Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rahma Tavisa

Nim : 043928479

Prodi : Ilmu Administrasi Negara

Tugas 2 Sistem Hukum Indonesia

Merujuk pada Pasal 1338 KUHPerdata bahwa Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali, selain atas
kesepakatan kedua belah pihak atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup
untuk itu.

Pertanyaan:

1. Bagaimanakah jika rekanan dalam perjanjian tersebut menggantung tanpa kepastian proyek
pengerjaan sesuai yang telah dituangkan dalam perjanjian.

Pada Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Yang berarti bahwa kedua belah pihak wajib
melaksanakan perjanjian yang telah disepakati sebagaimana mentaati undang-undang.

Hal ini disebutkan dalam Pasal 1338 ayat (2) KUHPerdata yaitu suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali
selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undangundang dinyatakan
cukup untuk itu. Disini makna yang dapat kita ambil adalah undang undang menjadi pengikat antara kedua
belah pihak dalam sebuah perjanjian. Dan bagaimana jika perjanjian tersebut menggangung tanpa kepastian
proyek pengerjaan sesuai yang telah dituangkan dalam perjanjian? Bagi saya, perjanjian tersebut tidak bisa
dibatalkan secara sepihak, sekalipun salah satu pihak menggantung tanpa kepastian. Karena berdasarkan
peraturan yang berlaku, sekalipun sebelah pihak menggantung, karena hal ini sudah diatur dalam undang-
undang yang berlaku yang tentunya akan ada sanksi bagi pihak yang menggantungkan atau melanggar
perjanjian tersebut. Karena di dalam sebuah perjanjian tersebut sudah diatur kontrak apa yang harus
dikerjakan dan bagaimana sanksi yang di dapat Jika salah satu pihak melanggar ataupun tidak menepati
perjanjian tersebut.

2. Mengapa perjanjian yang sudah disepakan masih boleh dibatalkan sepihak ?


Berlandaskan pada inti dari pasal tersebut "undang-undang sebagai pengikat yang terdapat pada nomor satu,
apabila perjanjian disepakati masih boleh dibatalkan apabila kedua belah pihak masih dalam proses
membuat sebuah kontrak, selama belum terjadinya pertanda tanganan kontrak maka masih bisa dilakukan
pembatalan sepihak.

Anda mungkin juga menyukai