinggang

menjalar sampai ke perut bagian bawah dan sakitnya hilang timbul tetapi

semakin sering. Vulva dan vagina keluar lendir bercampur darah sedikit,

tidak ada pembesaran kelenjar bartholin, tidak ada oedema, tidak ada

varises, pemeriksaan dalam porsio teraba lunak, pembukaan 4 cm, tidak

ada bagian yang menumbung, ketuban positif, penunjuk UUK kanan

depan, molase tidak ada, Hodge III.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Sulistyawati (2010) bahwa tanda-tanda in partu yaitu terjadinya his

persalinan yang memiliki sifat pinggang terasa sakit yang menjalar sampai

ke depan, keluar lendir bercampur darah (Blood Show), terjadinya dilatasi

dan effaccement serviks. Turunnya kepala masuk ke PAP (Lightening)

perut lebih melebar karena fundus uteri turun, munculnya nyeri didaerah

pinggang karena kontraksi ringan otot rahim, terjadi pelunakan serviks

karena terdapat kontraksi otot rahim, terjadinya pengeluaran lendir.


91

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, maka dapat ditegakkan

diagnosa Ny.”K” G1P0A0 umur 21 tahun, usia kehamilan 39 minggu, janin

tunggal hidup, intrauterin, presentasi kepala, keadaan jalan lahir normal

dan keadaan umum ib dan janin baik dengan inpartu kala I fase aktif.

Berdasarkan diagnosa, maka perencanaan di kala I dilakukan sesuai

rencana, hal ini sesuai dengan pendapat Shofa Ilmiah (2015) yakni

menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi asupan makanan dan cairan,

memberikan dukungan emosional, menganjurkan keluarga untuk

mendampingi ibu, mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman,

melakukan teknik untuk mengadaptasi nyeri persalinan, serta memantau

keadaan ibu dan janin serta kemajuan persalinan dengan partograf.

Pada perencanaan kala I fase aktif untuk mengadaptasi nyeri

persalinan pada ibu yaitu dengan melakukan asuhan sayang ibu dengan

pijat punggung ibu secara perlahan menggunakan metode massage

effleurage. Hal ini sesuai dengan pendapat Rukiah, dkk (2012) effleurage

adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat dan panjang atau

tidak putus-putus dilakukan selama > 10 menit, teknik ini menimbulkan

efek relaksasi dalam persalinan. Memberikan pijatan setiap 1 jam sekali

lamanya > 10 menit, sebelum dan setelah diberikan pijatan evaluasi skala

nyeri menggunakan skala nyeri VAS.

Setelah diberikan asuhan sayang ibu dalam mengatasi nyeri

persalinan pada ibu dan dipantau menggunakan skala nyeri VAS. Satu jam

pertama skala nyeri awal skala 7 nyeri berat dan setelah dilakukan
92

pemijatan skala 6 nyeri sedang. Satu jam kedua skala nyeri sebelum

diberikan asuhan yaitu skala 6 nyeri sedang dan setelah dilakukan

pemijatan skala 5 nyeri sedang. Satu jam ketiga skala nyeri sebelum

dilakukan pemijatan skala 7 nyeri berat setelah dilakukan pemijatan skala

5 nyeri sedang. Satu jam keempat skala nyeri sebelum dilakukan

pemijatan skala 8 nyeri sedang setelah dilakukan pemijatan skala 6 nyeri

sedang.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wulandari dan Dwi Nur

(2015) yaitu menunjukan bahwa ibu bersalin yang mengalami nyeri berat

sebelum dilakukan massage effleurage dan setelah dilakukan massage

effleurage menjadi nyeri sedang. Membuktikan bahwa ada pengaruh

massage effleurage terhadap nyeri persalinan. Sehingga ibu bersalin dapat

mengadaptasi nyeri persalinan setelah diberikan pijat dengan massage

effleurage.

Setelah dilakukan pemantauan menggunakan partograf, kala I

berlangsung sekitar < 11 jam. Hal ini sesuai dengan pendapat Walyani,

dkk (2016) bahwa kala I pada primigravida berlangsung < 12 jam.

