Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Tanah Merah, 4 Juli 2021
1. Jawaban
a. NPWP adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan.
Sedangkan, PKP atau Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan
Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya. Terhadap Wajib Pajak
ini, di samping memiliki NPWP juga diberikan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(SPPKP). Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam
kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor
barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar
daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.
b. PPh Pasal 21
Wajib pajak bagi pemilik warung makan memiliki dua pilihan untuk PPh Pasal 21, pertama
adalah pajak yang dibayarkan dalam periode bulanan, yang kedua adalah tahunan. Tetapi
untuk pajak tahunan lebih lanjut diatur dalam PPh Pasal 26. Sementara PPh Pasal 21
mengatur tentang pajak yang dibebankan dari pemotongan gaji karyawan maupun non
karyawan. Biasanya jabatan atau posisi yang diduduki menentukan besar pajak yang
dibebankan.
c. Pasal 6 ayat (1) huruf b UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. Jadi,
sebenarnya untuk perusahaan kecil perorangan yang dijalankan sendiri oleh pemiliknya, atau
hanya mempekerjakan anggota keluarganya sendiri, yang terdekat, serta tidak memerlukan
izin dan bukan merupakan suatu badan hukum ataupun persekutuan, tidak wajib
mendaftarkan usahanya.
Hal ini ditegaskan pula dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c Peraturan Menteri Perdagangan RI
No. 46/M-DAG/PER/9/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan RI No.
36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (“Permendag
46/2009”), yaitu untuk perusahaan dengan skala mikro, tidak wajib untuk memiliki SIUP.
2. Jawaban
a. Kewajiban pelunasan pajak dimaksud harus dilakukan pada saat sebelum surat keberatan
disampaikan ke KPP. Dengan demikian, kewajiban pembayaran pajak yang masih harus
dibayar oleh perusahaan Saudara adalah paling sedikit sebesar jumlah pajak yang masih
harus dibayar yang tercantum pada kolom “jumlah menurut Pembahasan Akhir (Disetujui)”.
b. Jawab
• Pengajuan keberatan dilakukan secara tertulis menggunakan bahasa Indonesia;
• Mengemukakan jumlah pajak terutang, jumlah pajak yang dipotong/dipungut atau
jumlah rugi menurut penghitungan wajib pajak disertai dengan alasan yang menjadi
dasar penghitungan;
• Satu keberatan diajukan hanya untuk satu surat ketetapan pajak, satu pemotongan
atau satu pemungutan pajak (hal ini disesuaikan dengan kasus keberatan yang
diajukan oleh wajib pajak yang bersangkutan);
• Wajib pajak sudah melunasi pajak yang harus dibayar paling sedikit sesuai dengan
jumlah yang disetujui oleh wajib pajak dalam pembahasan hasil akhir, sebelum surat
keberatan pajak disampaikan (persyaratan ini hanya berlaku apabila keberatan
diajukan atas kasus pajak kurang bayar);
• Dapat diajukan dalam jangka waktu tiga bulan sejak surat ketetapan pajak dikirim
atau sejak terjadi pemotongan/pemungutan pajak oleh pihak ketiga. Kondisi ini tidak
berlaku apabila wajib pajak dapat menunjukan bahwa jangka waktu tersebut tidak
dapat dipenuhi karena kondisi yang terjadi di luar kekuasaan wajib pajak
bersangkutan;
• Surat keberatan pajak harus ditandatangani oleh wajib pajak. Jika Surat Keberatan
ditandatangani oleh bukan wajib pajak maka keberatan pajak tersebut harus
dilampiri dengan surat kuasa khusus sebagaimana tercantum dalam Pasal 32 ayat (3)
UU KUP; dan
• Wajib pajak tidak mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
UU KUP.
c. Apabila Wajib Pajak masih belum puas dengan Surat Keputusan Keberatan atas keberatan
yang diajukannya, maka Wajib Pajak masih dapat mengajukan banding ke Badan Peradilan
Pajak.
Syarat pengajuan banding adalah:
• Permohonan banding diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dalam waktu
3 (tiga) bulan sejak keputusan keberatan diterima dilampiri surat Keputusan
Keberatan tersebut.
• Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding.
• Pengadilan Pajak harus menetapkan putusan paling lambat 12 (dua belas) bulan
sejak Surat Banding diterima. Dalam hal permohonan banding ditolak atau
dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar
100% (seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi
dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.