Anda di halaman 1dari 15

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : M.IQBAL SANTOSO

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042407214

Tanggal Lahir : 08 DESEMBER 1992

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4403/ILMU PERUNDANG-UNDANGAN

Kode/Nama Program Studi : ILMU HUKUM

Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ PKU

Hari/Tanggal UAS THE : SENIN, 12 JULI 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : M.IQBAL SANTOSO


NIM : 042407214
Kode/Nama Mata Kuliah : 08 DESEMBER 1992
Fakultas : HKUM4403/ILMU PERUNDANG-UNDANGAN
Program Studi : ILMU HUKUM
UPBJJ-UT : UPBJJ PKU

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
BENGKALIS,12 JULI 2021
Yang Membuat Pernyataan

M.IQBAL SANTOSO
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. A. Pendapat Nawiasky tersebut sebenarnya sejalan dengan pandangan Kelsen.


Kelsen juga menyatakan bahwa konstitusi memang dibuat sulit untuk diubah karena
dengan demikian menjadi berbeda dengan norma hukum biasa. Selain itu, Kelsen
juga menyatakan bahwa suatu tata hukum kehilangan validitasnya secara
keseluruhan jika terjadi kudeta atau revolusi yang efektif. Kudeta atau revolusi adalah
perubahan tata hukum selain dengan cara yang ditentukan oleh tata hukum itu
sendiri. Kudeta atau revolusi menjadi fakta hilangnya presuposisi validitas konstitusi
pertama dan digantikan dengan presuposisi yang lain. Tata hukum yang berlaku
adalah sebuah tata hukum baru meskipun dengan materi yang sama dengan tata
hukum lama.
Pandangan Kelsen dan Nawiasky tersebut dapat disimpulkan bahwa staats-
fundamentalnorm yang dikemukakan oleh nawiasky adalah presuposisi validitas
konstitusi pertama yang dikemukakan oleh Kelsen sebagai norma dasar.
Sedangkan staats grundgesetz nya Nawiasky adalah konstitusi dalam pandangan
Kelsen.

B. Dalam konteks indonesia maka hirearki tersebut disesuaikan dengan ketentuan


yang pernah berlaku, misalnya undang-undang nomor 1 tahun 1950, hierarki
menurut ketetapan MPRS Nomor III/MPR/2000, UU Nomor 10 Tahun 2004 dan serta
masih berlaku hierarki menurut UU Nomor 12 Tahun 2011.
Berkaitan dengan sistem pemerintah indonesia yang mengenal asas sentralisasi
dan otonomi daerah yang berdasarkan asas desentralisasi, maka akan dibahas
pula peraturan perundang-undangan pada tingkat pemerintahan pusat dan tingkat
pemerintahan daerah. Peraturan pada tingkat pusat biasanya meliputi masalah
agama, kemanan, pertahanan, fiskal, moneter dan hubungan internasional.
Sedangkan pemerintahandaerah peraturan perundang-undangan yang dipelajari
meliputi peraturan yang dikeluarkan oleh kepala daerah yaitu gubernur,
walikota/bupati.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

2. A. pasal 2 dan pasal 4 ketetpan MPR Nomor I/MPR/2003 tentang peninjauan terhadap
materi dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan
perundang-undangan ini memasukkan kembali ketetapan MPR dalam hierarki
peraturan perundang-undangan diindonesia. Eksistensi ketetpan MPR dalam tata
urutan perundang-undangan tidaklah berarti memberikan dasar hukum adanya
ketetapan MPR dalam arti luas, tapi hanya mempunyai arti memberikan landasan
hukum bagi ketetapan MPR(S) dalam status hukum ketetpan majlis permusyawarahan
rakyat sementara , sehingga dapat dikatakan bahwa pasal 7 ayat 1 tidak mengartikan
memberikan kewenangan kepada MPR untuk membentuk Ketetapan MPR kembali
sebagaimana dulu pernah menjadi kewenangannya .

B hierarki peraturan perundang-undangan tidak ditemukan aturan atau mekanisme


pengujian TAP MPR yang menyebabkan terjadinya kekosongan hukum serta tidak
adanya lembaga yang berwenang untuk melakukan pengujian terhadap Ketetapan
MPR, inilah yang dina. Implikasi yang ditimbulkan oleh Putusan Mahkamah Konstitusi
yang mengadili dan tidak menerima permohonan judicial review adalah: berdampak
kepada keberadaan Ketetapan MPR di dalam makan tetraa incognita. Selain itu
keberadaan Ketetapan MPR telah menjadikan tidak adanya kepastian hukum dan
menciderai keadilan dan hak konstitusional warga negara sebagaimana amanat Pasal
28 D Undang Undang Dasar 1945, dengan begitu tanpa disadari telah menciderai
konsepsi negara hukum dalam jaminan, pemenuhan dan perlindungan hak asasi
manusia.
c. Implikasi perubahan UUD 1945 membawa dampak yang sangat luas terhadap
semua lembaga negara. Pada satu sisi, ada lembaga yang mendapat proporsi baru
dengan bartambahnya wewenang secara signifikan di dalam konstitusi. Sementara di
sisi lain, ada pula lembaga negara yang mengalami pengurangan kewenangannya
dibandingkan sebelum dilakukan perubahan.Tidak hanya itu ada juga lembaga yang
hilang kewenangannya karena sudah tidak relevan lagi bagi kebutuhan
penyelenggaraan negara ke depan. Di antara implikasi perubahan UUD 1945, yang
paling tampak perubahan kewenangannya adalah perubahan kedudukan dan fungsi
MPR.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

