Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

DI RUMAH SAKIT AISYIYAH BOJONEGORO

GELOMBANG III

Disusun Oleh :

1. Martha Ivanda Putri


2. Oktavia Dewi R
3. Intan Mauliddia K.P.
4. Junda Mubaraq

NIS : 879/ 01.074

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS

SMK FARMASI DAN DENTAL ASISTEN BOJONEGORO

TAHUN AJARAN 2021/2022


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini dibuat dan diajurkan sebagai syarat kelengkapan dan bukti ketuntasan kegiatan
PRAKERIN / PKL SMK SENTOSA DHARMA (Kompetensi Keahlian Farmasi dan
Dental Asisten) Bojonegoro Tahun Ajaran 2021/2022

Gelombang III: 1. Martha Ivanda Putri

2. Oktavia Dewi R

3. Intan Mauliddia K.P

4. Junda Mubaraq
NIS : 879/01.074

Telah disetujui dan disahkan oleh :


Pembimbing Rumah Sakit Aisyiyah

Apt. Anna Nurlaini H.,M. Fram., Klin.,


NIP : 02110244

Koordinator PRAKERIN Pembimbing PRAKERIN

Muhammad Ridwan, S.Pd Nurur Rohmawati, S. Pd


NUPTK.9946771672130142 NUPTK.1752769670230202

Mengetahui,

Kepala SMK SENTOSA DHARMA BOJONEGORO

Frestina Bhakti H., ST.,M.M.


NRKS. 19023L12205050242143719

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-Nya. Sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan ini dengan cukup baik.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak untuk itu
penyusun mengucapkan trimakasih yang sedalam dalamnya kepada Yth:

1. Ibu Frestina Bhakti H,ST.,MM. Selaku kepala SMK Sentosa Dharma Bojonegoro.
2. Ibu Anna Nurlaili H,M.Farm.,Klin.,Apt. selaku pembimbing di Rumah Sakit
Aisyiyah Bojonegoro.
3. Muhammad Ridwan, S.Pd. Selaku koordinator prakerin. Ibu Nurur Rohmawati,
S.Pd selaku pembimbing prakerin
4. Bapak dan ibu guru SMK Sentosa Dharma Bojonegoro.
5. Semua pihak yang membantu dalam pelaksanaan prakerin.

Penyusunan menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurana. Oleh karena itu sangat
mengharapkan adanya saran dan masukan serta bimbingan yang membangun guna
melengkapi laporan yang sederharna ini.

Bojonegoro, 21 Maret 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................................1


B. Tujuan .....................................................................................................................2
C. Manfaat ..................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................3

A. Definisi rumah sakit.................................................................................................3


B. Tugas pokok ...........................................................................................................3
C. Fungsi......................................................................................................................5
D. Penggolongan obat .................................................................................................5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKERIN........................................................9

A. Pelaksanaa Prakerin di Rs. Aisyiyah Bojonegoro .................................................9


B. Pelayanan resep .....................................................................................................10
C. Pengelolaan Perbekalan Farmasi Di Instalasi Rumah Sakit ...................................11

BAB IV PENUTUP.............................................................................................................14

A. Kesimpulan ............................................................................................................14
B. Sasaran....................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................15

LAMPIRAN .......................................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu upaya meningkatkan pengetahuan,


pemahaman, keterampilan serta kemampuan di bidang kefarmasian atau bidang yang
berkaitan dengan kefarmasian yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Selain itu
juga berfungsi sebagai kegiatan pengembangan sumber daya manusia untuk
meningkatkan potensi dan produktivitas secara optimal, serta untuk mendapatkan
wawasan, pengetauhuan, dan ketrampilan dibidang farmasi. Diharapkan adanya Praktik
Kerja Industri (Prakerin) ini dapat meningkatkan potensi serta mempersiapkan diri
untuk mampu berkompetisi dan lebih siap serta matang berperan sebagai tenaga
kefarmasian dengan menerapkan etik seorang farmasi. Siswa Sekolah Menengah
Kejuruan Farmasi dibekali materi umum (Normatif), pengetahuan dasar penunjang
(Adaptif), serta teori dan keterampilan dasar kejuruan (Produktif). SMK Farmasi
memiliki kegiatan yaitu melaksanakan prakerin yang ditunjukkan untuk menambah
pengetahuan serta pengalaman siswa dan juga sebagai syarat untuk ujian akhir sekolah.
Sarana kesehatan sebagai tempat yang digunakan adalah Rumah Sakit dan Apotek.
Salah satunya terdapat pada UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan adalah mencakup
pembuatan, pengendalian mutu sediaan farmasi, pengadaan, penyimpanan, distribusi
obat, pengolongan obat, pelayanan obat berdasarkan resep dokter, pengembangan obat,
serta bahan obat atau obat tradisional. Sesuai dengan kejuruan SMK Farmasi Sentosa
Dharma Bojonegoro di bidang kesehatan, maka dilakukanya prakerin di Rumah Sakit
Aisyiyah Bojonegoro tepatnya di Instalasi Farmasi.
Alasan penulis memilih Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro sebagai tempat
melaksanakan PKL, yaitu karena rumah sakit merupakan salah satu penyedia pelayanan
kesehatan yang didukung oleh layanan dokter spesialis serta ditunjang dengan fasilitas
medis lainnya. Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro merupakan rumah sakit umum (RSU)
milik swasta dan merupakan salah satu rumah sakit tipe C yang terletak di wilayah
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

