Anda di halaman 1dari 23

Anisa Yolanda Sambil

2010070130008

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun unutk seorang dokter
ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud pencegahan,
diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain agar mengerti bahwa penggunaan obat dapat
mengakibatkan berbagai gejala penyakit.

Antiboitika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang dapat
menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain. Antibiotik juga dapar dibuat
secara sintesis. Antimikroba diartikan sebagai obat pembasmi mikroba khususnya yang
merugikan manusia. Pada dasarnya tujuan utama penggunaan antibiotik untuk meniadakan
infeksi, namun semakin luasnya penggunaan antibiotik sekarang ini justru semakin meluas
pula timbulnya infeksi baru akibat penggunaan antibiotik yang tidak rasional.

Penggolongan antibiotic berdasarkan mekanisme kerjanya meliputi antibiotic


penghambat sintesis dinding sel bakteri, antibiotic penghambat reaksi kimia asam nukleat sel
mikroba, antibiotic penghambat sintesis protein, antibiotic penghambat fungsi membrane
sel, dan antibiotic penghambat metabolism sel mikroba. Dalam makalah ini yang akan
dibahas terbatas pada antibiotic penghambat dinding sel bakteri yaitu antibiotic golongan
beta laktam.

Antibiotik beta laktam merupakan golongan antibiotika yang pertama kali ditemukan.
Meskipun sampai sekarang banyak golongan antibiotika dengan berbagai variasi sifat dan
efaktivitasnya terhadap bakteri, namun demikian antibiotika ini masih sering dipergunakan
sebagai obat pertama dalam mengatasi suatu infeksi.
Rumusan Masalah
Apa definisi antibiotic?
Bagaimana sejarah penemuan antibiotic?
Bagaimana penggolongan antibiotic?
Apa itu antibiotic beta laktam?
Bagaimana mekanisme kerja antibiotic beta laktam?
Bagaimana penggolongan antibiotic beta laktam?
Apa saja penyakit yang dapat diobati antibiotic beta laktam?
Bagaimana mekanisme resistensi antibiotic?
Bagaimana mekanisme resistensi antibiotic beta laktam?
Bagaimana cara mengatasi resistensi antibiotic beta laktam?

Tujuan
Untuk mengetahui definisi antibiotic
Untuk mengetahui sejarah penemuan antibiotic
Untuk mengetahui penggolongan antibiotic
Untuk mengetahui antibiotic beta laktam
Untuk mengetahui mekanisme kerja antibiotic beta laktam
Untuk mengetahui penggolongan antibiotic beta laktam
Untuk mengetahui penyakit yang dapat diobati antibiotic beta laktam
Untuk mengetahui mekanisme resistensi antibiotic
Untuk mengetahui mekanisme resistensi antibiotic beta laktam
Untuk mengetahui cara mengatasi resistensi antibiotic beta laktam
BAB II

PEMBAHASAN

Definisi Antibiotik
Antibiotic atau antibiotika merupakan segolongan senyawa alami atau sintesis yang
memiliki kemampuan untuk menekan atau menghentikan proses biokimiawi di dalam suatu
organisme, khususnya proses infeksi bakteri. Definisi lain tentang antibiotic adalah substansi
yang mampu menghambat pertumbuhan serta reproduksi bakteri dan fungi. Penggunaan
antibiotic dikhususkan untuk mengobati penyakit infeksi atau sebagai alat seleksi terhadap
bakteri yang sudah berubah bentuk dan sifat dalam ilmu genetika (Utami P, 2012)..

Sejarah Antibiotik
Istilah antibiotic pertama kali muncul dalam literature mikrobiologi pada awal tahun
1928. Menurut Selman Waksman, antibiotic adalah substansi kimia yang diperoleh dari
mikroorganisme di dalam larutan encer dan mempunyai kemampuan menghambat
pertumbuhan dan membinasakan mikroorganisme lain. Tahun 1929 Fleming berhasil
menemukan , Penicillin substansi bakteriostatik yang dihasilkan oleh jamur Penicillium
notatum. Sejak itu, penicillin dijadikan sebagai antibiotic meski kemudian ditinggakan
karena kemampuan bioavailabilitas yang hilang saat diuapkan hingga kering. Tahun 1939,
Florey dan kawan-kawan mencoba meneliti kembali kemungkinan penicillin untuk terapi.
Tahun empat puluhan mulai banyak peneliti yang menemukan antibiotic untuk mengatasi
infeksi bakteri hingga sekarang. Penemuan Streptomisin sebagai anti tuberculosis
merangsang penelitian lain untuk mencari mikroorganisme penghasil antibiotic pada genus
Streptomices. Tahun enam puluhan telah dilakukan penelitian antibiotic untuk mencari sifat
anti-jamur, antibakteri (pada tanaman), antibakteri (pada air yang terkontaminasi oleh air
kencing dan kotoran, serta air di tempat yang tidak bersih), dan antitumor. Pada decade ini
mulai muncul masalah resistensi atau kekebalan bakteri terhadap antibiotic. Akhir tahun
lima puluhan telah ditemukan cara pembuatan penicillin semisintesis (Utami P, 2012).

