Anda di halaman 1dari 16

POKJAR KENDARI

TUGAS 3

MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD

Oleh

RATI LIANTI
859738793

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS

TERBUKA

KENDARI

2022
MODUL 6
MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH
DASAR
Kegiatan Belajar 1
Hakikat Media Pembelajaran
A. Pengertian Media Pembelajaran
1. Dalam dictionary of education, media pembelajaran adalah alat atau
materi lain yang menyajikan bentuk informasi secara lengkap dan dapat
menunjang proses belajar mengajar.
2. Sementara itu, Hamidjojo member batasan media sebagai semua bentuk
perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaiakan atau
menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau
pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju
(Arsyad, 1997:4)
Sebagaimana dikemukakan pada pembahasan istilah, media pembelajaran
pada dasarnya merupakan semua alat bantu yang dimanfaatkan guru dalam
rangka mempermudah pembelajaran.
B. Media Pembelajaran dan Teori Belajar Bahasa
Ada dua teori yang dapat dihubungkan dengan media pembelajaran , yakni
teori akomodasi dan hipotesis saringan afektif.
1.    Teori Akomodasi Ellis dan Media Pembelajaran
Dalam pembelajaran bahasa, motivasi merupakan penentu utama
kemahiran berbahasa kedua (Ellis, 1986:255). Teori ini memberikan
penjelasan bahwa motivasi yang tinggi pada diri pembelajar akan
menghasilkan kemahiran berbahasa yang lebih dibandingkan dengan
motivasi yang rendah.
2.    Hipotesis Saringan Afektif Krashen dan Media Pembelajaran
Menurut Krashen (1985:3), saringan afektif yang dimiliki pembelajar
bahasa akan menentukan seberapa banyak pembelajar bias
berhubungan dengan input bahasa dan bagaimana pembelajar dapat
mengubah input menjadi intake.
C. Menghadirkan Media dalam Pembelajaran
Ada enam tahap yang dilakukan agar media yang dihadirkan menjadi
efektif, antara lain:
1.      Menganalisis cirri-ciri pembelajar atau siswa. Guru harus
mengetahui bagaimana karakteristik peserta didiknya.
2.      Merumuskan tujuan. Tujuan dirumuskan dari Kompetensi Dasar
yang ada di kurikulum.
3.      Memilih, mengubah dan merancang bahan.
4.      Menggunakan bahan. Dari KD diketahui bahwa materinya adalah
membaca cepat. Dengan demikian, bahan yang dikembangkan adalah
mempersiapkan bahan yang baru teks yang dibangun oleh 250 kata.
5.      Mengukuhkan respon siswa.
6.      Mengevaluasi media.
D. Prinsip Pemilihan Media
Berikut merupakan  pertimbangan dalam memilih dan menentukan media
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia:
1.      Fungsional
Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang
benar-benar fungsional dalam arti cocok dengan tujuan pembelajaran
dan benar-benar berfungsi untuk menunjang ketercapaian tujuan
pembelajaran. Media yang digunakan bukan sekedar sebagai
pelengkap proses pembelajaran, tetapi benar-benar merangsang
siswa untuk berlatih,berlatih dan berlatih berbahasa dab bersastra.
2.      Tersedia
Pertimbangan lain dalam pemilihan dan penentuan media
pembelajaran adalah ketersediaan media itu. Artinya pada saat kita
perlukan dalam pembelajaran, media itu dapat kita dapatkan.
3.      Murah
Pada dasarnya segala sesuatu yang ada di lingkungan siswa, sekolah
dan lingkungan kita dapat kita gunakan untuk media pembelajaran
bahasa dan sastra.
4.      Menarik
Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran adalah
media yang menarik bagi siswa sehingga termotivasi untuk terlibat
dalam proses pembelajaran secara lebih intens.
D. Penggunaan Media Pembelajaran
Dalam pembelajaran kita dapat mengembangkan media berbasis manusia,
media berbasis cetakan, media berbasis audio-visual dan media berbasis
komputer.
1.      Media berbasis manusia
Salah satu factor penting dalam pembelajaran dengan media
berbasis manusia ialah rancangan pembelajaran yang interaktif.
Jenis pembelajaran yang mengoptimalkan media berbasis manusia
meliputi:
(a) Pembelajaran partisipatori (pembelajaran yang dimulai dengan
tahap curah pendapat dari seluruh siswa).
(b) Pembelajaran bermain peran (jenis pembelajaran yang dimulai
dengan bermain peran yang diberi tahapan dengan pelaku dari