1
B. Tujuan

Tujuan pembelajarna adalaha sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengolahan data pembelian dan data penjualan yang masih
berjalan pada Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro.

C. Manfaat

Adapun manfaat dilaksanakannya prakerin antara lain:

1. Mengetauhi tentang Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas yang terdapat di


Instalasi Farmasi Rs Aisyiyah Bojonegoro
2. Calon tenaga teknis kefarmasian diharapkan mampu memahami Fungsi dan peran
Tenaga Teknis Kefarmasian di RS Aisyiyah Bojonegoro.
3. Mengetahui tentang sistem pelayanan yang terdapat di Instalasi Farmasi RS
Aisyiyah Bojonegoro. Mampu menjalin kerja sama dan komunikasi dengan
petugas kesehatan lain secara profesional.
4. Calon Tenaga Teknis Kefarmasian diharapkan mampu berfikir secara umum
untuk melihat perbedaan antara teori dan praktek.

2
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Definisi Rumah Sakit

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adaalah bagian


integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
paripurna ( komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga mrupakan pusat pelatihan bagi tenaga
kesehatan dan pusat penelitian medis.
Sedangkan menurut UU No. 44 Tahun 2009 tentang rumh sakit, yang
dimaksudkan dngan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat dan pelayanan isolasi. Secara singkat
rumh sakit adalah salah satu sarana kesehatan untuk melakukan pelayanan kesehatan.
Rumah sakit dapat dipandang sebagai suatu struktur peorganisasi yang menggabungkan
berbagai profesi keshatan dengan tugasnya masing-masing.

B. Tugas Pokok Farmasi


1. Kepala Instalasi farmasi:
a. Bertangung jawab terhadap berjalannya fungsi dan kegiatan kefarmasian di
lingkungan Rs Aisyiyah bojonegoro.
b. Bertangung jawab terhadap pelaksanan rencana strategis dan progam kerja
instalasi farmasi.
c. Melakukan kajian untuk meningkatan mutu pelayanan kefarmasian di rs aisyiyah
Bojonegoro.
d. Mengkoordinasi fungsi pelayanan lintas sekitar yang mendukung pelaksanaan
pekerjaan ke farmasian di lingkup rs aisyiyah bojonegoro.
e. Menyusun laporan pertanggung jawaban terhadap kegiatan kefarmasian dalam
periode pelaporan tertentu secara administrasi dan legal hukum.
f. Melakukan pengembangan staf dan progam Pendidikan sesuai dengan
musrengbag instalasi farmasi.

3
2. Penangung jawab rawat inap:
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan teknis pekerjaan kefarmasian di farmasi rawat
inap.
b. Mensupervisi pelaksanan teknis lain dalam pelaksanaan perkerjaan
kefarmasiandi farmasi rawat inap.
c. Memastikan berlangsungnya kegiatan administrasi dan pencatatan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku sebagai sumberdaya untuk efaluasi.
d. Untuk memberikan masuakkan efulasi dan penilaian karyawan pada instalasi
farmasi.

3. Administrasi farmasi rawat inap:


a. Melakukan rekapitulasi pengeluaran perbekalan farmasi dan farmasi rawat inap
ke ruang perawatan.
b. Merekap output kerja farmasi rawat inap untuk dapat dikirimkan ke instalasi
rekam medik dan infokes.
c. Koordinasi penjadwalan dinas untuk menunjang pelayanan farmasi di
penyimpanan khusus
d. Membuat notulen pertemuan.

