Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM KERJA PENGENDALIAN

RESISTENSI ANTIMIKROBA (PPRA)


RSUD DR. DARSONO PACITAN
JAWA TIMUR

ismail - [2010]
HOME [Company address]

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. DARSONO


KABUPATEN PACITAN
Jl. A. Yani No. 51 Telp (0357) 881410 Fax (0357) 883818
PACITAN
BAB I
PENDAHULUAN

Resisten simikroba terhadap anti mikroba (disingkat: resistensi anti


mikroba, anti microbial resistence, AMR) telah menjadi masalah kesehatan yang
mendunia, dengan berbagai dampak merugikan dapat menurunkan mutu
pelayanan kesehatan. Muncul dan berkembangnya resistensi anti mikroba terjadi
karena tekanan seleksi (selection pressure) yang sangat berhubungan dengan
penggunaan, sedangkan proses penyebaran dapat dihambat dengan cara
mengendalikan infeksi secara optimal.
Resistensi anti mikroba yang dimakaud adalah resistensi terhadap
antimikroba yang efektif untuk terapi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, jamur,
virus, dan parasit. Bakteri adalah penyebab infeksi terbanyak maka penggunaan
antibakteri yang dimakasud adalah penggunaan antibiotik. Intensitas penggunaan
antibiotik yang relative tinggi menimbulkan berbagai permasalahan global bagi
kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik. Selain berdampak
pada morbiditas dan mortalitas, juga member dampak negative terhadap ekonomi
dan sosial yang sangat tinggi.Pada awalnya resistensi terjadi di tingkat ,tetapi
lambatlaun juga berkembang di lingkungan masyarakat, khususnya
Streptococuspneumoniae (SP), Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli.
Melalui penggunaan antibiotik yang rasional dan bijak merupakan salah
satu upaya peningkatan mutu pelayanan dalam program pencegahan
pengendalian infeksi dan program pengendalian resistensi antimikroba.
BAB II
LATAR BELAKANG

Penyakit infeksi di Indonesia masih termasuk dalam sepuluh penyakit


terbanyak. Peresepan dan penggunaan antibiotik yang kurang bijakakan
meningkatkan kejadian resistensi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa telah
muncul mikroba yang resisten antara lain Methicillin Resistant Staphylococcus
aureus (MRSA), resistensi multi obat pada penyakit tuberkulosis (MDR TB) dan
lain-lain. Dampak resistensi terhadap antibiotic adalah meningkatnya morbiditas,
mortalitas dan biaya kesehatan.
Beberapa kuman resisten antibiotic sudah banyak ditemukan di seluruh
dunia, yaitu Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA), Vancomycin-
Resistant Enterococci (VRE), Penicillin-ResistantPneumococci, Klabsiella-
pneumoniae yang menghasilkan Extended-Spectrum Beta-Laktamase (ESBL),
Carbapenem-Resistant Acinetobacterbaumannii dan Multiresistant
Mycobacterium tuberculosis (Guzman-Blanco et al. 2000; Stevenson et al. 2005).
Kuman resisten antibiotic tersebutterjadiakibatpenggunaanantibiotik yang tidak
bijak dan penerapan kewaspadaan standar (standard precaution) yang tidak
benar di fasilitas pelayanan kesehatan.
Di rumah sakit, penggunaan antibiotik yang tidak perlu atau berlebihan
mendorong berkembangnya resistensi dan multiple resisten terhadap bakteri
tertentu yang akan menyebar melalui infeksi silang. Terdapat hubungan antara
penggunaan ( atau kesalahan penggunaan ) antibiotic dengan timbulnya
resistensi bakteri penyebab infeksinosokomial. Resistensi tidak dapat
dihilangkan, tetapi dapat diperlambat melalui penggunaan antibiotik yang bijak.
Hal tersebut membutuhkan kebijakandan program pengendalian antibiotik yang
efektif.Komite Farmasidan Terapi (KFT), Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit (KPPI-RS), Tim Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba (PPRA) merupakan kepanitiaan di rumah sakit yang berperan dalam
menetapkan kebijakan penggunaan antibiotik, pencegahan da npenyebaran
bakteri yang resisten serta pengendalian resistensi bakteri terhadap antibiotik.
Pada setiap kepanitiaan tersebut, apoteker berperan penting dalam
meningkatkan penggunaan antibiotik yang bijak.
Sesuai dengan Undang-Undang RepublikIdonesia No. 40 tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, pada bagian kedua perihal Jaminan
kesehatan maka di butuhkan suatu pedoman pengobatan Antibotik sebagai
pedoman pendukung Formularium Nasional yang dapat digunakan sebagai
acuan pada dan fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Pedoman berupa
formula riumnasional untuk menjamin ketersediaan danakses terhadap obat
serta menjamin kerasionalan penggunaan obat yang aman, bermanfaat dan
bermutu bagi masyarakat.
Maka dari itu untuk penggunaaan antibiotika secara bijak dan peningkatan
mutu seoptimal mungkin perluadanya program pengendalian resistensi
antimikrobaise cara kontinyu olehKomite PPRA dan Komite PPI.
BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

