Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Jasa Kelautan

Menurut Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Padang, jasa


kelautan diartikan sebagai semua potensi yang bisa dimanfaatkan dari adanya
laut maupun dari laut itu sendiri, baik secara langsung maupun tidak. Sebagai
planet yang yang hampir 2/3 wilayahnya merupakan perairan, potensi kelautan di
bumi sangat besar. Begitu juga dengan indonesia merupakan negara kepulauan
dengan wilayah laut lebih luas daripada wilayah daratannya. Sebagai negara
maritim, Indonesia memiliki sejarah yang panjang dalam pengelolaan
sumberdaya laut dan pesisir. Hal ini terlihat dari sebagian besar kerajaan
nusantara memiliki armada laut yang besar dan pengembangan pusat ekonomi
dan peradaban di daerah pesisir. Sampai saat ini Indonesia melalui kementerian
Kelautan dan Perikanan serta instansi dan lembaga lainnya yang bergerak di
bidang perairan dan laut masih terus berupaya mengembangkan pengelolaan
dan pemanfaatan potensi sumberdaya laut dengan tetap memegang prinsip
keberlanjutan.
Sumberdaya kelautan dan pesisir sangat memiliki banyak sekali potensi
yang dapat menjadi sumber pemasukan atau keuntungan bagi suatu negara.
Potensi tersebut meliputi ekonomi, teknologi, pertahanan dan keamanan serta
pendidikan dan penelitian. Didalam perundang-undang juga dijelaskan bahwa
yang termasuk dalam sumberdaya keluatan dan pesisir terdapat sumberdaya
hayati yang berupa alam serta sumberdaya non-hayati yang meliputi
sumberdaya buatan dan jasa-jasa lingkungan. Untuk mengelola potensi tersebut
akan menjadi sebuah prioritas untuk dikembangkan yaitu seperti perikanan,
wisata bahari, serta jasa kelautan. Meskipun didalam pengerjaannya terdapat
banyak sekali rintangan yang harus dihadapi, sangat harus tentunya bagi
masyarakat maupun pemerintah untuk mengembangkan potensi sumberdaya
kelautan dan pesisir.

2.2.1 Aspek Lingkungan

Menurut Balai Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (2021),


aspek lingkungan merupakan bagaimana meminimalkan dampak penangkapan
ikan terhadap lingkungan dan sumberdaya ikan termasuk untuk spesies non-
target dan spesies yang dilindungi. Prinsip pengelolaan sumberdaya perikanan
berkelanjutan adalah pemenuhan kebutuhan penduduk saat ini dengan tidak
mengorbankan kebutuhan penduduk dimasa mendatang, pemenuhan kebutuhan
tidak melampaui daya dukung lingkungan (ekosistem) serta menyelaraskan
antara kebutuhan manusia dan kemampuan pengelolaan dengan ketersediaan
sumber daya. Pengelolaan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan
memerlukan komitmen bersama dari semua elemen serta dukungan SDM yang
handal, mempunyai prinsip serta peka dan tanggap memberikan solusi.
Komitmen dan kolaborasi dari seluruh stakeholder serta ketersediaan SDM yang
memiliki integritas, profesionalisme dan memiliki kepedulian menjadi kunci
keberhasilan pengelolaan sumberdaya perikanan secara berkelanjutan.

Sumberdaya perikanan termasuk dalam sumberdaya alam yang


terbaharui, meskipun begitu jika setiap saat sumberdaya ikan tersebut
dieksploitasi melebihi ambang batas dan tanpa memikirkan bagaimana
sumberdaya tersebut memperbarui diri, hal yang akan terjadi adalah adanya
degradasi sumberdaya tersebut. Sehingga hal tersebut akan menimbulkan
kelangkaan sumberdaya daya, selain adanya kerusakan lingkungan yang tiap
tahun makin membesar disusul dengan adanya kelangkaan sumberdaya
tersebut. Tentunya akan menjadi sebuah masalah terutama untuk anak cucu kita
dimasa depan. Sangat diperlukan untuk saat ini dan seterusnya pembekalan
tentang wawasan pengelolaan perikanan berkelanjutan yang fokus terhadap
lingkungan, dimana lingkungan merupakan ekosistem penting dalam
keberlanjutan dan sebagai tempat bagi sumberdaya ikan memperbaharui diri.