4. Staf pelaksana pekerjaan farmsi rawat inap:


a. Menyiapkan permintaan obat dan alat obat kesehatan dari ruang perawatan.
b. Menyiapkan pesanan obat pasien pulang.

5. Penanggung jawab farmasi rawat jalan:


a. Mengkoordinasi pelaksanaan teknis pekerjaan kefarmasian di depo farmasi
rawat jalan.
b. Mensupervisi pelaksanaan teknis lain dalam pelaksanaan pekerjaan kefarmasian
di depo farmasi rawat jalan
c. Memastikan berlangsungnya kegiatan administrasi dan pencatatan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku sebagai sumber data dan evaluasi.
d. Memberikan masukan evaluasi kegiatan dan penilaian karyawan pada kepala
instalasi farmasi.

4
f. Administrasi pekerjaan farmasi rawat jalan:

a. Melakukan kegiatan administrasi stok obat yang dipakai.


b. Menyimpan obat pasien pulang.

g. Penanggug jawab Gudang logistik farmasi:


a. Melakukan estimasi pembelian, penerimaan, penyimpanan, dan
mendistribusikan perbekalan farmasi dll dalam lingkup penunjang medis, sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
b. Mengontrol ketersediaan perbekalan farmasi untuk dapat menunjang perbekalan
farmasi.
c. Inventarisasi pemenuhan kebutuhan obat semua depo pelayanan farmasi baik di
rawat inap dan rawat jalan.
d. Melakukan kegiatan administrasi berupa pencatatan manual dan komputerisasi
semua obat, bahan obat.

C. Fungsi
1. Pengelolan perbekalan farmasi.
2. Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan.
3. Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mengenai obat.
4. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
5. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi
pelayanan.

D. Penggolongan Obat
Penggolongan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
917/Menkes/Per/X/1993 yang kini telah diperbaiki dengan Permenkes RI Nomor
949/Menkes/Per/IV/2000. Penggolongan obat berdasarkan jenis dan penandaan terdiri
dari : obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, psikotropika, obat narkotika dan obat
wajib rumah sakit.
1. Obat Bebas

5
Obat bebasdapat dibeli bebas tanpa resep dokterdan dapat dibelidi apotek dan toko
obat berizin. Obat bebas disimbolkan dengan lingkaran berwarna hijau bergaris tepi
hitam yang terdapat pada kemasan. Contoh obat bebas, parasetamol, ibuprofen,
antasida done, minyak kayu putih, dan obh Penandaan obat bebas diatur berdasarkan
SK Menkes RI nomer 2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas
dan obat bebas terbatas.

2. Obat Bebas Terbatas

obat bebas terbatas di sebut juga (W: Waarschuwing: peringatan/waspada) adalah


obat keras yang dapat dibeli tanpa resep dokter namun penggunananya harus
memperhatikan informasi obat pada kemasan. Obat keras terbatas di tandai dengan
lingkaran biru bergaris tepi hitam. Contoh obat bebas terbatas pratusin, proris, dan
ctm.

3. Obat Keras

Obat keras disebut juga obat daftar "G” dalam bahasa belanda G singkatan dari
"gevaarijk” yang berarti berbahaya. Maksudnya, obat keras adalah obat yang ada di
rumah sakit dan hanya di dapat diberikan dengan resep dokter. Obat keras di tandai
dengan lingkaran merah garis tepi hitam dan terdapat huruf K. Contohnya
dexamethasone, amoxcilin, dan ambroxol.

4. Obat Narkotika

Menurut UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, yang dimaksud dengan narkotik
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunana atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Narkotika di tandai dengan lingkaran putih bergaris
merah dan terdapat simbol palang berwarna merah di dalamnya. Obat narkotika
dibagi menjadi tiga golongan:
a. Narkotika Golonagan I

6
Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk
pengembangan ilmu pengetauhuan dan tidak untuk terapi, serta mempunyai
potensi yang sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh obat narkotika
golongan I yaitu opium dan kokain.
b. Narkotika Golongan II
Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan untuk
pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan untuk terapi
atau pengembangan ilmu pengetauhuan serta berpotensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh obat narkotika golongan II adalah petidin.
c. Narkotika Golongan III
Narkotika Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi atau pengebangan ilmu pengetauhuan serta
berpotensi ringan menimbulkan ketergantungan. Contoh obat narkotika golongan
III adalah kodein.

