Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rahma Tavisa

Nim : 04392879

Prodi : Ilmu Administrasi Negara

Tugas 3 Pengantar Sosiologi

1. Mobilitas sosial tidak lagi diukur secara fisik melainkan secara digital antara lain informasi. Jelaskan
bagaimana mobilitas sosial yang berbasis digital itu bisa meningkatkan produktivitas setiap individu!

2. Jelaskan fenomena tawuran pelajar dari perspektif transmisi budaya

3. Jelaskan konsekuensi positif dari suatu perilaku menyimpang dan contohnya masing – masing

JAWABAN :

1. Dengan menggunakan bantuan teknologi komunikasi jaringan internet maka hal tersebut akan
meningkatkan produktivitas, dikarenakan pekerjaan akan difokuskan kepada pengerjaan target. Sehingga
pekerjaan akan dapat dilakukan dimana saja, tidak terfokus kepada pekerjaan yang dimana dikerjakan di
kantor. Dari pekerjaan yang dapat dilakukan dimana saja kemudian akan menciptakan sebuah penghematan
baik itu dari segi ekonomi dan waktu. Pegawai tidak perlu lagi membeli bensin dan tidak ada waktu yang
terbuang untuk melakukan perjalanan dari rumah ke kantor.

2. Tawuran telah menjadi gaya hidup bagi sekelompok remaja, seperti olahraga yang memacu adrenalin,
hiburan pelepas penat, hobi yang memiliki komunitasnya sendiri. Maka tidak mengherankan jika
pemberitaan tawuran jadi biasa-biasa saja di telinga masyarakat kita. Faktor tunggal fenomena tawuran
yang melibatkan remaja pada dasarnya tidak diketahui asal-usulnya, alih-alih bersifat derteminis, penyebab
tawuran lebih probabilis. Banyak kemungkinan yang membentuknya, entah sebagai fakta sosial maupun
kontruksi sosial. Namun setidaknya, setiap orang yang tinggal di Indonesia, saat mereka remaja mungkin
pernah membaca, mendengar, melihat, atau terlibat tawuran, entah sebagai penonton, pelaku, atau korban.

Kesalahan yang sering terjadi dalam upaya pencegah tawuran adalah anggapan bahwa tawuran hanya salah
satu dari bentuk psikologis kenakalan remaja yang disebabkan oleh masalah-masalah pribadi. Padahal
anggapan ini bisa saja kurang tepat, karena para pelaku tawuran tidak selalu memiliki latar belakang
bermasalah, banyak kajian membuktikan bahwa remaja yang pintar di sekolah, memiliki keluarga yang
harmonis, rajin beribadah, tidak menggunakan narkoba, dan dari kalangan ekonomi yang cukup juga rentan
terlibat tawuran.
Dengan demikian bisa jadi, tawuran remaja lebih berdimensi sosiologis ketimbang psikologis. Remaja
ditekan oleh faktor eksternal seperti tradisi, senioritas, solidaritas kelompok dan modus bisnis.

Pada konteks tradisi, biasanya terkait dengan warisan permusuhan antar sekolah atau kelompok yang sudah
turun menurun dari generasi ke generasi, sehingga remaja yang ingin menjadi bagian dari kolektif tertentu
atau ingin meningkatkan pengaruhnya harus mengikuti “ritual-ritual kekerasan” sebelum terjun langsung
ke dalam tawuran.

Sebagai “ritual”, tawuran bisa memilih tempat dan waktu untuk “beribadah”, karena para remaja penggiat
tawuran sekarang membuat perjanjian dengan “lawan tandingnya” melalui media sosial. Jika terjadi
kesepakatan antara kedua belah pihak untuk berduel, tawuran pasti akan terjadi. Solidaritas kelompok di
topang oleh tradisi dan senioritas, solidaritas kelompok seringkali menjadi pemicu tawuran. Karena
permasalah sepele, seringkali individu yang bermasalah membawa masalah pribadi kepada kelompok, dan
dengan rasa kebersamaan yang bersifat fatalistik, komunitas merasa perlu membela anggotanya, yang
berakhir menjadi perang antar kelompok.

3. Perilaku menyimpang pada anak makin marak terjadi. Kondisi ini tidak boleh disepelekan, karena bisa
berkembang menjadi tindakan kriminal. Oleh karena itu, Anda sebagai orang tua harus memahami
penyebab terjadinya perilaku menyimpang ini serta cara mengatasinya.

Penjelasan:

Penyebab Perilaku Menyimpang pada Anak

Penyebab perilaku menyimpang pada anak belum diketahui secara pasti. Namun, lingkungan keluarga
menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam mengawali terbentuknya perilaku menyimpang
pada anak. Masalah ini bisa muncul akibat kurangnya perhatian orang tua kepada anak, pola asuh anak
yang kurang baik, atau bahkan trauma psikis yang dialami oleh anak.

Selain faktor lingkungan keluarga, lingkungan sosial juga dapat memicu berkembangnya perilaku
menyimpang pada anak. Hal ini biasanya akibat pergaulan yang tidak baik dengan teman sekolah atau
teman sebaya di lingkungan tempat tinggal. Dari sekian banyak perilaku menyimpang pada anak, berikut
ini adalah beberapa contoh perilaku menyimpang yang kerap kali terjadi:

1. Bolos sekolah karena malas belajar.


2. Sering bertengkar, baik dengan orang lain atau orang tuanya.
3. Gemar merusak atau mencuri fasilitas umum.
4. Merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

Cara Mengatasi dan Merawat Anak Berperilaku Menyimpang :

Selagi anak belum menginjak usia remaja, Anda sebagai orang tua harus mulai mengubah sikap Anda
menjadi lebih perhatian dan peduli kepada anak, serta merawat dan mendidiknya dengan penuh kasih
sayang.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan :

1. Perbanyak waktu luang dengan anak

Upayakan untuk memperbanyak waktu luang bersama anak, sesibuk apa pun Anda. Anda bisa
memanfaatkan waktu untuk bertukar cerita, menanyakan apa saja kegiatannya di sekolah, apa cita-
cita atau keinginannya di masa depan, atau bagaimana teman-temannya. Anda juga bisa
menanyakan masalah apa yang mungkin sedang dihadapi oleh anak.

2. Buat jadwal harian anak

Mengingat perilaku menyimpang pada anak juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan sosial, maka
Anda bisa membuat jadwal harian untuk menumbuhkan rasa disiplin dalam diri anak. Jadwal ini
meliputi jam belajar, jam istirahat, dan jam bermainnya, terutama di luar rumah. Anda juga bisa
membatasi waktu pemakaian gadget oleh anak.

3. Jalin komunikasi dengan guru sekolahnya

Meski Anda tidak bisa melihat langsung perilaku anak saat di sekolah, Anda tetap bisa
memantaunya dengan cara bertanya kepada guru atau wali kelasnya. Jika anak Anda sering
melakukan kenakalan di sekolah, cobalah tegur dan nasihati ia. Berikan pengertian kepadanya
mengapa hal tersebut tidak boleh ia lakukan.

Peran aktif orang tua sangat besar dampaknya bagi kehidupan dan masa depan anak. Jika Anda
mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan anak atau jika anak Anda kerap melakukan
perilaku menyimpang, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog anak, sebelum masalah ini
berlangsung berlarut-larut dan bertambah parah.

Anda mungkin juga menyukai