Ratih Amalia Dewi E1a 12 0031 Audit Inte-1
Ratih Amalia Dewi E1a 12 0031 Audit Inte-1
E1A 12 0031
AUDIT INTERNAL
SOAL TEORI
1. Apa yang dimaksud dengan Audit Internal? Jelaskan dengan beberapa definisi yang
relevan dari berbagai sumber!
Jawab: Menurut Sukrisno Agoes (2004:221), internal audit (pemeriksaan intern) adalah
pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap
laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap
kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan
pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan
pemerintah misalnya peraturan di bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup,
perbankan, perindustrian, investasi dan lain-lain. Ketentuan-ketentuan dari ikatan
profesi misalnya standar akuntansi keuangan.
Audit internal menurut IIA (Institute of Internal auditor) yang dikutip oleh Boynton
(2001:980) yakni: ”Internal auditing is an independent, objective assurance and
consulting activity designed to add value and improve an organization’s operations. It
helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined
approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and
governance processes”. (Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif,
dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi
organisasi. Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan
melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen resiko, pengendalian dan proses tata kelola).
Menurut Hiro Tugiman (2006:11), internal auditing atau pemeriksaan internal adalah
suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan
mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan.
Menurut Mulyadi (2002:29), audit intern adalah auditor yang bekerja dalam
perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya
adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen
puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan
organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta
menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. IIA
(Institute of Internal auditor) memperkenalkan Standards for the professional Practice
of Internal auditing-SPPIA (Standar) dikutip dari Sawyer (2005:8), audit internal adalah
fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa dan
mengevaluasi aktivitas-aktivitasnya sebagai jasa yang diberikan kepada perusahaan.
1
http://yann-achmad.blogspot.co.id/2012/04/auditor.html (download: 3 Januari 2016)
2
Untuk memperoleh sikap seorang auditor yang objektif menurut Lawrence B. Swyer,
mortimer A. Dittenhofer dan James H. Scheiner yang diterjemahkan oleh Desi Anhariani
(2006:11) adalah: “Objektivitas dipastikan melalui struktur organisasi, pelatihan, dan
penugasan personel dengan pertimbangan yang seksama.”
Objektivitas auditor internal menurut Standar Profesi Audit Internal yang dikutip oleh
Konsersium Organisasi Profesional Audit Internal (2004:8) adalah sebagai:
“Audior internal harus memiliki sikap mental yang obyektif, tidak memihak dan
menghindari kemungkinan timbulnya pertenangan kepentingn (conflict of interest)”.
http://6110111036-helenarizqia.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-objektivitas-
independensi.html (download: 3 Januari 2016)
3. Apa yang menjadi tujuan Audit Internal? Jelaskan jawaban dengan Anda sesuai dengan
IIA!
Jawab: Sesuai dengan definisi dan standar yang telah ditetapkan oleh the Institute
of Internal Auditors maka rumusan tujuan internal audit menurut IIA adalah sebagai
berikut:
3
dengan Komite Audit melalui kegiatan berkala. Unit Internal Audit harus berada pada
level serendah-rendahnya sama dengan level tertinggi dalam organisasi diluar level
Direktorat. Head of Internal Audit (HOIA) adalah jabatan dengan posisi kepangkatan
tertinggi didalam struktur kepangkatan kepegawaian di Perusahaan.
(https://pudjo88.wordpress.com/2008/07/03/standar-profesi-internal-auditor/
(download: 3 Januari 2016)
6. Pengetahuan, keterampilan dan disiplin ilmu apa yang diperlukan oleh Audit Internal?
Jawab: Staf audit internal secara keseluruhan atau kolektif haruslah memiliki
pengetahuan dan kecakapan yang penting bagi pelaksanaan praktek profesi di dalam
organisasi. Sifat-sifat ini mencakup kemampuan dalam menerapkan standar
pemeriksaan, prosedur dan teknik-teknik pemeriksaan. Sedangkan bagian audit internal
harus memiliki pegawai atau bila perlu menggunakan jasa konsultan yang memiliki
kualifikasi dalam berbagai disiplin ilmu seperli akuntansi, ekonomi, keuangan, statistik.
pemrosesan data elektronik, teknik, perpajakan, dan hukum yang diperlukan untuk
melaksanakan tanggung jawab pemeriksaan. Walaupun demikian, masing-masing
anggota di bagian audit internal tidak perlu memlliki kualifikasi daiam seiuruh disiplin
tersebut. http://keuanganlsm.com/pemeriksaan-internal-harus-dilaksanakan-secara-
ahli-dan-teliti-15/ (download: 3 Januari 2016)
7. Mengapa hubungan antar karyawan penting bagi penyelidikan yang dilakukan oleh Audit
Internal?