siswa secara sukarela).
(c) Pembelajaran kuis tim (jenis pembelajaran yang dimulai dengan
mengumumkan bahwa aka nada kuis pada akhir pembelajaran).
(d)Pembelajaran kooperatif (jenis pembelajaran yang menciptakan
tim-tim atau kelompok-kelompok yang bertanggung jawab untuk
saling mengajar pengetahuan atau keterampilan khusus).
(e) Pembelajaran 99 detik (rancangan pembelajaran yang membantu
siswa merespon informasi dengan meminta siswa
mengorganisasikan secara singkat informasi ke dalam penyajian
yang tidak lebih dari 99 detik).
2.      Media berbasis cetakan
Yang termasuk media berbasis cetakan antara lain buku teks,
buku penuntun, jurnal,majalah dan lembaran lepas. Teks berbasis
cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat
merancang: konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf
dan penggunaan spasi kosong.
3.      Media berbasis visual
Bentuk visual dapat berupa gambar representasi seperti:
(a) Gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana
tampaknya suatu benda,
(b) Diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep,
organisasi dan struktur isi materi,
(c) Peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara
unsur-unsur dalam isi materi,
(d) Grafik, seperti table, grafik dan bagan yang menyajikan
gambaran/kecenderungan data atau antarhubungan seperangkat
gambar atau angka-angka.
4.      Media berbasis komputer
Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat
menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang
dilakukan oleh siswa. Lebih dari itu, komputer memiliki
kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai
dengan kebutuhan. Perkembangan teknologi yang pesat saat ini
telah memungkinkan komputer memuat dan menayangkan
beragam bentuk media di dalamnya.
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dikenal
dengan nama “pembelajaran dengan bantuan komputer “ Computer-
Assisted Instruction disingkat CAI atau Computer-Assisted
Learning disingkat CAL. Dalam pelaksanaan CAI dapat  berbentuk
tutorial, drills and practise, simulasi dan permainan.
Kegiatan Belajar 2
Media Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Lisan
A. MEDIA PEMBELAJARAN MENYIMAK
Terdapat empat media belajar yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
keterampilan menyimak, yakni:
1.      Media dengar, Media ini dapat berbentuk radio, tape recorder, atau
laboratorium bahasa.
2.      Lagu, Melalui lagu siswa dapat mengingat kosakata, frasa,
ungkapan/idiom, intonasi, kalimat, dan sebagainya.
3.      Manusia, guru dapat membacakan sendiri sebuah berita layaknya
seorang penyiar untuk selanjutnya disimak oleh siswanya.
B. MEDIA PEMBELAJARAN BERBICARA
Terdapat tiga media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
keterampilan berbicara, yakni:
1. Gambar
Media pembelajaran yang dapat dipilih untuk pengembangan
keterampilan berbicara adalah gambar. Terdapat dua macam gambar
yakni gambar asli dan gambar ilustrasi. Gambar asli adalah hasil foto
dari media kamera. Ilustrasi adalah gambar dari hasil karya
seseorang.
2. Peraga bercerita
Peraga bercerita dapat berupa boneka, wayang atau media lainnya.
3. Teks
Teks yang dimaksud adalah bahan bacaan yang harus dibaca oleh
siswa.dari hasil membaca, guru selanjutnya member tugas kepada
siswa untuk menyampaikan apa yang dibacanya secara lisan.
4.Penutup
Kegiatan Belajar 3
Media Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Tulisan
A. MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA
Macam-macam media yang dapt dipergunakan dalam pembelajaran
keterampilan berbahasa tulis (membaca),  antara lain:
1.      Teks
     Media pembelajaran yang berupa teks dapat dimanfaatkan dalam
membaca pemahaman, membaca teknik, membaca cepat dan
membaca indah.
2.      Manusia
Media yang berbasis manusia dihadirkan dalam pembelajaran
khususnya untuk kompetensi dasar membaca nyaring, membaca
indah, membaca teknik dan membaca cepat/memindai.
3.      Audio-visual
Media audio-visual dihadirkan dalam pembelajaran terkait
dengan kompetensi dasar membaca indah (membaca puisi,
membaca cerita pendek dan membaca drama).

B. MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS


Beberapa media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran keterampilan
menulis adalah:
1.      Gambar
            Gambar menjadi media pembelajaran yang efektif dalam
pembelajaran keterampilan menulis. Menurut Oemar Hamalik
(1986:43) berpendapat bahwa “ Gambar adalah segala sesuatu yang
diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan
perasaan atau pikiran”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2001: 329) “ Gambar adalah tiruan barang, binatang,
tumbuhan dan sebagainya.”
            Menurut Arief Sadiman, Dkk (2003: 28-29): Media grafis visual
sebagimana halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan
pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai
menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampikan
dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-
simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses
penyampian pesan dapat berhasil dan efisien.
            Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula
untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan
atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau
diabaikan tidak digambarkan. Gambar termasuk media yang relatif
mudah ditinjau dari segi biayanya.
2.      Foto
            Foto juga dapat menjadi media pembelajaran yang efektif dalam
pembelajaran menulis. Foto dapat dipilih menjadi sumber tulisan.

3.      Lingkungan sekitar
            Lingkungan yang berada disekitar kita dapat dijadikan sebagai
sumber belajar. Lingkungan meliputi: Masyarakat disekeliling
sekolah; Lingkungan fisik disekitar sekolah, bahan-bahan yang
tersisa atau tidak dipakai, bahan-bahan bekas dan bila diolah dapat
dimanfaatkan sebagai sumber atau alat bantu dalam belajar, serta
peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Jadi,
media pembelajaran lingkungan adalah pemahaman terhadap gejala
atau tingkah laku tertentu dari objek atau pengamatan ilmiah
terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai bahan pengajaran
siswa sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah dengan
membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka
temui di lingkungan mereka.
4.      Benda-benda model
            Yang dimaksud dengan benda model adalah benda-benda contoh
yang akan ditulis oleh anak. Dalam pembelajaran, benda-benda
model dapat dijadikan model yang akan dijiplak, divariasikan dan
dikembangkan oleh siswa. Dengan mengetahui sebuah model siswa
dapat mengembangkan tulisannya secara lebih terarah.
MODUL 8
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA DI SD
KEGIATAN BELAJAR 1
Model Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Lisan (Reseptif-
Produktif)
A. KETERAMPILAN BERBAHASA
Untuk sampai pada bagaimana mengajarkan keterampilan berbahasa
Indonesia , anda perlu memiliki penguasaan keterampilan berbahasa sebagai
materi yang akan dilatihkan kepada siswa. Bahasa dikelompokkan menjadi
bahasa ragam lisan dan ragam tulis. Kedua ragam tersebut memiliki sifat
reseptif dan sifat produktif. Sifat Reseptif bermakna aktif memahami.
Sedangkan, Sifat Produktif bermakna menghasilkan sesuatu yang berkaitan
dengan bahasa. Artinya seorang pembicara aktif menyampaikan pesan, ide
atau pemikiran berbentuk pembicaraan kepada orang lain (penyimak) atau
seorang penulis aktif menyampaikan pesan, ide atau pemikiran berbentuk
tulisan kepada orang lain (pembaca).
Ada tiga komponen penting dalam pembelajaran berikut ini : 1. Silabus, 2.
Masyarakat belajar, 3. Media pembelajaran.
B. MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN BERBICARA DI KELAS RENDAH
Pelaksanaan pembelajaran apapun dan dimanapun akan berjalan dengan
lancer dan berhasil dengan baik jika didahului dengan penyusunan strategi
pembelajaran yang tepat, seperti pengunaan silabus dan rpp sesuai dengan
kurikulumnya dan model pembelajarannya.
C. MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN BERBICARA DI KELAS TINGGI
Pelaksanaan pembelajaran di kelas tinggi tidak jauh berbeda dengan di kelas
rendah, perbedaannya hanya terletak pada kompetensi dan kedalaman
materi. Contoh Pelakasanaan Pembelajaran
1. Satu kali pertemuan (1 x 40 menit)
2. Menyapa siswa dan menciptakan suasana kondusif
3. Menginformasikan kompetensi yang akan diperoleh siswa bahwa siswa
akan mampu menyampaikan pesan kepada orang lain yang diterimanya
melalui telepon dengan bahasa yang santun.
4. Menginformasikan kepada siswa langkah-langkah kegiatan yang akan
dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi tersebut.
5. Siswa diminta mengamati gambar dan membahasnya, guru sebagai
fasilitator
6. Melakukan Tanya jawab tentang kegiatan bertelpon
7. siswa mendengarkan kaset rekaman yang berisi percakapan
8. mendiskusikan hasil simakkan
9. berlatih melakukan percakapan melalui telepon yang berisi pesan untuk
disampaikan kepada orang lain
10. melakukan penilaian dengan cara dua orang bertelpon, satu orang
menerima pesan berdasarkan isi pembicaraan melalui telepon.
11. menugasi siswa menuliskan apa saja yang disampaikan/diterima melalui
percakapan di telpon
12. melakukan refleksi
13. memberikan tindak lanjut dengan menugasi siswa membuat dialog untuk
telpon.