Penggolongan Antibiotik
Penggolongan Antibiotik berdasarkan mekanisme kerjanya :
Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan
Cephalosporin
Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone,
Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan
Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline
Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin;
Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamide.

Penggolongan Antibiotik berdasarkan struktur kimia :


Aminoglikosida
Diantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin,
paromomisin, sisomisin, streptomisin, tobramisin.
Beta-Laktam
Diantaranya golongan karbapenem (ertapenem, imipenem, meropenem), golongan
sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan
beta-laktam monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).
Glikopeptida
Diantaranya vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan dekaplanin.
Polipeptida
Diantaranya golongan makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin,
roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin), golongan tetrasiklin (doksisiklin,
oksitetrasiklin, klortetrasiklin).
Polimiksin
Diantaranya polimiksin dan kolistin.
Kinolon (fluorokinolon)
Diantaranya asam nalidiksat, siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin, levofloksasin,
dan trovafloksasin.
Streptogramin
Diantaranya pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan kinupristin-dalfopristin.
Oksazolidinon
Diantaranya linezolid dan AZD2563.
Sulfonamida
Diantaranya kotrimoksazol dan trimetoprim.
Antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan asam fusidat.

Penggolongan Antibiotik berdasarkan daya kerjanya :


Bakterisid :
Antibiotika yang bakterisid secara aktif membasmi kuman. Termasuk dalam
golongan ini adalah penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar),
kotrimoksazol , polipeptida, rifampisin, isoniazid dll.

Bakteriostatik :
Antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau menghambat
pertumbuhan kuman, tidak membunuhnya, sehingga pembasmian kuman sangat
tergantung pada daya tahan tubuh. Termasuk dalam golongan ini adalah
sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin,
makrolida, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dll.

Manfaat dari pembagian ini dalam pemilihan antibiotika mungkin hanya terbatas,
yakni pada kasus pembawa kuman (carrier), pada pasien-pasien dengan kondisi yang
sangat lemah (debilitated) atau pada kasus-kasus dengan depresi imunologik tidak boleh
memakai antibiotika bakteriostatik, tetapi harus bakterisid.

Penggolongan antibiotik berdasarkan spektrum kerjanya :


Spektrum luas (aktivitas luas) :
Antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap banyak jenis mikroba yaitu bakteri
gram positif dan gram negative. Contoh antibiotik dalam kelompok ini adalah
sulfonamid, ampisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin.
Spektrum sempit (aktivitas sempit) :
Antibiotik yang bersifat aktif bekerja hanya terhadap beberapa jenis mikroba saja,
bakteri gram positif atau gram negative saja. Contohnya eritromisin, klindamisin,
kanamisin, hanya bekerja terhadap mikroba gram-positif. Sedang streptomisin,
gentamisin, hanya bekerja terhadap kuman gram-negatif.
Antibiotik Beta Laktam
Antibiotik beta laktam merupakan golongan antibiotika yang pertama kali ditemukan.
Meskipun sampai sekarang banyak golongan antibiotika dengan berbagai variasi sifat dan
efaktivitasnya terhadap bakteri, namun demikian antibiotika ini masih sering dipergunakan
sebagai obat pertama dalam mengatasi suatu infeksi. Golongan antibiotika ini secara umum
tidak tahan terhadap pemanasan, mudah rusak suasana asam dan basa serta dapat
diinaktifkan oleh enzim beta laktamase. Golongan antibiotika yang memiliki kesamaan
komponen struktur berupa adanya cincin beta-laktam dan umumnya digunakan untuk
mengatasi infeksi bakteri (Mutschler, 1991)

Mekanisme Kerja Antibiotik Beta Laktam


Seperti yg ada di gambar di atas, di dinding bakteri ada yg namanya peptidoglikan.
Pembentukan struktur peptidoglikan itu dibantu oleh enzim transpeptidase yg berfungsi
untuk nyambung antara 1 unit peptidoglikan dengan yg lainnya. Dengan adanya
peptidoglikan tersebut, dinding sel lebih kokoh dan bakteri bisa hidup di kondisi yg tekanan
osmosisnya tidak sesuai dengan kondisi di dalam sel.