Jawab: Karena penyelidikan yang dilakukan oleh Audit Internal tentu berhubungan
dengan manajemen perusahaan, hubungan antar karyawan merupakan salah satu faktor
yang dapat mempermudah penyeledikan manajemen perusahaan tersebut.
4
9. Jelaskan oleh Anda proses Audit Internal?
Jawab:
1. Persiapan Penugasan Audit
Persiapan penugasan audit adalah proses awal yang dilaksanakan pada proses audit.
Dalam tahap ini dimulai dengan penunjukan tim yang akan terlibat dalam suatu
penugasan oleh Satuan Audit Internal. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tim yang
akan melaksanakan tugas di suatu unit mempunyai payung hukum yang kuat bahwa
tim tersebut melaksanakan audit atas perintah dari atasa dan bukan karena
kehendak pribadi.
2. Survey Audit Pendahuluan
Survey pendahuluan merupakan proses yang bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman yang mendalam mengenai risiko dari suatu unit yang akan diperiksa.
Oleh karena itu survey pendahuluan di sini meliputi langkah-langkah analisis
terhadap risiko mikro yang terkait dalam suatu unit yang akan diaudit.
Survey pendahuluan dapat dilakukan dengan sejumlah teknik audit. Penggunaan
berbagai teknik audit tersebut dimaksudkan agar tercapai kombinasi optimal dari
berbagai upaya untuk memperoleh dan menganalisis informasi yang relevan dengan
penilaian risiko secara efisien dan efektif. Terdapat dua klasifikasi utama dari teknik-
teknik audit pada tahap survey pendahuluan, yaitu yang berkaitan dengan langkah-
langkah survey pendahuluan di kantor unit auditor internal (on desk/off site audit),
dan di lokasi unit yang diaudit (on site audit).
3. Pelaksanaan Pengujian
Setelah melaksanakan survey pendahuluan, maka auditor dapat menentukan
cakupan dan luas audit yang hendak dilaksanakan pengujiannya. Pada tahap survey
pendahuluan auditor baru mengumpulkan informasi informasi awal tentang
kondisi auditee. Pada tahap pelaksanaan pengujian ini auditor perlu mencari bukti
yang akan menguatkan informasi yang diperoleh pada survey pendahuluan tersebut.
Bukti audit yang cukup, kompeten, relevan dan catatan lainnya.
Bukti audit dapat menjadi bukti awal sebagai bukti hukum apabila bukti tersebut
ditemukan secara cermat, akurat dan tepat yang terkait dengan temuan audit atau
kesimpulan audit.
4. Penyelesaian Penugasan Audit
Penyelesaian penugasan audit ini merupakan tahapan terakhir dari proses pekerjaan
lapangan. Dalam tahap ini auditor mematangkan berbagai temuan yang telah
dirangkum selama proses pekerjaan lapangan. Di sini auditor memperoleh keyakinan
yang memadai bahwa temuan yang dirangkumnya telah dijalankan sesuai prosedur,
obyektif dan independen.
Pada saat mengkonfirmasi temuan kepada auditee, auditor telah menyiapkan
berbagai data yang sekiranya dibutuhkan untuk mendukung temuan yang diajukan
beserta rekomendasi yang disarankan kepada auditee. Setelah proses diskusi selesai
maka auditor meminta jawaban dalam bentuk tertulis beserta dengan
5
kesanggupan auditee untuk menindaklanjuti rekomendasi. Dalam hal tanggapan
tertulis tersebut, auditee juga mencantumkan batas tindak lanjut atas rekomendasi
tersebut akan dilaksanakan serta personel yang bertanggungjawab.
Tahapan akhir dari pekerjaan lapangan adalah pertemuan akhir (exit meeting) yang
dihadiri oleh seluruh tim yang terlibat beserta manajemen dari
pihakauditee terutama yang terkait langsung dengan temuan dan rekomendasi
audit. Pada pertemuan akhir Tim Pemeriksa menyampaikan pokok-pokok hasil
pemeriksaan kepada Pimpinan Instansi/Unit Kerja yang diperiksa/yang mewakili.
Pada kesempatan ini auditor juga membicarakan tentang pemantauan pelaksanaan
rekomendasi yang telah disepakati.
5. Pelaporan hasil audit
Laporan hasil audit ini merupakan media untuk menyampaikan permasalahan serta
temuan berikut dengan rekomendasi yang terdapat dalam suatu unit kepada
manajemen unit tersebut. Manajemen auditee hendaknya mengetahui temuan-
temuan serta rekomendasi yang dihasilkan dari proses audit tersebut. Hal ini karena
laporan hasil audit akan sangat berguna bagi manajemen dalam proses pembuatan
keputusan di masa yang akan datang.
