Anda di halaman 1dari 15

SUMBER DANA JANGKA PENDEK

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“MANAJEMEN KEUANGAN”
Dosen Pengampu :
Ahmad Hanif Fajrin, M.Pd

Disusun oleh : MBS 5G


Kelompok : 11
1. RAAFI ELWALID MUIZZUDIN (12405183315)
2. DEDE IHWAN (12405183316)
3. DESI PUSPITA RAMADANI (12405183324)
4. JOHAN PRAKASA SULAIMAN (12405183337)

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG
Desember 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas segala
karunianya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam semoga senantiasa
abadi tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,dan umatnya.
Sehubungan dengan selesainya penulisan makalah ini maka penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr.Maftukhin, M.Ag. Selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung
2. Bapak Dr.H. Dede Nurohman, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam
3. Bapak Nur Aziz Muslim, M.H.I, selaku Ketua Jurusan Manajemen Bisnis Syariah
4. Bapak Ahmad Hanif Fajrin, M.Pd, sebagai pembimbing mata kuliah Manajemen
Keuangan yang telah memberikan pengarahan dan koreksi sehingga makalah
dapat terselesaikan.
5. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah
membimbing dan memberikan wawasannya sehingga studi ini dapat terselesaikan
6. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan makalah ini.
Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT. Dan tercatat
sebagai amal shalih. Akhirnya,makalah ini kami suguhkan kepada segenap pembaca, dengan
harapan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan. Semoga makalh
ini bermanfaat dan mendapat ridha Allah SWT.

Tulungagung, Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan ...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pentingnya Sumber Dana Jangka Pendek ..................................................................2


B. Sumber Pendanaan Jangka Pendek.............................................................................4
C. Pendanaan Dengan Memanfaatkan Piutang................................................................6
D. Pendanaan Dengan Memanfaatkan Persediaan..........................................................7
E. Perhitungan Tingkat Bunga........................................................................................9
F. Compensating Balances..............................................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..............................................................................................................10
B. Saran.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meskipun pengklasifikasian sumber dana berdasar atas jangka waktu tidaklah


selalu tepat (kredit jangka pendek yang selalu diperpanjang akhirnya menjadi dana jangka
panjang), harus diakui bahwa dalam praktiknya dilakukan pembagian dana berdasar atas
jangka waktu sebagai contoh, bank mengklasifikasi kredit menjadi kredit investasi
(jangka panjang) dan kredit modal kerja (jangka pendek). Pengklasifikasian ini
nampaknya lebih banyak berhubungan dengan matching principle. Dengan demikian
maka sumber dana jangka pendek seharunya dipergunakan hanya untuk kebutuhan jangka
pendek pula. Masalah yang paling penting yang harus diperhitungkan dalam menentukan
pilihan sumber dana jangka pendek adalah tersedianya dana pada saat diperlukan dan
biaya dana paling efektif. Salah satu dari tujuan perencanaan jangka pendek adalah untuk
menjaga likuiditas perusahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Pentingnya Sumber Dana Jangka Pendek ?
2. Apa Saja Sumber Pendanaan Jangka Pendek ?
3. Bagaimana Pendanaan Dengan Memanfaatkan Piutang ?
4. Bagaimana Pendanaan Dengan Memanfaatkan Persediaan ?
5. Bagaimana Perhitungan Tingkat Bunga ?
6. Bagaimana Mengenai Compensating Balances ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Pentingnya Sumber Dana Jangka Pendek
2. Untuk mengetahui Sumber Pendanaan Jangka Pendek
3. Untuk mengetahui Pendanaan Dengan Memanfaatkan Piutang
4. Untuk mengetahui Pendanaan Dengan Memanfaatkan Persediaan
5. Untuk mengetahui Perhitungan Tingkat Bunga
6. Untuk mengetahui Mengenai Compensating Balances

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENTINGNYA SUMBER DANA JANGKA PENDEK