A. TujuanUmum
Program pengendalian resistensi anti biotik bertujuan:
1. Tujuan umum
Menurunkan, meminimalkan, mencegah kejadian resistensi terhadap
antimikroba dan meningkatkan penggunaan antibiotik yang bijak pada pasien
di RSUD drDarsono.

B. Tujuan khusus
1. Menurunkan terjadinya resistensi antimikroba di RSUD dr.Darsono.
2. Mengidentifikasi secara dini kejadian luar biasa (KLB) kuman infeksi di RSUD
dr. Darsono.
3. Mendapatkan data dasar penggunaan antibiotik pada pasien di RSUD dr.
Darsono.
4. Terwujudnya penggunaan antibiotik secara bijak di RSUD dr. Darsono.
5. Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program pengendalian resistensi
antimikroba dan program pencegahan pengendalian infeksi di RSUD dr.
Darsono.
6. Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan di RSUD dr.
Darsono.
BAB IV
KEGIATAN POKOK

A. Program KerjadanKegiatan
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Kegiatan Pokok
a. Tahap persiapan;
b. Tahap pelaksanaan;
c. Monitoring dan evaluasi secara berkala;
d. Laporan kepada Direktur RSUD dr. Darsono.

2. Rincian kegiatan
a. Tahap persiapan
1) Identifikasi kesiapan infrastruktur rumah sakit yang meliputi keberadaan
dan fungsi unsure infrastruktur rumah sakit serta kelengkapan fasilitas
dan sarana penunjang;
2) Penyusunan kebijakan dan pedoman serta panduan yang berkaitan
dengan pengendalian resistensi antimikroba.
b. Tahap pelaksanaan
1) Peningkatan pemahaman
a) Pelatihan/in house training PPRA;
b) Sosialisasi program pengendalian resistensia ntimikroba;
c) Sosialisasi dan pemberlakuan pedoman/ panduan penggunaan
antibiotik.
2) Menetapkan pilot project pelaksanaan PPRA
a) Pemilihan SMF/bagian sebagai lokasi pilot project;
b) Penunjukan penanggungjawab pelaksana pilot project;
c) Pembuatan rencana kegiatan PPRA untuk 1 (satu) tahun.
3) Pelaksanaan pilot project PPRA
a) SMF yang ditunjuk untuk melaksanakan pilot project PPRA dana
lgoritme penanganan penyakit infeksi yang akan digunakan dalam
pilot project;
b) Melakukan sosialisasi danp emberlakuan PPAB tersebut;
c) Selama penerapan pilot project jika ditemukan kasus infeksisulit/
kompleks maka dilaksanakan forum kajian kasus terintegrasi;
d) Melakukan pengumpulan data dasar kasus yang diikuti selama
penerapan dan dicatat dalam form lembar pengumpul data;
e) Melakukan pengolahan dan menganalisis data yang meliputi: data
pola penggunaan antibiotik, kuantitas dan kualitas penggunaan
antibiotik, polamikroba dan polaresistensi.
c. Monitoring dan evaluasi secara berkala
1) Laporan polamikroba dan kepekaannya;
2) Laporan pola penggunaan antibiotic secara kuantitas dan kualitas.
e. Laporan kepada Direktur RSUD dr. Darsono untuk perbaikan kebijakan/
pedoman/ panduan dan rekomendasi perluasan penerapan PPRA di
rumah sakit per tahun.