Setelah selesai pelaksanaan pengujian di lapangan, maka berdasarkan dokumentasi
Kertas Kerja Audit (mulai dari perencanaan/persiapan audit sampai dengan temuan
dan rekomendasi yang sudah mendapatkan tanggapan dari auditee) Ketua Tim
bersama anggota Tim kemudian menyusun laporan hasil audit.
6. Pemantauan tindaklanjut
Tindak lanjut dilaksanakan berdasarkan kesepakatan yang telah disetujui oleh
auditee terkait dengan pelaksanaan rekomendasi yang telah diberikan.
https://faizzamzami.wordpress.com/2011/02/16/proses-audit-internal/ (download: 3
Januari 2016)
10. Jelaskan oleh Anda hubungan antara Audit Internal dan Audit Eksternal?
Jawab: Hubungan kerjasama antara internal auditor dengan eksternal auditor dapat
membawa keterlibatan internal auditor dalam proses penilaian terhadap (kemungkinan)
terjadinya fraud pada area peran internal auditor yang sangat terbatas. misalnya pada
level terjadinya fraud yang melibatkan manajemen lini menengah dan atas (middle/top
management). Sehingga secara tidak langsung internal auditor akan lebih mampu
berperan dalam memantau kemungkinan terjadinya fraud pada level pembuat
kebijakan. Situasi demikian ini akan memberikan peluang bagi internal auditor untuk
berperan aktif dalam pengujian integritas, kualitas dan keandalan proses pembuatan
hingga impelmentasi kebijakan yang dilakukan oleh top manajemen.
http://nurharyanto58.blogspot.co.id/2008/02/peran-internal-auditor-terhadap.html
(download: 3 Januari 2016)
6
11. Persyaratan apa yang harus dimiliki oleh Audit Internal dalam melaksanakan tugasnya?
Jawab:
1. Kompetensi, kompeten artinya auditor harus memiliki keahlian di bidang auditing
dan mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bidang yang diauditnya.
Kompetensi seorang auditor dibidang auditing ditunjukkan oleh latar belakang
pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya. Dari sisi pendidikan, idealnya seorang
auditor memiliki latar belakang pendidikan (pendidikan formal atau pendidikan dan
latihan sertifikasi) dibidang auditing. Sedangkan pengalaman, lazimnya ditunjukkan
oleh lamanya yang bersangkutan berkarir di bidang audit atau intensitas/sering dan
bervariasinya melakukan audit.
2. Independensi, independen artinya bebas dari pengaruh baik terhadap manajemen
yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan maupun terhadap para
penggunalaporan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar auditor tersebut bebas dari
pengaruh subyektifitas para pihak yang tekait, sehingga pelaksanaan dan hasil
auditnya dapat diselenggarakan secara obyektif. Independensi yang dimaksud
meliputi independensi dalam kenyataan (in fact) dan dalam penampilan (in
appearance).
3. Cermat dan Seksama, dalam melaksanakan tugasnya, auditor harus menggunakan
keahliannya dengan cermat (due professional care), direncanakan dengan baik,
menggunakan pendekatan yang sesuai, serta memberikan pendapat berdasarkan
bukti yang cukup dan ditelaah secara mendalam. Di samping itu, institusi audit harus
melakukan pengendalian mutu yang memadai, organisasinya ditata dengan baik,
terhadap sumber daya manusia yang digunakan dilakukan pembinaan, diikut
sertakan dalam pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan, pelaksanaan
kegiatannya disupervisi dengan baik, dan hasil pekerjaannya direview secara
memadai. Kecermatan merupakan hal yang mutlak harus diterapkan auditor dalam
pelaksanaan tugasnya. Karena hasil audit yang dilakukan akan berpengaruh pada
sikap orang yang akan menyandarkan keputusannya pada hasil audityang
dilakukannya.
http://zahiraccounting.com/id/blog/syarat-menjadi-auditor-internal-dan-eksternal/
(download: 3 Januari 2016)
7
1. Keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan
2. Pelaporan Keuangan yang handal
3. Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan
13. Jelaskan bagaimana auditor internal melakukan penilaian tingkat kecukupan proses
pengelelolaan resiko!