5. Obat Piskotropika

Menurut UU No. 5 tahun 1997 tentang piskotropika adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat piskoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan prilaku. Penandaan obat piskotropika hampir sama dengan
penandaan obat keras yaitu lingkaaran merah dengan garis tepi berwarna merah
dengan huruf K yang menyentuh garis tepi. Obat piskotropika dibagi menjadi empat
golongan:

a. Piskotropika golongan I
Piskotropika golonagan I adalah piskotropika yang hanya dapat digunakan untuk
ilmu pengetauhuan dan tidak digunakan untuk terapi, serta mempunyai potensi
amat kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh obat piskotropika
golongan I yaitu lsergida mekalina.
b. Piskotropika gaolongan II
Piskotropiaka golongan II adalah piskotropika yang berkhasiat untuk pengobatan
dan digunakan dalam terapi atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan

7
serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh
obat piskotropika golongan II yaitu amfetamin.
c. Piskotropika golongan III

Piskotropika golongan III adalah piskotropika yang berkhasiat pengobatan dan


banyak digunakan dalam terapi atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta berpotensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Contoh obat psikotropiaka golongan III yaitu amobarbital dan penobarbital.
d. Piskotropiaka golongan IV

Piskotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan


sangat luas digunakan dalam terapi dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh
psikotropika golongan IV yaitu alprazalom dan diazepam.

6. Obat Wajib Rumah Sakit

Obat wajib rumah sakit adalah obat keras yang dapat di serahkan oleh rumah sakit
kepada pasien di rumah sakit tanpa resep dokter, tetapi diseratai informasi lengkap
tentang penggunaan obat. Contoh obat wajib rumah sakit yaitu asama mefenamat,
idocain hcl, dan omeprazole.

8
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKERIN

A. Pelaksanaan Prakerin di Rs. Aisyiyah Bojonegoro


Pelaksanaan prakerin kerja industri di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro terletak di
JL. KH hasyim Asy'ari No. 17, kauman kecamatan bojonegoro, dan dilaksanakan dari
tanggal 21 Maret 2022, s/d 15 April 2022. Pelaksanaan prakerin di rumah sakit
Aisyiyah Bojonegoro terbagai menjadi 2 shif pagi dan sore yaitu:
 Minggu ke 1 Rawat Jalan
Shif pagi tanggal 21-25 Maret 2022 dimulai dari pukul 07.00 - 14.00 WIB.
1. Martha Ivanda P
2. Junda Mubaraq
Shif sore tanggal 21-25 Maret 2022 dimulai dari pukul 14.00 - 21.00 WIB
1. Oktavia Dewi R
2. Intan Mauliddia K.P
 Minggu ke 2 Rawat Jalan
Shif pagi tanggal 28- Maret, 1- April 2022 dimulai pukul 07.00 - 14.00 WIB
1. Oktavia Dewi R
2. Intan Mauliddia K.P.
Shif sore tanggal 28 - Maret, 1 – April 2022 dimulai pukul pukul 14.00 21.00 WIB
1. Martha Ivanda P
2. Junda Mubaraq
 Minggu ke 3 Rawat Inap
Shif pagi tanggal 4-8 April 2022 dimulai pukul 07.00 - 14.00 WIB
1. Martha Ivanda P
2. Junda Mubaraq

Shif sore tanggal 4-8 April 2022 dimulai pukul14.00 - 21.00 WI


1. Oktavia Dewi R
2. Intan Mauliddia K.P.

9
 Minggu ke 4 Rawat Inap
Shif pagi tanggal 11-15 April 2022 dimuali pukul 07.00 - 14.00 WIB
1. Oktavia Dewi R
2. Intan Mauliddia K.P.
Shif sore tanggal 11-15 April 2022 dimuali pukul 14.00 - 21.00 WIB
1. Martha Ivanda P
2. Junda Mubaraq

B. Pelayanan Resep
Pelayanan resep di IFRS Aisyiyah terbagi menjadi 2 sebagai berikut :
1. Pelayanan Resep bagai Pasien Rawat Inap
Pelayanan resep bagi pasien rawt inap dilakukan selama 24 jam, alur pelayanan
adalah sebagai berikut:
a. Pasien masuk melalui unit gawat darurat (UGD) dilanjutukkan dengan
mendaftarkakn diri pada petugas.
b. Pasien diperiksa oleh dokter.
c. Pasien mendapatkan resep.
d. Petugas menghitng harga obat dalam resep.
e. Keluarga pasien membawa resep ke instalasi farmasi.
f. Petugas menediakan obat sesuai resep dari dokter.
g. Petugas memberikan obat kepada keluarga pasien disertai informasi
penggunaan obat.
2. Pelayanan Obat Rawat Jalan
Pelayanan obat rawat jalan dilakukan diinstalasi rawat jalan (IRJ)
yang meliputi, pemberian obat dilakukan langsung, yaitu :
a. Pasien memberikan resep dokter kepada petugas IFRS.
b. Resep dihitng harganya, kemudian pasien membayar resep ke loket
pembayaran di serta bukti kwintansi pembayaran.
c. Petugas mengisis respon time yang tersedia dan menyampaikan obat.
d. Kemudian obat diberikan sesuai dengan resep dokter disertai etiket.