Selain transpeptidase, ada juga yg namanya Penicillin Binding Proteins (PBPs) yang
juga terlibat dalam sintesis peptidoglikan. Nah mereka berdualah yang menjadi target dari
obat2 antibakteri yang menghambat sintesis dinding sel.

Antibiotik beta-laktamase bekerja membunuh bakteri dengan cara menginhibisi sintesis


dinding selnya. Pada proses pembentukan dinding sel, terjadi reaksi transpeptidasi yang
dikatalis oleh enzim transpeptidase dan menghasilkan ikatan silang antara dua rantai
peptida-glukan. Enzim transpeptidase yang terletak pada membran sitoplasma bakteri
tersebut juga dapat mengikat antibiotik beta-laktam yang strukturnya menyerupai terminal
D-alanyl-D-alanine (D-Ala-D-Ala) pada transpeptidase peptidoglikan sehingga
menyebabkan enzim ini tidak mampu mengkatalisis reaksi transpeptidasi walaupun dinding
sel tetap terus dibentuk. Dinding sel yang terbentuk tidak memiliki ikatan silang dan
peptidoglikan yang terbentuk tidak sempurna sehingga lebih lemah dan mudah terdegradasi.
Hal yang sama juga berlaku pada PBPs dimana residu serine juga akan terikat dengan
antibiotik dan mekanisme ini bersifat irreversible (Rollins and Joseph, 2000).
Pada kondisi normal, perbedaan tekanan osmotik di dalam sel bakteri gram negatif dan
di lingkungan akan membuat terjadinya lisis sel. Selain itu, kompleks protein transpeptidase
dan antibiotik beta-laktam akan menstimulasi senyawa autolisin yang dapat mendigesti
dinding sel bakteri tersebut. Dengan demikian, bakteri yang kehilangan dinding sel maupun
mengalami lisis akan mati.

Penggolongan Antibiotik Beta Laktam

Penisilin
Penisilin merupakan asam organik, terdiri dari satu inti siklik dengan satu rantai samping.
Inti siklik terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin beta laktam. Rantai samping merupakan
gugus amino bebas yang dapat mengikat berbagai jenis radikal . dengan mengikat
berbagai radikal pada gugus amino bebas tersebut akan diperoleh berbagai jenis penisilin,
misalnya penisilin G, radikalnya adalah gugus benzil. Penisilin G untuk suntikan
biasanya tersedia dalam garam N atau K. Bila atom H pada gugus karboksil diganti
dengan prokain, diperoleh penisilin G prokain yang sukar larut dalam air, sehingga
dengan suntikan IM akan didapat absorbsi yang lambat, masa kerja lambat.
Berdasarkan spektrum aktivitas antimikrobialnya, penisilin terbagi menjadi 4
kelompok, yaitu penisilin dini (terdahulu), penisilin spektruk luas, penisilin anti-
stafilokokal, dan penisilin anti-pseudomonal (spektrum diperluas).
Penisilin dini secara aktif mampu melawan bakteri yang sensitif, seperti golongan
Streptococcus beta-hemolitik, Streptococcus alfa-hemolitik dikombinasikan dengan
aminoglikosida), pneumococcus, meningococcus, dan kelompok Clostridium selain C.
difficile. Contoh dari penisilin terdahulu adalah penisilin G dan penisilin V.
Penisilin spektrum luas memiliki kemampuan untuk melawan bakteri enterik dan
lebih mudah diabsorpsi oleh bakteri gram negatif namun masih rentan terhadap degradasi
beta-laktamase, contohnya ampisilin, amoksisilin, mesilinam, bacampicillin, dll.
Penisilin anti-stafilokokal dikembangkan pada tahun 1950-an untuk mengatasi S.
aureus yang memproduksi beta-laktamase dan memiliki keunggulan tahan terhadap
aktivitas beta-laktamase. Contoh dari golongan ini adalah methicillin dan cloxacillin.
Penisilin anti-pseudomonal dibuat untuk mengatasi infeksi bakteri gram negatif
basil, termasuk Pseudomonas aeruginosa, contoh dari penisilin golongan ini adalah
carbenicillin, ticarcillin, Azlocillin, dan piperacillin.
Aktivitas kerrja
Penisilin Menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis
dinding mikroba. Terhadap mikroba yabg sensitif, penislin akan menghasilkan efek
bakterisid.

Sefalosporin
Mekanisme kerja antimikroba sefalosporin ialah dengan menghambat sintesis dinding sel
mikroba dimana yang dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap akhir dalam rangkaian
reaksi pembentukan dinding sel. Sefalosporin terhadap kuman gram-positif maupun
gram-negatif, tetapi spektrum antimikroba masing-masing derivat bervariasi (Departemen
Farmakologi dan Terapi FK UI, 2007).

