KEGIATAN PRAKERIN DI
Disusun oleh:
Kelas: XI-Oryzae
No.absen: 13
NIS: 907/29.074
Laporan ini dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti ketuntasan
kegiatan praktik kerja industri SMK FARMASI DAN DENTAL ASISTEN Bojonegoro di
PUSKESMAS TRUCUK BOJONEGORO
Kelas: XI-Oryzae
Pembimbing DU/DI
Puskesmas Trucuk
Mengetahui
Kepala SMK Sentosa Dharma Bojonegoro
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT.yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Puskesmas
Trucuk Bojonegoro dapat dilaksanakan dengan lancar.
Dalam penyusunan laporan tersebut tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Untuk itu
tidak salah pada kesempatan ini, saya sebagai penyusun mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Ibu Frestina Bhakti H. ST., M.M selaku kepala SMK FARMASI DAN DENTAL
ASISTEN BOJONEGORO
2. Ibu Dr. Widya Aksita selaku kepala Puskesmas Trucuk Bojonegoro
3. Ibu Khumaidah Hesti Nurani, A,Md,Farm. selaku pembimbing di Puskesmas Trucuk
Bojonegoro yang telah memberikan kesempatan untuk menjalankan praktek kerja
industri dengan baik.
4. Bapak Muhammad Ridwan, S.Pd selaku koordinator dalam pelaksanaan prakerin
dan selaku pembibing prakerin.
5. Seluruh pihak yang telah membantu sehingga dapat diselesaikannya laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun terhadap penyempurna laporan ini
agar lebih baik kedepannya. Semoga laporan ini berguna bagi semua pembaca.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1) Manfaat
manfaat dilaksanakannya praktek kerja industri (PRAKERIN) adalah untuk
mengaplikasikan praktek siswa dan siswi diluar sekolah dan juga agar siswa dan
siswi mengetahui bagaimana praktek kerja sesungguhnya di tempat kerja atau
instansi terkait
2) Tujuan
Tujuan praktek kerja industri (PRAKERIN) adalah agar siswa dan siswi
terlatih di dunia industri atau instansi terkait dan siswa bisa mengapresiasikan
keunggulan masing-masing tempat pkl serta siswa dan siswi dapat mengukur
kemampuannya masing-masing di dunia kefarmasian, dan untuk menjadikan
kegiatan yang nantinya siswa dan siswi mampu berintropeksi diri untuk lebih
baik kedepannya.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Perencanaan
Perencananaan adalah untuk mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah obat dan
perbekalan kesehatan yang mendekati kebutuhan, meningkatkan penggunaan obat
secara rasional, meningkatkan efiensi penggunaan obat.
b. Perrrmintaan obat
Permintaan obat adalah memenuhi kebutuhaan obat di masing-masing unit pelayanan
kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah kerjanya. Sumber
penyediaan obat dipuskesmas adalah berasal dari Dinas kesehatan kabupaten atau
kota, obat yang diperkenalakn untuk di sediakan di puskesmas adalah obat esensial
3
yang jenis dan itemnya ditentukan setiap tahun oleh mentri kesehatan dengan merujuk
kepada daftar obat esensial nasional.
c. Penerimaan obat
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang diserahkan dari
unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola dibawahnya.
d. Penyimpanan obat
penyimpanan obat adlah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan
mutunya tetap terjamin.
e. Distribusi
Penyaluran atau distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara
merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan kesehatan.
f. Pengendalian
Tujuan:
agar tidak kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian persediaan
Pengendalian penggunaan
Penanganan obat hilang
g. Pelayanan obat
Agar pasien mendapat obat sesuai dengan resep dokter dan mendapat
informasi bagaimana menggunakannya, semua resep yang telah dilayani oleh
puskesmas harus dipelihara dan disimpan minimal 2 (dua) tahun dan pada setiap resep
harus diberi tanda:
“umum” untuk resep umum
“askes” untuk resep yang diterima oleh peserta asuransi kesehatan
“gratis” untuk resep yang diberikan kepada pasien yang dibebaskan dari pembiayaan
restribusi.
Puskesmas bertanggung jawab atas terlaksananya pencatatan dan pelaporan
obat yang tertib dan lengkap serta teoat waktu untuk mendukung pelaksanaan seluruh
aspek pengelolaan obat.
4
BAB III
A. PENGERTIAN PUSKESMAS
pengertian puskesmas yaitu suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara
menyeluruh terpadu yang berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal
dalam suatu wilayah tertentu Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu
organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat
yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok, Depkes RI (2004). Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
wilayah kerja (Effendi, 2009). Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan
pelayanan yang menyeluruh yang meliputi:
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis
kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia
(Effendi, 2009).