3. A. Peraturan daerah memiliki fungsi menyelenggarakan otonomi daerah, menjabarkan


lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, menyelenggarkan
pengaturan hal-hal yang tidak bertentangan dengan kepentingan umum,
menyelenggarakan pengaturan hal-hal tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi sedangkan peraturan kepala daerah berfungsi
menyelenggarakan pengaturan dalam rangka peraturan daerah yang bersangkutan,
atas kuasa peraturan perundang-undangan lain yang berlaku, syarat ditetapkannya
peraturan kepala daerah yaitu kepntingan umum, peraturan daerah, dan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi. Dasar pembentukannya adalah pasal 246
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan Daerah.
Materi muatan peraturan Daerah pasal 14 UU Nomor 12 Tahun 2011, materi muatan
peraturan daerah berisi rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah/ selain itu peraturan daerah
juga dapat memuat ketentuan mengenai sanksi pidana.

B. Membatalkan peraturan yang dimaksud, mengamati, meneliti, memeriksa secara


langsung baik secara lisan maupun tertulis peraturan tersebut serta melakukan evaluasi.
Upaya :
1. Upaya preventif berkenaan dengan hal-hal berikut. Pertama, keharusan untuk
merubah cara pandang (paradigma) Pemerintah Daerah dan DPRD terhadap
hakekat otonomi daerah. Otonomi daerah tidak sekedar meningkatkan PAD
sehingga secara keuangan daerah dimaksud dipandang mampu, namun harus ada
pemahaman secara komprehensif bahwa otonomi daerah bertujuan mendekatkan
pelayanan kepada masyarakat, sehingga pada gilirannya terwujud kesejahteraan
masyarakat. Oleh karenanya, segala instrumen pendukung otonomi daerah, baik
urusan pemerintahan, organisasi, dan pembentukan aturan semestinya
diorientasikan pada tujuan otonomi daerah. Kedua, perlu pula pergeseran cara
pandang pemerintahan daerah terhadap tujuan hukum. Artinya, Perda yang
dibentuk tidak selalu didominasi oleh tujuan kepastian dan ketertiban, tetapi juga
mampu mewujudkan aspek kesejahteraan bagi pihak yang dikenai perda
(addresat). Hukum (Perda) justru lebih mengemban aspek kesejahteraan
ketimbang aspek keadilan dan aspek kepastian. Kesejahteraan atau kebahagiaan
rakyat mestinya ditempatkan sebagai visi atau bintang pemandu utama dalam
proses pembentukan perda. Ketiga, Pemerintah Daerah dan DPRD perlu secara
serius menyusun dokumen perencanaan pembentukan perda atau yang lasim
dikenal dengan Program Legislasi Daerah (Prolegda). Keseriusan ini penting
karena kenyataan selama ini, Prolegda yang disusun masih bersifat insidentil dan
parsial. Insidentil oleh karena jangka waktunya pendek (setahun) sehingga minim
keterkaitannya dengan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang bersifat
lima tahunan (Rencana Pembangunan Jangka Menengah – RPJM). Bersifat parsial
oleh karena belum ada keterpaduan baik dengan RPJM, Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Tahunan maupun dengan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi.Keempat, perlu komitmen pemerintah daerah dan DPRD untuk menyusun
Naskah Akademik dari setiap perda yang akan dibentuk. Naskah Akademik
menjadi penting dalam kerangka mengidentifikasi dan menguraikan pertimbangan
atau latarbelakang rancangan perda serta keterkaitannya dengan peraturan
perundang-undangan yang ada (baik secara vertikal dan horisontal). Melalui
Naskah Akademik juga akan memudahkan para legislator untuk memahamai
materi yang akan dituangkan dalam dokumen rancangan perda.kelima ,perlu
penguatan atau pemberdayaan terhadap institusi atau lembaga yang berwenang
melakukan harmonisasi dan sinkronisasi, baik biro hukum (propinsi)/bagian
hukum (kabupaten/kota) maupun badan legislasi sebagai salah satu alat
kelengkapan DPRD.keenam penguatan kapasitas legislator (capacity building)
melalui kegiatan pendalaman tugas dan fungsinya, terutama fungsi legislasi.
Pendalaman dimaksud berkenaan dengan materi pembentukan perda yang baik
dan berkualitas. Pendalaman tugas harus disertai simulasi atau pelatihan
sehingga kapasitas yang diperoleh tidak hanya pada tataran kognitif semata tetapi
sampai pada afektif dan psikomotorik.
2. upaya represif dilakukan melalui : pertama, penguatan masyarakat sipil (civil
society) dan penguatan pengawasan pemerintah dalam mengawasi proses
pembentukan perda, kedua efektifkan judicial review sebagai sarana pengujian
dan penyelesaian terhadap perda bermasalah. Selama ini ada persepsi bahwa
peran Mahkamah Agung dalam melakukan judicial review belum setara seperti
yang dilakukan Mahkamah Konstitusi ketika melakukan pengujian Undang –
Undang.