2.2.2 Apek Ekonomi

Menurut Balai Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (2021),


Aspek ekonomi adalah bagaimana menghasilkan keuntungan ekonomi yang
optimal bagi pelaku usaha dan masyarakat serta menghasilkan penerimaan
berkelanjutan bagi negara. Selain memberikan kesejahteran sosial dan psikologi
wilayah pesisir juga memberikan peluan kesejahteraan ekonomi bagi
masyarakat. Perikanan adalah salah satu sektor yang diandalkan untuk
pembangunan masa depan Indonesia, karena dapat memberikan dampak
ekonomi kepada sebagian penduduk Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk
yang memanfaatkan sumberdaya perikanan memberikan tekanan terhadap
pengelolaan sumberdaya perikanan tersebut. Rumusan perencaan pengelolaan
sumberdaya perikanan secara komprehensif dan memenuhi kriteria
pembangunan terpadu berkelanjutan yaitu secara ekonomi harus efisien dan
optimal, secara sosial budaya berkeadilan dan dapat diterima, dan secara
ekologis tidak melampaui daya dukung lingkungan.

Adanya pengelolaan perikanan yang berkelanjutan akan sangat


berpengaruh dengan kualitas dan nilai jual pada sebuah produk perikanan.
Dengan pengelolaan yang efisien dan efektif tidak hanya akan mempunyai
kelebihan disektor ekonomi, tetapi juga membantu keberlangsungan keberadaan
ikan yang dapat dioptimalkan sehingga menghasilkan kualitas perikanan yang
dapat diterima oleh pasar. Sehingga, dengan adanya kelimpahan sumberdaya
ikan dan peningkatan kualitas tangkapan yang berkelanjutan dapat menjadi
sumber potensi ekonomi bagi seluruh masyrakat nelayan. Tidak hanya dalam
pengelolaan disektor penangkapan ikan, tetapi dengan adanya penangkaran
atau pembudidayaan perikanan dipesisir juga selain dapat menunjang perikanan
yang berkelanjutan tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh masyrakat sebagai
destinasi wisata baik ekowisata maupun eduwisata yang dapat meningkatkan
kualitas ekonomi.

3.8 Konsep Marketing yang diterapkan.

Promosi merupakan upaya yang dilakukan oleh pihak pengelola dalam


menjelaskan, memperkenalkan, memberitahu dan menginformasikan guna
memperbesar daya tarik wisatawan terhadap Wisata Pantai Cengkrong. Adanya
kerjasama antara pihak PERHUTANI dan Dinas Pariwisata dalam upaya promosi
dan pengenalan melalui konten-konten di media sosial baik melalu Website atau
situs resmi institusi tersebut. Selain itu, adapun beberapa metode yang
diterapkan dalam upaya promosi tersebut. Metode tersebut meliputi periklanan
dimedia sosial, promosi penjualan dan hubungan masyarakat. Selain itu metode
yang paling lazim dimasyarakat adalah motode promosi dari mulut ke mulut.
Wsaiatawan yang pernah berkunjung dan mendapatkan nilai lebih dalam
menikmati layanan jasa kelautan pada destinasi tersebut akan secara sadar
memberikan atau membagikan pengalamannya tentang apa saja yang mereka
rasakan ketika berada di Pantai Cengkrong. Secara tidak langsung topik tersebut
akan semakin lama akan menyebar dan hal tersebut dapat pula dijadikan
sebagai promosi yang tidak langsung serta tanpa perlu mengeluarkan dana
untuk menyediakan media promosi tersebut.

3.9 Peran Pemandu wisata


Dalam kegiatan pemandu wisata pada Wisata Pantai Cengkrong
diadakan sebuah pelatihan tentang jasa pemandu wisata pada masing-masing
kelompok sadar wisata didaerah tersebut. Selain itu juga masyarakat kelompok
sadar wisata merencakan dan memfasilitasi pembuatan rambu dan fasilitas
kemana dan keselamatan yang perlu disediakan dalam lokasi tersebut.
Masyarakat setempat secara langsung berpartisipasi dalam monitoring dan
evaluasi terkait kegiatan peningkatan kualitas jasa pemandu wisata dengan
melakukan pemantauan kulaitas pengetahua dan keterampilan sebagai
pemandu wisata dari masing-masing kelompk sadar wisata. Sebagian besar
masyarakat kelompok sadar wisata menyatakan bahwa kegiatan monitoring
dilakukan hampir setiap hari dengan melakukan pemantauan di lokasi destinasi,
sedangkan kegiatan evaluasi dilakukan sekali setiap bulannya bersamaan
dengan agenda pertemuan bulanan.