Manajemen modal kerja membutuhkan pembiayaan modal kerja yang bersifat


sementara dan dapat dibiayai dengan sumber pendanaan jangka pendek. Sumber dana
jangka pendek pada prinsipnya merupakan bentuk pendanaan yang harus dilunasi dalam
jangka waktu satu tahun. Masalah yang paling penting yang harus diperhitungkan dalam
menentukan pilihan sumber dana jangka pendek adalah tersedianya dana pada saat
diperlukan dan biaya dana paling efektif. Salah satu dari tujuan perencanaan jangka
pendek adalah untuk menjaga likuiditas perusahaan. Perusahaan yang dalam keadaan
likuid akan memiliki kewenangan untuk memayar kewajiban yang sudah jatuh tempo
akan mendukung aktivitas operasional perusahaan. Hal ini disebabkan perusaahaan
memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya, seperti
membayar hutang yang jatuh tempo, gaji karyawan, pajak, dan kewajiban jangka pendek
lainnya yang hars segera dibayar. Dan yang memiliki hubungan erat dengan kemampuan
memenuhi likuiditas tersebut adalah kebijakan pendanaan jangka pendek yang diterapkan
oleh perusahaan. Pemenuhan keuangan jangka pendek, juga dibutuhkan untuk membiayai
aktivitas perusahaan terutama yang berkaitan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan.
Dalam pendanaan jangka pendek dikenal pembelanjaan atau pendanaan yang bersifat
spontan dan tidak spontan.Bersifat spontan artinya pendanaan ini dilakukan untuk hal-hal
yang bersifat jangka waktu singkat dan segera harus dipenuhi serta tidak terlalu banyak
persyaratan, misalnya hutang dagang. Pinjaman bank memerlukan jaminan tertentu,
sedangkan commercial paper tidak memerlukan jaminan, kecuali nama baik atau reputasi
perusahan. Dengan demikian, pendanaan jangka pendek di samping digunakan untuk
memenuhi kebutuhan likuiditas juga untuk membiayai perkembangan operasi perusahaan,
membayar kewajiban, dan menandai sebagian perkembangan aktiva perusahaan. Dalam
praktiknya pendanaan jangka pendek berkaitan erat dengan pembiayaan aktiva lancar.

 Karakteristik pendanaan jangka pendek terutama untuk membiayai modal


kerja neto, antara lain sebagai berikut:
1. Setiap ragam sumber pendanaan jangka pendek memiliki keunggulan dan
kelemahan dari masing-masing sumber tersebut.
2
2. Pendanaan jangka pendek dibutuhkan hanya dalam satu tahun atau beberapa tahun
saja.
3. Pendanaan jangka pendek dipergunakan secara musiman dan fluktuasi waktu
tertentu di dalam posisi pendanaan korporasi yang dibutuhkan dalam
mengantisipasi perkembangan bisnis.
4. Sebagai contoh, pendanaan jangka pendek dipergunakan untuk menambah modal
kerja (extra), misalnya untuk membiayai aktiva lancar atau pendanaan untuk
proyek jangka panjang.
5. Apabila dibandingkan dengan pendanaan jangka panjang, pendanaan jangka
pendek memiliki beberapa kelebihan, sebagai contoh: mudah untuk diatur, tidak
terlalu mahal biayanya, dan hanya membutuhkan agunan yang sifatnya fleksibel.
6. Pengembalian pendanaan jangka pendek sangat tergantung kepada fluktuasi
tingkat bunga, digunakan sebagai pendanaan baru apabila dibutuhkan dalam
frekuensi kegiatan bisnis yang semakin meningkat.

 Sumber utama jangka pendanaan jangka pendek adalah kredit dagang, pinjaman
dari bank, surat-surat berharga, piutang, dan persediaan barang dagangan. Faktor-
faktor yang perlu diperhatikan di dalam seleksi dari sumber pendanaan jangka pendek
antara lain :
1. Biaya (cost)
2. Efek dari credit rating, beberapa sumber mungkin efeknya negative bila dilihat
dari credit rating korporasi.
3. Risiko (risk), korporasi harus mampu memberikan jaminan bahwa pendanaan itu
dapat menghasilkan.
4. Keterbatasan (restrictions), harus dibatasi sesuai dengan kebutuhan minimum dari
modal kerja neto
5. Fleksibilitas (flexibility), kebutuhan pendanaan jangka pendek harus disesuaikan
secara periodik, menjaga kesinambungan modal kerja.
6. Sangat tergantung kondisi pasar uang (expected money market).
7. Sangat tergantung pada tingkat inflasi
8. Kemampuan korporasi untuk menghasilkan laba dan posisi tingkat likuiditas
korporasi
9. Stabilitas operasional korporasi

3
B. SUMBER PENDANAAN JANGKA PENDEK

Tersedianya kebutuhan dana jangka pendek sangatlah penting guna menunjang


operasional perusahaan. Dalam praktiknya terdapat beberapa jenis pendanaan jangka
pendek yang dapat dipilih perusahaan. Artinya dari berbagai alternative tersebut
perusahaan dapat memilih mana sumber yang paling menguntungkan dan paling cepat
diperoleh.