Pembukaan dimulai dari pembukaan 1 cm sampai pembukaan lengkap 10

cm pada primigravida berkisar 1 cm per jam. Pada kala I fase aktif

berlangsung lebih cepat sekitar <4 jam sedangkan menurut pendapat

Walyani, dkk (2016) pada kala I fase aktif berlangsung selama 6 jam.

Terdapat kesenjangan teori pada kala I fase aktif setelah dilakukan

massage effleurage ternyata pada kala I fase aktif berlangsung lebih cepat
93

dari seharusnya.

Penatalaksanaan kala II, yakni membantu proses persalinan sesuai

prosedur Asuhan Persalinan Normal (APN) pada Ny.”K”, kala II

berlangsung selama > 1 jam 35 menit dari pembukaan lengkap sampai

lahirnya bayi secara keseluruhan. Proses ini sesuai dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Walyani, dkk (2016) bahwa kala II pada primigravida

berlangsung selama 1,5jam-2jam. Dan ada pengeluaran janin, his

terkoordinasi kuat, cepat dan lebih lama. Kepala janin turun dan masuk ke

PAP sehingga terjadi tekanan pada rectum, ibu merasakan seperti mau

BAB atau mau mengedan dengan tanda anus membuka (Mochtar, 2011).

Penatalaksanaan kala III adalah melakukan manajemen aktif kala

III yang sesuai prosedur pada langkah APN. Kala III berlangsung >15

menit sampai plasenta lahir. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Walyani, dkk (2016) bahwa setelah bayi lahir uterus

teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang

menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his

pelepasan dan pengeluaran plasenta. Seluruh proses biasanya berlangsung

5-30 menit setelah bayi lahir sampai pengeluaran plasenta disertai dengan

pengeluaran darah +200 cc.

Dan pada penyuntikan oksitosin berlangsung > 2 menit tidak sesuai

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Walyani, dkk (2016) bahwa

penyuntikan oksitosin harus berlangsung < 2 menit dikarenakan penolong

persalinan hanya 2 tangan pada saat bayi lahir penolong persalinan


94

membersihkan jalan nafas bayi dan membungkus bayi agar tidak terjadi

kehilangan panas baru menyuntikkan oksitosin, akibat apabila tidak

dilakukan secepatnya akan beresiko mengalami komplikasi yaitu retensio

plasenta. Tetapi pada kasus ini tidak terjadi retensio plasenta. Plasenta

lahir lengkap dalam waktu 15 menit setelah bayi lahir.

Pada kala IV penatalaksanaan yang dilakukan selama 2 jam pasca

persalinan adalah pantau keadaan kontraksi uterus dan ukuran tinggi

fundus, vital sign, perdarahan, kandung kemih dan keadaan umum ibu dan

bayi. Pemantauan secara berkala sesuai dengan prosedur pada langkah

APN 1 jam pertama dipantau 15 menit sekali, 1 jam kedua dipantau 30

menit sekali. Hasil dari pemantauan yang dilakukan adalah keadaan umum

baik, kesadaran composmentis, TD: 110/70 MmHg. N:75 x/menit, P:18

x/menit, S: 36,6 oC, kontraksi baik, uterus teraba keras (Globular), TFU: 2

jari dibawah pusat, kandung kemih kosong, perdarahan + 200 cc dan tidak

ada robekan.

Hal ini sesuai dengan teori kala IV persalinan menurut pendapat

Walyani, dkk (2016) yaitu kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta

sampai 2 jam postpartum. Karena terjadi perubahan fisiologis, ada

beberapa pemantauan dan penanganan yang harus dilakukan yaitu

pemantauan keadaan tonus otot uterus dan tinggi fundus uteri, vital sign,

perdarahan, kandung kemih dan keadaan umum ibu dan bayi.

