DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU:
IKAWATI SETYANINGRUM, M. KEP
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
tentang “OBAT TOPICAL DAN TETES ” tepat pada waktunya dan dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Ikawati Setyaningrum, M.Kep selaku dosen dari mata perkuliahan Keperawatan
Dasar II dan kami mengucapkan banyak sekali terima kasih yang tidak terhingga
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki kami.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui
dan kami sampaikan. Kami jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang
baik dari pembelajaran yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan kami, kami mengharapakan segala bentuk saran, masukan, bahkan kritik
yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan makalah ini.
PENYUSUN
KELOMPOK 6
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan
atau bagian badan manusia. “Kep. MenKes RI No. 193/Kab/B.VII/71”
Penggolongan obat menurut cara pemberiannya ada beberapa macam
diantaranya melalui Oral, injeksi intravena, intramuscular, intracutan, subcutan.
Selain dikemas dalam bentuk injeksi maupun untuk diminum melalui mulut (Oral)
ada beberapa obat yang digunakan secara topical seperti lotion, liniment, ointment,
pasta, bubuk, tetes (instilasi), serta dalam bentuk irigasi baik mata, hidung, telinga,
vagina, maupun rektum.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi obat-obatan topical?
2. Apa saja jenis obat topical?
3. Bagaimana tata cara penggunaan obat secara topical?
TUJUAN
PEMBAHASAN
Pada umumnya obat topical adalah obat yang digunakan pada kulit atau
membrane mukosa untuk memberikan pengaruh local pada bagian tubuh. Namun
dalam tata cara penggunaannya terbagi menjadi beberapa macam meliputi:
Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang terdiri dari epidermis
dan dermis. Epidermis merupakan jaringan terluar pada organ kulit. Ketebalan
epidermis pada seluruh tubuh berbeda-beda. Epidermis paling tebal terletak pada
telapak tangan dan telapak kaki.
Secara terbatas dan selektif, penyerapan zat memang terjadi pada kulit. Pada
kulit normal, obat diserap ke garis kelenjar sebum. Obat dapat diberikan pada kulit
dengan cara digosokkan, disemprotkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan
melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan kulit
yang terjadi
Krim dengan antibiotic sering digunakan pada luka bakar atau ulkus
dekubitus. Krim adalah produk berbasis air dengan efek mendinginkan dan
emolien. Mengandung bahan pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan
jamur, tetapi bahan pengawet tertentu dapat menyebabkan sensitisasi dan
dermatitis kontak alergi.Krim kurang berminyak dibandingkan salep dan secara
kosmetik lebih baik ditoleransi.
Salep dapat digunakan untuk melindungi kulit dari iritasi atau laserasi kulit
akibat kelembaban kulit pada kasus inkontenansia urin atau fekal. Salep tidak
mengandung air, mereka adalah produk berbasis minyak yang dapat membentuk
lapisan penutup diatas permukaan kulit yang membantu kulit untuk
mempertahankan air. Salep nenghidrasi kulit yang kering dan bersisik serta
meningkatkan penyerapan zat aktif, dan karena itu berguna dalam kondisi kulit
kering kronis. Salep tidak mengandung bahan pengawet.
Losion adalah suspensi berair yang dapat digunakan pada permukaan tubuh
yang luas dan pada daerah berbulu. Losion memiliki efek mengeringkan dan
mendinginkan.
Obat transdermal adalah obat yang dirancang untuk larut kedalam kulit untuk
mendapatkan efek sistemik. Tersedia dalam bentuk lembaran.
Lembaran obat tersebut dibuat dengan membran khusus yang membuat zat obat
menyerap perlahan kedalam kulit. Lembaran ini juga dapat sekaligus mengontrol
frekuensi penggunaan obat selama 24 ± 72 jam
• Mengatasi infeksi
Tindakan
Pinset anatomis
Kain kasa
Balutan
Pengalas
Sarung tangan
Prosedur Kerja :
• Cuci tangan
• Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila terdapat
kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis
• Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan
atau mengompres
• Jika diperlukan, tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati
• Cuci tangan
Penyerapan obat pada permukaan kulit terhalang oleh lapisan luar kulit yang
bersifat protektif dan zat berlemak yang melindungi garis kelenjar yang
menyebabkan sulitnya penetrasi. Prinsip steril dalam tata cara pemberian obat
dapat memudahkan penyerapan obat oleh kulit.
