Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 211252105
SEMESTER : 1
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Hal ini terbukti dengan
peristiwa – peristiwa tawuran para pelajar yang saat ini sedang maraknya terjadi. Tawuran sudah
tidak lagi menjadi pemberitaan yang asing lagi ditelinga kita. Banyaknya tawuran antar pelajar
yang terjadi di kota – kota besar di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk
di bahas. Perilaku pelajar yang anarkis berasal dari banyak faktor yang mempengaruhi baik
faktor internal ataupun eksternal. Tawuran pelajar bukan hanya mengakibatkan kerugian harta
benda atau korban cidera tetapi bisa sampai merenggut nyawa orang lain. Di mata mereka nyawa
tidak ada harganya, bahkan mereka merasa bangga jika berhasil membunuh pelajar sekolah lain
yang mereka anggap musuh mereka. Kekerasan dianggap sebagai solusi yang paling tepat untuk
menyelesaikan suatu masalah tanpa memikirkan akibat-akibat buruk yang ditimbulkan.
Tawuran antar pelajar semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng, Perilaku anarki
ini selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat, mereka sudah tidak merasa kalau
perbuatan mereka itu sangat tidak terpuji dan mengganggu ketenangan masyarakat, sebaliknya
mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan geng atau kelompoknya, padahal
seorang pelajar seharusnya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu. Pada saat
bersamaan masyarakat hanya bisa menyaksikan kekerasan demi kekerasan terjadi antara mereka
dan seringkali mencaci perbuatan mereka tanpa berusaha mencari solusi yang bijak akan
permasalahan tersebut. Memojokkan mereka dari sudut pandang negatif yang ada, seolah-olah
seperti seorang terdakwa yang telah mendapat vonis hukum, yang dipastikan sebentar lagi akan
masuk penjara. Padahal sebenarnya tidak bisa dikatakan sepenuhnya bahwa kesalahan itu berasal
dari dalam diri atau faktor internal pelajar itu sendiri.
Masyarakat yang peduli terhadap lingkungan remaja menjadi sangat penting untuk
menciptakan suasana yang bersahabat dengan mereka. Masyarakat sering tidak peka terhadap
respon yang di timbulkan remaja. Sehingga tidak sedikit remaja mengalami semacam gejolak
jiwa yang berupa agresi guna menunjukkan keberdaan mereka dalam suatu lingkungan.
BAGAIMANA PERISTIWANYA
Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi
yaitu
1) Membuat Peraturan Sekolah Yang Tegas Bagi siswa siswi yang terlibat dalam tawuran
akan dikeluarkan dari sekolah. Jika semua siswa terlibat tawuran maka sekolah akan
memberhentikan semua siswa dan melakukan penerimaan siswa baru dan pindahan.
Setiap pelajar siswa siswi harus dibuat takut dengan berbagai hukuman yang akan
diterima jika ikut serta dalam aksi tawuran. Bagi yang membawa senjata tajam dan
senjata khas tawuran lainnya juga harus diberi sanksi.
2) Memberikan pendidikan anti tawuran Pelajar diberikan pemahaman tentang tata cara
menghancurkan akar-akan penyebab tawuran dengan melakukan tindakan-tindakan tanpa
kekerasan jika terjadi suatu hal, selalu berperilaku sopan dan melaporkan rencana pelajar-
pelajar badung yang merencanakan penyerangan terhadap pelajar sekolah lain. Jika
diserang diajarkan untuk mengalah dan tidak melakukan serangan balasan, kecuali
terpaksa.
3) Memisahkan pelajar berotak kriminal dari pelajar yang lain Setiap manusia memiliki sifat
bawaan masing-masing. Ada yang baik, yang sedang dan ada yang kriminil. Daripada
menularkan sifat jahatnya kepada siswa yang lain lebih baik diidentifikasi dari awal dan
dilakukan bimbingan konseling tingkat tinggi untuk menghilangkan sifat-sifat jahat dari
diri siswa tersebut. Jika tidak bisa dan tetap berpotensi tinggi membahayakan yang lain
segera keluarkan dari sekolah.
4) Kolaborasi belajar bersama antar sekolah Selama ini belajar di sekolah hanya di situ-situ
saja sehingga tidak saling kenal mengenal antar pelajar sekolah yang satu dengan yang
lainnya. Seharusnya ada kegiatan belajar gabungan antar sekolah yang berdekatan secara
lokasi dan memiliki kecenderungan untuk terjadi tawuran pelajar. Dengan saling kenal
mengenal karena sering bertemu dan berinteraksi maka jika terjadi masalah tidak akan
lari ke tawuran pelajar, namun diselesaikan dengan cara baik-baik.
5) Membuat program ekstrakurikuler tawuran Diharapkan setiap sekolah membuat ekskul
konsep baru bertema tawuran, namun tawuran pelajar yang mendidik, misalnya tawuran
ilmu, tawuran olahraga, tawuran otak, tawuran dakwah, tawuran cinta, dan lain
sebagainya yang bersifat positif. Tawuran-tawuran ini sebaiknya bukan bersifat
kompetisi, tetapi bersifat saling mengisi dan bekerjasama sehingga bisa bergabung
dengan ekskul yang sama di sekolah lain.
6) Patroli polisi dan satpol PP Patroli polisi dan satpol PP diintensifkan saat jam pulang
sekolah, karena siswa atau mahasiswa yang berbeda almamater biasanya akan cepat
tersulut emosinya saat mereka berpapasan dengan jumlah yang banyak
Dokumentasi