3. Target Program
a. Menyusun program kerja yang dilakukan pertahunan;
b. Mengadakan pertemuan rutin triwulan;
c. Mengusulkan diklat;
d. Mengusulkan merencanakan kebutuhan;
e. Perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik;
f. Perbaikan kualitas penggunaan antibiotik;
g. Perbaikan pola kepekaan antibiotik dan penurunan pola resistensi
antimikroba;
h. Penurunan angka kejadian infeksi di rumah sakit yang disebabkan oleh
mikroba multiresisten;
i. Peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin, melalui
forum kajian kasusinfeksi;
j. Target program terlaksana adalah 60% dalam waktu 6 bulan.

B. Program Mutu PPRA


Kegiatan yang dilakukan :
1. Perbaikan kuantitas penggunaan anti biotik;
2. Perbaikan kualitas penggunaan anti biotik;
3. Peningkatan mutu penanganan kusus infeksi secara multidisiplin dan
terintegrasi;
4. Penurunan angka infeksi rumah sakit yang disebabkan oleh mikroba resisten;
5. Indikator mutu PPRA terintegrasi pada indicator mutu PMKP.
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

JADWAL KEGIATAN PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA


RSUD dr. DARSONO PACITAN JAWA TIMUR 2019

Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4


PROGRAM KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tahap Identifikasi kesiapan
persiapan infrastruktur rumah sakit
yang meliputi keberadaan
dan fungsi unsure
infrastruktu rrumah sakit
serta kelengkapan fasilitas
dan sarana penunjang
Penyusunan kebijakan dan
pedoman sertapan duan
yang berkaitan dengan
pengendalian resistensia
ntimikroba
Tahap Peningkatan pemahaman
pelaksanaan - Pelatihan Sosialisasidiberikankepadapegawai,
ketua/sekertaris PPRA komitemedikdan unit pilot project
- Pelatihan in house
training PPRA
- Sosialisasi program
pengendalian resistensia
ntimikroba
- Sosialisasi dan
pemberlakuan panduan
penggunaan antibiotik
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
PROGRAM KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Sosialisasi algoritme
penanganan penyakit
infeksi, form monitoring
penggunaan antibiotic
dan form persetujuan
antibiotic lini ketiga
Menetapkan pilot project
pelaksanaan PPRA
- Pemilihan SMF/ bagian
sebagai lokasi pilot
project
- Penunjukan penanggung
jawab pelaksana pilot
project
- Pembuatan rencana
kegiatan PPRA untuk 1
(satu) tahun

Pelaksanaan pilot project


PPRA
Perbaikan kuantitas
penggunaan anti biotik :
- KSM yang ditunjuk untuk
melaksanakan pilot
project PPRA dan
algoritme penanganan
penyakit infeksi yang
akan digunakan dalam
pilot project
- Penghitungan kuantitas
penggunaan anti biotik
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
PROGRAM KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(DDD)
Perbaikan kualitas
penggunaan anti biotik :
- Melaksanakan forum
kajian kasus terintegrasi
Peningkatan mutu
penanganan kasus infeksi
secara multi disiplin dan
terintegrasi :
- Audit klinis
Penurunan angka infeksi
rumah sakit yang
disebabkan oleh mikroba
resisten :
- Penyusunan pola kuman
- Melakukan pengumpulan
data dasar kasus yang
diikuti selama penerapan
dan dicatat dalam form
lembar pengumpul data
- Melakukan pengolahan
dan menganalisis data
yang meliputi: data pola
penggunaan antibiotik,
kuantitas dan kualitas
penggunaan antibiotik,
pola mikroba dan polar
esistensi
Monitoring dan Menyusun laporan pola Tiap tahun
evaluasi mikroba dan kepekaannya
Menyusun laporan pola Tiap Triwulan
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
PROGRAM KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
penggunaan antibiotic
secara kuantitas dan
kualitas
Laporan Tiaptahun
kepada Direktur
BAB VI
SASARAN

Sasaran kegiatan program pengendalian resistensi antimikroba RSUD dr. Darsono, meliputi:
1. Seluruh Anggota komite PPRA RSUD dr. Darsono;
2. Seluruh pihak manajemen yang terkait RSUD dr. Darsono.
Seluruh pelaksana pelayanan kesehatan yang terkait ( klinis, perawat, farmasi, laboratorium
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