2. Tetes mata
Mata adalah organ yang berperan dalam proses penglihatan. Lapisan luar mola
mata disebut sclera. Cornea adalah bagian sclera transparan di bagian depan bola
mata. Sclera merupakan kumpulan serat yang kuat, sedangkan cornea mudah
rusak oleh trauma. Oleh sebab itu, pemakaian obat jarang diarahkan langsung ke
bola mata. Kelenjar lacrimae yang menghasilkan airmata terletak di salah satu sisi
tulang depan hidung. Kelenjar tersebut mengalirkan sekresinya menuj saluran
membuka di kantong conjungtiva. Saluran tersebut meneruskan limpahan cairan
ke hidung dibawah injerior concha. Karena pemakaian langsung tak dapat
dilakukan ke cornea yang sensitive, pemberian obat secara instilasi pada mata
dapat dilakukan pada bagian conjungtiva bagian bawah.
Obat tetes mata digunakan untuk memperoleh pengaruh local, seperti pembersihan
atau kontraksi pupil untuk pemeriksaan dan mengobati infeksi. Tipe larutan tetes
tergantung pada tujuan instilasi.
Kelopak mata dilap bersih sebelum instilasi agar steril. Buka kantung conjungtiva
bagian bawah kemudian lakukan instilasi. Pemberian obat secara instilasi tidak
boleh dilakukan pada kornea karena dapat berisiko merusak cornea. Pasien
diminta menutup kelopak mata dan menggerakkan matanya untuk meratakan
cairan yang telah diteteskan
3. Instilasi telinga
Obat yang berupa cairan diteteskan pada liang telinga untuk memperoleh
pengaruh local seperti melembutkan lilin telinga, mengurangi rasa sakit,
mengefektifkan anastesi local, membunuh organisme yang mengganggu pada
organ telinga. Liang telinga pasien yang akan di instilasi diluruskan, dan obat tetes
dijatuhkan pada bagian sisi liang telinga. Pasien diposisikan berbaring pada posisi
miring dengan telinga yang akan di instilasi berada di bagian atas. Pasien tetap
berbaring beberapa menit setelah instilasi guna mencegah tumpahnya obat dari
liang telinga.
4. Instilasi hidung
Obat tetes pada hidung umumnya diberikan pada pasien yang mengalami
keradangan hidung (rhinitis). Untuk melakukan instilasi hidung, pasien dibantu
duduk dengan kepala ditarik kebelakang atau berbaring dengan kepala miring ke
belakang dibantu dengan bantal sebagai pengganjal. Posisi ini memungkinkan
larutan yang akan kelura mengalir kembali kedalam rongga hidung. Setelah itu
lakukan instilasi sesuai dosis obat. Pasien diinstruksikan tetap menjaga posisinya
selama beberapa menit dan menjaga larutan agar tetap didalam rongga hidung
setelah proses instilasi untuk mencegah tumpahnya cairan obat kedalam
oropharynx.
5. Pemberian melalui Vagina
Vagina merupakan kanal selaput berotot yang memanjang dari bagian luar tubuh
pada vulva sampai cervix utari. Dalam keadaan sehat, vagina sedikit sekali
mengandung pathogen tetapi banyak mengandung organisme non-pathogen.
Organisme non-pathogen tersebut penting karena melindungi vagina dari serangan
pathogen.
Penggunaan obat pada vagina bertujuan untuk mendapatkan efek terapi serta
mengobati saluran vagina dan serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan
supositoria. Yang digunakan untuk mengobati infeksi local.
Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal recumbent. Bersihkan alat kelamin
pasien, kemudian renggangkan labia minora dengan tangan kiri. Kemudian obat
sepanjang sepanjang dinding kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm. Setelah
obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisum dan labia.
Anjurkan pasien tetap dalam posisi selama beberapa saat agar obat bereaksi.
Obat suppositoria atau rectal medication diberikan melalui anus dan berbentuk
seperti peluru atau cairan. Diberikan untuk mengatasi keluhan sistemik atau
sebagai laksatif bila klien mengalami konstipasi. Namun, obat antiemetik dapat
juga diberikan melalui rectal bila pemberian dengan cara yang lain tidak berhasil.
Cairan enema diberikan melalui rectal dengan menggunakan alat khusus. Cairan
enema terdiri dari gliserin cair, sejumlah 100 mL dan dibiarkan sebentar sekitar 5
– 10 menit, sebelum akhirnya klien merasa ingin defekasi.