10
e. Resep pasien diberikan informasi tentang penggunaan obat oleh petugas
apabila obata dalam resep tidak tersedia atau setok kosong maka pasien
diberikan salianan resep untuk membeli di rumah sakit/apotek lain.

C . Pengelolaan Perbekalan Farmasi Di Instalasi Rumah Sakit


Pengelolaan Perbekalan Farmasi Menurut Kepmenkes RI
NO.1197/Menkes/SK/2004 merupakan suatu siklus kegiatan dimulai dari pemilihan,
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanana, pendistribusian, pengendalian,
penghapusan, administrasi, dan pelaporan, serta evaluasi yang diperlukan bagi
kegiatan pelayanan adapun penjelasannya dari kegiatan tersebuat sebagai berikut:
1. Pemilihan
Pemilihan merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang
terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan
kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai
menjaga dan memperbaharui standar obat. Penentuan pemilihan obat merupakan
peran aktif tenga farmasi yang berada dalam organisasi panitia farmasi dan terapi
untuk menetapkan kualitas dan efektivitas, serta jaminan purna transaksi
pembelian.

2. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga
perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran. Untuk
menghindari kekosongan obat atau alkes di IFRS ada hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam proses perencanaan antara lain:
a. Kebutuhan

Perencana yang baik harus sesuai dengan kebutuhan IFRS, perhitungan


kebutuhan yang benar akan mencegah pengadaan perbekalan farmasi yang
berlebihan
b. Persedian atau stok sisa

Lihat berapa jumlah stok sisa yang ada maka dari data tersebut dapat di jadikan
acuan jumlah yang akan dibeli untuk satu jenis perbekalan farmasi.
c. Prioritaas

11
Perbekalan farmasi yang sering dibutuhkan pasien dirumah sakit hendaklah
diprioritaskan paling utama untuk diadakan
d. Waktu tunggu
Proses pengirimana perbekalan farmasi dari distributor ke IFRS memerlukan
waktu pengadaan melalui tender memerlukan waktu yang lama berbeda dengan
pengadaan melalui pembelian langsung mungkin waktu pengirman akan lebih
cepat.
e. Metode perencanaan
Metode perencanaan yang dapat di pergunakan anatara lain metode konsumsi,
metode epidemiologi dan metode kombinasi.

3. Pengadaan
Pengadaan merupakan suatu proses dari usaha dan kegiatan untuk mendapatkan apa
yang dibutuhkan, dimana dan kapan dibutuhkan dengan cara yang menguntungkan
dalam batas-batas peraturan perundang-undangan. Tujuan dari pengadaan adalah
untuk memperoleh kebutuhan obat-obatan, alkes, alkes habis pakai, dan alat-alat
medis dalam jumlah cukup, mutu dapat dipertanggung jawabkan, harga serendah
mungkin sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Penerimaan
Penerimaan adalah kegiatan menerima perbekalan farmasi yang telah dipesan ke
PBF atau unit Gudang pelayanan kesehatan sesaui dengan aturaan kefarmasian.

5. Penyimpan
Penyimpan merupakan usaha untuk melakukan pengurusan dan pengaturan barang
persedian pada Gudang penyimpanan. Tujuan penyimpanan adalah memelihara
mutu obat, menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga
kelangsungan persedian, memudahkan pencarian dan pengawasan. Metode
penyimpanan diantaranya:
a. Metode FIFO (First In First Out)
FIFO adalah metode penyimpanan berdasarkan barang yang pertama masuk,
maka yang lebih dahulu di keluarkan.
b. Metode FEFO (First Exfire First Out)

12
FEFO adalah metode penyimpanan berdasarkan barang yang masa
kadaluarsanya paling dekat, maka yang paling dahulu dikeluarkan.