3.10 Evaluasi Segmen pasar umur dan jenis

Jumlah Pengunjung Tiap Tahun

2013 2014 2015 2016

Dalam empat tahun pertumbuhan pengunjung pada wisata pantai


Cengkrong mengalami fluktuatif. Hal ini disebabkan hal tersebut dipengaruhi pula
dengan adanya strategi promotif dari pihak pengelola pantai cengkrong. Kini
setelah hutan mangrove di pesisir Pantai Cengkrong dan Damas dibangun
jembatan kayu yang membelah hutan hingga ke ujung-ujung muara, wisatawan
mulai membanjiri destinasi baru tersebut. Pada libur lebaran tahun lalu (2014),
angka kunjungan wisatawan tembus hingga 6.000-an orang setiap harinya.
Jumlah ini hanya beda tipis dengan rata-rata kunjungan di Pasir Putih yang lebih
dulu terkenal dan menjadi tujuan utama wisatawan. Pemerintah Daerah
memanfaatkan keuntungan ini dengan baik, dan dikembangkan secara terus-
menerus potensi yang ada di Kabupaten Trenggalek. Pantai yang berada di
Kabupaten Trenggalek di wilayah Kecamatan Watulimo, yang meliputi Pantai
Prigi, Pantai Damas, Pantai Karanggongso, Pantai cengkrong. Dalam setahun
terakhir jumlah pengunjung yang datang ekowisata mangrove Pancer Cengkrong
diperkirakan sebanyak 148.800 pengunjung, sehingga diperoleh nilai ekonomi
dari ekowisata mangrove ekowisata mangrove Pancer Cengkrong sebesar Rp
15.096.527.335 per tahun.

3.11 inovasi yang sudah dilakukan untuk menarik minat wisatawan

Pemerintah Kabupaten Trenggalek telah berupaya untuk mendukung


masyarakat kelompok sadar wisata, salah satunya dengan cara memberikan
masukan mengenai inovasi yang dapat dilaksanakan terkait pembangunan
kepariwisataan. Dalam upaya penciptaan paket dan peningkatan inovasi daya
tarik wisata, sebagian besar kelompok sadar wisata menyatakan bahwa hanya
sampai pengambilan keputusan dan perencanaan. Hal tersbut dikarenakan
belum memadainya fasilitasn sarana prasarana yang seharusnya mendukung
penciptaan paket wisata dan peningkatan daya tarik wisata. Inovasi yang sedang
diberlukanan yaitu diberlakukannya pembatasan jumlah pengunjung sebagai
bentuk pengembangan carrying capacity area, mendaur ulang sampah organik
menjadi pupuk dan untuk sampah an-organik dijadikan kerajinan tangan.
Selanjutnya pelatihan untuk meningkatkan keterampilan para anggota dalam
berwirausaha serta membuat beberapa inovasi atau upgrading hutan mangrove
dengan cara membangun beberapa spot foto yang menarik dan kekinian karena
mengingat wisatawan yang gemar mengunggah foto di media sosial.

3.12 peran stakeholder dalam perkembangan destinasi

Penanaman mangrove pada area Pantai Cengkrong merupakan inisiatif


dari warga Desa Karanggadu. Inisiatif tersebut mendapat dukungan dari
berbagai pihak, seperti Dinas Perikanan Kabupaten Trenggalek, Perintah
Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Pusat. Dinas Perikanan Kabupaten
Trenggalek selanjutnya membentuk kelompok pengelola yang dikenal sebagai
Pokmaswas Kejung Samudera. Penanaman awal melalui program yang
dinamakan COFISH. Program COFISH merupakan program pemberdayaan
masyrakat pantai dan sumberdaya perikanan yang dibuat oleh Pemerintah
Pusat. Inisiatif warga dan ketiga lembaga tersebut mengindikasikan adanya
sinergi yang baik antara stakeholder kepariwisataan di Hutan Mangrove
Trenggalek. Kawasan pariwisata memerlukan upaya-upaya yang terkoordinir
pengembangannya maupun pemasarannya.

Anda mungkin juga menyukai