Sefalosporin dibagi menjadi 4 generasi berdasarkan aktivitas antimikrobanya yang secara


tidak langsung juga sesuai dengan urutan masa pembuatannya.

Sefalosporin generasi pertama


Secara in vitro memperlihatkan spektrum antimikroba yang terutama efektif terhadap
kuman gram positif. Golongan ini efektif terhadap sebagian besar Staphylacoccus
aureus dan Streptococcus termasuk Str. pyrogenes, Str. viridans, dan Str. pneumonia.
Bakteri gram positif yang juga sensitif ialah Clostridium perfringens, Listeria
monocytogenes dan Corynebacterium diphteriae. Aktivitas antimikroba hanya
sefalotin sedikit lebih aktif terhadap S. aureus. Mikroba yang resisten ialah strain S.
aureus resisten metisilin, S. epidermidis dan Str. faecalis (Departemen Farmakologi
dan Terapi FK UI, 2007).

Sefalosporin generasi kedua


Golongan ini kurang aktif terhadap bakteri gram positif dibandingkan dengan generasi
pertama, tetapi lebih aktif terhadap gram negatif. Misalnya: H. Influenzae, Pr.
mirabilis, E. coli dan Klebsiella. Golongan ini tidak efektif terhadap Ps. Aeruginosa
dan enterokokus. Untuk infeksi saluran empedu golongan ini tidak dianjurkan karena
dikhawatirkan enterokokus termasuk salah satu penyebab infeksi. Sefoksitin aktif
terhadap kuman anaerob (Departemen Farmakologi dan Terapi FK UI, 2007).
Sefalosporin generasi ketiga
Golongan ini umunya kurang efektif dibandingkan dengan generasi pertama terhadap
kokus gram positif, tetapi jauh lebih aktif terhadap Enterobacteriaceae, termasuk
strain penghasil penisilinase. Di antara sediaan golongan ini ada yang aktif terhadap P.
aeruginosa (Departemen Farmakologi dan Terapi FK UI, 2007).
Sefalosporin generasi keempat
Antibiotika golongan ini (misalnya sefepim, sefpirom) mempunyai spektrum aktivitas
lebih luas dari generasi ketiga dan lebih stabil terhadap hidrolisis oleh beta laktamase.
Antibiotika tersebut dapat berguna untuk mengatasi infeksi kuman yang resisten
terhadap generasi ketiga (Departemen Farmakologi dan Terapi FK UI, 2007).
Ada juga pembagian sefalosporin menjadi 3 kelompok berdasarkan sifat farmakokinetik
dan farmakodinamik yaitu:
Sefalosporin untuk pemakaian parenteral yang stabilitasnya terhadap β-laktamase tidak
dipertinggi
Senyawa dari kelompok pertama ini (identik dengan kelompok I) spektrum kerjanya
hampir sama dengan ampisilin akan tetapi senyawa inijuga masih efektif terhadap
stafilokokus yang membentuk penisilinase. Sebaliknya oleh mikroba gram negatif
pembentuk β-laktamase akan diinaktivasi (Mutschler, 1991).
Sefalosporin untuk pemakaian parenteral yang stabilitasnya terhadap β-laktamase
dipertinggi
Termasuk obat dari kelompok III-VII. Obat kelompok III terhadap E. coli, H.
Influenzae, Klebsiella, Neisseria dan Proteus mirabilis lebih berkhasiat daripada
sefalosporin kelompok Iakan tetapi sama seperti kelompok I senyawa ini juga
diinaktivasi oleh beberapa β-laktamase. Obat kelompok IV hampir terhadap semua
basil gram negatif lebih aktif daripada sefalosporin kelompok I. Yang resisten adalah
Ps. Aeruginosa dan banyak galur dari Citrobacter, Enterobacter, Proteus vulgaris, dan
Serratia. Obat kelompok V bila dibandingkan dengan senyawa kelompok IV
mempunyai spektrum lebih luas. Obat kelompok VI mempunyai spektrum kerja yang
sangat luas dan aktivitas antibakteri yang lebih kuat terhadap mikroba gram negatif
dibandingkan dengan sefalosporin lain (Mutschler, 1991).
Sefalosporin oral
Spektum kerjanya sangat mirip dengan sefalosporin kelompok I selain itu juga
menghambat H. influenzae. Walaupun demikian kerja antibakterinya lebih kecil
daripada kerja senyawa yang digunakan secara parenteral. Karena itu pada infeksi
yang membahayakan jiwa sefalosporin oral tidak digunakan (Mutschler, 1991).
Carbapenem
Hanya terdapat satu agen antibiotik dari golongan carbapenem yang digunakan untuk
perawatan klinis, yaitu imipenem yang memiliki kemampuan antibakterial yang sangat
baik untuk melawan bakteri gram negatif-basil (termasuk P. aeruginosa, Staphylococcus,
dan bacteroides). Penggunaan imipenem harus dikombinasikan dengan inhibitor enzim
tertentu untuk melindunginya dari degragasi enzim dari liver di dalam tubuh. Mekanisme
kerjanya yaitu menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan oleh dinding sel
bakteri. Yang menyebabkan dinding sel lisis pada tekanan osmotic (Tjay & Kirana,
2007).