 Jenis pendanaan jangka pendek yang tersedia, yaitu:


1. Kredit perdagangan
2. Beban yang masih harus dibayar (gaji dan pajak)
3. Kredit pasar uang
4. Pinjamanan jangka pendek
5. Wesel (draft)
6. Akseptasi bank (banker’s acceptance)
7. Surat hutang (promes)
8. Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan
9. Menjaminkan piutang dan persediaan
10. Anjak piutang (factoring)

 Dana jangka pendek bisa dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu :


1. Pendanaan Spontan

Pendanaan Spontan adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis


dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari penjualan
perusahaan).

Contoh : utang dagang dan utang akrual. Jenis pendanaan ini memiliki karakter jika
aktifitas persahaan berubah maka sumber pendanaanpun ikut berubah secara otomatis.
Utang dagang timbul karena perusahaan membeli pasokan dari supplier dengan
kredit, sedang utang pajak terjadi karena pajak dibayar setiap tanggal tertentu dalam
satu tahunnya.

Rerata utang dagang = Nilai Utang / Perputaran Utang.

Perputaran utang dalam satu tahun = Periode Waktu / Jangka Waktu Kredit

2. Pendanaan Tidak Spontan

4
Pendanaan Tidak Spontan adalah jenis pendanaan yang tidak berubah secara
otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan.

Contoh : utang yang diperoleh dari bank Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa
untuk memperoleh, menambah maupun mengurangi dana, perusahaan membutuhkan
waktu untuk negosiasi atau perundingan secara formal. Beberapa bentuk sumber dana
tidak spontan antara lain:

- Commersial Paper.

Merupakan surat utang jangka pendek (jangka waktu 30-90) hari tanpa
jaminan yang dikeluarkan perusahaan besar dan dijual langsung ke investor.
Biasannya hanya perusahaan besar yang bisa mengeluarkan commersial paper.

- Pinjaman Kredit.

Berasal dari lembaga keuangan dan lembaga keuangan non bank.


Pinjaman dari bank ada 2 jenis : (angel) Kredit Transaksi, yaitu kredit yang
ditujukan untuk tujuan spesifik tertentu. (beer) Kredit Lini, dengan pinjaman ini,
peminjam bisa meminjam sampai jumlah maksimum tertentu, yang menjadi
plafon (batas atas pinjaman)

- Factoring atau anjak piutang berarti menjual piutang dagang.

Dari segi perusahaan yang mempunyai piutang, factoring memunyai


manfaat karena perusahaan tidak perlu menunggu sampai piutang jatuh tempo
untuk memperoleh kas. Piutang juga memperoleh manfaat karena factoring
merupakan alternative investasi.

- Menjaminkan Piutang.

Alternatif lain dari menjual piutang adalah menggunakan piutang sebagai


jaminan untuk memperoleh pinjaman. Dengan alternatif ini, kepemilikan piutang
masih ada di tangan perusahaan. Jika pinjaman tidak terbayar, piutang yang
dijadikan jaminan bisa digunakan untuk melunasi pinjaman.

- Menjaminkan Barang Dagangan (Persediaan).

Perusahaan bisa menjaminkan barang dagangan untuk memperoleh


pinjaman. Prosedur yang dipakau akan sama dengan penjaminan piutang. Pemberi

5
jaminan akan mengevaluasi nilai persediaan, kemudian akan memberikan
pinjaman dalam presetase tertentu dari nilai persediaan yang dijaminkan.

- Akseptasi Bank
- Report
 Evaluasi Sumber Pendanaan Jangka Pendek

Untuk menentukan sumber pendanaan jangka pendek manajer keuangan bisa


mengevaluasi dengan menggunakan kerangka :

- Strategi pendanaan secara keseluruhan


- Biaya
- Kerersediaan
- Fleksibilitas

C. PENDANAAN DENGAN MEMANFAATKAN PIUTANG

Pemanfaatan piutang dagang untuk memperoleh dana jangka pendek dapat


dilakukan dengan menjaminkan (pledging) piutang tersebut kepada kreditur, atau
menjualnya (factoring) ke perusahaan anjak piutang (atau juga bank).