c. Metode LIFO (Last in First Out)


yaitu obat yang datang kemudian/terakhir diletakkan di depan obat yang datang
dahulu.
d. Berdasarkan golongan obat
Metode ini dilakukakan dengan cara memisahkan obat - obatan tiap golongan
dan tidak mempertimbangkan bentuk sediaan atau efek farmakologinya, yang
terpenting obat tertata sesuai dengan golonganya.
e. Berdasarkan Alfabetis
Perbekalan farmasi ditata sesuai namanya secara berurutan dari A sampai Z.
Keuntungan metode ini adalah obat atau alkes akan lebih mudah dicari dan
kelemahanya Gudang tidak digunakan secara maksimal.
f. Berdasarkan Efek farmakolog
Metode ini dilakukan dengan cara menata obat sesuai khasiatnya misalnya obat
untuk batuk berdahak di tempatkan berbeda dengan obat untuk batuk kering.

6. Pendistribusian
Pendistibusian adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi untuk
pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien serta untuk menunjang
pelayanan medis

7. Pengendalian
Pengendalian adalah kegiatan yang bertujuan untuk mencegah terjadianya
kelebihan dan kekosongan perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan.
a. Pemusnahan
Pemusnahan adalah kegiatan penyelesian terhadap perbekalan farmasi yang
tidak tepakai karena kadaluarsa, rusak dan tidak memenuhi standrat.

b. Administrasi dan pelaporan


 Administrasi bertujuan memonitor transaksi perbekalan farmasi yang masuk
dan keluar. Pencatatan bisa dilakukan secara manual dan komputer.

13
 Pelaporan
Pelaporan berisi kumpulan catatan pendataan kegiatan administrasi perbekalan
farmasi.

8. Evaluas
Evaluasi merupakan salah satu upaya untuk terus mempertahankan mutu
pengelolan perbekalan faramsi.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. RumahSakit Aisyiyah adalah rumah sakit yang menyediakan pelayanan kesehatan
umum
2. Pelayanan resep di IFRS Aisyiyah terbagi menjadi 2 yaitu pelayanan resep pasien
rawat inap dan resep pasien rawat jalan

B. Saran
1. Sekolah hendaknya lebih menyiapkan lagi bagi kemampuan siswa sebelum praktek
di dunia kerja.
2. Adanya kerja sama yang baik antara sekolah dengan dunia kerja sehingga terjadi
sinkronisasi materi yang diajarkan di sekolah dan proses pembimbingan di tempat
praktek
3. Pelaksanan Praktek Kerja Lapangan ini akan lebih terarah apabila disusun suatu
jadwal yang harus dikerjakan siswa/siswi selama melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL).
4. Diharapkan kegiatan seperti ini dapat berlangsung seterusnya guna dapat
memberikan bekal tambahan bagi siswa/siswi SMK FARMASI SENTOSA
DHARMA BOJONEGORO agar mampu bersaing dalam dunia kerja dan mampu
mencetak siswa-siswi yang profesional di bidang kefarmasian sehingga membawa
nama baik sekolah.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.ump.ac.id/
http://respiratory.usu.ac.id/bitsearch12819043.com
http://kelompokRumahSakiter.co.id/search.com
https://img.ucweb.com/s/uae/g/6l/sharebacklink/76f34f97b9f7abd876ca4fac1e75699c.html
https://img.ucweb.com/s/uae/g/6l/sharebacklink/
8924455609f6f73e207115315ab5a446.html
file:///C:/Users/User/Downloads/uu44-2009.pdf
https://persi.or.id/wp-content/uploads/2020/11/kmk11972004.pdf
https://adoc.pub/bab-ii-tinjauan-pustaka-pelayanan-kesehatan-perorangan-
secar.html#:~:text=2.3.2%20Tugas%20dan%20Fungsi,informasi%20dan%20edukasi
%20(KIE)

15
LAMPIRAN

RS. AISYIYAH BOJONEGORO Menyediakan Beberapa Bentuk Obat :

 Tablet
 Kaplet
 Kapsul
 Sirup
 Injeksi
 Suppositoria
 Infus

16
 Contoh Etiket Dan Copy Resep

Etiket di bagi menjadi 2 yaitu

 Etiket biru obat luar


 Etiket putih obat dalam

Beberapa sedian ada yang di simpan di dalam kulkas pada suhu 2-8 c, antara lain :

1. Dulcolax supp
2. Pamol supp
3. Actrapid
4. Myotocyn
5. Anbacim dll.

sedian di simapan di kulkas agar menjaga fisik dan kimianya.

17

Anda mungkin juga menyukai