Monobactam
Golongan ini memiliki struktur cincin beta-laktam yang tidak terikat ke cincin kedua
dalam molekulnya. Salah satu antibiotik golongan ini yang umum digunakan adalah
aztreonam yang aktif melawan berbagai bakteri gram negatif, termasuk P. Aerugino.
Mekanisme kerja monobactam ialah dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba
dimana yang dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap akhir dalam rangkaian reaksi
pembentukan dinding sel (Tjay & Kirana, 2007).

 Penyakit Yang Diobati Antibiotic Beta Laktam


Infeksi Saluran Kemih
Definisi

Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan
adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih adalah
berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan
normal tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain (Agus Tessy,
Ardaya, Suwanto, 2001).

Etiologi

Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:

• Pseudemonas, Proteus,klebsiella: penyebab ISK complicated

• Escherichia coli:90% penyebab ISK uncomplicated

• Enterobacter, Staphyloccoccus epidemidis, enterococci,dll.

Penatalaksanaan

Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif.
Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis. Co-trimoxazole atau trimethoprim 6-12
mg trimethoprim/kg/hari dalam 2 dosis. Cephalosporin seperti cefixime atau cephalexin.
Co-amoxiclav digunakan pada ISK dengan bakteri yang resisten terhadap
cotrimoxazole.

Otitis Media
Definisi
Otitis media adalah infeksi yang terjadi pada telinga bagian tengah, yaitu ruang di
belakang gendang telinga yang memiliki tiga tulang kecil dengan fungsi untuk
menangkap getaran dan meneruskannya ke telinga bagian dalam.
Etiologi
Penyebab otitis media yang tersering adalah bakteri piogenik (menimbulkan nanah),
seperti Streptococcus hemoliticus, Staphylococcus aureus, Pneumococcus dan
Haemophilus influenzae.

Penatalaksanaan

Sesuai dengan bakteri penyebab tersering, antibiotik golongan Penisilin atau eritromisin
sesuai dosis dapat diberikan pada penderita OMA selama 10-14 hari

Sinusitis
Definisi
Sinusitis adalah peradangan (inflamasi) yang terjadi pada dinding sinus, yaitu rongga
kecil berisi udara yang terletak di belakang tulang pipi dan dahi. Rongga tersebut
berfungsi sebagai tempat untuk memproses udara yang masuk melalui hidung sebelum
diproses lebih lanjut dan didistribusikan oleh paru-paru ke seluruh tubuh, secara
keseluruhan ada empat pasang rongga sinus yang dimiliki manusia.
Etiologi
Bakteri penyebab umum sinusitis adalah Streptococcus radang paru-paru (dalam kasus
20-43%), Haemophilus influenza (dalam 22-35% kasus). Lain termasuk Streptococcus
spesies (3-9%), Moraxella catarrhalis (2-10%),Staphylococcus aureus (4%), anaerob
(5%) dan Haemophilus spesies (8%).

Penatalaksanaan
Sesuai data medis, amoksisilin (nama dagang Amoxil) adalah yang paling populer
diresepkan antibiotik kisaran sempit untuk sinusitis. Namun, jika pasien alergi terhadap
kelas obat penisilin, dokter akan menganjurkan alternatif lain, seperti doxycycline atau
macrolide.
Kisaran antibiotik-luas dianjurkan hanya jika gejala-gejala dari sinusitis bertahan
bahkan setelah mengambil penanganan lengkap dari kisaran antibiotik sempit. Yang
paling populer diberikan kisaran antibiotik luas untuk infeksi sinus adalah sefalosporin
(nama dagang Mefoxin). Obat lain yang efektif milik kelas yang sama adalah
fluorokuinolon (sejenis kuinolon). Sebuah pendekatan yang mudah untuk
mengkonfirmasi sinusitis bakteri adalah bahwa gejala akan meningkatkan secara
bertahap dalam waktu 2 – 3 hari dari memulai pengobatan antibakteri. Pengobatan lini
pertama dapat diberikan Amoxicillin. Alternatifnya berupa amoxicillin clavulanate,
cephalosporin oral.
Pneumonia
Definisi

Pneumonia adalah infeksi atau peradangan pada salah satu atau kedua paru-paru, lebih
tepatnya peradangan itu terjadi pada kantung udara (alveolus, jamak: alveoli). Kantung
udara akan terisi cairan atau nanah, sehingga menyebabkan sesak nafas, batuk berdahak,
demam, menggigil, dan kesulitan bernapas. Infeksi tersebut disebabkan oleh berbagai
organisme, termasuk bakteri, virus dan jamur.