C. Dalam rangka menjaga agar karakteristik suatu peraturan daerah yang dibentuk
oleh pemerintah daerah tetap berdasarkan prinsipprinsip penyelenggaraan otonomi
dalam konteks negara kesatuan, maka perlu didukung dengan adanya penguatan
pada mekanisme pengawasan preventif (executive preview) yang dimiliki oleh
Pemerintah Pusat. Mekanisme pemberian nomor register oleh Menteri Dalam Negeri
untuk Perda Provinsi, dan oleh Gubernur untuk Perda Kabupaten/ Kota dapat
dimanfaatkan sebagai proses ‘double check’ untuk melakukan pencermatan kembali
terhadap seluruh materi muatan perda apakah telah dilakukan penyempurnaan sesuai
dengan hasil evaluasi/ fasilitasi atau tidak. Dengan demikian, keinginan bersama
untuk menciptakan perda yang implementatif, tidak bertentangan dengan peraturan
perundangundangan, selaras dengan arah kebijakan dan politik hukum nasional serta
mencerminkan keadilan dan perlindungan hukum kepada masyarakat niscaya akan
dapat tercapai.
4.
a) Rancangan Perda Kasus no 1

BUPATI SAMOSIR
PROVINSI SUMATERA UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR


NOMOR 14 TAHUN 2021

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR


NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA

BUPATI KABUPATEN SAMOSIR,


Menimbang : Bahwa dengan adanya perubahan dan penambahan beberapa
a Pasal dalam Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 5
Tahun 2005 tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, maka
perlu merubah Peraturan Daerah tersebut

b Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada


huruf a tersebut diatas, maka perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Mengingat Samosir Nomor 5 Tahun 2005 tentang Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan.
:
a Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2003
Tentang Badan Usaha Milik Negara;
b
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang
c Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah;
d Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 25 tahun 2007
e Tentang Penanaman Modal;
Undang-UndangNomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009
tentang Kesejahteraan Sosial;
DenganPersetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SAMOSIR

dan

BUPATI SAMOSIR

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN


DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NO. 5 TAHUN 2005 TENTANG
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Beberapa Ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 5 Tahun 2005 tentang
Tanggung jawab Sosial Perusahaan (Lembaran Daerah Kabupaten Samosir Tahun 2005 Nomor 5)
diubah sebagai berikut :

No
1. dst

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Samosir

Ditetapkan di TanjungSamosir
pada tanggal 12 Juli 2021
BUPATI SAMOSIR,

ttd

(……………………)
Diundangkan di Samosir
pada tanggal 12 Juli 2021
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SAMOSIR,

ttd

(………………………..)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2021 NOMOR 14


b). RancanganPerdaKasus no 2

BUPATI SAMOSIR
PROVINSI SUMATERA UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR


NOMOR 15 TAHUN 2021

TENTANG

PENCABUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR


NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA

BUPATI KABUPATEN SAMOSIR,

Menimbang : Bahwa dalam rangka tidak efektifnya peraturan Daerah


a Kabupaten Samosir No.5 Tahun 2005 tentang Tanggungjawab
sosial Perusahaan.

b Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a, perlumenetapkan Peraturan Daerah tentang
Mengingat Tanggung Jawab sosial Perusahaan
:
a Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2003
Tentang Badan Usaha Milik Negara;
b Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang
Perubahan Keduaatas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004
c
tentang Pemerintahan Daerah;
d Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2007
e Tentang Penanaman Modal;
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009
tentang Kesejahteraan Sosial;
DenganPersetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SAMOSIR

dan

BUPATI KABUPATEN SAMOSIR

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN


DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Pasal 1

Peraturan Daerah Kabupaten samosir No.5 Tahun 2005 tentang Tanggung jawab sosial
Perusahaan (Lembar Daerah KabupatenSamosir No.5 Tahun 2005 tentangTanggungjawabsosial
Perusahaan) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 2

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Daerah Kabupaten Samosir.

Ditetapkan di TanjungSamosir
pada tanggal 12 Juli 2021
BUPATI SAMOSIR,

ttd

(……………………)
Diundangkan di Samosir
pada tanggal 12 Juli 2021
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SAMOSIR,

ttd

(………………………..)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2021 NOMOR 15

Anda mungkin juga menyukai