Kegiatan Belajar 2
Model Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Tulis (Reseptif-
Produktif)
A. PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS DI KELAS RENDAH
Terdapat banyak metode pembelajaran membaca dan menulis di kelas
rendah atau membaca dan menulis permulaan. Ada empat macam metode
pembelajran membaca yang disajikan pada buku ini, yakni : Metode Eja atau
metode bunyi, metode kata, metode global atau metode kalimat, dan metode
structural analitik dan sintetik atau yang biasa disebut SAS. Metode eja
adalah metode yang digunakan dengan cara memperkenalkan huruf kepada
siswa. Metode kata adalah metode yang digunakan dengan menampilkan
kata-kata. Metode global adalah metode digunakan dengan cara
menampilkan kalimat. Sedangkan metode SAS adalah metode yang
digunakan dengan cara menganalisis dan mensintesis sebuah kalimat.
B. PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS DI KELAS TINGGI
Pembahasan ini lebih kita fokuskan pada pembelajaran menulis. Namun,
demikian. Keduanya tidak akan pernah dipisahkan. Pada pembelajaran
berbahasa tulis terdapat istilah membaca dan menulis permulaan serta
membaca dan menulis lanjutan. Membaca dan menulis permulaan
dilaksanakan di kelas rendah, sedanhgkan membaca dan menulis lanjutan
dilaksanakan di kelas tinggi. Adapun teknik-teknik pembelajaran menulis
pada kelas tinggi yakni :
1) Reka cerita gambar
2) meniru model
3) mengisi
4) menyusun kembali
5) memerikan
6) meringkas bacaan
7) menulis bersama.