Jawab: Maka auditor hendaknya menempuh langkah berikut:
8
d. Dasar yang digunakan untuk menilai risiko kecurangan adalah daftar prosedur
pengendalian yang seharusnya tersedia, bukan berdasarkan risiko kecurangan
yang mungkin terjadi. Penilaian didasarkan pada tersedia atau tidaknya prosedur
pengendalian, serta efektif atau tidaknya prosedur pengendalian tersebut.
5. Memilih risiko kecurangan yang akan di dalami dalam kegiatan audit. Langkah ini
dilakukan dengan memerhatikan hasil perhitungan penetapan ranking risiko yang
dihasilkan dari langkah nomor 4 tersebut di atas.
https://yudistiray.wordpress.com/2010/11/28/%E2%80%9Cperan-auditor-intern-dalam-
menghadapi-resiko-kecurangan-perusahaan%E2%80%9D/ (download: 3 Januari 2016)
14. Apa tanggung jawab auditor Internal dalam melakukan pencegahan kecurangan (Fraud
Deterence)?
9
Jawab: Auditor internal berfungsi membantu manajemen dalam pencegahan,
pendeteksian dan penginvestigasian fraud yang terjadi di suatu organisasi (perusahaan).
Sesuai Interpretasi Standar Profesional Audit Internal (SPAI) – standar 120.2 tahun 2004,
tentang pengetahuan mengenai kecurangan, dinyatakan bahwa auditor internal harus
memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat mengenali, meneliti dan menguji
adanya indikasi kecurangan. Selain itu, Statement on Internal Auditing Standards (SIAS)
No. 3, tentang Deterrence, Detection, Investigation, and Reporting of Fraud (1985),
memberikan pedoman bagi auditor internal tentang bagaimana auditor internal
melakukan pencegahan, pendeteksian dan penginvestigasian terhadap fraud. SIAS No. 3
tersebut juga menegaskan tanggung jawab auditor internal untuk membuat laporan
audit tentang fraud. (https://muhariefeffendi.wordpress.com/2008/07/08/tanggung-
jawab-auditor-internal-dalam-pencegahan-pendeteksian-penginvestigasian-kecurangan/
(download: 3 Januari 2016)
15. Jelaskan bagaimana penanggung jawab fungsi Audit Internal menghubungkan dengan
resiko dan potensi resiko!
Jawab: Auditor internal memiliki beberapa fungsi, yaitu pencegahan, pendeteksian dan
penginvestigasian dalam manajemen. Fungsi-fungsi tersebutlah yang
menghubungkannya dengan resiko dan potensi resiko. Fungsi-fungsi tersebut akan
berperan mengelola resiko, jika resiko sudah terdeteksi maka manajemen harus mencari
cara untuk menghadapi resiko serta menginvestigasi potensi resiko tersebut sehingga
perusahaan akan tetap stabil. kemudian untuk fungsi pencegahan, potensi-potensi
resiko akan dikelola agar potensi tersebut tidak akan terjadi.
10
SOAL KASUS
Pengumuman ini merupakan buntut dari tuntutan mantan CEO Olympus Michael
Woodford yang dipecat pada 14 Oktober silam. Woodford meminta perusahaan yang
berumur 92 tahun ini menjelaskan transaksi mencurigakan sebesar US$ 1,3 miliar atau
sekitar Rp 11 triliun.
Sementara Wakil Presiden Direktur Hisashi Mori dan auditor internal Hideo Yamada
bertanggung jawab sebagai pihak yang menutup-nutupi. Keduanya menyatakan siap jika
dituntut hukuman pidana.
Kasus ini dipastikan akan menyeret Olympus, beserta para direksi dan akuntannya
kena tuntutan pidana untuk pasal manipulasi laporan keuangan dari para pemegang
sahamnya. Banyak analis yang kini mempertanyakan masa depan perusahaan yang dibentuk
pada 1919 sebagai produsen mikroskop itu.
Pengumuman yang mengejutkan ini juga membuat saham Olympus jatuh 29% ke
posisi terendahnya dalam 16 tahun terakhir. Perusahaan ini sudah kehilangan 70% nilai
pasarnya, setara Rp 5,1 triliun, sejak ditinggal Woodford, yang terus mempertanyakan
investasi bodong tersebut.
11
http://bisnistrategi.blogspot.co.id/2012/02/skandal-penipuan-korporasi-terbesar.html
(download: 3 Januari 2016)
Analisa Kasus
Kasus WorldCom
WorldCom pada awalnya merupakan perusahaan penyedia layanan telpon jarak jauh.
Selama tahun 90an perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan
telekomunikasi lain yang kemudian meningkatkan pendapatnnya dari $152 juta pada tahun
1990 menjadi $392 milyar pada 2001, yang pada akhirnya menempatkan WorldCom pada
posisi ke 42 dari 500 perusahaan lainnya menurut versi majalah fortune.