Etiologi

Bakteri, seperti Streptococcus pneumoniae dapat terjadi dengan sendirinya (secara


langsung) atau setelah mengalami flu atau batuk pilek sebagai komplikasinya. Bakteri
lain, seperti Mycoplasma pneumoniae, biasanya menimbulkan gejala pneumonia yang
lebih ringan dibanding jenis lainnya.

Penatalaksanaan

Beri ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam), yang harus


dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama. Bila memberi respons yang baik maka
diberikan selama 5 hari. Selanjutnya terapi dilanjutkan di rumah atau di rumah sakit
dengan amoksisilin oral (15 mg/ kgBB/kali tiga kali sehari) untuk 5 hari berikutnya.

Faringitis
Definisi
Faringitis adalah sebuah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan atau inflamasi
dibagian faring (bagian ini terletak dibagia belakang dari tenggorokan), yang biasanya
ketika bagian ini mengalami inflamasi efek yang akan dirasakan pada si penderita
adalah perasaan nyeri sewaktu menelan.
 Etiologi
Beberapa bakteri jenis streptococcus A, gonore, klamidia, dan corynebacterium adalah
bakteri yang akan dapat menyebabkan timbulnya penyakit faringitis atau nyeri
tenggorokan.
 Penatalaksanaan
Pengobatan penyakit ini bisa dengan Penisilin G. Obat akan bekerja dalam waktu 4-36
jam. Bila sudah dipastikan penyebabnya adalah streptokokus ß hemolitikus grup A
maka pengobatan bisa diberikan paling sedikit selama 10-14 hari. Pengobatan lini
pertama dapat diberikan penicillin V, Benzathine penicillin G, Amoxicillin.
Alternatifnya cephalosporin oral.

 Mekanisme Resistensi Antibiotik


Ternyata bakteri mampu mengembangkan teknik melindungi diri dengan cara bertahan
terhadap gempuran antibiotika. Hal ini tentu saja membahayakan nyawa pasien, karena
bakteri menjadi kebal sehingga peluang kesembuhan pasien menjadi semakin menipis. oleh
karena itu berbagai mekanisme yang ada hendaknya harus dipelajari dengan cermat untuk
dapat ditangkal (Blair,dkk, 2015).

Bakteri patogen memperoleh sifat resistensi terhadap antibiotik berasal dari dua hal, yakni
dengan cara transmisi vertikal dan transmisi horisontal.

 Transmisi vertical
Pada transmisi vertikal, bakteri memperoleh kekebalan melalui akumulasi perubahan
genetis selama proses alami duplikasi genom. Transmisi vertikal merupakan proses
mendasar, dimana sel dapat mengakumulasikan kesalahan-kesalahan pada genomnya
selama proses replikasi. Proses akumulasi kesalahan tersebut terjadi dalam jumlah yang
sedikit. Satu dari seribu bakteri yang berkembang akan mengalami kesalahan genom,
hal ini dinamakan mutasi. Mutasi dapat menyebabkan resistensi terhadap antibiotik.
 Transmisi horizontal
Pada transmisi horisontal terjadi transfer gen dari bakteri yang mengalami mutasi
menjadi reisten (pada transmisi vertikal). Penelitian terakhir menunjukkan bahwa
transmisi horisontal ini bertanggungjawab terhadap berkembangnya resistensi bakteri
terhadap antibiotika. Proses transmisi horisontal diawali dengan perpindahan gen
penyebab resistensi dari satu bakteri ke bakteri lainnya dengan perantara plasmid.
Plasmid merupakan elemen genetik yang dapat berpindah antar sel. Fragmen DNA ini
berpindah menuju sel lain melalui 3 mekanisme, yakni transformasi, transduksi, dan
konjugasi
Beberapa mekanisme yang menyebabkan resistensi antibiotika adalah sebagai berikut
(Blair,dkk, 2015):