1. Tugas Puskesmas
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 Tahun 2019
tentang Puskesmasa dijelaskan bahwa tugas puskesmas adalah:
5
2. Fungsi Puskesmas
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 Tahun
2019 tentang Puskesmasa dijelaskan bahwa fungsi puskesmas adalah:
1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan
4) Melakasanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas
5) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
C. PENYIMPANAN OBAT
b) Persyaratan gudang
Gudang yang akan dipakai untuk menyimpan obat haruslah dapat menjamin obat dalam
keadaan baik, untuk itu gudang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (Depkes, 2003) :
1) Luas minimal 3 X 4 m2 dan atau disesuaikan dengan jumlah obat yang disimpan.
2) Ruangan kering dan tidak lembab.
3) Memiliki ventilasi yang cukup.
4) Memiliki cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai pelindung untuk
menghindar adanya cahaya langsung dan berteralis.
5) Lantai dibuat dari semen/tegel/keramik/papan (bahan lain) yang tidak memungkinkan
bertumpuk debu dan kotoran lain.Harus diberi alas papan (palet).
6) Dinding dibuat licin dan dicat warna cerah. Hindari pembuatan sudut lantai dan
dinding yang tajam. Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat.
7) Mempunyai pintu yang dilengkapi dengan kunci ganda
8) Tersedia lemari/laci khusus untuk narkotika dan psikotropika yang selalu terkunci dan
terjamin keamanannya.
9) Harus ada pengukur suhu dan higrometer ruangan (Kemenkes, 2016).
6
D. TUJUAN PENYIMPANAN OBAT
Penyimpanan obat merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pengurusan
penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan di dalam ruang penyimpanan. Menurut
Warman (2004) tujuan dari penyimpanan antara lain :
a. Mempertahankan mutu obat dari kerusakan akibat penyimpanan yang tidak baik.
b. Mempermudah pencarian di gudang atau kamar penyimpanan.
c. Mencegah kehilangan dan mencegah bahaya.
d. Mempermudah stok opname dan pengawasan.
1. Aman, yaitu setiap barang/obat yang disimpan tetap aman dari kehilangan dan
kerusakan.
a. Kehilangan karena dicuri orang lain, dicuri karyawan sendiri, dimakan hama
(tikus) atau hilang sendiri (tumpah, menguap).
b. Kerusakan, yaitu akibat barang itu sendiri rusak atau barang itu merusak
lingkungan (polusi).
2. Awet, yaitu barang tidak berubah warnanya, baunya, gunanya, sifatnya, fungsinya,
dan lain-lain.
3. Cepat, yaitu cepat dalam penanganan barang berupa menaruh atau menyimpan,
mengambil, dan lain-lainnya.
4. Tepat, dimana bila ada permintaan barang, barang yang diserahkan memenuhi lima
tepat, yaitu tepat barang, kondisi, jumlah, waktu dan harganya.
5. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab.
6. Mudah, yaitu :
a. Mudah menangani barang dan mudah menempatkan barang ditempatnya,
menemukan dan mengambilnya.
b. Mudah mengetahui jumlah persediaan.
c. Mudah dalam pengawasan barang.
d. Mudah, yaitu biaya yang dikeluarkan sedikit untuk menanganinya, yaitu mudah
dalam menghitung persediaan, pengamanan dan pengawasannya.
1.
7
BAB IV
PENUTUP
i. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
Sistem Pengelolaan Obat di Puskesmas Maukaro termaksud dalam kategori
baik, yang meliputi permintaan, penerimaan, pendistribusian, penggunaan,
pencatatan dan pelaporan, sedangkan untuk penyimpanan masuk dalam
kategori cukup.
ii. Saran
1. Kepada pihak Puskesmas agar lebih memperhatikan kelengkapan
sarana dan prasarana guna menunjang pengelolaan obat.
2. Kepada pihak Puskesmas agar dapat mengusulkan tambahan tenaga
farmasi kepada Pemerintah Daerah guna menunjang kegiatan
pelayanan kefarmasian.
8
BAB V
DOKUMENTASI
9
Daftar pustaka
A. https://m.merdeka.com/jatim/ketahui-tugas-dan-fungsi-puskesmas-beserta-tujuannya-
pelajari-lebih-lanjut-kln.html?page=3
B. https://www.academia.edu/39774283/LAPORAN_PKL_PUSKESMAS
C. https://puskesmastulakan.pacitankab.go.id/?page_id=584
D. https://repository.poltekeskupang.ac.id/196/1/AMALIA%20YULIANA
%20PANDE.PDF
E. INAYAH WULANDARI, 2018.Laporan kegiatan prakerin di puskesmas Trucuk
Bojonegoro. Pada 06 April 2022
10