1. Menjaminkan piutang

Dengan cara ini maka piutang dipergunakan sebagai agunan untuk


memperoleh kredit jangka pendek. Untuk itu akan dibuat perjanjian antara kreditur
dan debitur yang merinci transaksi kredit tersebut. Jumlah kredit akan dinyatakan
dalam persentase dari piutang yang dijaminkan. Umumnya debitur membayar
processing fee (biasanya sekitar 1% dari piutang yang dijaminkan), yang
dimaksudkan sebagai biaya untuk me-review dan menganalisis piutang yang
dijaminkan. Apabila perjanjian kredit meng-cover seluruh piutang, maka kreditur
tidak mempunyai kendali atas kualitas piutang yang dijaminkan. Sebagai
alternatifnya, kreditur mungkin akan meminta hanya sebagian piutang yang memang
dinilai aman sebagai jaminan kredit yang akan diterbitkan. Dengan demikian mungkin
kreditur hanya bersedia memberikan kredit sebesar 60-70 persen dari total piutang,
tetapi bersedia memberikan 85-90 persen dari selected piutang yang dinilai cukup
aman.

2. Menjual (factoring) piutang

6
Sebagai alternatif menjaminkan piutang, banyak perusahaan di industri-
industri seperti garmen, tekstil, dan furniture menjual (atau melakukan factoring)
piutang dagang mereka. Piutang dijual kepada perusahaan anjak piutang (atau bank)
yang akan mengambil alih risiko penagihan piutang tersebut seandainya ada piutang
yang tidak tertagih (without recourse). Factoring dilakukan dengan dua cara,
yaitu:Maturity factoring dan Advance factoring. Dengan maturity factoring
perusahaan anjak piutang membeli semua piutang perusahaan dan setiap bulan
membayar ke perusahaan sebanyak piutang yang jatuh tempo.Perusahaan yang
memilih jenis ini umumnya ingin menghindari analisis kredit dan biaya pengumpulan
piutang, dan secara regular menerima sejumlah kas.Fee yang diterima oleh
perusahaan anjak piutang berkisar 1-2 persen dari piutang yang dijual.

D. PENDANAAN DENGAN MEMANFAATKAN PERSEDIAAN

Persedian merupakan sumber kedua yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh


kredit jangka pendek. Besarnya kredit yang diperoleh akan tergantung pada nilai dan
cepat tidaknya persediaan tersebut rusak. Bahan-bahan mentah seperti gnadum, kayu,
minyak, bahan-bahan kimia, merupakan jenis persediaan yang dapat memperoleh nilai
tinggi karena mudah untuk dijual kembali. Sebaliknya barang-barang dalam proses
merupakan jenis persediaan yang sulit untuk dijadikan agunan karena sulit untuk dijual.

Ada beberapa cara untuk menggunakan persediaan sebagai agunan guna


memperoleh secured loans. Cara-cara tersebut adalah:

1. Floating atau blanket lien

Dengan perjanjian ini, debitur memberikan hak (legal right) kepada debitur
atas barang-barang (persediaan) yang dijadikan agunan. Cara ini merupakan cara yang
paling sederhana tetapi paling tidak aman bagi kreditur. Debitur (yaitu perusahaan
yang pinjam) tetap mempunyai control sepenuhnya atas persediaan tersebut. Ia bisa
menjual dan mengganti persedian tersebut sesuai dengan keinginannya. Karena
ketiadaan kendali atas persediaan inilah yang membuat kreditur merasa bahwa risiko
yang ditanggungnya cukup tinggi.Dengan demikian maka umumnya kredit yang
diberikan hanyalah merupakan persentase yang cukup kecil apabila dibandingkan
dengan nilai persediaan yang dijaminkan. Jaminan yang dipergunakan umumnya juga
menyangkut bukan hanya persediaan saat ini tetapi juga persediaan di masa yang akan
datang.

7
2. Chattel mortgage agreement

Untuk meningatkan kendali atas persediaan tersebut, kreditur bisa melakukan


identifikasi atas barang-barang tertentu (misalnya dengan nomor identifikasi). Apabila
cara ini dipergunakan, diperlukan Charttel Mortgage Agreement. Debitur tetap
mengelola persediaan tersebut, tetapi baru bisa menjualnya dengan persetujuan
kreditur.Cara ini cukup mahal pengaturannya karena diperlukan identifikasi terhadap
barang-barang tertentu.karena itu umumnya hanya dilakukan untuk barang-barang
seperti alat mesin (machine tools) atau barang-barang modal.