Setelah dilakukan asuhan kebidanan persalinan normal pada

Ny.”K” dari kala I sampai kala IV selama + 13 jam 35 menit didapatkan


95

hasil pemantauan 2 jam pasca persalinan yaitu TD: 110/70 mmHg, N:75

x/menit, P:18 x/menit, S: 36,6 oC, kontraksi uterus baik, uterus teraba

keras (Globular), TFU: 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong,

perdarahan +40 cc, keadaan umum ibu dan bayi dalam keadaan baik dan

sehat. Bayi Ny.”K” lahir spontan, bayi sehat dan menangis kuat dengan

BB: 2.600 gram, PB: 51 cm, LK: 32 cm dan LD: 31 cm. Jadi kesimpulan

dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah terdapat 2

kesenjangan antara teori dan kasus yang ditemukan tetapi tidak

mengakibatkan komplikasi pada ibu dan janin.


BAB V

PENUTUP

D. Kesimpulan

Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny.”K” umur 21 tahun

G1P0A0 dengan persalinan normal dilakukan dengan menggunakan standar

asuhan kebidanan dan pendokumentasian SOAP. Penelitian dilakukan

pada tanggal 23 April 2019. Memberikan Asuhan Persalinan Normal

(APN) dan melakukan teknik pemijatan massage effleurage dalam

membantu ibu mengadaptasi nyeri persalinan pada kala I.

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny.”K” didapatkan

kesimpulan bahwa persalinan berlangsung secara normal dan ibu dapat

mengadaptasi nyeri persalinan setelah diberikan pemijatan massage

effleurage. Keadaan umum ibu dan bayi dalam keadaan baik dan sehat.

Bayi Ny.”K” lahir spontan bayi bugar menangis kuat dengan BB 2.600

gram, PB 51 cm, LK 32 cm dan LD 31 cm.

Terdapat kesenjangan pada kala I fase aktif berlangsung lebih cepat

dari seharusnya yaitu < 4 jam setelah diberikan massage effleurage karena

ibu lebih rileks dalam menjalani persalinan sehingga membuat persalinan

kala I fase aktif lebih cepat dari biasanya. Pada kala III terdapat

kesenjangan saat menyuntikkan oksitosin berlangsung > 2 menit hal ini

tidak sesuai dengan teori yang harusnya berlangsung < 2 menit

dikarenakan penolong dengan 2 tangan membersihkan jalan nafas bayi dan

menjaga kehangatan bayi telebih dahulu baru menyuntikkan oksitosi hal

96
97

ini dapat mengakibatkan terjadinya retensio plasenta tetapi pada kasus ini

tidak terjadi retensio plasenta. Jadi kesimpulan dari hasil penelitian yang

dilakukan oleh penulis adalah terdapat kesenjangan antara teori dan kasus

yang ditemukan tetapi tidak terjadi komplikasi pada ibu dan janin.

E. Saran

1. Bagi Akademik

Diharapkan dapat menjadi sumber bacaan referensi bagi

mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes dalam menerapkan ilmu

dan sebagai acuan penelitian berikutnya dan institusi dapat lebih

meningkatkan atau menambah referensi, sehingga dapat membantu

penulis atau mahasiwa yang akan mengambil kasus yang sama yaitu

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan tenaga kebidanan dapat terus menerapkan dan

meningkatkan peran, fungsi dan tanggung jawab dalam

penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal.

3. Bagi Lahan Praktik

Diharapkan dari hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan

bagi tenaga kesehatan terutama bidan. Bidan diharapkan dalam

memberikan asuhan persalinan normal dengan penolong persalinan 8

tangan dan diharapkan bidan dapat menerapkan tehnik mengadaptasi

nyeri persalinan massage effleurage karena dapat membuat ibu rileks


98

sehingga dapat mempercepat proses persalinan.

4. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan peneliti lain dapat melakukan asuhan kebidanan pada

persalinan normal secara mandiri dan dapat dijadikan bahan untuk

menambah pengetahuan tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Normal.
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta: Graha