BULAN (TAHUN 2019) PENANGGUNG


NO KEGIATAN JAWAB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
TIM PPRA
1 Rapat TIM PPRA RS dr. Darsono

Menyusun program pengendalian TIM PPRA


2
resistensi antimikroba
koordinasi dengan pihak terkait
TIM PPRA
3 dalam melaksanankan program
pengendalian resistensi antimikroba
Inventarisasi dan pemenuhan
TIM PPRA
4 kebutuhan sarana prasarana untuk
pengendalian antimikroba
Melakukan pemeriksaan swab kultur
peralatan untuk identifikasi kuman TIM PPRA
5
yang ada di ruang OK, Mawar, CSSD
Flamboyan
Persiapan SDM terkait program Inho
WS/ WS/s WS/
PPRA melalui pendidikan dan usetr
6 sem emin sem TIM PPRA
pelatihan / workshop PPRA untuk ainin
inar g
ar inar
seluruh anggota komite PPRA
Menetapkan pilot project
pelaksanaan PPRA dan TIM PPRA
7
penanggung jawab tim pelaksana
pilot project
Menentukan batasan atau kriteria
TIM PPRA
8 pasien yang akan dilakukan
pemeriksaan kultur
Pengumpulan data penggunaan TIM PPRA
9
antibiotika tahun2019
Pengumpulan hasil kultur pasien TIM PPRA
10
tahun 2019
Penyusunan pedoman,panduan,
11 kebijakan, SPO terkait pengendalian TIM PPRA
resistensi antimikroba
Membuat indikator mutu program
12
pengendalian resistensi antimikroba
Sosialisasi program pengendalian
TIM PPRA
13 antimikroba dan pemberlakuan
kebijakan, panduan,pedoman,SPO
TIM PPRA
Melakukan forum kajian kasus
(Dilakukan 6
14 terintergrasi untuk kasusinfeksi yang
bulansekaliata
sulit uinsidental)
Melakukan pengumpulan data dasar
kasus yang di ikuti selama
15 TIM PPRA
penerapan dan dicatat dalam form
lembar pengumpul data
Melakukan monitoring untuk
16 kepatuhan pelaksanaan program TIM PPRA
pengendalian resistensi antimikroba
Melakukan pengolahan dan
menganalisis data yang meliputi:
data pola penggunaan antibiotik
17 TIM PPRA
profilaksis, definitif, empiric secara
kuantitas dan kualitas, pola mikroba,
dan pola resistensi
Melaporkan hasil monitoring dan
TIM PPRA
18 evaluasi program pengendalian
resistensi antimikroba kepada
Direktur

Mengajukan rencana kegiatan dan


19 anggaran tahunan PPRA kepada TIM PPRA
Direktur.
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba dilakukan oleh Komite


PPRA dan komite PPI RSUD dr. Darsonodan mengkoordinasikan kepada kepala bidang pelayanan
medis dan keperawatan kemudian membuat laporan kepada Direktur.
BAB IX
PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Semua hasil kegiatan program pengendalian resistensi antimikroba dicatat pada catatan
harian dan catatan bulanan.
Pelaporan dan hasil evaluasi dilakukan tiap bulan, empat bulan,semester dan tahunan
kepada KPPRA, KPPI dan di koordinasikan kepada kepala bidang pelayanan medis dan
keperawatan kemudian dilaporkan kepada direktur RSUD dr. Darsono.
BAB X
PEMBIAYAAN DAN ANGGARAN

Dengan tersusunnya Program Kerja Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) Tahun


2019 maka diharapkan semua kegiatan pengendalian resistensi antimikroba RSUD dr Darsono yang
dilakukan dalam kurun waktu tahun 2019 selalu berpedoman pada program ini.
Segala biaya sebagai akibat dari dilaksnakannya Program Kerja Pengendalian Resistensi
Antimikroba (PPRA) Tahun 2019 RSUD dr Darsono Kabupaten Pacitan dibebankan pada anggaran
RSUD dr Darsono Kabupaten Pacitan.

Anda mungkin juga menyukai