PROSEDUR PEMBERIAN
1. Persiapan Peralatan
a. Agen tropical yang dipesankan (misalnya krim, losion, aerosol, sprai, bubuk
b. Kartu atau formulir obat
c. Kasa kecil steril
d. Sarung tangan sekali pakai atau steril
e. Aplikator berujung kapas atau tong spatel
f. Baskom dengan air hangat, waslap, handuk, dan sabun basah
g. Kasa balutan, penutup plastic, plester
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan
b. Menjaga privasi pasien
3. Persiapan lingkungan
a. Menutup sampiran
b. Mengatur posisi pasien
4. Prosedur kerja
a) Telaah pesanan dokter untuk memastikan nama obat, kekuatan, waktu dan t
empat pemberian
b) Cuci tangan
c) Atur peralatan di samping tempat tidur klien
d) Tutup gorden / pintu ruangan
e) gelang ID dan menanyakan nama klien
f) Posisikan klien dengan nyaman. Lepas pakaian atau lien tempat tidur, pertah
ankan area yang takdigunakan tertutup
g) Inspeksi kondisi kulit klien secara menyeluruh. Cuci area yang sakit, lepask
an semua debris dankulit yang mengeras (kerak).(gunakan sabun basah ringan
)
h) Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
i) Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen topical saat kulit masih
basah
j) Gunakan sarung tangan bila ada indikasi
k) Oleskan agen topical :
Krim, salep, dan losion mengandung minyak
a. Letakkan 1 sampai 2 sendok teh obat di telapak dan lunakkan dengan meng
gosokkan lembutdiantara kedua tangan
b. Manakala obat telah lunak dan lembut, usapkan merata diatas permukaan ku
lit, lakukan gerakan memanjang searah pertumbuhan bulu
c. Jelaskan kepada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberia
n.
Salep antiangina (nitrogliserin)
a. Berikan beberapa inci salep yang diinginkan di atas kertas pengukur.
b. Kenakan sarung tangan sekali pakai bila diperlukan. Oleskan salep pada per
mukaan kulit dengan
memegang tepi atau bagian belakang kertas pembungkus dan menempatkan sa
lep diatas kulit. Jangan menggosok atau memasase salep pada kulit.
c. Tutup salep dan lapisi dengan pelapis plastic dan plester dengan aman. (tida
k menjadi keharusan)
Sprei Aerosol
a. Kocok wadah dengan keras
b. Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang seprai menjauh ar
ea (biasanya 15 sampai30 cm)
c. Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk memali
ngkan wajah dari arahseprai
d. Semprotkan obat dengan merata pada bagian yang sakit
Losion mengandung suspense
a. Kocok wadah dengan kuat
b. Oleskan sejumlah kecil losion pada kasa balutan atau bantalan kecil dan ol
eskan pada kulit denganmenekan merata secara pertumbuhan bulu.
c. Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering
Bubuk
a. pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
b. rengangkan dengan baik bagian lipatan kulit seperti diantara ibu jari ata
u bagian bawah lengan
c. bubuhkan sedikit area kulit dengan dispenser sehingga area tertutup den
gan bubuk halus, lapisantipis.
d. Tutup area kulit dengan balutan bila diperintahkan oleh dokter
e. Bantu klien posisi nyaman, kenakan kembali pakaian dan tutup dengan l
inen tempat tidur sesuaikeinginan.
f. Buang peralatan yang basah pada wadah yang disediakan dan cuci tanga
n.
KEUNTUNGAN
Keuntungan jenis sediaan ini adalah dapat meningkatkan hidrasi kulit,
meningkatkan absorpsi perkutan, water resistant, dan biasanya tanpa
preservatif.
KEKURANGAN
Kekurangannya adalah berminyak, mencegah efek pendinginan melalui
evaporasi, tidak nyaman di iklim yang hangat, dan dapat menyebabkan
overhidrasi.
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
1. Kaji pengetahuan klien atau pemberian perawatan tentang tindakan dan
tujuan medikasi.
2. Perhatikan kemampuan klien dalam menggunakan obat secara mandiri
3. Waspada terhadap penggunaan obat terlalu banyak karena suatu lapisan
pada kulit mempengaruhipenyerapan obat.
4. Pastikan bahwa klien atau pemberi perawatan tahu tanda reaksi lokal ag
ens topikal.
5. Tekankan perlunya mencuci tangan secara menyeluruh setelah mengole
skan agens topikal.
6. Dengan medikasi serbuk, tekankan pentingnya menghindari menghisap
serbuk
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
http://perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/10/Sari-Kepustakaan-Desain-
dan-Metode-Penghantaran-Obat.Aditia-apriyanto-Haryono.pdf
https://www.academia.edu/36549380/PEMBERIAN_OBAT_SECARA_TOPIKAL
https://www.alomedika.com/prinsip-pemilihan-sediaan-topikal-untuk-
kulit#:~:text=Keuntungan%20jenis%20sediaan%20ini%20adalah,hangat%2C%20dan
%20dapat%20menyebabkan%20overhidrasi