Ilmu.
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu. 2017. Profil Kesehatan Kota Bengkulu.
Bengkulu : Dinas Kesehatan Kota Bengkulu.
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu.
Bengkulu: Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu.
Jannah, Nurul. 2015. Askeb II Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC.
JNPK-KR. 2014. Asuhan Persalinan, Pencegahan dan Penanggulangan Segera
Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jaringan Nasional Pelatihan
Klinik-Kesehatan Reproduksi Departemen Kesehatan Republik Indonesia:
Jakarta.
Judha, Mohamad. dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Kementrian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI.
Nur Oktaviani, Dwi, dkk. 2018. Pengaruh Deep Massage Terhadap Nyeri
Persalinan Kala I Fase Aktif Di Ruangan Bersalin RSUD Dr.M.M Dunda
Limnoto. 3(1): 2-3
Nurasiah, Ai. dkk. 2014. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung:
Refika Aditama.
R Dwienda, Octa. dkk. 2015. Efektivitas Pijat dalam Mengurangi Nyeri pada Kala
I Persalinan. Jurnal Kesehatan Komunitas. 2(6): 2-3.
Rukiah, Ai Yeyeh. dkk. 2009. Asuhan Kebidanan II Persalinan. Jakarta: Trans
Info Media.
Shofa Ilmiah, Widia. 2015. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Medical
Book.
Stoppard, Miriam. 2009. Ensiklopedia Kehamilan dan Kelahiran. London:
Erlangga.
Sulistyawati, Ari dan Nugraheny, Esti. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin. Jakarta: Salemba Medika.

99
Wahyuni, Sri dan Wahyuningsih, Endang. 2015. Pengaruh Massage Effleurage
Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin Di
RSU PKU Muhammadiyan Delanggu Klaten. Jurnal Involusi Kebidanan.
5(10) 9-10.
Walyani, Siwi dan Purwoastuti. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Yoggyakarta: Pustaka Baru.
Wiknjosastro Hanifa, dkk. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2009
Wulandari, Priharyanti dan Nur Dwi, Prasita. 2015. Pengaruh Massage Effleurage
Terhadap Pengurangan Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada
Primigravida Di Ruang Bougenville RSUD Tugerejo Semarang. Jurnal
Keperawatan Maternitas. 3(1): 2-7
Wulandari Ayu, Dyah dan Adhi Triani, Vita. 2018. Aplikasi Teknik Effleurage
Sebagai Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Ibu Bersalin Di Bidan Praktik
Mandiri Kecamatan Tembalang.

100
ORGANISASI PENELITIAN

A. Pembimbing

Pembimbing terdiri :

1. Nama : Lusi Andriani, SST, M.Kes

NIP : 198008192002122002

Pekerjaan : Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Bengkulu

Sebagai : Pembimbing I

2. Nama : Ratna Dewi, SKM, MPH

NIP : 197810142001122001

Pekerjaan : Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Bengkulu

Sebagai : Pembimbing II

B. Peneliti

Nama : Annisa Yudianingsih

NIM : P0 5140116004

Alamat : Jl.RE.Martadinata Rt.06 Rw.02 No.23 Kelurahan


Muara Dua, Kecamatan Kampung Melayu, Kota

Bengkulu
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni

1 Pendahuluan

Konsultasi Judul

Pembuatan
Proposal
Konsul
Pembimbing

Ujian Proposal

Perbaikan
Proposal

2 Pelaksanaan

Studi Kasus

3 Penyususnan

Pembuatan LTA

Konsultasi
Pembimbing

Ujian Hasil LTA

Perbaikan LTA

Penggadaan LTA
SURAT PENGANTAR SEBAGAI RESPONDEN

Kepada Yth,
Sdr. Responden
Di
Tempat
Dengan Hormat
Saya yang bertanda tangan dibawah ini Mahasiswa Poltekkes Kemenkes

Bengkulu Jurusan Kebidanan jalur umum akan melakukan penelitian mengenai

“Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Normal di BPM “F” Kota Bengkulu Tahun

2019”.

Nama : Annisa Yudianingsih


NIM : P0 5140116 004
Tujuan penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Bengkulu dan

untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normail di BPM “F”

Kota Bengkulu Tahun 2019. Kepada ibu, saya mohon untuk menjadi responden

dalam penelitian persalinan normal, serta data yang diambil dari responden dan

keluarga tidak akan disalahgunakan.

Hormat Saya
Peneliti

Annisa Yudianingsih
DOKUMENTASI

KALA I
KALA II

KALA III
KALA IV

Anda mungkin juga menyukai