MODUL 9
MODEL PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SD
Kegiatan Belajar 1
Pembelajaran Apresiasi Sastra Di Kelas Rendah
A. PENGERTIAN APRESIASI SASTRA
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI, 1999:53) apresiasi
didefinisikan dalam 3 hal, yakni !) kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan
budaya, 2) penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu, 3) kenaikan nilai
barang karena harga pasarnya naik atau permintaan akan barang itu
bertambah.
Apresiasi sastra adalah penghargaan (terhadap karya sastra) yang di
dasarkan pada pemahaman. (Sujiman dalam Santosa, 2008).
Apresiasi sastra adalah penghargaan atas karya sastra sebagai hasil
pengenalan, pemahaman, menafsiran, penghayatan, dan penikmatan yang
didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam
suatu karya sastra. (Zaidan dalam Santosa, 2008).
B. TUJUAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA
Huck, dkk. (1987 dalam http://mbahbrata.wordpress.com/) menyatakan
bahwa pembelajaran apresiasi sastra di SD harus memberikan pengalaman
pada siswa yang berkontribusi, Adapun tujuan-tujuannya yakni :
1. Pencarian kesenangan pada buku
2. Menginterpretasikan bacaan sastra
3. Mengembangkan kesadaran bee sastra
4. Mengembangkan apresiasi
C. KARAKTERISTIK SISWA SD DI KELAS RENDAH
Anak SD kelas rendah pada umumnya sudah dapat menangkap cerita yang
dikisahkan oleh orang tua atau guru mereka. Diantara mereka juga sudah
mempunyai kemampuan tinggi dalam membaca buku cerita atau puisi.
Anak SD kelas rendah kebih menyukai cerita sederhana tentang kehidupan
sehari-hari, dongeng binatang, dan kisah lucu.
D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI KELAS
RENDAH
1. Kriteria Pemilihan Bahan Mengacu pada 3 bentuk karya sastra yaitu
Prosa, Puisi Dan Drama.
2. Langkah-langkah yang digunakan Dapat dilakukan penilaian secara
prosedur maupun instrumen .
E. PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA
INDONESIA DI KELAS RENDAH
Dalam melaksanakan apresiasi sastra anak, kita dapat melakukan beberapa
kegiatan, yakni kegiatan apresiasi secara langsung, apresiasi tidak
langsung ,pendokumentasian sastra anak, dan melatih kegiatan mencipta
sastra (rekreatif).
Pengembangan Materi Pembelajaran Apresiasi Sastra di Kelas Rendah dapat
berawal dari kegiatan pra-KBM sampai dengan KBM di kelas.
F. PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA SECARA TERPADU DI SD KELAS
RENDAH
Pembelajaran Apresiasi Sastra di Kelas Rendah secara terpadu di kelas
rendah dapat mengantarkan anak ke dalam kemampuan berbahasa
sampaui pada tataran apresiasi, ekspresi, dan kreasi.

Kegiatan Belajar 2
Pembelajaran Apresiasi Sastra Di Kelas Tinggi
A. KARAKTERISTIK SISWA SD KELAS TINGGI
1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis seharihari.
2. Amat realistik (ingin tahu)
3. Ada minat terhadap hal khusus
4. Menyelesaikan tugas sendiri
5. Semangat untuk mendapatkan nilai tinggi
6. Dengan berkelompok

B. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA INDONESIA


SECARA TERPADU DI KELAS TINGGI
Langkah-Langkah Secara Terpadu
1. Mengidentifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
2. Menganalisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
3. Menjabarkan Kompetensi menjadi kata kerja operasional
4. Menjabarkan bahan ajar menjadi lebih spesifik
5. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi
6. Merumuskan materi pokok dari kompetensi dasar
7. Merumuskan materi pembelajaran dari indikator
8. Menandai jenis apresiasi yang dituntut dan teori yang digunakan

C. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA INDONESIA


DI KELAS TINGGI
Anda dapat melaksanakan langkah-langkah pembelajran apresiasi
prosa. .tentu saja harus mengawalinya dengan perencanaan. Perencanaan
pembelajaran mencakup tujuan khusus pembelajaran. Misalnya tujuan
khusus pembelajaran dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Siswa mampu mengemukakan kembali ringkasan isi cerita sesuai dengan
rangkaian cerita, pelaku cerita, dan tempat kejadian dalam cerpen batu
menangis.
2. Siswa mampu memberikan tanggapan terhadap kejadian cerita batu
menangis.
3. Siswa mampu mengemukakan kembali ringkasan tanggapan secara lisan
dengan baik dan benar.
D. PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA
INDONESIA DI KELAS TINGGI
Pengembangan materi pembelajaran apresiasi sastra di kelas tinggi
berlandaskan apresiasi sastra yaitu menggunakan 4 pendekatan yaitu:
1. Menyimak
2. Membaca
3. Menulis
4. Berbicara
E. PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA SECARA TERPADU DI SD KELAS
TINGGI
Tugas guru ialah menumbuh kembangkan jiwa merdeka anak didik dengan
mewaspadai rambu-rambu sifat kodrati anak didik, melihat, mengamati,
meniru, dalam suasana yang bebas dari tekanan, dari ketakutan, dari
keharus-harusan (Dwiarso 2008 dalam Demarjati, 2008).

Anda mungkin juga menyukai