Pada tahun 1990 terjadi masalah fundamental ekonomi pada WorldCom yaitu terlalu
besarnya kapasitas telekomunikasi. Masalah ini terjadi karena pada tahun 1998 Amerika
mengalami resesi ekonomi sehingga permintaan terhadap infrastruktur internet berkurang
drastis. Hal ini berimbas pada pendapatan WorldCom yang menurun drastis sehingga
pendapatan ini jauh dari yang diharapkan.
Nilai pasar saham perusahaan Worldcom turun dari sekitar 150 milyar dollar (januari 2000)
menjadi hanya sekitar $150 juta (1 juli 2002). Keadaan ini mebuatan pihak manajemen
berusaha melakukan praktek-praktek akuntansi untuk menghindari berita buruk tersebut.
Biaya jaringan yang telah dibayarkan pihak WorldCom kepada pihak ketiga
dipertanggungjawabkan dengan tidak benar. Dimana biaya jaringan yang seharusnya
dibebankan dalam laporan laba rugi, oleh perusahaan dibebankan ke rekening
modal.
12
Dana cadangan untuk beberapa biaya operasional dinaikkan oleh perusahaan.
Dengan praktik ini, WorldCom berhasil memanipulasi keuntungannya sebesar $ 2 M.
Lalu Cynthia Cooper salah satu auditor internal WorldCom merasa ada sesuatu yang tidak
beres dengan pelaporan keuangan yang terjadi pada perusahaan. Pada masa-masa itu
WorldCom menggunakan jasa perusahaan Arthur Andersen sebagai auditor eksternal
independen. Sedangkan Arthur Andersen sendiri terlilit skandal Enron tidak lama yang lalu.
Jadi bisa dibilang kredibilitas perusahaan Arthur Andersen sendiri mulai dipertanyakan. Dan
pada bulan Mei 2002 Cynthia Cooper berhasil menemukan sebuah lubang pada laporan
keuangan perusahaan mereka.
Pelanggaran yang dilakukan oleh Manajemen Puncak WorldCom sebegai berikut:
Penggelembungan tersebut terjadi karena adanya praktik akuntansi yang keliru dan
manipulasi laporan keuangan oleh pihak manajemen puncak perusahaan;
kuntansi yang keliru ini dapat terealisasi karena dibantu oleh eksternal Arthur
Andersen dan staf akuntansi perusahaan tersebut;
Selain praktik akuntansi yang keliru, CEO WorldCom (Bernie Ebbers) juga
menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi.
Dampak:
Nilai saham turun dari $64,5 menjadi $2 dan akhirnya turun lagi menjadi kurang 1
sen.
Pegawai mengalami kerugian dana pensiun.
Memberhentikan karyawan sebanyak 17.000 orang.
WorldCom mengalami kebangkrutan dan akhirnya pailit.
http://mangkok-garpu.blogspot.co.id/2015/09/kasus-pelanggaran-etika-profesi_97.html
13
Analisa Kasus
a. Kekuatan Pengendalian Internal perusahaan WorldCom menunjukkan pengendalian
internal yang sangatlah lemah seperti halnya Olympus Corporation, pelaku
pelanggaran kode etik yang terjadi pada perusahaan tersebut dilakukan oleh pihak-
pihak internal perusahaan dari mulai direksinya hingga para akuntannya. Hal itu
cukup membuktikan bahwa manajemen di WorldCom merupakan manajemen yang
tidak berintegritas dan tidak melakukan fungsinya dengan baik.
b. Akuntan Publik yang memeriksa WorldCom adalah Kantor Akuntan Publik Arthur
Anderson, Arthur Anderson menyetujui tindakan manipulasi karena tidak adanya
integritas dalam praktik audit Arthur Andersen, sehingga kecurangan yang dilakukan
tidak diungkapkan dalam opini auditor. Selain itu, adanya hubungan antara Arthur
Anderson dengan Sullivan dan Myers yang merupakan pekerja di KAP Arthur
Anderson sebelum bergabung dengan WorldCom.
c. Untuk menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat maka Audit Internal harus
menciptakan budaya yang sehat, terbuka dan taat terhadap corporate governance
dan corporate responbility agar perusahaan tidak melakukan kegiatan yang
melanggar etika. Melakukan transparansi dari pihak manajemen baik kepada auditor
eksternal maupun internal. Juga harus mengefektifkan pengendalian internal,
termasuk penegakan hukum, perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian,
dan paling utama yaitu memperbaiki moral dari setiap elemen perusahaan.
14