Memblok antibiotik dengan cara mengubah dinding sel sehingga tidak dapat ditembus
Kelompok bakteri ini secara alami resisten terhadap antibiotik tertentu karena kurangnya target
bagi antibiotik untuk berikatan, dan juga karena membran selnya tidak dapat ditembus.
Perubahan area target yang menurunkan daya ikat antibiotik
Pada mekanisme ini, bakteri memperoleh mutasi gen yang mengubah target antibiotik sehingga
menurunkan efektivitasnya. Masing-masing antibiotika dirancang untuk menyasar proses penting
dalam tubuh bakteri. Sebagai contohnya, antibiotika fluorokuinolon bekerja dengan cara
mengganggu fungsi protein yang terlibat dalam proses replikasi DNA bakteri. Mutasi yang
menyebabkan resistensi terhadap fluorokuinolon seringkali mengubah konformasi protein ini,
sehingga mengurangi pengikatan antibiotik ke sasarannya.
Menghasilkan enzim pengurai antibiotik sehingga antibiotik menjadi tidak aktif
Bakteri ini mengkode gen yang menghasilkan enzim yang mengurai molekul antibiotik sebelum
antibiotik ini membunuh bakteri. Contohnya adalah enzim beta laktamase, enzim ini akan
menguraikan struktur beta laktam pada antibiotik, sehingga antibiotik menjadi tidak aktif lagi
dan tidak dapat membunuh bakteri.
Menurunkan akumulasi antibiotik intraseluler dengan cara menurunkan permeabilitas dan atau
meningkatkan efluks aktif antibiotik
Mekanisme efluks terjadi ketika gen resisten mengkode protein yang secara aktif mendorong
antibiotik keluar dari sel bakteri, sehingga kadar antibiotik di dalam sel menjadi rendah dan tidak
mampu untuk membunuh bakteri.

 Mekanisme Resistensi Antibiotik Beta Laktam

Bakteri dapat menjadi resisten terhadap pemberian antibiotik. Dalam hal antibiotik yang
menghambat dinding sel, resistensi bakteri terhadap obat golongan penisilin dan
sefalosporin dapat terjadi karena beberapa hal (Dantas dan Sommer, 2014) :

Hidrolisis cincin β-lactam oleh β-lactamases (ada penicillinases dan cephalosporinases).


Seperti yang udah dibahas sebelumnya kalo cincin β-lactam memiliki peranan
penting dalam penghambatan sintesis dinding sel. Cincin ini dapat dihidrolisis oleh β-
lactamase sehingga menjadi tidak aktif. Beberapa bakteri memiliki gen kromosom
untuk β-lactamase, lainnya memperolehnya lewat plasmid atau transposon.

Nah karena adanya enzim β-lactamase yang mengganggu tersebut, makanya ada
namanya β-lactamases inhibitor untuk menghambat aksi dari β-lactamase yang ngerusak
antibiotik β-lactam. Contohnya adalah clavulanic acid, sulbactam, and tazobactam.

Trus β-lactamases itu ada yg dikombinasiin ama antibiotik β-lactamase misalnya:


ampicillin-sulbactam (Unasyn), amoxicillin-clavulanic acid (Augmentin), piperacillin-
tazobactam (Zosyn), ticarcillin-clavunalic acid (Timentin). Namun hanya kombinasi
amoxicillin-clavulanic acid yg dipake per oral, lainnya parenteral.
Perubahan pada Penicillin Binding Proteins
Kalo yg satu ini biasanya pada bakteri gram positif dimana PBPsnya diubah punya
afinitas kecil pada antibiotik β-lactam. Misalnya pada Streptococcus
pneumoniae,Enterococcus faecium, danmethicillin-resistant S. aureus (MRSA).

Mutasi pada porin


Pada bakteri gram negatif, peptidoglikan yang tipis dilapisi lagi oleh lapisan
Lipopolisakarida. Dan ada juga yg namanya porin seperti semacam terowongan sempit.
Pada bakteri yang tidak resisten, antibiotik β-lactam dapat melewati porin dan
berinteraksi dengan PBPs yg ada di daerah periplasma. Namun pada bakteri resisten, β-
lactam tidak “diijinkan” melewati membran plasma oleh porin.

 Cara Mengatasi Resistensi Antibiotik Beta Laktam

Asam klavulanat, inhibitor beta laktamase

Untuk mengatasi degradasi cincing beta-laktam, beberapa antibiotik beta-laktam dikombinasikan


dengan senyawa inhibitor enzim beta-laktamase seperti asam clavulanat, tazobactam, atau
sulbactam. Salah satu antibiotik beta-laktam yang resisten beta laktamase adalah augmentin,
kombinasi amoxycillin dan asam klavulanat. Augmentin terbukti telah berhasil mengatasi infeksi
bakteri pada saluran kemih dan kulit. Asam klavulanat yng diproduksi dari hasil fermentasi
Streptomyces clavuligerus memiliki kemampuan untuk menghambat sisi aktif enzim beta-
laktamase sehingga menyebabkan enzim tersebut menjadi inaktif. Beberapa jenis antibiotik beta-
laktam (contohnya nafcillin) juga memiliki sifat resisten terhadap beta-laktamase karena
memiliki rantai samping dengan letak tertentu (Cole, 1997).