3. Field warehouse financing agreement

Kendali yang lebih baik atas barang-barang yang dijadikan sebagai agunan
dapat makin ditingkatkan apabila dipergunakan field warehouse financing agreement.
Dengan cara ini persediaan yang dijadikan agunan akan dipisahkan dari persediaan
lain, dan dikelola oleh pihak ketiga yang merupakan perusahaan pengelola
pergudangan. Pemisahan tersebut tidaklah berarti bahwa persediaan yang dijadikan
agunan harus ditaruh di gudang milik perusahaan pengelola.Barang- barang tersebut
tetap di gudang debitur, tetapi pengelolaan persediaan tersebut yang dilakukan oleh
pihak ketiga.Cara ini terutama bermanfaat untuk persediaan dalam bentuk curah
(bulky), seperti minyak tanah. Apabila minyak tanah tersebut akan dipergunakan
sebagai agunan dengan perjanjian ini, maka minyak tersebut akan ditaruh di tanki atau
kapal tanker yang terpisah, sehingga mudah untuk memonitornya. Dengan cara ini
debitur tidak diizinkan untuk menjual atau menggunakan persediaan tersebut tanpa
persetujuan kreditur. Perusahaan pengelola gudang tersebut akan menerima fee dari
kegiatan tersebut. Biaya untuk cara ini umumnya cukup mahal karena fee tersebut
ditangung oleh debitur.

4. Terminal warehouse agreement

Perbedaan cara ini dengan cara lain di atas adalah bahwa gudang yang
dipergunakan merupakan gudang public (artinya bukan milik debitur). Dengan
demikian maka barang-barang yang dijaminkan di kirim ke gudang public tersebut,
dan kemudian dikelola oleh pihak ketiga. Biayanya akan lebih mahal dari acara di
atas, karena diperlukan biaya transportasi ke gudang public tersebut.

8
E. PERHITUNGAN TINGKAT BUNGA

Salah satu faktor yang sering “menjebak” calon debitur adalah informasi tentang
tingkat bunga.Kreditur mungkin menyebut tingkat bunga yang relatif rendah, tetapi tidak
menjelaskan bagaimana basis perhitungannya. Pada umumnya tertdapat tiga metode
perhitunga tingkat bunga, yaitu collect basis, discount basis, dan add on basis. Misalkan
jumlah kredit yang diterima adalah Rp.100 juta, dengan tingkat bunga 15%. Apabila
dipergunakan collect basis, maka pada awal tahun debitur menerima Rp.100 juta dan pada
akhir tahun membayar bunga Rp.15 juta (plus Rp.100 juta pokok pinjaman). Dengan
demikian tingkat bunga efektifnya adalah Rp.15 juta/Rp.100 juta = 15,00% Apabila
digunakan discount basis, maka kreditur akan menerima hanya Rp.85 juta pada awal
tahun (karena bunganya diminta terlebih dahulu), dan membayar Rp.100 juta pada akhir
tahun. Tingkat bunga efektifnya adalahRp.15 juta/Rp.85 juta = 17,65% Apabila
dipergunakan add on basis, maka perusahaan akan diminta membayar secara angsuran
(misalnya perbulan). Pembayaran perbulan akan sebesar.Rp.100 juta (1,15)1/12 =
Rp.583.000.

F. COMPENSATING BALANCES

Compensating balance adalah saldo rekening giro yang harus dipertahankan


sesuai dengan besarnya kredit yang ditarik. Misalkan ditentukan bahwa compensating
balance adalah sebesar 10% dari kredit yang ditarik. Apabila debitur menarik kredit
sebesar Rp.300 juta, maka ia harus mempertahankan saldo giro sebesar Rp.30 juta.
Dengan demikian maka efektif dana yang dapat dipergunakannya hanyalah Rp.270 juta.
Apabila bunga yang dibayar adalah 17% per tahun, maka ia harus membayar bunga
sebesar 17% x Rp.300 juta = Rp.51 juta, padahal ia hanya dapat menggunakan dana
sebesar Rp.270 juta. Dengan demikian maka bunga efektifnya adalah,(51/270) x 100% =
18,89%. Semakin besar compensating balance yang harus dipelihara, semakin tingi
tingkat bunganya.Perhitungan akan berbeda kalau giro yang harus dia pelihara
memberikan jasa giro. Apabila dari dana giro-nya ia memperoleh jasa giro sebesar 6% per
tahun, maka ia menerima bunga 6% x Rp.300 juta = Rp.1,80 juta. Dengan demikian maka
tingkat bunga efektif yang dia tanggung adalah,[(51-1,8)/270] x 100% = 18,22%.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sumber dana jangka pendek pada prinsipnya merupakan bentuk pendanaan yang
harus dilunasi dalam jangka waktu satu tahun. Pendanaan jangka pendek di samping
digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas juga untuk membiayai perkembangan
operasi perusahaan, membayar kewajiban, dan menandai sebagian perkembangan aktiva
perusahaan. Dalam praktiknya pendanaan jangka pendek berkaitan erat dengan
pembiayaan aktiva lancar. Sumber utama jangka pendanaan jangka pendek adalah kredit
dagang, pinjaman dari bank, surat-surat berharga, piutang, dan persediaan barang
dagangan.

Jenis pendanaan jangka pendek yang tersedia, yaitu Kredit perdagangan, Beban
yang masih harus dibayar (gaji dan pajak), Kredit pasar uang, Pinjamanan jangka pendek,
Wesel (draft), Akseptasi bank (banker’s acceptance), Surat hutang (promes), Pinjaman
jangka pendek tanpa jaminan, Menjaminkan piutang dan persediaan, serta Anjak piutang
(factoring). Dana jangka pendek bisa dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu Pendanaan
Spontan dan pendanaan tidak spontan.

Pendanaan dengan memanfaatkan piutang yaitu yang pertama dengan Menjamin


piutang, dengan cara ini maka piutang dipergunakan sebagai agunan untuk memperoleh
kredit jangka pendek. Untuk itu akan dibuat perjanjian antara kreditur dan debitur yang
merinci transaksi kredit tersebut. Kemudian yang kedua, Menjual (factoring) piutang
sebagai alternatif menjaminkan piutang, banyak perusahaan di industri- industri seperti
garmen, tekstil, dan furniture menjual (atau melakukan factoring) piutang dagang mereka.

Pendanaan dengan memanfaatkan persediaan, Persedian merupakan sumber kedua


yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh kredit jangka pendek. Besarnya kredit yang
diperoleh akan tergantung pada nilai dan cepat tidaknya persediaan tersebut rusak. Ada
beberapa cara untuk menggunakan persediaan sebagai agunan guna memperoleh secured
loans, yaitu Floating atau blanket lien, Chattel mortgage agreement, Field warehouse
financing agreement dan Terminal warehouse agreement.

10
Untuk perhitungan tingkat bunga, Salah satu faktor yang sering “menjebak” calon
debitur adalah informasi tentang tingkat bunga.Kreditur mungkin menyebut tingkat bunga
yang relatif rendah, tetapi tidak menjelaskan bagaimana basis perhitungannya. Pada
umumnya tertdapat tiga metode perhitunga tingkat bunga, yaitu collect basis, discount
basis, dan add on basis.

Compensating balance adalah saldo rekening giro yang harus dipertahankan


sesuai dengan besarnya kredit yang ditarik. Misalkan ditentukan bahwa compensating
balance adalah sebesar 10% dari kredit yang ditarik. Apabila debitur menarik kredit
sebesar Rp.300 juta, maka ia harus mempertahankan saldo giro sebesar Rp.30 juta.
Dengan demikian maka efektif dana yang dapat dipergunakannya hanyalah Rp.270 juta.

B. SARAN

Dengan adanya makalah atau penelitian ini penulis dapat mengetahui secara
mendalam tentang materi Sumber Dana Jangka Pendek, serta penulis berharap dengan
adanya karya ilmiah ini juga dapat berguna bagi pelajar, mahasiswa dan semua kalangan
serta semua pihak, sehingga dapat membentuk gererasi yang cerdas dan berbudi pekerti
yang baik. Maka nantinya akan lahirlah ilmuan-ilmuan dan pebisnis muda dari Indonesia.

Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa dalam penulisan


makalah ini jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun, untuk dapat menuliskan hasil penelitian ilmiah atau karangan ilmiah yang
lebih baik lagi kedepannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta: Kencana, 2010.

Manahan P, Manajemen Keuangan (Finance Management): Konseptual, Problem & Studi


Kasus, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.

Suad Husnan, dan Enny Pudjiastuti, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Yogyakarta: UPP
STIM YKPN, 2006.

Ivvana, Lia. 2013. Manajemen keuangan bab 24.


http://www.slideshare.net/liaivvana/manajemen-keuangan-bab-24 (diakses pada
tangal 6 Desember 2020)

Novriyanto, Ayi. 2013. Pendanaan Jangka Pendek


https://prezi.com/vyuooguucaud/pendanaan-jangka-pendek/ (diakses pada tanggal 6
Desember 2020)

12

Anda mungkin juga menyukai