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas adalah :

Antibiotic atau antibiotika merupakan segolongan senyawa alami atau sintesis yang
memiliki kemampuan untuk menekan atau menghentikan proses biokimiawi di dalam
suatu organisme, khususnya proses infeksi bakteri.
Istilah antibiotic pertama kali muncul dalam literature mikrobiologi pada awal tahun
1928. Tahun 1929 Fleming berhasil menemukan Penicillin. Tahun 1939, Florey dan
kawan-kawan mencoba meneliti kembali kemungkinan penicillin untuk terapi.
Selanjutnya para peneliti terus menerus melakukan penelitian sampai saat ini.
Penggolongan Antibiotik berdasarkan mekanisme kerjanya : Inhibitor sintesis dinding sel
bakteri, Inhibitor transkripsi dan replikasi, Inhibitor sintesis protein, Inhibitor fungsi
membran sel, Inhibitor fungsi sel lainnya. Penggolongan Antibiotik berdasarkan struktur
kimia :Aminoglikosida, Beta-Laktam, Glikopeptida, Polipeptida, Polimiksin, Kinolon
(fluorokinolon), Streptogramin, Oksazolidinon, Sulfonamida, Antibiotika lain yang
penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan asam fusidat. Penggolongan Antibiotik
berdasarkan daya kerjanya : Bakterisid, Bakteriostatik . Penggolongan antibiotik
berdasarkan spektrum kerjanya : Spektrum luas (aktivitas luas), Spektrum sempit
(aktivitas sempit).
Antibiotik beta laktam merupakan golongan antibiotika yang pertama kali ditemukan.
Meskipun sampai sekarang banyak golongan antibiotika dengan berbagai variasi sifat dan
efaktivitasnya terhadap bakteri
Antibiotik beta-laktamase bekerja membunuh bakteri dengan cara menginhibisi sintesis
dinding selnya.
Penggolongan antibiotic beta laktam adalah penisilin, sefalosporin, carbapenem,
monobactam.
Penyakit yang dapat diobati oleh antibiotic beta laktam adalah infeksi saluran kemih,
faringitis, pneumonia, sinusitis, otitis media, dan lain-lain.
Bakteri patogen memperoleh sifat resistensi terhadap antibiotik berasal dari dua hal, yakni dengan
cara transmisi vertikal dan transmisi horisontal.lResistensi bakteri terhadap obat golongan penisilin
dan sefalosporin dapat terjadi karena beberapa hal: Hidrolisis cincin β-lactam oleh β-lactamases (ada
penicillinases dan cephalosporinases), Perubahan pada Penicillin Binding Proteins, Mutasi pada
porin.
Untuk mengatasi degradasi cincing beta-laktam, beberapa antibiotik beta-laktam
dikombinasikan dengan senyawa inhibitor enzim beta-laktamase seperti asam clavulanat,
tazobactam, atau sulbactam.

Saran
Dengan selesainya makalah ini diharapkan pembaca dapat mengambil manfaat dan
pengetahuan dari makalah ini sehingga pembaca dapat mengetahui segala hal tentang
antibiotic khususnya golongan beta laktam.

DAFTAR PUSTAKA
Blair, J.M.A., Webber, M.A., Baylay, A.J., Ogbolu, D.O., dan Piddock, L.J.V., 2015.
Molecular mechanisms of antibiotic resistance. Nature Reviews
Microbiology, 13: 42–51.

M. COLE (May 1997). Clavulanic Acid: a Beta-Lactamase-Inhibiting Beta-Lactam

from Streptomyces clavuligerus. ANTIMICROBIAL AGENT8 AIM

CHEMOTHERAPY7 11 (5): 852–857

Dantas, G. dan Sommer, M.O., 2014. How to fight back against antibiotic resistance.
American Scientist, 102: 42–51.

Departemen Farmakologi dan Terapi FK UI. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta

: Gaya Baru.

Medicastore. 2006. Sefalosporin. Available at:http://www.medicastore.com/ apotik_


online/antibiotika/sefalosporin.htm [diakses tanggal 10 september 2017]

Mutschler, Ernst. 1991. Dinamika Obat. Bandung : penerbit ITB

Rollins, D.M. and S.W. Joseph. 2000. Mechanism of Action of Beta-Lactam

Antibiotics.Availableat:http://www.life.umd.edu/classroom/bsci424/Chemoterapy/
BetaLactam Antibiotics.htm [diakses tanggal 10 september 2017]

Tjay & Kirana. 2007. Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek
Sampingnya. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Utami, Prapti. 2012. Antibiotic Alami Untuk Mengatasi Aneka Penyakit. Jakarta:

Agromedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai